• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi

BAB III. METODE PENELITIAN

C. Struktur Organisasi

Gambar 2. Struktur Organisasi

47

Penjelasan tugas dari masing-masing Struktur Bagian Kantor Pertanahan , sesuai Perkaban No 4 Tahun 2006

1. Kepala Kantor Pertanahan

Bertugas untuk mengawasi seluruh kegiatan yang ada di dalam Kantor Pertanahan Nasional

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua satuan organisasi Kanwil BPN, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program, dan peraturan perundang-undangan. Bagian Tata Usaha terdir dari:

a. Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah serta urusan keuangan dan pelaksanaan anggaran.

b. Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian dan pengembangan sumberdaya manusia pertanahan.

3. Bidang Survey, Pengukuran dan Pemetaan

Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan survei, pengukuran, dan pemetaan bidang tanah, ruang, dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik, dan survei potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi.

49

4. Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas mengkoordinasikan, dan melaksanakan penyusunan program, pemberian perijinan, pengaturan tanah pemerintah, pembinaan, pengaturan, dan penetapan hak tanah, pembinaan pendaftaran hak atas tanah, dan komputerisasi pelayanan.

5. Bidang Pengaturan dan Penataan Tanah

Seksi Penatagunaan Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program persediaan, peruntukan dan penatagunaan tanah, pengaturan dan penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah; neraca penatagunaan tanah dan ketersediaan tanah;

bimbingan dan penerbitan pertimbangan teknis penatagunaan tanah, ijin perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah; inventarisasi data, mengelola basis data dan sistem informasi geografi.

6. Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Seksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas mengelola basis data, evaluasi hasil inventarisasi, dan atau identifikasi serta penyusunan saran tindak, dan langkah-langkah penanganan, serta penyiapan usulan penertiban, dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak, dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pengendalian penerapan kebijakan dan program pertanahan;

pengelolaan tanah negara, serta penanganan tanah terlantar dan kritis.

b. Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan inventarisasi potensi, asistensi, fasilitasi dalam rangka penguatan penguasaan, dan melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah dan non pemerintah serta menyiapkan bahan pembinaan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

7. Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan a. Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan

mempunyai tugas menyiapkan bahan pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik, pembatalan, dan penghentian, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan/atau badan hukum dengan tanah; pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi, fasilitasi, koordinasi dan pembinaan teknis.

b. Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan pengkajian, dan penyelesaian perkara, pembatalan, dan penghentian, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan/atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan serta koordinasi dan bimbingan teknis.

51

51 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak di BPN Gowa

Adapun jenis-jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa, sebagai berikut :

1. Pelayanan Informasi Pertanahan / Pengecekan / SKPT 2. Pemeliharaan Data

3. Hak Tanggungan

4. Pelayanan Izin Perubahan Penggunaan Tanah 5. Pelayanan Izin Lokasi

6. Pendaftaran Tanah Pertama Kali 7. Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A

8. Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah 9. Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah 10. Peta Tematik Bidang Tanah untuk Pemecahan 11. Peta tematik Bidang Tanah

12. Pendapatan Penjualan Asset yang berlebihan / dihapuskan B. Prosedur Penerimaan Negara Bukan Pajak

Prosedur Penerimaan Negara Bukan Pajak di Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa dimulai dari pemohon hingga Bendahara Pengeluaran. Oleh karena itu untuk mengetahui prosedurnya, maka dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Prosedur Penerimaan PNBP

Mulai

Surat Perintah Setor Di terbitkan

Pemohon menyurati

BPN

Membayar CEK uang ke rek.

bendahara

Penarikan uang oleh Bendahara

selesai Mengambil

uang untuk pelaksanaan kegiatan Menyetor

uang ke kas Negara

(20%)

53

Berdasarkan gambar yang ada di atas maka penjelasan untuk prosedur penerimaan PNBP antara lain :

1. Pemohon yang memiliki kepentingan, misalnya untuk pemeriksaan tanah ataupun pengukuran tanah, menyurati BPN untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Pemohon menghubungi Bendahara Penerimaan.

