Pengembangan aplikasi perangkat lunak pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sangat baik. Data hasil penelitian responden yang menjawab pertanyaan: “Penggunaan bahasa pemrograman pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sangat tepat.” Jadi terlihat bahwa dalam penerapan e-Government, Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sudah baik dalam menggunakan bahasa pemrograman.
Pemilihan standar teknis e-Government oleh Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sangat tepat.” Hal ini menunjukkan bahwa Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam penerapan e-Government pemerintah sudah baik dalam memilih standar teknis. "Spesifikasi database di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI sangat akurat."
Jadi terlihat bahwa dalam penerapan e-Government, Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sudah tepat dalam spesifikasi databasenya. Jadi terlihat bahwa dalam penerapan e-Government, Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sudah baik dalam hal user interface. Data hasil penelitian responden yang menjawab pertanyaan: “Ketersediaan perangkat komputer di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sangat memadai.”
Jadi terlihat bahwa implementasi e-Government khususnya teknologi informasi di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sudah sangat memadai. Hal ini tercermin dari 79,1 persen responden setuju dan sangat setuju bahwa ketersediaan infrastruktur komunikasi di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sangat memadai. Data hasil penelitian responden yang menjawab pertanyaan: “Seluruh kegiatan e-Government pada Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dilindungi undang-undang yang berlaku.”
Jadi terlihat bahwa dalam penerapan e-Government khususnya, peraturan perundang-undangan yang berlaku di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sudah ada. Jadi terlihat bahwa dalam penerapan e-Government khususnya dana untuk pemeliharaan fasilitas e-Government pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sudah tersedia. “Pemanfaatan e-Government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia telah melindungi data dengan baik.”
Jadi terlihat bahwa Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam penerapan e-Government telah melindungi data dengan baik. Sehingga terlihat para pegawai selalu menyumbangkan pekerjaannya sesuai program kerja Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Sehingga terlihat rekan-rekannya selalu mengetahui dan memahami informasi yang beredar di Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Terlihat rekan-rekannya selalu datang tepat waktu di Kantor Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Pengujian Persyaratan Statistik .1 Analisis E-Government
Analisis Efektivitas Kerja
Setelah menganalisis sepuluh instrumen terkait efektivitas kerja yang diberikan kepada responden Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, diperoleh hasil sebagai berikut. Perhitungan dan gambar diatas menunjukkan bahwa efektivitas kerja pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia terlihat baik, hal ini terlihat dari total persentase sebesar 82,35% dan nilai 2207 berada pada kategori Baik.
Uji Validitas
Kriteria item/instrumennya adalah variabel. Saat uji validitas, peneliti juga menggunakan 67 responden sebagai uji untuk menghitung validitas variabel Y dan. Kriteria item/instrumen yang digunakan pada variabel Y adalah jika r hitung > r tabel berarti item/instrumen tersebut dapat dinyatakan valid, dan jika r hitung ≤ r tabel berarti item/instrumen tersebut dapat dinyatakan valid. dinyatakan tidak sah.
Uji Realibilitas Instrumen
Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X
Berdasarkan hasil pengolahan data melalui SPSS versi 13 diketahui bahwa statistik reliabilitas variabel Y yang diuji dengan metode Cronbach’s alpha adalah sebesar 0,898.
Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan menunjukkan terdapat hubungan positif sebesar 0,996 antara e-Government dengan efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Jadi terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara variabel X (implementasi e-Government) dengan variabel Y (efektivitas kerja).
Uji Signifikansi
Berdasarkan gambar di atas maka dapat dikatakan bahwa t-hitung berada pada daerah penolakan Ho, sehingga dapat dikatakan hipotesis nol yang menyatakan tidak adanya pengaruh antara penerapan e-Government (variabel Y) adalah ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Singkatnya, koefisien korelasi antara penerapan e-Government dengan efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebesar 0,996 adalah signifikan dan dapat digeneralisasi atau diterapkan pada populasi yang sampel berjumlah 67 orang.
