BAB IV. METODE PENELITIAN `
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Kualitatif
Metode analisis deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti, tanpa melakukan
48
analisis dan membuat teknik penganalisaan data yang menggunakan angka-angka untuk menari kkesimpulan dari kejadian-kejadian yang dapat diukur. Dalam hal ini analisis deskriptif kualitatif mengacu pada studi komparatif yaitu dengan melakukan perbandingan realisasi penerimaan pajak sarang burung walet, potensi pajak sarang burung walet, total penghasilan asli daerah dari tahun ke tahun, yang diperoleh dari Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.
2. Potensi Pajak Sarang Burung Walet
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 suatu daerah dapat mengenakan pungutan pajak daerah jika di daerah tersebut terdapat potensi untuk dikembangkan. Potensi ini merupakan dasar bagi pemerintah daerah untuk menyusun target penerimaan pajak daerah. Potensi penerimaan pajak sarang burung walet dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
PPsbw = ( V X P ) X Tarif
Keterangan:
PPsbw : Potensi Pajak Sarang Burug Walet V : Volume Sarang Burung Walet
P : Harga pasaran umum T : Tarif Pajak
Potensi pajak sarang burung walet ini bisa dihitung dengan asumsi bahwa sarang burung walet yang terjual dibayarkan pajaknya .Ketika didapatkan perhitungan mengenai potensi maka dapat pula
49
diketahui seberapa besar efektivitas pengelolaan Pajak sarang burung walet karena efektivitas pengelolaan Pajak sarang burung walet dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah realisasi penerimaan Pajak sarang burung walet dengan potensi atau target Pajak sarang burung walet yang ada. Angka efektivitas ini menunjukkan kemampuan memungut dan mengukur apakah tujuan aktifitas pemungutan dapat dicapai. Rumus untuk mengetahui efektivitas pengelolaan Pajak sarang burung walet digunakan rumus sebagai berikut: :
Efektivitas = Realisasi psbw x 100 % Pajak Daerah Target PSBW
Dari pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas bertujuan untuk mengukur rasio keberhasilan, semakin besar rasio maka semakin efektif, standar minimal rasio keberhasilan adalah 100% atau 1 (satu) dimana realisasi sama dengan target yang telah ditentukan. Rasio dibawah standar minimal keberhasilan dapat dikatakan belum efektif. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 Tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian dan Kinerja Keuangan dinyatakan sbb :
Tabel 3 Kriteria Efektivitas
Persentase Kriteria
Diatas 100% Sangat Efektif
90% - !00% Efektif
80% - 90% Cukup Efektif 60% - 80% Kurang Efektif Kurang dari 60% Tidak Efektif
50
3. Kondisi Penangkaran Sarang Burung Walet Di Kota Makassar Lokasi pengembangan rumah sebagai sarang burung walet idealnya dilakukan didataran rendah dan jauh dari pemukiman penduduk. Rumah burung walet juga dibangun di daerah persawahan, padang rumput , hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai dan rawa- rawa, namun keadaan di kota Makassar tidak sesuai dengan pembangunan rumah yang ideal untuk rumah walet karena berdekatan dengan rumah penduduk.
Dengan melihat lingkungan dikota Makassar banyak dibangun bangunan khusus untuk sarang burung walet adapula bangunan yang lantai dasarnya dipakai untuk usaha, lantai 2 dan 3 dihuni oleh manusia lantai 4 dan seterusnya dijadikan ruangan untuk burung walet, agar sama dengan lingkungan asli burung walet dipasang suara pemanggil burung walet yang diputar selama 24 jam.
Bahkan di beberapa tempat di kota Makassar , bila malam hari seperti kota mati tidak ada cahaya karena burung walet tidak suka dengan suasana terang. Gedung tinggi untuk burung walet biasanya masih di tambah dengan kawat pelindung, menurut informasi yang diperoleh dilapangan selain sulit mencari tempat penangkaran seperti keadaan asli di lingkungan bebas, sarang burung walet juga rawan pencurian, ini disebabkan karena harga sarang burung walet dipasaran cukup mahal sehingga mengundang orang – orang yang tidak bertanggung jawab untuk memilikinya.