2. Setelah permohonan, maka BPN mengeluarkan / menerbitkan SPS (Surat Perintah Setor). Tarif yang ditetapkan di dalam SPS berdasarkan Gradasi. Gradasi merupakan tarif yang ditetapkan berdasarkan ukuran tertentu.

3. Setelah SPS diterbitkan, maka pemohon menyetor uang ke rekening Bendahara Penerima melalui Bank.

4. Kemudian Bendahara Penerima menarik uang yang akan disetorkan ke rekeningnya menggunakan cek, Bendahara Penerima mengeluarkan SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak). SSBP yang dikeluarkan tersebut rangkap 5. Lalu uang tersebut disetorkan ke Kas Negara dengan melampirkan SSBP. Kelima rangkap SSBP tersebut diberikan antara lain kepada :

a. Bendahara Penerima b. KPPN

c. Bank

d. Bendahara Pengeluaran e. Kantor Pajak

5. Lalu bendahara Pengeluaran berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No 77/KMK/. 06 / 2003 tanggal 25 Februari 2003, meminta ±80% dari uang yang telah disetorkan Bendahara Penerimaan ke Kas Negara untuk pelaksanaan kegiatan, sedangkan ± 20% tetap berada di Kas Negara. Sebagai bukti untuk meminta uang pelaksanaan kegiatan pada Kas Negara, maka Bendahara Pengeluaran memakai SSBP yang diterimanya.

6. Setelah uang yang dari Kas Negara diperoleh oleh Bendahara Pengeluaran, kemudian bendahara pengeluaran mengeluarkan uangnya untuk panitia di lokasi. Sebagai perincian nama pemohon dan kegiatan yang dimohonkan, maka bendahara pengeluaran menggunakan daftar nominatif. Adapun untuk pengalokasian uang yang diterima antara lain :

a. 60% untuk petugas ukur b. 20% untuk pengelolaan c. 20% untuk pengolahan

C. Kepatuhan Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Kepatuhan dari pengelolaan PNBP dilingkup Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa difokuskan pada ketaatan pegawai BPN pada peraturan- peraturan yang berlaku di lingkungan BPN, semua kegiatan yang dilaksanakan oleh BPN juga mendapat pengawasan dari Kanwil BPN serta BPN RI Pusat demi terciptanya pengendalian intern yang baik terhadap

55

semua kegiatan di Bpn termasuk Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Keakuratan pencatatan PNBP di kantor Badan Pertanahan didasarkan pada Gradasi (Penetapan Tarif) yang telah ditetapkan untuk masing-masing kegiatan, sehingga tarif yang dikenakan kepada pemohon telah memiliki dasar ketetapan. Dan penetapan tarif tersebut telah berdasarkan PP nomor 46 Tahun 2002.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No 77/KMK. 06/2003 tanggal 25 februari 2003 tentang persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari PNBP pada BPN sebagaimana dijelaskan dengan surat Direktorat Jenderal Perbendaharaan tanggal 8 juli 2005 no. 5-4350/PB/2005 perihal penggunaan sebagian dana PNBP pada BPN untuk masing-masing kegiatan sebagai berikut:

1. Pelayanan Pendaftaran Tanah dengan izin penggunaan paling tinggi 81,54%

Catatan : Pelayanan Pendaftaran Tanah terdiri dari pengukuran, pendaftaran pertama kali, pemeliharaan data.

2. Pelayanan Pemeriksaan Tanah, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar 81,67%

Oleh karena itu, Bendahara Pengeluaran hanya dapat meminta dari Kas Negara sebesar yang telah ditetapkan.

Kepatuhan Bendahara Khusus Penerimaan terhadap penyetoran PNBP ke kas negara didasarkan pada Keputusan Presiden No 16 Tahun 1994 pasal 9

ayat 2 dikatakan “bahwa bendahara penerimaan harus menyetor seluruh penerimaan anggaran yang telah dipungutnya dalam waktu yang ditentukan sekurang-kurangnya sekali seminggu”.

