• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes hasil belajar matematika. Tes hasil belajar matematika dibuat oleh peneliti dalam bentuk soal essay. Jumlah soal untuk mengetes hasil belajar siswa ini terdiri dari 10 soal dalam aspek kognitif. Pemberian skor pada uji coba instrumen adalah skor sepuluh untuk tiap jawaban yang benar, skor lima untuk tiap jawaban sebagian benar, skor tiga untuk tiap jawaban yang salah, dan nol untuk tiap soal yang tidak terjawab pada essay.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk soal essay yang akan digunakan sebagai instrumen pada pembelajaran matematika pada materi bilangan Romawi. Instrumen ini berupa pretest dan posttest. Pretest diberikan kepada siswa pada awal pertemuan yaitu sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika bilangan Romawi yang terdiri dari 10 item soal dan posttest diberikan pada pertemuan terakhir atau setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika bilangan Romawi yang terdiri dari 10 item soal. Soal untuk pretest sama dengan soal yang digunakan untuk posttest tetapi urutan soal harus diacak pada soal posttest agar mengetahui secara jelas perbedaan tingkat hasil belajar sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Teknik statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika yang diperoleh siswa sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction dan sesudah diajar dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi. Untuk kepentingan tersebut, maka dilakukan perhitungan rata-rata tentang hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran matematika materi bilngan Romawi, dengan rumus:

̅ =

Keterangan:

̅ = Nilai rerata

∑x = Jumlah

N = Banyaknya subjek

Hasil belajar sebelum dan sesudah dengan model pembelajaran explicit instruction. dianalisis dengan teknik analisis presentase dengan rumus sebagai berikut:

P = x 100%

Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi yang dicari persentasenya N = Jumlah subjek eksperimen

Selanjutnya untuk kategori hasil belajar siswa digunakan teknik kategori standar yang ditetapkan oleh Depdikbud, sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Hasil Belajar Siswa

Interval Nilai Kategori

85 – 100 Sangat Tinggi

65 – 84 Tinggi

55 – 64 Sedang

35 – 54 Rendah

0 – 34 Sangat Rendah

Sumber; Depdiknas

Hasil belajar matematika siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual dan klasikal. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai paling sedikit 70 dari skor ideal 100 sesuai dengan KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor paling sedikit 65.

Persentase ketuntasan hasil belajar klasikal dapat dihitung dengan rumus:

Tabel 3.4 Kategori Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Inpres Kapasa Kota Makassar

Skor Kategori

0 – 69 Tidak Tuntas

70-100 Tuntas

Sumber; SD Inpres Kapasa 2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan. Untuk maksud tersebut, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji-t berkorelasi uji pihak kanan. Dengan hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut teknik pengujian yang digunakan adalah uji-t dengan  = 0,05.

t =

Keterangan :

t = Perbedaan Dua Mean

Md = Mean dari Perbedaan Pretest dengan Posttest (Posttest – Pretest)

= Jumlah Kuadrat Deviasi = Jumlah Subjek pada Sampel

Perhitungan indeks gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretest dan posttest. Dalam penelitian ini, indeks gain akan digunakan apabila rata-rata nilai sebelum dan setelah perlakuan berbeda. Rumus indeks gain (d) adalah sebagai berikut:

1 1

) 2

( Skormaksimumyangmungkin O O

d O

gain

 

Keterangan :

O1 = hasil pengukuran pretest O2 = hasil pengukuran posttest

Tabel 3.5 Kriteria Interpertasi Indeks Gain

Besarnya “d” Gain Interpretasi d > 0,7

0,3 < d < 0,7 d < 0,3

Indeks gain tinggi Indeks gain sedang Indeks gain rendah Sumber, Hake

Untuk keperluan pengujian hipotesis di atas digunakan uji pihak kanan, dirumuskan sebagai berikut:

Ho: µ1 < µ2 dan Ha: µ1> µ2

Ho = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction lebih kecil atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

Ha = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Inpres Kapasa kelurahan Kapasa kecamatan Tamalanrea kota Makassar, dimana penelitian ini dimulai pada hari Selasa 12 Juni sampai hari Sabtu 11 Agustus 2018 tentang hasil belajar Matematika materi Bilangan Romawi dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction maka hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut..

