adalah terdapat pengaruh antara penerapan e-government terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh antara variabel X dan variabel Y dapat dilihat dari besarnya pengaruh (R Square). Berikut model summary berdasarkan hasil pengolahan data melalui SPSS versi 13.
Tabel 4.32
Besar Pengaruh Antar Variabel
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,849(a) ,720 ,716 2,759
a Predictors: (Constant), totalegov b Dependent Variable: totalkerja
Sumber : Data diolah tahun 2010
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa R Square sebesar 0,720.
Artinya, penerapan e-government mempengaruhi efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM sebesar 72,0 % dan sisanya 28,0 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
koefisien korelasi, korelasi antara variabel X dan variabel Y diuji dengan uji signifikasi korelasi. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa t-hitung lebih besar dari t–tabel (96,734 > 1,980) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, kesimpulannya terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara penerapan e-government (X) terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI (Y).
Untuk menghitung apakah ada pengaruh antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) maka menggunakan rumus regresi linier. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa persamaan regresi linier, yaitu Y = 6,723 + 0,576 X. Artinya, nilai (a) adalah konstanta sebesar 6,723 berarti jika penerapan e-government (X) nilainya 0, maka efektivitas kerja pegawai (Y) nilainya positif sebesar 6,723. Nilai (b) = koefisien regresi sebesar 0,576 berarti jika penerapan e-government (X) mengalami kenaikan 1, maka efektivitas kerja pegawai (Y) mengalami peningkatan sebesar 0,576.
Dari ketentuan tingkat signifikasi, yaitu P value (sig) lebih besar dari (>) α (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa Ho (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, kesimpulannya adalah terdapat pengaruh antara penerapan e-government terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI. Selanjutnya dilihat dari nilai R Square/besarnya pengaruh menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel x dan variabel y sebesar 0,720.
Artinya, penerapan e-government mempengaruhi efektivitas kerja pegawai di
Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI sebesar 72,0 % dan sisanya 28,0 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Maka hipotesis yang dinyatakan bahwa terdapat pengaruh antara penerapan e-government terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI atau tidak terdapat perbedaan antara yang diduga dalam populasi dengan data yang terkumpul dari sampel.
Kemudian berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen pada variabel X adalah 4x14x67 = 3752. (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, 14 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden, 67 = jumlah responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 3051. Dengan demikian penerapan e- government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI adalah 3051 : 3752 = 0,8131 atau 81,31 persen.
Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen pada variabel Y adalah 4 x 10 x 67 = 2680. (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, 10 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden, 67 = jumlah responden).
Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 2207. Dengan demikian tingkat efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI adalah 2207 : 2680 = 0,8235 atau 82,35 persen.
4.10. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan oleh peneliti,
maka terbukti bahwa penerapan e-government berpengaruh sangat kuat dan signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI. Uraian lebih lengkapnya sebagai berikut :
Pembahasan mengenai pengaruh penerapan e-government terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI dapat dirinci dengan menjawab rumusan masalah yang tertuang pada Bab I.
Adapun rincian jawaban rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Penerapan e-government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI sudah berjalan baik. Hal ini sesuai jawaban responden terhadap pertanyaan variabel penerapan e- government, berdasarkan teori 6 komponen penting oleh Indrajit, yaitu pengembangan isi, pembangunan kompetensi, perhubungan, undang-undang cyber, interaksi pengguna, modal.
Sedangkan 2 komponen dari Inpres No.3 Tahun 2003, yaitu e- leadership dan pengelolaan informasi. Jawaban dari rumusan masalah yang pertama, yaitu penerapan e-government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI sudah baik. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan analisis penerapan e- government. Skor ideal penerapan e-government, yaitu 4 x 14 x 67 = 3752. (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, 14 = jumlah item pertanyaan yang
diajukan kepada responden, 67 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Hasil kuesioner pengumpulan data adalah 3051.
