BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
B. Pembahasan
5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan mungukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Rahma, 2011).
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan yaitu pada komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik. Terdapat dua jenis evaluasi yaitu evaluasi sumatif dan formatif dengan menggunakan beberapa metode (Yustiana Olfah, 2016).
Dari hasil studi kasus ini didapatkan bahwa masalah nyeri teratasi, yang ditandai pada pasien 1 (Tn. S) terdapat adanya penurunan skala nyeri dan peningkatan rasa nyaman terjadi secara bertahap mulai dari hari kedua dengan skala nyeri 4 hingga pada hari keempat skala nyeri berkurang hingga skala 2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada pasien 1 selama 4 hari berupa perawatan luka dengan menggunakan metode konvensional didapatkan hasil masalah keperawatan gangguan integritas jaringan tidak teratasi, ditandai dengan pasien mengatakan terdapat luka dikaki kanan, luka diakibatkan gigitan serangga dan luas luka 35x5 cm dengan grade IV. Pada diagnosa Risiko defisit nutrisi setelah dilakukan tindakan pada pasien 1 selama 4 hari didapatkan hasil masalah keperawatan belum teratasi, ditandai dengan pasien mengatakan sudah ada dikit demi sedikit untuk makan. Pada diagnosa defisit perawatan
diri setelah dilakukan tindakan keperawatan pada pasien 1 selama 4 hari didapatkan hasil masalah keperawatan belum teratasi, ditandai dengan pasien mengatakan kakinya masih sulit digerakkan dan terdapat kelemahan otot pada ekstremitas kiri bawah dengan skor 2. Pada diagnosa ansietas setelah dilakukan tindakan keperawatan pada pasien 1 selama 4 hari didapatkan hasil masalah keperawatan teratasi, ditandai dengan pasien mengatakan menerima kondisinya dan membutuhkan dukungan dari keluarga.
Pada pasien 2 (Tn. R) skala nyeri berkurang mulai dari hari kedua dengan skala nyeri 4 hingga pada hari terakhir skala nyeri berkurang hingga skala 2, sedangkan pada pasien 2 selama 2 hari didapatkan hasil masalah keperawatan integritas jaringan teratasi. Pada diagnosa gangguan integritas kulit setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari didapatkan hasil masalah keperawatan teratasi, ditandai dengan pasien mengatakan nyaman setelah lukanya dibersihkan.
142 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada pasien 1 dengan ulkus diabetikum di Flamboyan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan pasien 2 dengan ulkus diabetikum di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Kalimantan Timur, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 1 dan peneliti pada pasien 2 sesuai dengan teori meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan pasien, pola aktivitas sehari-hari, data psikososial, data status mental pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan terapi. Salah satu focus utama pengkajian pada pasien ulkus diabetikum adalah pengkajian nyeri dengan menggunakan metode PQRST (Provokes/Palliates, Quality, Region/Radian, Scale/Severity, Time), pengkajian kondisi luka/balutan luka menilai adanya infeksi dan luasnya luka serta grade luka.
Menurut teori yang dikemukakan oleh penulis pada bab sebelumnya diagnosa keperawatan yang biasanya muncul pada pasien ulkus diabetikum sebanyak 9 diagnosa. Namun pada pasien 1 dan pasien 2 peneliti hanya menemukan 4 diagnosa yang sama dengan teori.
Diagnosa yang muncul pada pasien 1 meliputi : nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, resiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ( keengganan untuk makan), gangguan integritas jaringan berhubungan dengan neuropati perifer, defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan muskoloskeletal, dan ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri.
Sedangkan diagnosa yang muncul pada pasien 2 meliputi : nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, gangguan integritas jaringan berhubungan dengan neuropati perifer, risiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sirkulasi, dan risiko jatuh berhubungan dengan perubahan kadar glukosa darah.
Menurut penulis diagnosa yang mungkin muncul berdasarkan pada pengkajian adalah risiko distrees spritual pada kedua pasien dan pada pasien 2 yaitu risiko defisit nutrisi.
dirumuskan berdasarkan prioritas masalah dengan teori yang ada, Intervensi setiap diagnosa dapat sesuai dengan kebutuhan pasien dan memperhatikan kondisi pasien serta kesanggupan keluarga dalam kerjasama. Intervensi yang dilakukan oleh peneliti yaitu intervensi yang dilakukan secara observasi, teraupetik, edukasi maupun kolaborasi.