51
Dengan maraknya bangunan walet yang tersebar dikota Makassar akan berpengaruh pada penghasilan Asli daerah bila dikelola secara maksimal, tapi disisi lain kita juga harus waspada akan dampak yang ditimbulkan oleh burung walet tersebut, karena tidak menutup kemungkinan limbah dari sarang burung walet tersebut dapat menimbulkan virus yang berbahaya bagi kehidupan masyarakat.
Seperti yang di kemukakan oleh Ketua Kesehatan Lingkungan Sumatera Utara, Otniel Kataren (Liputan6, tgl 12 Maret 2001) berdasarkan hasil penelitian Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (PBTKL) dibeberapa kota di Sumatera Utara di sebutkan bahwa keberadaan Penangkaran Sarang Burung Walet yang menyatu dengan rumah – rumah penduduk dapat membahayakan kesehatan karena rumah walet bias menjadi sarang tempat berkembang biaknya nyamuk, apalagi bila musim hujan, selain itu timbunan kotoran walet yang bertahun-tahun dapat dapat menyebabkan batuk berdarah dan leptospirosis atau sejenis tipus.
Menurut Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mas Nurjito (Republika 21 Januari 2008), burung walet bisa menyebabkan 24 jenis penyakit pada manusia jika letak kandang tidak sesuai dengan aturan, salah satunya jika virus menyerang syaraf maka manusia yang terkena bisa menjadi lumpuh.
52
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Kota Makassar 1). Kondisi Geografis
Kota Makassar sebagai ibukota Provinsi Sulawesi selatan, secara administratif berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar, dan sebelah barat Selat Makassar. Kota Makassar memiliki posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam provinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia, diapit oleh dua muara yaitu sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota.
Gambaran lokasi dan kondisi geografis Kota Makassar memberikan penjelasan bahwa letak Kota Makassar sangat strategis untuk kepentingan ekonomi dan politik. Dari sisi ekonomi, Kota Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang lebih efisien dibandingkan daerah lain di kawasan timur Indonesia.
Kota Makassar awalnya bernama Kotamadya Ujung Pandang.
53
Kota Makassar kini telah diperhitungkan sebagai salah satu kota metropolis di Indonesia dengan tingkat pembangunan yang cukup cepat. Berbagai pembangunan dan infrastruktur terus dikembangkan seperti perluasan pelabuhan laut Makassar, Bandar Udara Internasional Hasanuddin, jalan bebas hambatan, Kawasan Industri Makassar (KIMA), dan berbagai proyek lainnya tengah dilaksanakan. Secara demografis, kota ini memiliki penduduk dari berbagai suku seperti suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Jawa, Tionghoa,dll.
2) Luas Wilayah
Data dari pusat statistik Luas wilayah Kota Makassar adalah 175,77km persegi yang terdiri atas 14 kecamatan, 143 kelurahan, 885 RW dan 4.446 RT, dengan jumlah penduduk 1.371.904 jiwa.
54
Tabel 4
Luas Wilayah Pembagian Daerah Administrasi di kota Makassar
Nomor Kecamatan Luas
Km2
Prosentase
%
1 Mariso 1,82 1,04
2 Mamajang 2,25 1,28
3 Tamalate 20,21 11,50
4 Rappocini 9,23 5,25
5 Makassar 2,52 1,43
6 Ujung Pandang 2,63 1,50
7 Wajo 1,99 1,13
8 Bontoala 2,10 1,19
9 Ujung Tanah 5,94 3,38
10 Tallo 5,83 3,32
11 Panakkukang 17,02 9,70
12 Manggala 24,14 13,73
13 Biringkanaya 48,23 27,43
14 Tamalanrea 31,84 18,11
175,77 100,00
Sumber Pusat Statistik Kota Makassar
2. Gambaran Umum Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar 1) Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar
Sebelum terbentuknya Dinas Pendapatan Kota Tingkat II Makassar, Dinas Pasar, Dinas Air Minum, dan Dinas Penghasilan Daerah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Nomor 155/Kep/A/V/1973 tanggal 24 Mei 1973 terdiri dari beberapa Sub Dinas Terminal Angkutan, Sub Dinas Pengelolaan Tanah Pasir, Sub Dinas Taman Hiburan Rakyat, Sub Dinas
55
Pemeriksaan Kendaraan Tidak Bermotor dan Sub Dinas Administrasi.
