• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Landasan teori

4.1.6 Inspeksi

Inspeksi merupakan kegiatan utama yang sangat penting bagi suatu industri. Kegiatan inspeksi dilakukan secara rutin dengan sekala waktu tertentu. Inspeksi dilakukan terhadap seluruh aset produksi. Mulai dari Gedung hingga peralatan. Seluruh aset pendukung kegiatan produksi dan jika ditemui adanya kerusakan harus segera dilakuakn inspeksi. Pelaporan adalah hasi akhir dari melakukan inspeksi. Dengan melakuakan inspeksi dapat dilakuakan penentuan prioritas utama dari suatu equipment yang perlu dilakaukan repair, pergantian komponen, hingga pembelian mesin atau peralatan baru.

Inspeksi dalam pengertian lain adalah suatu cara atau metode yang dilakukan dengan pemeriksaan kondisi teknis dari peralatan kerja, agar alat kerja tersebut dapat dioperasikan secara efisien dan dalam kondisi operasi yang aman.

4.1.6.1 Aspek-aspek Dalam Inspeksi

Dalam melakukan inspeksi peralatan mekanik mempunyai batasan tertentu, agar dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan permasalahan pada proses pengambilan data sebagai acuan dalam pengoperasiam dam pemeliharaan. Dengan demikian terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam proses inspeksi yaitu:

✓ Alat yang akan diinspeksi.

✓ Mengapa alat tersebut perlu dilakukan inspeksi.

43

✓ Oleh siapa inspeksi itu dilakukan.

✓ Bagaimana hasil inspeksi diperlukan.

✓ Fasilitas apa yang diperlukan dalam menunjang inspeksi itu dilakukan.

✓ Standar yang dipergunakan.

✓ Data teknis apa saja yang harus dipenuhi.

Dalam melakukan pengerjaan inspeksi harus memiliki batasan- batasan tertentu agar tidak menimbulkan perbedaan pendapat antara berbagai pihak dan didapat suatu hasil yang optimal.

4.1.6.2 Tujuan Inspeksi

Inspeksi sendiri dilakukan dengan beberapa tujuan tertentu seperti :

❖ Memperoleh alat kerja dengan spesifikasi yang sesuai Peralatan kerja yang akan dipesan oleh suatu perusahaan tentu saja memiliki kesepakatan dengan vendor yang menyediakan alat tersebut, salah satunya adalah mengenai spesifikasi alat yang dipesan. Meskipun alat tersebut memiliki sertifikat, seorang inspector perlu melakukan pengecekan terhadap alat tersebut apakah telah sesuai dengan apa yang dipesan dan diperlukan.

Pengecekan alat ini perlu dilakukan dengan disaksikan dengan vendor atau kontraktor maupun pihak manufaktur. Sehingga apabila alat tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada maka pihak pemakai atau perusahaan dapat claim pada pihak ketiga yaitu vendor/kontraktor/pihak manufaktur.

44

❖ Memperoleh efisiensi kerja yang maksimal

Dalam memperoleh efisiensi kerja yang maksimal, inspeksi perlu dilakukan. Inspeksi dilakukan dengan memeriksa kondisi teknis dari peralatan mekanik setiap beberapa periode tertentu.

❖ Dapat melakukan pekerjaan dengan aman

Dengan melakukan inspeksi secara periodik, seorang operator dapat menentukan kondisi yang efisien dan tepat untuk mengoperasikan peralatan tersebut dengan semaksimal mungkin dengan sesuai standar pada daerah operasional yang aman.

Dalam melakukan inspeksi terdapat 2 macam yaitu a. On stream inspection ( Inspeksi yang dilakukan pada

saat peralatan beroperasi)

b. Shut down inspection (Inspeksi yang dialakukan pada saat dilakukan over haul)

4.1.7 Stroge Tank

Storage tank atau yang dikenal sebagai tangki penyimpanan merupakan unit atau peralatan yang terdapat dalam bidang rekayasa proses baik itu di industri dengan skala kecil maupun dalam industri dengan skala besar. Storage tank umumnya ditemui di industri kimia seperti oil and gas, petrokimia, polimer dan sebagainya.