SOAP.
B. Saran
1. Bagi peneliti
Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien ulkus diabetikum diharapkan peneliti selanjutnya memahami dan menguasai konsep medis tentang ulkus diabetikum.
Selain itu peneliti harus melakukan pengkajian secara komprehensif agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan masalah yang ditemukan pada pasien serta tidak ada masalah yang luput dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Peneliti juga harus teliti saat menganalisis data, terdapat data subjektif dan objektif yang digunakan untuk penegakan diagnosa keperawatan harus berdasarkan data yang didapatkan saat melakukan pengkajian awal, sehingga tercapaianya kesesuaian data.
Pada bagian penegakan diagnosa keperawatan, diharapkan peneliti lebih teliti lagi dalam menganalisis data mayor maupun data minor baik yang data subjektif dan data objektif agar memenuhi validasi diagnosis serta penulisan diagnosa aktual maupun diagnosis resiko pada SDKI yang terdapat dalam Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) .
panduan Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Pada bagian implementasi keperawatan, diharapkan peneliti melakukan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah dirumuskan oleh peneliti agar diagnosa keperawatan yang muncul dapat teratasi. Serta melakukan tindakan berdasarkan prioritas masalah pada pasien.
Pada bagian evaluasi keperawatan, diaharapkan peneliti lebih memahami tentang konsep evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan agar selalu menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan khususnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien ulkus diabetikum dengan menggunakan literatur – literatur terbaru.
147
DAFTAR PUSTAKA
ADA. (2012). Faktor risiko mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus tipe dua.
Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah Isnaini, Nur Ratnasari, Ratnasari, 14(1), 59–68. https://doi.org/10.31101/jkk.550
Alkhar, R. (2018). Laporan Praktik Dinas KMB RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
Ananta. (2018). Pola Perawatan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Kaki. Achmad Djamil, Nur Sefa Arief Hermawan, Priscilia Dea, 6.
Andyagreeni. (2010). Tanda Klinis Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Trans Info Media.
Azzida Dzaher. (2016). Peran perawat pada manajemen kaki penderita diabetes.
Retrieved from https://today.mims.com/peran-perawat-pada-manajemen- kaki-penderita-diabetes
Brunner dan Suddarth. (2014). Keperawatan medikal Bedah Brunner & Suddarth.
EGC.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan.
dr. Decroli, E. (2019). Buku Diabetes Mellitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam.
dr. Wahjoepramono. (2010). Ulkus Diabetikum (pp. 7–37). pp. 7–37. Retrieved from https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/ulkus-
diabetikum/patofisiologi
dr.Firdaus. (2017). Penanganan Amputasi. Retrieved from
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/luka- diabetes-diamputasi/
dr.Tjin Willy. (2018). Amputasi. Retrieved from https://www.alodokter.com/amputasi
Drs. H. Syaifuddin, A. (2011). buku anfis (S. K. Monica Ester, Ed.). Penerbit Buku Kedokteran.
Efendi, F., & Makhfudli. (2010). Teori dan Praktik dalam Keperawatn. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, A. R., & Nurhayati, I. (2014). Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Militus di Rumah. Jurnal Permata Indonesia, 5(2), 49–54. Retrieved from http://www.permataindonesia.ac.id/wp-content/uploads/2015/07/201406.pdf Husniawati, N. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ulkus
Kaki Diabetes Mellitus Di Klinik Diabetes Mellitus Tahun 2015. Jurnal Ilmu Kesehatan, 7(2), 138–143.
IDF. (2019). IDF Diabetes Atlas 2015. In International Diabetes Federation.
Retrieved from http://www.idf.org/about-diabetes/facts-figures
Imron, M. (2018). KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS (DM) TIPE II DI RUANG FLAMBOYAN RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA. (Dm), 1–22. Retrieved from https://samoke2012.wordpress.com/2018/09/01/asuhan-keperawatan- pas...
Juwita, L., & Febrina, W. (2018). MODEL PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH PENDERITA. 3(1), 102–111.
Kartika, R. W. (2017). Pengelolaan gangren kaki Diabetik. Continuing Medical Education, 44(1), 18–22.