1. Hasil Belajar dengan Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif, data yang diolah yaitu data pretest dan posttest siswa kelas IV yang diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi, maka peneliti memberikan pretest dan posttest berupa soal essay sebanyak 10 nomor.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, peneliti telah mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen pretest dan posttest, sehinggga di peroleh hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi adalah sebagai berikut :

a. Pretest

1) Nilai Statistik Hasil Belajar

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Statistik Pretest Hasil Belajar Siswakelas IV SD Inpres Kapasa kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

No. Kategori Nilai Statistik Nilai Pretest 1.

2.

3.

4.

5.

Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Standar deviasi

28 85 20 55,32 17,32 Sumber: Data Primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa sebelum diberikan perlakuan dan diberikan pretest diperoleh nilai maksimum hasil belajar adalah 85 dan skor terendah adalah 20 dari skor ideal 100. Rata-rata skor yang diperoleh 55,32 dengan standar deviasi 17,32.

2) Kategori Hasil Belajar

Tabel 4.2 Distribusi dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar pada Soal Pretest

No. Interval

Nilai Kategori Pretest

f %

1.

2.

3.

4.

5.

0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85-100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

4 8 6 9 1

14,29%

28,57%

21,43%

32,14%

3,57%

Jumlah 28 100%

Sumber: Data Primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa nilai pretest siswa pada saat sebelum adanya perlakuan terdapat 4 siswa atau 14,29%

pada kategori sangat rendah, terdapat 8 siswa atau 28,57% pada kategori rendah, terdapat 6 siswa atau 21,43% pada kategori sedang, terdapat 9 siswa atau 32,14% pada kategori tinggi dan pada kategori sangat tinggi hanya terdapat seorang siswa atau 3,57%.

3) Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar pada Soal Pretest

Skor Kategori Pretest

f %

0 – 69 Tidak Tuntas 22 78,57%

70-100 Tuntas 6 21,43%

Jumlah 28 100%

Sumber; Data primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa pada nilai pretest siswa pada saat setelah diberi tindakan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi terdapat 22 siswa dengan persentase 78,57% mencapai kategori tidak tuntas dan 6 siswa dengan persentase 21,43% siswa mencapai kategori tuntas.

b. Posttest

1) Nilai Statistik Hasil Belajar

Tabel 4.4 Distribusi Nilai Statistik Hasil belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea

No. Kategori Nilai Statistik Nilai Posttest 1.

2.

Jumlah Siswa Nilai Tertinggi

28 100

3.

4.

5.

Nilai Terendah Nilai Rata-rata Standar deviasi

65 83,29 11,87 Sumber: Data Primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa setelah diberikan perlakuan dengan menggunanakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi dan diberikan posttest diperoleh nilai maksimum hasil belajar adalah 100 dan skor terendah adalah 65 dari skor ideal 100. Rata-rata skor yang diperoleh adalah 83,29 dengan standar deviasi 11,87.

2) Kategori Hasil Belajar

Tabel 4.5 Distribusi dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar pada Soal Posttest

No. Interval

Nilai Kategori

Posttest

f %

1.

2.

3.

4.

5.

0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 0 2 15 11

0%

0%

7,14%

53,57%

39,29%

Jumlah 28 100%

Sumber: Data Primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai postest siswa pada saat setelah adanya perlakuan tidak terdapat siswa atau 0%

pada kategori sangat rendah dan rendah, terdapat 2 siswa atau 7,14% pada kategori sedang, terdapat 15 siswa atau 53,57% pada kategori tinggi, dan terdapat 11 siswa atau 39,29% pada kategori sangat tinggi.

3) Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar

Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar pada Soal Pretest

Skor Kategori Pretest

f %

0 – 69 Tidak Tuntas 2 7,14%

70-100 Tuntas 26 92,86%

Jumlah 28 100%

Sumber; Data primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa pada nilai pretest siswa pada saat setelah diberi tindakan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi terdapat 2 siswa dengan persentase 7,14% mencapai kategori tidak tuntas dan 26 siswa dengan persentase 92,86% mencapai kategori tuntas.

c. Perbandingan antara pretest dan posttest 1) Nilai Statistik Hasil Belajar

Tabel 4.7 Perbandingan Distribusi Nilai Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

No. Kategori Nilai

Statistik Nilai Pretest Nilai Posttest 1.

2.

3.

4.

5.

Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Standar deviasi

28 85 20 55,32 17,32

28 100

65 83,29 11,87 Sumber: Data Primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa sebelum diberikan perlakuan dan diberikan pretest diperoleh nilai maksimum hasil belajar adalah 85 dan skor terendah adalah 20 dari skor ideal 100. Rata-rata skor yang diperoleh 55,32 dengan standar deviasi 17,32. Sedangkan nilai yang diperoleh setelah diberikan perlakuan dan diberikan posttest diperoleh nilai maksimum 100 dan nilai minimum sebesar 65 dari skor ideal 100. Rata-rata skor yang diperoleh adalah 83,29 dengan standar deviasi 11,87. Kesimpulan dari Tabel 4.7 dapat dikatakan bahwa siswa yang diberikan perlakuan yakni dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi yang menunjukkan hasil belajar lebih tinggi dari hasil tes sebelumnya yaitu sebelum diberikan perlakuan.

2) Kategori Hasil Belajar

Tabel 4.8 Perbandingan Distribusi dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar Pretest dan Posttest

No. Interval

Nilai Kategori

Pretest Posttest

f % f %

1.

2.

3.

4.

5.

0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 -100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

4 8 6 9 1

14,29%

28,57%

21,43%

32,14%

3,57%

0 0 2 15 11

0%

0%

7,14%

53,57%

39,29%

Jumlah 28 100% 28 100%

Sumber: Data Primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai pretest siswa pada saat sebelum adanya perlakuan terdapat 4 siswa atau 14,29% pada kategori

sangat rendah, terdapat 8 siswa atau 28,57% pada kategori rendah, terdapat 6 siswa atau 21,43% pada kategori sedang, terdapat 9 siswa atau 32,14% pada kategori tinggi dan pada kategori sangat tinggi hanya terdapat seorang siswa atau 3,57%.

Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa hasil belajar setelah diberikan perlakuan (posttest) yakni penerapan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi tidak terdapat sisiwa atau 0% pada kategori sangat rendah dan rendah, terdapat 2 siswa atau 7,14%

pada kategori sedang, 5terdapat 15 siswa atau 3,57% pada kategori tinggi dan terdapat 11 siswa atau 39,29% pada kategori sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami pembelajaran setelah diberikan penerapan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi tergolong tinggi.

3) Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar

Tabel 4.9 Perbandingan Distribusi Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Pretest dan Posttest

Skor Kategori Frekuensi Persentase Pretest Posttest Pretest Posttest

0 – 69 Tidak Tuntas 22 2 78,57% 7,14%

70-100 Tuntas 6 26 21,43% 92,86%

Jumlah 28 28 100% 100%

Sumber; Data primer 2018, diolah dari lampiran

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa adanya perubahan signifikan yakni nilai pretest siswa pada saat sebelum diberi tindakan

menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi terdapat 22 siswa dengan persentase 78,57%

siswa mencapai kategori tidak tuntas dan terdapat 6 siswa dengan persentase 21,43% siswa mencapai kategori tuntas. Sedangkan pada saat diberi tindakan (posttest) yakni menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi terdapat 26 siswa pada kategori tuntas dengan presentase sebesar 92,86%, artinya ketuntasan belajar memuaskan secara klasikan karena telah mencapai nilai diatas rata-rata dan dinyatakan telah mencapai nilai KKM yang diharapkan.

2. Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji-t berkorelasi uji pihak kanan untuk menguji kebenaran hipotesis. Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ho = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction lebih kecil atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

Ha = Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction lebih besar dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

Kriteria pengujian hipotesis tersebut adalah Ha diterima jika thitung >

tTabel, jika thitung < tTabel maka HO diterima dengan taraf signifikan α = 0,05.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t berkorelasi uji pihak kanan seperti yang disajikan pada lampiran, diperoleh nilai thitung sebesar 4,931 sedangkan nilai tTabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 28 – 1 = 27 adalah sebesar 2,052.