Storage tank memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan, namun tidak hanya itu peratalan ini memiliki fungsi lain sebagai menjaga kelancaran ketersediaan bahan baku dan produk serta menjaga menjaga produk tersebut dari kontaminan, dimana kontaminan ini

45 dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan baku.

4.1.7.1 Jenis-jenis Storage tank

Storage tank memiliki beberapa jenis bentuk dan tipe, masing- masing dari tipe ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bedasarkan pada letak/posisi storage tank dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:

1. Aboveground Tank

Merupakan jenis storage tank yang memiliki letak di atas permukaan tanah. Tangki jenis ini dapat berada dalam bentuk horizontal (melebar) atau vertical (tegak).

2. Underground Tank

Merupakan jenis storage tank yang memiliki letak di bawah permukaan tanah.

3. Semi buried Tank

Merupakan jenis storage tank yang memiliki posisi/letak setengah bagian tangki berada di bawah permukaan tanah dan setengah bagian tangki berada di atas permukaan tanah Bedasarkan tekanannya, storage tank umumnya dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

1. Atmospheric Tank

Merupakan jenis storage tank yang memiliki tekanan yang rendah, dimana tekanannya sama dengan tekanan udara luar yaitu 1 atm.

46 2. Pressure Tank

Merupakan jenis storage tank yang mampu menyimpan bahan baku atau produk dengan tekanan yang cukup tinggi atau diatas 1 atm.

4.1.7.2 Perlengkapan Storage tank 1. Handrail

Pagar yang berada disekeliling atap tangki dan menuju pusat tangki.

2. Staircase

Alat untuk naik ke atas tangki dengan tujuan kebutuhan operasi.

3. Shell Manhole dan Roof Manhole

Lubang yang digunakan sebagai jalur keluar masuknya orang dari dalam shell dan roof dari suatu tangki. Manhole merupakan perlengkapan dari tangki yang digunakan untuk tujuan pemeliharaan dan perbaikan dari tangki tersebut.

4. Inlet dan Outlet Valve

Alat yang digunakan untuk memasukan fluida kedalam tangki maupun untuk mengeluarkan fluida keluar dari tangki.

5. Breather Valve

Merupakan perlengkapan dari tangki yang digunakan untuk menjaga kondisi dari tekanan dalam tangki agar sesuai dengan ketentuan yang ada. Breather valve dikenal juga sebagai Free Vent atau Pressure Vaccum Valve (P.V Valve).

47 6. Water Sprinkler

Merupakan perlengkapan dari tangki yang digunakan sebagai pendinginan terhadap roof dan shell dari tangki dengan menggunakan air.

7. Level Indicator

Merupakan perlengkapan tangki yang berfungsi untuk mengetahui level/ketinggian fluida di dalam tangki.

8. Grounding Cable

Merupakan media penyalur muatan listrik statis ke dalam tanah.

Grounding cable harus memiliki tahanan pertahanan di bawah 7 ohm.

9. Automatic Tank Gauge (ATG)

Merupakan perlengkapan yang berfungsi untuk mengetahui stok BBM yang ada di dalam tangki.

10. Foam Chamber

Merupakan perlengkapan dari suatu tangki yang berfungsi sebagai pemadaman api apabila terjadi kebakaran.

4.1.8 API Acuan Storage Tank

Dalam melakukan pembuatan dan desain storage tank terdapat beberapa acuan, yaitu:

a. API 620

Standard untuk desain dan konstruksi tangki timbun terbuat dari baja, yang dilas serta digunakan diatas permukaan tanah dan untuk operasi bertekanan rendah. Konstruksi tangki ini

48 silindris dan bersumbu tunggal.