Kemenkes RI. (2017). GERMAS. Retrieved from http://promkes.kemkes.go.id/germas
Kementerian Kesehatan RI. (n.d.). Diabetes. Retrieved from
https://www.depkes.go.id/article/view/18121200001/prevent-prevent-and- prevent-the-voice-of-the-world-fight-diabetes.html
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Definisi Hidup Sehat. Retrieved from http://promkes.kemkes.go.id/hidup-sehat
Lilis Lisnawati. (2011). Definisi Gaya Hidup Sehat. Semarang: Trans Info Media.
Marilynn E. Doenges. (2014). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Monalisa dan Gultom. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya diabetes Melitus di Puskesmas Harapan Raya Tahun 2018. Scientia Journal .Imelda, Sonta Imelda, 8(1), 28–39. https://doi.org/10.35141/scj.v8i1.406 Mulyanti, Y. (2017). Buku Ajar Keperawatan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta
Selatan: Indo.Kemkes.BPPSDM , 2017.
Nanda NIC NOC. (2013).
PPNI, T. P. S. D. (2017). Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.
Purwanti, O. S. (2013). Analisis Faktor - Faktor Risiko Terjadi Ulkus Kaki pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Moewardi. Tesis. Retrieved from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20334094-T32540-Okti Sri Purwanti.pdf Rahma. (2011). DOKUMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN. Smart Ners.
Retrieved from http://dwirahmaryna.blogspot.com/2011/12/dokumentasi- evaluasi-keperawatan.html
Rekam Medic RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo. (2019).
Riskesdas. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018, pp. 182–183.
Russel, D. (2011). Buku bebas dari 6 penyakit mematikan. Jakarta: Pt. Buku seru.
Tarwoto. (2012). Keperawatan Medikal Bedah : Gangguan Sistem Endokrin.
Makassar: Trans Info Media.
Tim pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Idikator Diagnostik (Cetakan II). Jakarta.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (I).
Jakarta: DPP PPNI.
WANDHANI, I. A. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PENDERITA ULKUS DIABETIKUM DENGAN KERUSAKAN
INTEGRITAS KULIT DI RUMAH RAWAT LUKA MODERN HUSADA PRIMA MANDIRI MOJOKERTO. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 WHO. (2014). Konsep Sehat Menurut WHO.
WHO. (2016). Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 1–8.
Yustiana Olfah. (2016). Bahan Ajar Keperawatan Dokumentasi Keperawatan.
Kementerian Kesehatan RI.
Lampiran 1
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL KTI
NAMA MAHASISWA : Rantau Gigih Dwi Arsa
NIM : P07220117067
JUDUL :Asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum di rsud abdul wahab sjahranie samarinda dan rsud dr. kanujoso djatiwibowo balikpapan
NAMA PEMBIMBING : Pembimbing I: Ns.Asnah, S.Kep, M.Pd
NO.
HARI/
TANGGAL
MATERI PEMBAHASAN
SARAN PEMBIMBING
TTD PEMBIMBING
TTD MAHASISWA 1. Jumat, 21
Januari 2020
1. Bab I 1.1. Perbaiki judul redaksi 1.2. Cari literatur jurnal 10 tahun
terakhir/
2010 1.3. Perbaiki
jarak antar paragraf 1.4. Tambahkan
konsep germas pada introduksi masalah 1.5. Cari teori
tentang
ulkus diabetikum 1.6. Tambahkan
data kejadian diabetes mellitus 1.7. Sesuaikan
dengan piramida terbalik 1.8. Peran
perawat dalam menangani diabetes mellitus 2. Selasa , 28
Januari 2020
1. Bab I 1.1. Judul diperbaiki kembali 1.2. Perbaiki
pengetikan 1.3. Perbaiki
kata kata nya 1.4. Lanjut bab
II 3. Kamis, 06
Februari 2020
1. Bab II 1.1. Perbaiki logo
1.2. Perhatikan jarak antar paragraf
1.3. Pathway tidak perlu diwarnai 4. Rabu, 19
Februari 2020
1. Bab II 1.1. Tambahkan gambar anatomi sistem endokrin 1.2. Tambahkan
di pathway tulisan diabetes mellitus 1.3. Lanjut bab
III 5. Jumat, 21
Februari 2020
1. Bab III 1.1 Tambahkan 3 triangulasi
6. Selasa, 25 Februari
2020
ACC Proposal KTI
LEMBAR KONSULTASI KTI
NAMA MAHASISWA : Rantau Gigih Dwi Arsa
NIM : P07220117067
JUDUL :Asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum di rsud abdul wahab sjahranie samarinda dan rsud dr. kanujoso djatiwibowo balikpapan
NAMA PEMBIMBING : Pembimbing I: Ns.Asnah, S.Kep, M.Pd
NO.