Menurut Bohari (2002 : 21) “pengawasan terhadap penerimaan non tax dilakukan oleh KPN (Kantor Perbendaharaan Negara) terhadap jumlah- jumlah setoran yang telah diterima oleh bendahara khusus. Pengawasan ini dilakukan melalui kartu pengawasan bendaharawan penerimaan tetap untuk masing-masing Departemen / Lembaga yang Negara yang menguasai suatu jenis penerimaan negara bukan pajak”.

Oleh karena itu di Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa yang menjadi pengawas terhadap setoran PNBP adalah KPPN dan yang menjadi alat pengendali agar setoran ke kas negara sesuai dengan yang dimohonkan dan disetor pada waktu yang tepat adalah SPS (Surat Perintah Setor) dan SSBP (Surat Setor Bukan Pajak).

D. Efektifitas Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Badan Pertanahan Kabupaten Gowa

1. Tingkat Kefektifan Kegiatan Penerimaan Negara Bukan Pajak Tingkat efektifitas kegiatan Penerimaan Negara Bukan Pajak dapat dilihat dengan menggunakan rumus yang dikemukakan pada BAB III seperti berikut :

Realisasi Penerimaan

Efektifitas = x 100 %

Target Penerimaan

57

Dapat dihitung persentase perbandingan antara realisasi dan target untuk semua kegiatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa Sebagai Berikut :

TABEL PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK TAHUN 2011, 2012 & 2013

Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Gowa

Sumber: BPN Kabupaten Gowa

Tabel 2. Laporan Realisasi PNB

NO

JENIS KEGIATAN PENERIMAAN NEGARA

BUKAN PAJAK

REALISASI PENERIMAAN

2011 2012 2013

1 Pelayanan Informasi

Pertanahan/Pengecekan/SKPT Rp 292.180.000,- Rp 60.412.500,- Rp 475.450.000,- 2 Pelayanan Pertimbangan

Teknis Pertanahan Rp 150.441.999,- - -

3 Pemeliharaan Data &

Pendaftaran Pertanahan Rp 659.567.219,- Rp 2.506.310.010,- Rp 1.434.985.908,- 4 Pendaftaran Hak Tanggungan Rp 686.150.000,- - Rp 855.750.000,- 5 Pelayanan Ijin Perubahan

Penggunaan Tanah - Rp 211.642.120,- Rp 92.135.480,-

6 Pelayanan Ijin Lokasi - - Rp 80.707.918,-

7 Pendaftaran Tanah Pertama

Kali Rp 143.919.960,- - Rp 71.550.000,-

8 Pemeriksan Tanah oleh

Panitia A - Rp 316.307.874,- Rp 383.470.612,-

9 Pemeriksaan Tanah oleh Tim

Peneliti Tanah - - Rp 61.130.330,-

10 Pengukuran dan Pemetaan

Bidang Tanah Rp 959.038.862,- Rp 1.183.077.745,- Rp 1.167.598.086,- 11 Peta Tematik Bidang Tanah

untuk Pemecahan - - Rp 192.225.000,-

12 Peta Tematik Bidang Tanah - - Rp 34. 275.000,-

13 Pendapatan Penjualan Asset

yang Berlebihan/ - - Rp 3.050.000,-

Dihapuskan - -

14 Pelayanan Pemeriksaan Tanah Rp 396.907.492,- -

15 Uang Pemasukan Rp 1.060.320,- - -

Total Realisasi Rp 3.289.265.852,- Rp 4.365.783.749,- Rp 4.852.328.334,- Target Rp 3.255.000.000,- Rp 3.967.000.000,- Rp 4.235.500.000,- Selisih Rp 34.265.852,- Rp 398.783.749,- Rp 616.828.334,-

a. % Keefektifan untuk tahun 2011 :

= 3.289.265.852 x 100%

3.255.000.000,-

= 101%

b. % Keefektifan untuk tahun 2012 :

= 4.365.783.749 x 100%

3.967.000.000

= 110%

c. % Keefektifan untuk tahun 2013 :

= 4.852.328.334 x 100%

4.235.500.000

= 115%

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat kita lihat bahwa persentase Penerimaan Negara Bukan Pajak di tahun 2011 tingkat keefektifannya sebesar 101% yang menandakan bahwa adanya upaya / kinerja dalam