b. API 650

Standard yang digunakan untuk material, desain, fabrikasi pembangunan dan inspeksi serta pengujian tangki timbun yang berbentuk silindris vertical dengan atau tanpa tutup, dioperasikan diatas permukaan tanah untuk menimbun minyak bumi dan bahan bakar lainnya, pada tekanan kerja yang mendekati tekanan atmosfir (tekanan internal tidak melebihi berat pump), ataupun tekanan yang lebih tinggi asalkan memenuhi persyaratan khusus. Standard ini hanya berlaku bagi tangki dengan plat dasar tertopang seluruhnya secara merata dan bagi tangki yang tidak didinginkan serta bersuhu kerja hingga 900C (200 0F).

c. API 651

Standard utukk perbaikan perlindungan katodik bagi tangki timbun petroleum yang dibangun di atas permukaan tanah.

d. API 653

Standard untuk perbaikan, perubahan, dan rekonstruksi tangki timbun.

e. API 575

Standard untuk inspeksi tangki timbun yang bertekanan rendah.

4.1.9 Ultrasonic Thickness

Ultrasonic thickness merupakan suatu metode dari NDE/NDT (Non-Destructive Examination/Non-Destructive Test) yang

49 menggunakan gelombang ultrasonik dalam melakukan proses pengujian atau proses pengukurannya. Tujuan dari dilakukan NDE/NDT ini adalah untuk mendeteksi adanya cacat (flaw) atau retak (crack) pada suatu material secara dini, selain itu hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kegagalan pada suatu equipment yang dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar.

Proses pengujian atau pengukuran dengan menggunakan metode UT ini mengacu pada standar ASME section V artikel 5. Dalam melakukan pengujian dengan UT pada peralatan/instalasi di industri migas Indonesia, pengujiannya harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah (cq. Ditjen Migas). Alat yang digunakan untuk pengukuran thickness adalah Ultrasonic Thickness Meter (UTM).

4.2 Analisa Laju Korosi dan Perhitungan Remaining Life Storage Tank 4.2.1 Data Tangki

Tag No. : T-126

Pemilik : Pusdiklat MIGAS Cepu

Lokasi : KILANG PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Tipe Tangki : Vertikal, Welded Tank Tanggal Inspeksi : 13 Oktober 2022 Tinggi Tangki : 3,711 m

Tinggi Cairan : 3,479 m Service of liquid : Solar

SG : 0.81

Capacity : 98 KL

50 Outside Diameter : 5,990 m

Year Build/used : 1984

Course :

H 1st Course : 0,690 m H 2nd Course : 1,530 m H 3rd Course : 1,530 m Tipe Pengelesan Shell : Butt joint (Welded) Tebal Actual Course :

1st Course : 5,4 mm 2nd Course : 5,3 mm 3rd Course : 5,5 mm Material Shell : Unknown Material Tebal roof actual : 3,5 mm

Material roof : Unknown material Tipe Pengelasan Roof : Butt Joint (Welded) Tebal Plat Annular : - mm

Status Inspeksi : inservice 4.2.2 Data Lapangan

51

Size ∅ 60 𝑀 𝑥 3,5 𝑀

Cleaning Oktober 2014

Painting Oktober 2014

Tabel 4.1 Data Lapangan 4.2.3 Alat Ukur

Ultrasonic thickness meter merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk mengukur ketebalan dari suatu bahan uji dengan menggunakan gelombang ultrasonik yang sudah diolah, kemudian disajiakan dalam bentuk numerik.

Gambar 4.15 Ultrasonic Thickness Measurement Pada saat NDE/NDT dilakukan cairan kuplan diaplikasikan pada bedan yang akan diuji dengan tujuan menghilangkan udara yang dapat masuk ke celah antara probe dengan bahan uji.