HARI/
TANGGAL
MATERI PEMBAHASAN
SARAN PEMBIMBING
TTD PEMBIMBING
TTD MAHASISWA 1. Senin, 27
April 2020
1. Literature kasus yang direview
1.1 Askep yang diambil tidak perlu perbaikan Pembahasan dibahas mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi 1.2 Sebutkan
kelebihan dan
kekurangan dikaitkan dengan teori
sesuai bab II
2. Jumat, 8 Mei 2020
1. Bab IV 1.1. Perhatikan redaksi kembali 1.2. Literature
yang diambil dicantumka n namanya 1.3. Harus
mencantum kan URL dari
literature yang sudah di publish
LEMBAR KONSULTASI HASIL KTI
NAMA MAHASISWA : Rantau Gigih Dwi Arsa
NIM : P07220117067
JUDUL : Asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum di rsud abdul wahab sjahranie samarinda dan rsud dr. kanujoso djatiwibowo balikpapan
NAMA PEMBIMBING : Pembimbing I: Ns.Asnah, S.Kep, M.Pd
NO.
HARI/
TANGGAL
MATERI PEMBAHASAN
SARAN PEMBIMBING
TTD PEMBIMBING
TTD MAHASISWA 1.
2.
Minggu, 28 Juni
2020
Senin, 29 Juni
2020
1. Karya Tulis Ilmiah
1.1 Cek ulang redaksi penulisan Karya Tulis Ilmiah.
ACC Karya tulis Ilmiah
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL KTI
NAMA MAHASISWA : Rantau Gigih Dwi Arsa
NIM : P07220117067
JUDUL : Asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum di rsud abdul wahab sjahranie samarinda dan rsud dr. kanujoso djatiwibowo balikpapan
NAMA PEMBIMBING : Pembimbing II: Nurhayati, S.ST., M.Pd
NO.
HARI/
TANGGAL
MATERI PEMBAHASAN
SARAN PEMBIMBING
TTD PEMBIMBING
TTD MAHASISWA
1. Rabu,
15 Januari 2020
1. Bab I 1.1. Penulisan sesuai buku panduan 1.2. Penulisan
judul sesuaikan dengan buku panduan
2. Rabu,
29 Januari 2020
1. Bab I 1.1 Tambahkan diagnosa keperawatan
1.2 Sesuaikan penulisan dengan buku panduan 1.3 Ambil data
dari tempat penelitian 1.4 Baca tentang
evaluasi keperawatan
LEMBAR KONSULTASI KTI
NAMA MAHASISWA : Rantau Gigih Dwi Arsa
NIM : P07220117067
JUDUL :Asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum di rsud abdul wahab sjahranie samarinda dan rsud dr. kanujoso djatiwibowo balikpapan
NAMA PEMBIMBING : Pembimbing II: Nurhayati, S.ST., M.Pd
NO.
HARI/
TANGGAL
MATERI PEMBAHASAN
SARAN PEMBIMBING
TTD PEMBIMBING
TTD MAHASISWA 1. 2 Mei 2020 1. Bab IV 1.1. Pahami konsep
penyakit dan asuhan keperawatan berdasarkan judul yang diambil 1.2. Harus teliti
dalam mereview literature dalam dua kasus tersebut 1.3. Menjabarkan
kekurangan dan kelebihan dari literature review dari 2
data kasus tersebut
1.4. Memperhatikan kasus
berdasarkan SDKI, SLKI dan SIKI.
1.5. Menjabarkan penambahan diagnosa yang muncul berdasarkan data pada literature review 1.6. Harus
memahami pengkajian secara
komprehensif
LEMBAR KONSULTASI HASIL KTI
NAMA MAHASISWA : Rantau Gigih Dwi Arsa
NIM : P07220117067
JUDUL : Asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum di rsud abdul wahab sjahranie samarinda dan rsud dr. kanujoso djatiwibowo balikpapan
NAMA PEMBIMBING : Pembimbing II: Nurhayati, S.ST., M.Pd
NO.