Realisasi Penerimaan

Efektifitas = x 100 %

Target Penerimaan

Realisasi Penerimaan

Efektifitas = x 100 %

Target Penerimaan

Realisasi Penerimaan

Efektifitas = x 100 %

Target Penerimaan

59

pencapaian target. Kemudian, di tahun 2012 terjadi peningkatan yang sangat signifikan, hal ini tampak dari kenaikan tingkat kefektifan sebesar 110%, begitu pula pada tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 115%, walaupun persentasenya tidak terlalu besar perbandingannya dengan tahun sebelumnya, ini tetap menandakan peningkatan kinerja di lingkup Kantor pertanahan Kabupaten Gowa dalam pencapaian target penerimaan dan pencapaian keefektifannya sangat baik.

Gambar 4. Persentase keefektifan Kebijakan PNBP Di Kantor BPN Gowa

90%

95%

100%

105%

110%

115%

2011 2012

2013

101% 110% 115%

2. Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak

Sistem pengendalian internal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkup Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Gowa dapat dilihat dari unsur-unsur dari sistem pengendalian internal itu sendiri, seperti lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian, serta informasi dan komunikasi dari kegiatan yang dilaksanakan di kantor BPN.

Lingkungan pengendalian pada kantor Badan Pertanahan Kabupaten Gowa ini secara umum sudah efektif. Kebijakan manajemen kantor yang menjunjung tinggi standar etika dan perilaku serta bagaimana standar itu dikomunikasikan dan diberlakukan dalam praktik Penerimaan Negara Bukan Pajak. Selain itu, manajemen kantor juga menjaga hubungan baik dengan masyarakat, terutama untuk manyarakat yang belum tahu mengenai PNBP. Pegawai di kantor BPN ini berupaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui program sosialisasi mengenai PNBP sehingga masyarakat mampu memahami salah satu produk yang ada di Kantor BPN.

Manajemen kantor memberikan isyarat yang jelas kepada pegawai tentang pentingnya pengendalian intern terutama dalam penerimaan PNBP karena PNBP tersebut merupakan sumber pendapatan utama di kantor Badan Pertanahan Kabupaten Gowa. Struktur organisasi instansi yang jelas secara langsung menentukan garis garis tanggung jawab dan kewenangan yang ada.

61

Aktivitas pengendalian intern membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan di kantor BPN sudah dilaksanakan. Pada penerimaan PNBP, aktivitas pengendalian internnya sudah berjalan dengan efektif. Aktivitas pembagian tugas sepenuhnya sudah baik karena pegawai di kantor BPN sudah menjalankan tugasnya masing-masing, terutama pada bagian tata usaha yang mengelola kegiatan penerimaan PNBP, semua pegawai sangat antusias dalam menjalankan tugasnya, dan yang menjadi penanggung jawab adalah kepala bagian perencanaan dan pengelolaan keuangan.

Informasi dan komunikasi pada kantor Badan Pertanahan Kabupaten Gowa sudah berjalan efektif. Setiap informasi informasi yang ada mengenai lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian, serta monitoring dikomunikasikan oleh kepala kantor dan para pegawainya dalam meeting. Pemantauan atau pengawasan terhadap penerimaan PNBP berjalan efektif, karena semua kegiatan langsung diawasi dan dipantau langsung oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Sulawesi Selatan.

62 BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan Penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari perpajakan. PNBP diatur oleh Undang-Undang No 20 Tahun 1997, yang saat ini sedang dalam proses perancangan untuk pembaruan UUD tersebut, namun akibat keberagaman instansi di Pemerintah, maka beragam pula jenis-jenis kegiatan yang menjadi PNBP di masing-masing Instansi. Oleh karena itu, tiap-tiap instansi pemerintah memerlukan suatu peraturan tersendiri untuk kepentingan masing- masing instansi yang merupakan tindak lanjut dari UU yang mengatur tentang PNBP. Untuk lingkungan Badan Pertanahan Nasional (BPN) dibentuklah Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 yang berisi tentang jenis dan Tarif PNBP yang berlaku di Badan Pertanahan Nasional.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas sistim pemngendalian intern terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak, ditinjau dari segi sisi jenis PNBP, prosedur penerimaan PNBP, kepatuhan dalam mengelola penerimaan PNBP serta tingkat keefektifan kebijakan dan sistim pengendalian internnya. Adanya PP No 13 Tahun 2010 dan peraturan penyelenggaraan sistim pengendalian pemerintah turut berperan dalam melengkapi pedoman di lingkup BPN, kepatuhan Pengelolaan dan penyetoran PNBP ke kas negara, yang kemudian jumlah penerimaanya menggambarkan