A. Persiapan Alat

Terdapat beberapa persiapan sebelum pengambilan ketebalan ini dilakukan, yaitu:

1. Pasang kabel konektor.

2. Tekan tombol “ON/OFF”, sehingga muncul angka pada tampilan layer.

3. Lakukan kalibrasi sebelum alat tersebut digunakan.

52 B. Kalibrasi

1. Berikan cairan kuplan pada logam kalibrator.

2. Tempelkan probe pada logam kalibrator dengan ditahan pada tekanan yang konstan.

3. Angka yang ditunjukan pada UTM harus sesuai ketebalan dari logam kalibrator

C. Pengukuran

1. Bersih alat uji menggunakan lap kering

2. Aplikasikan cairan kuplan pada bahan yang akan diuji 3. Tempelkan probe pada bahan uji yang telah diberikan cairan

kuplan dengan tekanan yang konstan 4. Liat angka yang tertera pada display

5. Apabila angka sudah tidak berubah-ubah, maka catatlah ketebalan yang ditunjukan pada layer UTM.

4.2.4 Data Hasil Inspeksi

Untuk mengukur ketebalan actual dari suatu shell, tentukan daerah-daerah pada shell dimana terlihat korosi atau dimana daerah yang paling memungkinkan terjadi korosi atau kerusakan seperti pada daerah sambungan las. Titik-titik penggambilan thickness dapat ditentukan secara acak atau menggunakan grid system dengan membagi shell secara melintang menjadi beberapa wilayah pengukuran (course) yang memiliki ketinggian yang sama. Tebal actual tangki diukur dengan menggunakan Ultrasonic Thickness Meter (UTM).

53

Gambar 4.16 Data Inspeksi shell dan roof T-126

Diambil data pengukuran dengan ketebalan paling tipis atau yang memiliki potensi mengalami kebocoran atau kegagalan pada tangki pada setiap coursenya.

54 Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Inspeksi Tangki T-126

Data storage tank T-126 sebagai berikut:

H liquid : 11,415 ft Diameter : 19,652 ft H course 1st : 2,274 ft H course 2nd : 5,02 ft H course 3rd : 5,02 ft

Untuk course 1 dan 2 harga S yang digunakan adalah 23595 lbf/in2.

0,80Y = 2400 lbf/in2 0,429T = 23595 lbf/in2

Untuk course yang lain harga S yang digunakan 25960 lbf/in2 0,88Y = 26400 lbf/in2

0,472T = 25960 lbf/in2 4.2.5 Standard Yang Digunakan

Perhitungan ketebalan minimum dari setiap bagian tangki mengikuti persyaratan dari API 653, dimana perhitungan data Ultrasonic Thickness memiliki beberapa rumus atau formula

Shell Tank T-126

Part of Tank Ketebalan Aktual Ketebalan Sebelumnya (2016)

Course 1st 5,1 mm 5,4 mm

Course 2nd 5,1 mm 5,3 mm

Course 3rd 5,1 mm 5,5 mm

Roof Tank T-126

Part of Tank Ketebalan Aktual Ketebalan Sebelumnya (2016)

Roof 3,4 mm 3,5 mm

55 perhitungan yang digunakan yang akan dianalisa, yaitu:

1. Perhitungan thickness minimum (tmin).

Rumus yang digunakan dalam menghitung nilai thickness miniumim adalah

𝑡𝑚𝑖𝑛= 2,6(𝐻 − 1)𝐷𝐺 𝑆𝐸 Dimana :

tmin : tebal minimal yang diperbolehkan, dalam inchi. Untuk perhitungan diatas bagaimanapun tebal minimum tiap masing-masing course tidak boleh kurang dari 0,1 in (2,54 mm).

H : Tinggi dari tinggkat dasar yang ditinjau sampai dengan tinggi cairan dalam feet.

D : Diameter tangki dalam feet.

G : Berat jenis cairan yang akan disimpan

S : Maximum allowable stress dalam lbf/in2, digunakan yang terkecil dari 0,80Y atau 0,429T untuk course pertama dan kedua, dan digunakan yang terkecil 0,88Y atau 0,472T untuk semua course plate.

E : joint efficiency (0.7)

Y : Minimum Yield Strength dari plat. Jika tidak diketahui gunakan 30.000 lbf/in2

T : Minimum Tensile Strength dari plat. Jika tidak diketahui maka menggunakan 55000 lbf/in2.