HARI/
TANGGAL
MATERI PEMBAHASAN
SARAN PEMBIMBING
TTD PEMBIMBING
TTD MAHASISWA 1. Jumat,
14 Mei 2020
1. Abstrak 1.1. Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan tujuan 1.2. Metode yang
digunakan 1.3. Hasil dan
pembahasan 1.4. Kesimpulan
dan saran
2. Sabtu, 22 Mei 2020
ACC Karya tulis Ilmiah
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Tanggal MRS :... Jam Masuk : ...
Tanggal Pengkajian :... No. RM : ...
Jam Pengkajian :... Diagnosa Masuk : ...
IDENTITAS
1. Nama Pasien : ... Penanggung jawab biaya : ...
2. Tanggal lahir : ... Nama : ...
3. Suku Bangsa : ... Alamat : ...
4. Agama : ...
5. Pendidikan : ...
6. Pekerjaan : ...
7. Alamat : ...
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama : ...
...
2. Keluhan Penyakit Sekarang : ...
...
...
...
...
...
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Pernah dirawat ya tidak kapan: ... diagnosa: ...
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak jenis: ...
Riwayat kontrol : ...
Riwayat penggunaan obat : ...
Riwayat alergi ya tidak jenis: ...
3. Riwayat operasi ya tidak kapan: ...
4. Lain-lain :...
...
...
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
ya tidak jenis: ...
GENOGRAM
Alkohol ya Tidak
Keterangan ...
Merokok ya Tidak
Keterangan ...
Obat ya Tidak
Keterangan ...
Olahrga ya Tidak
Keterangan ...
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum :
Posisi pasien : ...
Alat medis/ invasif yang terpasang : ...
Tanda klinis yang mencolok : ( ) sianosis ( ) perdarahan Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat 2. Kesadaran:
Kualitatif :
Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma Kuantitatif : GCS : E....M...V...
Tabel 1: Skor Pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Scale)
Masalah Keperawatan : ...
...
3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
S :...N:...TD :...RR: ...
Tekanan sistolik + (2 x tekanan diastolik)
MAP : = ... mmHg
3
4. Kenyamanan/nyeri
Nyeri ya Tidak P : Provokatif dan palliatif:
Q : Quality dan Quantitas:
R : Regio : S : Severity:
T : Time :
Masalah Keperawatan : ...
...
Skor 1. Mengendalikan rangsang defekasi
(BAB)
0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar) 1 Kadang-kadang tak terkendali
2 Mandiri 2. Mengendalikan rangsang berkemih
(BAK)
0 Tak terkendali/pakai kateter
1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x 24 jam) 2 Mandiri
3. Membersihkan diri (cuci muka, sisir rambut, sikat gigi)
0 Butuh pertolongan orang lain 1 Mandiri
4. Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram)
0 Tergantung pertolongan orang lain
1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri kegiatan yang lain
2 Mandiri
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan 2 Mandiri
6. Berubah sikap dari berbaring ke duduk 0 Tidak mampu
1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan (2 orang) 3 Mandiri
7. Berpindah/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda 2 Berjalan dengan bantuan 1 orang 3 Mandiri
8. Memakai baju 0 Tidak mampu
1 Sebagian dibantu (misalnya mengancing baju)
2 Mandiri
9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan 2 Mandiri
10. Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri Total skor
Kategori tingkat ketergantungan pasien: ...
Keterangan:
20 = Mandiri
12 – 19 = Ketergantungan ringan 9 – 11 = Ketergantungan sedang 5 – 8 = Ketergantungan berat 0 – 4 = Ketergantungan total
Masalah Keperawatan : ...
...
6. Pemeriksaan Kepala
Finger print di tengah frontal : ( ) Terhidrasi ( ) Dehidrasi Kulit kepala ( ) Bersih ( ) Luka
Warna : ...
Mudah patah : ...
Bercabang : ...
Cerah / kusam : ...
Kelainan : ...
Mata:
Sklera : ( ) Putih ( ) Ikterik
Konjungtiva : ( ) Merah muda ( ) Anemia Palpebra : ( ) Tidak ada edema ( ) Edema
Kornea : ( ) Jernih ( ) Keruh
Reflek cahaya : ( ) + ( ) -
TIO :
Pupil : ( ) Isokor ( ) anisokor ( ) diameter
Visus : ... OS ...OD
Kelainan : ...
...