Adanya Keputusan Walikota yang terdapat dalam Keputusan Daerah Tingkat II Ujung Pandang Nomor 74/S/Kep/A/V/1977 tanggal 1 April 1977 bersama dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 3/12/43 tanggal 9 September 1975 dan Instruksi Menteri, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan tanggal 25 Oktober 1975 Nomor Keu/3/22/33 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang telah disempurnakan dan ditetapkan perubahan namanya menjadi Dinas Penghasilan Daerah yang kemudian menjadi unit-unit yang menangani sumber-sumber keuangan daerah seperti Dinas Perpajakan, Dinas Pasar dan Sub Dinas Pajak Parkir dan semua Sub-sub Dinas dalam unit penghasilan daerah yang tergabung dalam unit penghasilan daerah dilebur dan dimasukkan pada unit kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang. Seiring dengan adanya perubahan Kota Ujung Pandang menjadi Kota Makassar, secara otomatis nama Dinas Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Makassar. Dan pada tanggal 1 Januari 1917 berubah nama menjadi Badan Pendapatan Daerah.
56
2). Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar Visi :
Mewujudkan Pengelolaan Pendapatan yang Optimal Online Terpadu yang menitikberatkan pada dua sektor yaitu:
1. Menuju Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1 triliun Rupiah, 2. Pembayaran pajak dan retribusi tahunan online
terpadu.
Misi :
1. Mewujudkan administrasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) berbasis Information and Technology (IT),
2. Mewujudkan sumber daya secara efisien, efektif, dan optimal,
3. Memantapkan koordinasi pengelolaan pendapatan secara terpadu dan terintegrasi
4). Tugas Jabatan Struktural pada BAPENDA Kota Makassar 1. Kepala BAPEDA
Kepala Badan Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu walikota melaksanakan fungsi penunjang Urusan Pemerintahan bidang keuangan yang menjadi kewenangan Daerah, dalam melaksanakan tugas kepala BAPEDA
57
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang keuangan;
b. Pelaksanaan kebijakan Urusan Pemerintahan bidang keuangan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan Pemerintahan bidang keuangan;
d. Pelaksanaan administrasi badan Urusan Pemerintahan bidang keuangan;
e. Pembinaan, pengoordinasian, pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan program dan kegiatan bidang keuangan;
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.
2. Sekretariat
Sekretariat Dinas dipimpin sekretaris di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan operasional urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian;
b. Pelaksanaan urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan,
58
umum dan kepegawaian;
c. Pengoordinasian urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
Sekertariat terbagi 3 yaitu :
1). Sub Perencanaan dan Pelaporan
Subbagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja, monitoring dan evaluasi serta pelaporan Pelaksanaan program badan dengan menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan kegiatan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
b. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan
kegiatan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya
2) Sub bagian Keuangan
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan
59
administrasi dan akuntansi keuangan.Dalam melaksanakan tugasnya sub bagian keuangan mempunyai fungsi :
a. Perencanaan kegiatan di bidang administrasi dan akuntansi keuangan;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi dan akuntansi keuangan;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan
kegiatan di bidang administrasi dan akuntansi keuangan;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
3) Sub bagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang serta administrasi kepegawaian, dengan melaksanakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang serta administrasi kepegawaian;
b. Pelaksanaan kegiatan urusan umum, piñata usahaan surat menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang
60
serta administrasi kepegawaian;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang serta administrasi kepegawaian;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
2. Bidang Pendaftaran dan pendataan
Bidang Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi pendaftaran, pendataan, intensifikasi, ekstensifikasi dan pengembangan potensi serta rancang bangun dan pengembangan pengolahan data dan informasi pengelolaan pajak daerah dan retribusi daerah, dengan melaksanakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang pendaftaran dan pendataan;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pendaftaran dan pendataan;
c. Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan di bidang pendaftaran dan pendataan;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
61
kegiatan di bidangpendaftaran dan pendataan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas danfungsinya.