Analisis Regresi Sederhana
Berdasarkan hasil pengolahan data analisis regresi melalui SPSS versi 13, diperoleh nilai (a) dan (b) sebagai berikut. Dari persamaan diatas dapat ditarik garis regresi berdasarkan persamaan yang ditemukan yaitu sebagai berikut. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh penerapan e-Government terhadap efisiensi kerja pegawai Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dapat dilihat dari perbandingan skor dengan tingkat kesalahan. sebesar 0,05 (a = 5%).
Spesifikasi tingkat signifikansinya adalah nilai P (sig) > α = Ho diterima, artinya ditarik kesimpulan Ho. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel X dengan variabel Y dapat dilihat dari effect size (R squared). Artinya penerapan e-Government berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebesar 72,0%, dan sisanya sebesar 28,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Interpretasi Hasil Penelitian
Jadi kesimpulannya terdapat pengaruh antara penerapan e-Government terhadap efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebesar 72,0%, dan sisanya sebesar 28,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Dengan demikian hipotesis yang dikemukakan adalah terdapat pengaruh antara penerapan e-Government terhadap efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, atau tidak terdapat perbedaan antara penerapan e-Government terhadap efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. diharapkan dalam populasi dan data yang dikumpulkan dari sampel.
Dengan demikian, tingkat efektivitas ketenagakerjaan pegawai Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebesar 82,35 persen. Berdasarkan hasil pengujian yang dijelaskan oleh peneliti. Dengan demikian, penerapan e-Government terbukti memberikan pengaruh yang sangat kuat dan signifikan terhadap efektivitas kerja pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Pembahasan pengaruh penerapan e-Government terhadap efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dapat dirinci dengan menjawab rumusan masalah pada Bab I. rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
Jawaban dari rumusan masalah yang pertama yaitu penerapan e-Government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia adalah baik. Implementasi e-Government di Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sudah baik, ditunjukkan oleh indikator pengembangan konten, misalnya aplikasi perangkat lunak sudah baik (83,6%), penggunaan pemrograman bahasa sudah sesuai (79,2), pilihan standar teknis sudah sesuai (85,0%), spesifikasi database sudah benar (85,0%), antarmuka pengguna (97,0%), perolehan sumber daya manusia sudah baik (86,5%), implementasi karyawan pelatihan memadai (67,2%), ketersediaan teknologi informasi memadai (82,1%), ketersediaan infrastruktur komunikasi memadai (79,1%), instrumen hukum dalam kegiatan e-Government sudah ada (95,6%), saluran akses bagi seluruh masyarakat mudah (86,6%), dana pemeliharaan e-Government tersedia (74,6%), prioritas dan inisiatif untuk mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi responsif (89,5%), kualitas dan keamanan pengelolaan informasi baik (94,0 %) . Jawaban dari rumusan masalah yang kedua yaitu tingkat efisiensi kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berjalan dengan baik.
Dengan demikian, tingkat efisiensi kerja pegawai Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebesar 82,35 persen dari 100% dari hasil yang diharapkan. Tingkat efisiensi kerja pegawai pada Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sudah baik, dibuktikan dengan indikator kekuatan dalam mencapai tujuan kerja (88,1%), pengetahuan cara menyelesaikan pekerjaan ( 82.1). %), sistem. Rumusan masalah yang ketiga adalah seberapa besar pengaruh penerapan e-Government terhadap efisiensi kerja pegawai di Badan Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Artinya penerapan e-Government berpengaruh terhadap efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sampai dengan tahun 99. Jadi kesimpulannya terdapat pengaruh antara penerapan e-Government e-Government terhadap efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebesar 0,720. Artinya penerapan e-Government mempengaruhi efektivitas kerja pegawai pada Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebesar 72,0% dan sisanya sebesar 28,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak berpengaruh. telah diteliti oleh para peneliti.