Hidung :
Pernafasan Cuping hidung: ( ) Ada ( ) Tidak ada Posisi septum nasi: ( ) Ditengah ( ) Deviasi Lubang hidung:
...
Ketajaman penciuman:...
Kelainan : ...
Rongga Mulut :
Bibir : Warna ...
Gigi geligi :
Lidah : Warna ...
Mukosa: ( ) Lembab ( ) Kering ( ) Stomatitis Tonsil: Ukuran ...
Uvula: Letak ( ) Simetris Ditengah ( ) Deviasi Telinga:
Daun/pina telinga : ...
Kanalis telinga : ...
Membran Timpani Cahaya politser
Ketajaman pendengaran : ...
Tes weber : 256 Hz Tes Rinne : 512 Hz Tes Swabach : 512 Hz
Telinga kiri ... telinga kanan ...
Kesimpulan
Masalah Keperawatan : ...
...
Tiroid : ( ) Teraba ( ) Tidak teraba
Posisi trakea : ( ) Letak di tengah ( ) Deviasi ke arah ...
JVP : ...cmH2O
Masalah Keperawatan : ...
...
8. Pemeriksaan Thorak : Sistem Pernafasan
a. Keluhan: Sesak nyeri waktu bernafas
Batuk Produktif Tidak produktif
Sekret: ... Konsistensi : ...
Warna: ... Bau : ...
b. Inspeksi
Bentuk dada simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest
Frekuensi: ...
Irama nafas : teratur tidak teratur
Pola pernafasan : Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bradipnae Takipnea Hyperventilasi Pernafasan cuping hidung : Ada Tidak
Otot bantu pernafasan : Ada Tidak
Usaha nafas : Posisi duduk menunduk
Alat bantu nafas: Ya Tidak
Jenis ... Flow ...lpm c. Palpasi
Vocal premitus : anterior dada ... Posterior dada ...
Ekspansi paru : anterior dada ... Posterior dada ...
Kelainan
Krepitasi Deviasi trakea Trakeostomy
d. Perkusi : Sonor Redup Pekak Hipersonor/timpani Batas Paru Hepar : ...
e. Auskultasi:
Suara Nafas : Vesikuler Bronko vesikuler Rales
Ronki Wheezing Suara nafas tambahan lainnya:...
Suara Ucapan:...
f. Penggunaan WSD :
1. Jenis : ...
2. Jumlah Cairan : ...
3. Undulasi : ...
4. Tekanan : ...
Masalah Keperawatan : ...
a. Keluhan: Nyeri dada Ada Tidak
P : ...
Q : ...
R : ...
S : ...
T : ...
b. Inspeksi: ...
CRT : ...detik
Sianosis : ...
Ujung jari: Jari tabuh
c. Palpasi: ictus cordis ...
Akral ( ) hangat ( ) panas ( ) dingin ( ) Kering ( ) basah d. Perkusi:
Batas Atas : ...
Batas Bawah : ...
Batas Kanan : ... Batas Kiri : ...
e. Auskultasi :
BJ II – Aorta : ...
BJ II – Pulmunal : ...
BJ I – Trikuspidalis : ...
BJ I – Mitral : ...
Bunyi jantung tambahan : ...
Kelainan : ...
f. CVP : ...
g. CTR : ...
h. ECG & Interpretasinya : ...
...
...
Lain-lain : ...
...
Masalah Keperawatan : ...
...
10. Pemeriksaan Sistem Pencernaan dan Status Nutrisi BB
BB : ... TB : ... IMT : --- = ...kg m2 Kategori : ...
(TB m)2
Parameter Skor
Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir ?
a. Tidak ada penurunan berat badan 0
b.Tidak yakin.. tidak tahu/ terasa baju lebih longgar 1
c. Jika ya, berapa penurunan BB tersebut: 2
1 – 5 kg 1
6 – 10 kg 2
11 – 15 kg 3
a. Ya 1
b.Tidak 0
Total Skor
Keterangan: Bila skor > 2 dan atau pasien dengan diagnosis/kondisi khusus dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh Dietisien, Bila skor < 2, skrining ulang 7 hari.
BAB : ...x hari terakhir tanggal : ...
Konsistensi : keras lunak cair lendir/darah
Diet : padat lunak cair
Jenis diet : ...
Nafsu makan : baik menurun frekuensi : ...x/hari Porsi makan : habis tidak Keterangan lainnya: ...