Dengan demikian penerapan e-government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI adalah 3051 : 3752 = 0,8131 atau 81,31 persen dari 100 % hasil yang diharapkan. Sudah baiknya penerapan e-government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI, ditunjukkan dari indikator pengembangan isi, misalnya aplikasi perangkat lunak sudah baik (83,6%), penggunaan bahasa pemograman sudah tepat (79,2), pemilihan standar teknis sudah tepat (85,0%), spesifikasi data base sudah tepat (85,0%), user interfaces (97,0%), pengadaan SDM sudah baik (86,5%), pelaksanaan pelatihan pegawai cukup (67,2%), ketersediaan teknologi informasi memadai (82,1 %), ketersediaan infrastruktur komunikasi sudah memadai (79,1%), perangkat hukum dalam aktivitas e-government sudah ada (95,6%), kanal akses oleh seluruh masyarakat mudah (86,6%), dana pemeliharaan e-government sudah tersedia (74,6%), prioritas dan inisiatif dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi sudah responsif (89,5%), kualitas dan keamanan pengelolaan informasi sudah baik (94,0%).
2. Tingkat efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI sudah berjalan baik. Hal ini
sesuai jawaban responden terhadap pertanyaan variabel efektivitas kerja pegawai, berdasarkan teori 10 komponen penting oleh Drucker, yaitu kekuatan yang dimiliki, cara berkinerja, nilai seorang pegawai, tempat bekerja, apa saja yang dikontribusikan, tanggung jawab membina hubungan, tanggung jawab komitmen, fokus kerja, tanggung jawab komunikasi, disiplin. Jawaban dari rumusan masalah yang kedua, yaitu Tingkat efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI sudah berjalan baik. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan analisis tingkat efektivitas kerja pegawai. Skor ideal efektivitas kerja pegawai, yaitu 4 x 10 x 67 = 2680. (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, 10 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden, 67 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Hasil kuesioner pengumpulan data adalah 2207. Dengan demikian tingkat efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI adalah 2207 : 2680 = 0,8235 atau 82,35 persen dari 100 % hasil yang diharapkan. Sudah baiknya tingkat efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI, dibuktikan dari indikator kekuatan yang dimiliki dalam pencapaian target pekerjaan (88,1%), mengetahui cara kerja dalam menyelesaikan pekerjaan (82,1%), sistem
pekerjaan sudah cocok dengan kemampuan dan pendidikan pegawai pada umumnya (79,1%), kesesuaian tempat bekerja menurut pegawai pada umumnya sudah sesuai dengan pendidikannya (74,6%), pegawai pada umumnya selalu dapat mengkontribusikan pekerjaannya sesuai program kerja (94,0%), pegawai dapat membina hungan baik dengan pegawai lainnya (97,0%), pegawai selalu bertanggung jawab terhadap komitmen yang sudah dibuat (92,5%), pegawai selalu bisa fokus terhadap pekerjaannya (86,5%), pegawai selalu memahami informasi (89,6%), pegawai selalu datang tepat waktu dalam bekerja (85,1%).
3. Rumusan masalah ketiga, yaitu berapa besar pengaruh penerapan e-government terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI.
Jawabannya adalah terdapat hubungan sangat kuat dan signifikan sebesar 0,996 antara penerapan e-government (variabel X) dengan efektivitas kerja pegawai (variabel Y).
Selanjutnya dengan perhitungan koefisien determinasi yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r²). Nilai koefisien adalah 0,996. Jadi, koefisien determinasinya = r² = 0,996² = 0,992016 = 0,99. Hal ini berarti penerapan e- government berpengaruh pada efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI sebesar 99 %
dan 1% ditentukan oleh faktor lain. Adapun untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus regresi linier. Dari hasil perhitungan melalui SPSS versi 13 menunjukkan bahwa Ho (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, kesimpulannya adalah terdapat pengaruh antara penerapan e-government terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI 0,720. Artinya, penerapan e-government mempengaruhi efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI sebesar 72,0 % dan sisanya 28,0 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Berdasarkan pengamatan penelitian melalui presentase jawaban kuesioner dari responden dan melalui wawancara, peneliti dapat mengetahui bahawa penyebab pengaruh penerapan e-government yang sangat kuat terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI, yaitu dititikberatkan oleh sarana dan prasarana e-government yang sudah memadai, sehingga terciptalah suatu lingkungan dan budaya kerja organisasi yang menginginkan segala pelaksanaan tugas secara cepat dan praktis. Kemudian kemampuan atau keahlian para pegawai yang sudah sesuai standar pendidikannya, sehingga hal ini juga memacu pencapaian target kerja secara efektif.