63

keefektifan kebijakan PNBP melalui perbandingan antara Realisasi Penerimaan dan Target Penerimaan.

Kesimpulan yang dapat dibentuk dari penelitian ini adalah bahwa PP No 13 Tahun 2010 dan PP No 60 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah menjadi alat pengendali internal terhadap PNBP dilingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa. Kepatuhan pengelolaan serta penanganan prosedur penerimaan tidak lepas juga dari para pejabat/pegawai yang menjalankan kegiatan penerimaan PNBP dengan disiplin, sesuai dengan standar prosedur yang ada dilingkungan BPN. Tingkat keefektifan dari tahun 2011 -2013 sudah mencapai target yang diinginkan yang menunjukkan bahwa kinerja pencapaian target sangat memuaskan, sehingga sistim pengendalian intern terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gowa sangat baik dan efektif.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat dibentuk berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah :

1. Diharapkan agar pegawai dilingkup Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa dapat lebih konsisten lagi dalam pelaksanaan kinerja ataupun dalam upaya pencapaian target penerimaan untuk tahun-tahun berikutnya, agar tingkat keefektifan lebih meningkat lagi

2. lDiharapkan transparansi dan sosialisasi tentang PNBP terhadap masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bohari, 2002. Pengawasan Keuangan Negara, CV. Rajawali : Jakarta.

Bungin, H. M. Burhan, 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, KENCANA, Jakarta.

Diana Anastasia, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, ANDI. Yogyakarta.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISMUH Makassar, Jurusan Akuntansi, Petunjuk Penulisan Proposal Penelitian & Penulisan Skripsi. Makassar.

HS, Tomo, H. Dasril Munir, 2004. Kebijakan dan Manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak, YPAPI, Yogyakarta.

Hall, James. A, 2007. Audit Teknologi Informasi dan Assurance, Salemba Empat.

Jakarta.

Romney, 2004. Pengawasan Keuangan Negara, CV. Rajawali, Jakarta.

Sugiono, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

Sidjabat, S. 2009. Pengendalian Internal Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak Melalui Penerapan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2002 Pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara.

Tunggal, Amin Widjaja, 2000. Struktur Pengendalian Intern, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Tjandra, W. Riawan, 2006. Hukum Keuangan Negara, PT. Grasindo, Jakarta 1997. undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak

2002. Penerimaan Negara Bukan Pajak, Pengurusan Piutang Negara & Petunjuk Pelaksanaan Lelang, CV. Eka Jaya, Jakarta.

2008. Surat Edaran KBPN Nomor 100-I-Settawa Tanggal 3 Januari 2013.

2013. Undang-Undang Badan Pertanahan Nasional. Pustaka Mahardika. Jakarta.

65

2013. Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan. Fokus Media. Jakarta.

2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

www.bpn.go.id www.perkaban.go.id

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana gambaran umum dari Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Gowa, dimulai dari sejarah instansi, visi dan misi, serta struktur organisasinya?

2. Ada berapa jenis PNBP yang berlaku di Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Gowa?

3. Bagaimana SOP (Standar Operasional Prosedur) yang diterapkan untuk penerimaan PNBP?

4. Bagaimana peran para pegawai di lingkup instansi dalam melaksanakan pengawasan penerimaan PNBP?

5. Bagaimana cara pemerintah dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang PNBP?

6. Mengapa harus dikatakan PNBP?

7. Bagaimana kepatuhan pengelolaan terhadap PNBP?

8. Bagaimana keakuratan pencatatan dari penerimaan PNBP?

Dokumen terkait