Abdomen Inspeksi :
Bentuk : ...
Bayangan vena : ...
Benjolan / massa : ...
Luka operasi : ada tidak Tanggal operasi : ...
Jenis operasi : ... Lokasi : ...
Keadaan : Drain baik tidak
Jumlah : ... Warna : ...
Kondisi area sekitar insersi: ...
Auskultasi : Peristaltik : ...x/menit
Palpasi : tegang kembung ascites
Nyeri tekan : ya tidak Titik Mc Burney: ...
Massa : ...
Hepar : ...
Ginjal : ...
Perkusi:
Pemeriksaan ascites: undulasi: ... Sfiting Dullnes: ...
Ginjal : nyeri ketuk ada tidak
Masalah Keperawatan : ...
...
11. Sistem Persyarafan
a. Memori : Panjang Pendek
b. Perhatian : Dapat mengulang Tidak dapat mengulang
c. Bahasa : Baik Tidak (ket: ...)
d. Kognisi : Baik Tidak
e. Orientasi : Orang Tempat Waktu
f. Saraf sensori : Nyeri tusuk Suhu Sentuhan
Lainnya : ...
g. Saraf koordinasi (cerebral) : Ya Tidak
Achiles 0 1 2 3 4 1= hipoaktif Bisep 0 1 2 3 4 2= normal Trisep 0 1 2 3 4 3= hiperaktif
Brakioradialis 0 1 2 3 4 4=hiperaktif dengan klonus terus
menerus
i. Refleks patologis: babinsky brudzinsky kernig j. Keluhan pusing : Ya Tidak
k. Istirahat tidur: ...jam/hari Gangguan tidur: ...
l. Pemeriksaan saraf kranial
N1 : Normal Tidak Ket:...
N2 : Normal Tidak Ket: ...
N3 : Normal Tidak Ket: ...
N4 : Normal Tidak Ket: ...
N5 : Normal Tidak Ket: ...
N6 : Normal Tidak Ket: ...
N7 : Normal Tidak Ket: ...
N8 : Normal Tidak Ket: ...
N9 : Normal Tidak Ket: ...
N10 : Normal Tidak Ket: ...
N11 : Normal Tidak Ket: ...
N12 : Normal Tidak Ket: ...
Masalah Keperawatan : ...
...
12. Sistem Perkemihan
a. Kebersihan : Bersih Kotor
b. Keluhan kencing : Nokturi Inkontinensia Gross hematuri Poliuria
Disuria Oliguria
Retensi Hesistensi
Anuria c. Kemampuan berkemih
Spontan Alat bantu, sebutkan: ...
Jenis : ...
Ukuran : ...
Hari ke : ...
d. Produksi urine : ...ml/hari Warna : ... Bau: ...
e. Kandung kemis : Membesar ya tidak
Nyeri tekan ya tidak
Minum peroral : ...ml/hr Urine (0,5 –1ml/kg/BB/jam) : ...ml/hr Cairan infus : ...ml/hr Drain : ...ml/hr Obat IV : ...ml/hr IWL (10 – 15 ml/kg/BB/24
jam)
: ...ml/hr
NGT : ...ml/hr Diare : ...ml/hr
Makanan (1 kalori = 0,14 ml/hari)
: ...ml/hr Muntah : ...ml/hr Perdarahan : ...ml/hr Feses (1x = 20 ml/hari) : ...ml/hr
Total : ...ml/hr Total : ...ml/hr
Balance cairan/hari perawatan:...
...
...
Masalah Keperawatan : ...
...
13. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen
a. Pergerakan sendi : Bebas Terbatas b. Kekuatan otot:
c. Kelainan ekstremitas: ya tidak
d. Kelainan tulang belakang : ya tidak
e. Fraktur : ya tidak
f. Traksi / spalk / gips : ya tidak
g. Kompartemen syndrome : ya tidak
h. Kulit : ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
i. Turgor: baik kurang jelek
j. Luka : Tidak ada
Luas luka panjang ... cm Diameter ...cm Derajat luka : ...
Warna dasar luka merah kuning hitam
Tipe eksudat/cairan luka : ...
Goa : ada, ukuran ...
Tepi luka : ...
Jaringan granulasi : ...%
Warna kulit sekitar luka : ...
Edema sekitar luka : ...
Tanda-tanda infeksi : Tidak Ya
Lokasi: beri tanda X