2. Perhitungan ketebalan atap tangki

56 Perhitungan ketebalan atap dari tangki mengacu pada API 653 Section 4.2, dimana rata-rata plat yang terkorosi tidak boleh lebih kecil dari 0,09 dalam area 100 in2. Dimana plat yang mengalami lubang harus diganti atau direpair.

3. Perhitungan Corrosion Rate (CR)

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai laju korosi (corrosion rate) sebagai berikut :

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑡𝑖𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙− 𝑡𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙

𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 (𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠)

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = 𝑡𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙− 𝑡𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒

4.2.6 Analisa Data dan Pembahasan

4.2.6.1 Perhitungan Thickness Shell dan Roof Tank T-126 1. Evaluasi Ketebalan Shell Course 1st

Untuk tebal pengukuran course 1st = 5,1 mm H = 11,415 ft

𝑡𝑚𝑖𝑛 =2,6(𝐻−1)𝐷𝐺

𝑆𝐸

𝑡𝑚𝑖𝑛 =2,6(11,415−1) 19,652 . 0,81 23595 . 0,7

𝑡𝑚𝑖𝑛 =431,0467

16516,5

𝑡𝑚𝑖𝑛 = 0,0261 𝑖𝑛

𝑡𝑚𝑖𝑛 = 0,66 𝑚𝑚 < 5,1 mm (tactual) Hasil = (masih memenuhi)

2. Evaluasi Ketebalan Course 2nd

57 Untuk tebal minimum pengukuran course 2nd = 5,1 mm

H = 11,415 - 2,274

= 9,141 ft 𝑡𝑚𝑖𝑛 =2,6(𝐻−1)𝐷𝐺

𝑆𝐸

𝑡𝑚𝑖𝑛 =2,6(9,141−1) 19,652 . 0,81 23595 . 0,7 𝑡𝑚𝑖𝑛 =336,932

16516,5 𝑡𝑚𝑖𝑛 = 0,0204 𝑖𝑛

𝑡𝑚𝑖𝑛 = 0,52 𝑚𝑚 < 5,1 mm (tactual) Hasil = (masih memenuhi)

3. Evaluasi Ketebalan Course 3rd

Untuk tebal minimum pengukuran course 3rd = 5,1 mm H = 11,415 - 2,274 – 5,02

= 4,121 ft 𝑡𝑚𝑖𝑛 =2,6(𝐻−1)𝐷𝐺

𝑆𝐸

𝑡𝑚𝑖𝑛 =2,6(4,121−1) 19,652 . 0,81 25960 . 0,7 𝑡𝑚𝑖𝑛 =129,169

18172 𝑡𝑚𝑖𝑛 = 0,007 𝑖𝑛

𝑡𝑚𝑖𝑛 = 0,18 𝑚𝑚 < 5,1 mm (tactual) Hasil = (masih memenuhi)

4. Evaluasi Ketebalan Roof Tank T-126

58 Sesuai dengan hasil pengukuran ketebalan roof tangki, dimana diperoleh ketebalan minimal sebesar 3,4 mm. Sesuai dengan API 653 Section 4 (2.1.2) ketebalan minimal atap tangki tidak boleh kurnag dari 0,09 inchi pada area 100 in2. Dimana area plat yang telah berlubang harus dilakukan perbaikan dengan mengacu pada API 653.

Hasil = (masih memenuhi)

Course Tmin Trequired Tactual Result

1st 0,66 2,54 5,1 Acceptable

2nd 0,52 2,54 5,1 Acceptable

3rd 0,18 2,54 5,1 Acceptable

Table 4.3 Perhitungan Tebal Shell Minimum 4.2.6.2 Perhitungan Corrosion Rate (CR) Tank T-126

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai laju korosi (corrosion rate) adalah:

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑡𝑖𝑛𝑡𝑖𝑎𝑙−𝑡𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙

𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 (𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠) - Perhitungan remaining life tangki course 1st

tact = 5,1 mm

tinitial = 5,4 mm

Inspection Interval = year between tinitial and tact

= 2022-2016

= 6 Years 𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 =5,4−5,1

6

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 0,05 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