Dari hasil analisis tersebut terlihat bahwa nilai thitung > tTabel (4,931 >

2,052). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha (Ha : µ1 > µ2) diterima dan HO ditolak, jadi terdapat pengaruh antara hasil belajar matematika materi bilangan Romawi siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan nilai pretest dan posttest maka digunakan indeks gain. Indeks gain dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Indeks Gain (d) Rata-Rata

Pretest

Rata-Rata Posttest

Skor Maksimum

Indeks Gain

(d) Kategori

55,32 83,29 100 0,62601 Sedang

Sumber: Data Primer 2018

Hasil analisis diatas yang menunjukkan pengaruh model pembelajaran explicit instruction sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan Perhitungan indeks gain (d) diperoleh bahwa indeks gain yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 0,62601 dimana besarnya gain 0,3< d<

0,7 berada dalam kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran explicit instruction terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah yang diperoleh seseorang setelah melewati berbagai macam tantangan berdasarkan ruang lingkup masalah yang dihadapinya, besarnya hasil belajar yang diperoleh seseorang tergantung dari seberapa besar dan seberapa kuat ia untuk memperolehnya. Melalui penggunaan model pembelajaran explicit instruction, pada siswa kelas IV SD Inpres Kapasa kecamatan Tamalanrea kota Makassar dapat meningkatkan hasil belajar mereka yang diketahui dari instrumen berupa sejumlah pertanyaan dalam bentuk pretest dan posttest.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai perbandingan nilai statistik menunjukkan bahwa sejumlah sampel 28 siswa, nilai pretest untuk nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 85 dari skor ideal 100. Nilai Posttest untuk nilai terendah 60 dan nilai tertinggi adalah 100 dari skor ideal 100. Rata-rata pretest 55,32 dan posttest 83,29.

Dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 4.1 Distribusi Perbandingan Statistik Nilai Belajar Pretest dan Posttest

Grafik diatas menunjukkan bahwa distribusi nilai siswa mengalami peningkatan dan berpengaruh setelah diberikan tindakan yaitu berupa model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi. Strategi ini bisa berpengaruh karena siswa melihat dan memahami serta nyata yang dipelajari. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan model pembelajaran yang ada.

Perbandingan kategori hasil belajar berdasarkan hasil distribusi persentase skor nilai pretest dan posttest sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran explicit instruction pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi menunjukkan bahwa persentase kategori nilai siswa;

(1) kategori sangat rendah (0–34), persentase pada pretest sebanyak 14,29%

dan persentase pada posttest sebanyak 0%, (2) kategori rendah (35–54),

0 20 40 60 80 100 120

Jumlah Murid

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai rata- rata

Standar Deviasi

Pretest Posttest

persentase pada pretest sebanyak 28,57% dan persentase pada postest sebanyak 0%, (3) kategori sedang (55–64), persentase pada pretest sebanyak 21,43% dan persentase pada posttest sebanyak 7,14%, (4) kategoti tinggi (65–

84), persentase pada pretest sebanyak 32,14% dan presentase posttest sebanyak 53,57%, (5) kategori tinggi (85–100), persentase pada pretest sebanyak 3,57% dan pada posttest sebanyak 39,29%.

Dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 4.2 Distribusi Perbandingan Kategori Hasil Nilai Pretest dan Posttest

Grafik diatas menunjukkan bahwa persentase hasil belajar siswa setelah belajar matematika materi bilangan Romawi dengan menggunakan model pembelajaran explicit intruction, dengan kata lain bahwa strategi tersebut berpengaruh terhadap proses belajar siswa yang berdampak baik pada hasil belajarnya.

Perbandingan tingkat ketuntasan berdasarkan klarifikasi ketuntasan hasil belajar siswa dimana mulai nilai 70–100 dinyatakan tuntas dan 0–69

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

sangat rendah 0-

30

Rendah 31- 50

Sedang 51- 69

Tinggi 70- 89

Sangat Tinggi 90-

100

Pretest Posttest

dinyatakan tidak tuntas, menunjukkan bahwa persentase kategori ketuntasan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran matematika materi bilangan Romawi dengan penerapan model pembelajaran explicit intruction; (1) siswa yang berada pada kategori tidak tuntas pada pretest sebanyak 22 siswa dengan persentase 78,57% dan siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa dengan persentase 21,43%, (2) siswa yang berada pada kategori tidak tuntas pada posttest sebanyak 2 siswa dengan persentase 7,14% dan siswa yang tuntas pada posttest sebanyak 26 siswa dengan persentase 92,86%.

Dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 4.3 Perbandingan Tingkat Ketuntasan Hasil Nilai Pretest dan Posttest

Grafik pada gambar 4.3 perbandingan tingkat ketuntasan pada pembelalajaran matematika materi bilangan Romawi sebelum perlakuan dan pemberian pretest lebih besar ketidak tuntasannya dari pada tuntasnya dan sebaliknya pada tingkat ketuntasan sesudah perlakuan dan pemberian posttest lebih besar yang tuntas dari pada tidak tuntas.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pretest Posttest

Tidak Tuntas Tuntas

Setelah diadakan pretest dan posttest pada kelas IV siswa SD Inpres Kapasa kecamatan Tamalanrea kota Makassar, dari 28 siswa terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai dibawah standar KKM, dan siswa tersebut diberikan bimbingan khusus setelah dibimbing siswa tersebut kembali diberikan soal posttest sesuai dengan soal sebelumnya untuk mencapai nilai standar.

2. Verifikasi Hipotesis atau Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai perbandingan nilai statistik menunjukkan bahwa jumlah sampel 28 siswa, nilai pretest untuk nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi 85 dari skor ideal 100. Nilai posttest untuk nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100 dari skor ideal 100.

Rata-rata pretest 55,32 dan rata-rata posttest 83,29.

Perbandingan kategori hasil belajar berdasarkan hasil distribusi persentase skor nilai pretest dan posttest sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran explicit instruction pada mata pelajaran matematika materi bilangan Romawi menunjukkan bahwa persentase kategori nilai siswa;

(1) kategori sangat rendah (0–34), persentase pada pretest sebanyak 14,29%

dan persentase pada posttest sebanyak 0%; (2) Kategori rendah (35–54), persentase pada pretest sebanyak 28,57% dan persentase pada posttest sebanyak 0%; (3) Kategori sedang (55–64), persentase pada pretest sebanyak 21,43% dan persentase posttest sebanyak 7,14%; (4) kategoti tinggi (65-84), persentase pada pretest sebanyak 32,14% dan persentase pada posttest

sebanyak 53,57%; (5) kategori sangat tinggi (85-100), persentase pada pretest sebanyak3,57% dan pada posttest sebanyak 39,29%.

Perbandingan tingkat ketuntasan menunjukkan bahwa presentase kategori ketuntasan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran matematika materi bilangan Romawi dengan menggunakan model pembelajaran explicit intruction diterapkan; (1) siswa yang berada pada kategori tidak tuntas pada pretest sebanyak 22 siswa dengan persentase 78,57% dan siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa dengan persentase 21,43%, dan (2) siswa yang berada pada kategori tidak tuntas pada posttest sebanyak 2 siswa dengan persentase7,14%

dan siswa yang tuntas pada posttest sebanyak 26 siswa dengan persentase 92,86%.

Dari hasil pengujian hipotesis tersebut terlihat bahwa nilai thitung > tTabel

(4,931 > 2,052). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha (Ha : µ1 > µ2) diterima dan HO ditolak, jadi terdapat pengaruh antara hasil belajar matematika materi bilangan Romawi siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction.

Berdasarkan Perhitungan indeks gain (d) diperoleh bahwa indeks gain yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 0,62601 dimana besarnya gain 0,3<

d< 0,7 berada dalam kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran explicit instruction terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar sebelum penerapan model pembelajaran explicit instruction diterapkan pada murid kelas IV SD Inpres Kapasa diperoleh rata-rata hasil belajar pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi yaitu 55,32 berada pada kategori rendah. Setelah penerapan model pembelajaran explicit instruction diterapkan pada murid kelas IV SD Inpres Kapasa diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi yaitu 83,29 berada pada kategori tinggi.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus Uji-t, dapat diketahui bahwa nilai tHitung sebesar 4,931 dengan frekuensi (dk) sebesar 28 – 1 = 27, pada taraf signifikan 0,05 diperoleh tTabel = 2,052. Jadi diperoleh tHitung > tTabel atau 4,931 >2,052 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran explicit intruction terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi bilangan Romawi kelas IV SD Inpres Kapasa Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, diajukan beberapa saran upaya meningkatkan mutu pendidikan, antara lain:

1. Bagi sekolah,

Hendaknya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar siswa lebih termotivasi dalam belajar.

2. Bagi Guru

Hendaknya sebelum mengajar guru sebaiknya memilih model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam pembelajaran seperti pada model pembelajaran explicit intruction.

3. Bagi peneliti yang akan datang

Hendaknya lebih memantapkan hasil penelitian ini. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan populasi yang lebih luas dan melibatkan faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi hasil belajar serta dengan menggunakan metode pengumpulan data lainnya.

Dokumen terkait