59 𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = 5,1−2,54

0,05 𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = 51,2 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

- Perhitungan remaining life tangki course 2nd

tact = 5,1 mm

tinitial = 5,3 mm

Inspection Interval = year between tinitial and tact

= 2022-2016

= 6 Years 𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 =5,3−5,1

6

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 0,033 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = 5,1−2,54

0,033

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = 77,57 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

- Perhitungan remaining life tangki course 3rd

tact = 5,1 mm

tinitial = 5,5 mm

Inspection Interval = year between tinitial and tact

= 2022-2016

= 6 Years 𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 =5,5−5,1

6

𝐶𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑒 = 0,067 𝑚𝑚/𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

60 𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = 5,1−2,54

0,067

𝑅𝑒𝑚𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑖𝑓𝑒 = 38,2 𝑦𝑒𝑎𝑟𝑠

Course tinitial trequired tactual Corrosion

Rate Remaining Life Shell Plate Course

1st 5,4 2,54 5,1 0,05 mm/y 51,2 year

2nd 5,3 2,54 5,1 0,033 mm/y 77,57 year

3rd 5,5 2,54 5,1 0,067 mm/y 38,2 year

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Corrosion Rate dan Remaining Life

61

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan pengamatan dan Analisa yang dilakukan di lapangan pada tanggal 13 Oktober 2022 maka dari hasil data yang diperoleh dapat disimpulan:

1. Dari hasil analisa dan perhitungan didapatkan bahwa storage tank T-126 masih layak untuk dioperasikan pada level tinggi cairan sesuai dengan yang disyaratkan. Ketebalan aktual tangki saat ini masih memenuhi standart dari ketebalan minimum yang ditentukan.

2. Hasil anaisis menunjukan bahwa besar laju korosi pada masing-masing dinding tangki course 1st, course 2nd, dan course 3rd. adalah 0.05, 0.033, dan 0,067 mmpy. Hasil analisis menunjukan bahwa sisa umur dari masing-masing dinding tangki course 1st, course 2nd, dan course 3rd.

adalah 51,2 years, 77,57 years, 38,2 years. Hal ini menandakan bahwa laju korosi yang terjadi pada storage tank T-126 tidak begitu cepat selama 6 tahun ini. Dari hasil analisa tersebut dapat dinyatankan bahwa tangki tersebut masih layak operasi sampai inspeksi berikutnya.

3. tidak ditemukan kerusakan vatal pada tangki yang dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Hanya saja ditemukan bahwa storage tank T- 126 memiliki level indicator yang tidak berfungsi seperti seharusnya.

4. Sesuai degan perhitungan sisa umur tangki, tangki T-126 kilang PPSDM MIGAS masih mampu dipergunakan sampai batas SKPP yang berlaku (5 Tahum)

5.2 Saran

1. Selama memasuki area kilang gunakan APD dan patuhi aturan yang ada

62 2. Sebaiknya untuk tangki ini perlu dilakukan dilakukan inservice

inspection secara rutin, sesuai dengan API 653 section 6.

3. Sebaiknya diberikan tanda pada titik pegambilan ketebalan plat pada tangki atau thickness measurement location, agar rata-rata korosi yang terjadi dapat diketahui dengan pasti.

63 DAFTAR PUSTAKA

Alida, Roni, and Afren Pajar Anjastara. 2020. “The Determination of Storage Tank Usage Time Through The Data Analysis of Ultrasonic Thickness Calculation Result on Tank Tep-028 At Jemenang Collecting Station Of Pt Pertamina Ep Asset 2 Limau Field.”

API std 653 5th Edition, Tank Inspection, Repair, Alteration and Reconstruction.

2014.

Kholis, Ikhsan. 2020. ”Analisa Corrosion Rate Dan Remaining Life Pada Storage Tank T-XYZ Bedasaran API 653 Di Kilang PPSDM Migas.” Jurnal Nasional Pengelolaan Energi MigasZoom.

Inspeksi Ketebalan Roof Storage Tank T-126

Dokumen terkait