Sub Bidang Pendaftaran dan Pendataan terbagi 3 yaitu : 1) Sub Bidang Pendataan Wilayah I
Subbidang Pendataan Wilayah I mempunyai tugas melakukan kegiatan pelayanan administrasi Pendaftaran, Pendataan, intensifikasi, ekstensifikasi dan pengembangan potensi dan verifikasi data wajib pajak daerah dan retribusi daerah wilayah I, meliputi Kecamatan Makassar, Mamajang, Mariso, Rappocini, Tallo, Tamalate, Ujung Pandang dan Wajo,dengan melaksanakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan di bidang pendataan wilayah I;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pendataan wilayah I;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang pendataan wilayah I;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya
2) Sub Bidang Pendataan Wilayah II
Subbidang Pendataan Wilayah II mempunyai tugas melakukan kegiatan pelayanan administrasi pendaftaran,
62
pendataan, intensifikasi, ekstensifikasi dan pengembangan potensi dan verifikasi data wajib pajak daerah dan retribusi daerah wilayah II, meliputi Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Manggala, Panakkukang, Tamalanrea, Ujung Tanah, Kepulauan Sangkarang, dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan pelaksanaan di bidang pendataan wilayah II;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pendataan wilayah II;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang pendataan wilayah II;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
3) Subbidang Pengolahan Data dan Informasi
Subbidang Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi verfikasi dan validasi data wajib pajak dan retribusi daerah, penetapan dan pengukuhan wajib pajak, penerbitan NPWPD, pengolahan data dan informasi serta rancang bangun pengembangannya.
dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan kegiatan di bidang pengolahan data dan
informasi;
63
b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan di bidang pengolahan data dan informasi;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaaan kegiatan di bidang pengolahan data dan informasi;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
3. Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah
Bidang Pajak I dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi pemungutan, penagihan, penetapan, keberatan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan, penagihan pajak I meliputi Pajak Restoran, Pajak Mineral Bukan Logam, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Parkir dan penataan obyek Pajak Reklame serta retribusi daerah, dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang pajak I dan retribusi daerah;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pajak I dan retribusi daerah;
c. Pengoordinasian kegiatan di bidang pajak I dan retribusi daerah;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pajak I dan retribusi daerah;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
64
SubBidang Pendaftaran dan Pendataan terbagi 3 yaitu : 1) Subbidang Restoran, Minerba dan Sarang Burung Walet
Subbidang Restoran, Minerba dan Sarang Burung Walet mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi pemungutan, penagihan, penelitian dan verifikasi penyampaian pajak terutang, pembayaran dan keberatan pajak restoran, pajak mineral bukan logam, dan pajak sarang burung wallet. dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan di bidang restoran, minerba dan sarang burung walet;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang restoran, minerba dan sarang burung walet;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang restoran, minerba dan sarang burung walet;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
2) Subbidang Reklame, Parkir dan Retribusi Daerah
Subbidang Reklame, Parkir dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi pemungutan, penagihan, penelitian dan verifikasi
65
penyampaian pajak terutang, pembayaran dan keberatan, Pajak Parkir dan penataan obyek Pajak Reklame serta retribusi daerah, dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan di bidang reklame, parkir dan retribusi daerah;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang reklame, parkir dan retribusi daerah;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang reklame, parkir dan retribusi daerah;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
3} Subbidang Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan Pajak dan Retribusi Daerah mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi perhitungan, analisa dokumen pembayaran, penetapan, keberatan, pengurangan dan perubahan kepututusan dan ketetapan serta verikasi setoran, penatausahaan, pembukuan dan pelaporan pajak daerah dan retribusi daerah, dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan di bidang penetapan, pembukuan dan pelaporan pajak dan retribusi daerah;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang penetapan,
66
pembukuan dan pelaporan pajak dan retribusi daerah;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaaan
kegiatan di bidang penetapan, pembukuan dan pelaporan pajak dan retribusi daerah;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
4. Bidang Pajak Daerah II
Bidang pajak Derah II mempunyai tugas melaksanakan pelayananadministrasi pemungutan, penagihan, penetapan, keberatan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan, penagihan pajak II meliputi Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan dan Pajak Air Bawah Tanah, dalam melaksanakan tugas Bidang Pajak Daerah II menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang pajak daerah II;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang pajak daerah II;
c. Pengoordinasian kegiatan di bidang pajak daerah II;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pajak daerah II;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
Bidang Pajak Daerah II terdiri dari :
67
1) Subbidang Hotel dan Air Bawah Tanah
Subbidang Hotel dan Air Bawah Tanah mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi pemungutan, penagihan, penelitian dan verifikasi penyampaian pajak terutang, pembayaran dan keberatan dalam melaksanakan tugas subbidang Pajak Hotel dan Pajak Air Bawah Tanah menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan kegiatan di bidang hotel dan air bawah tanah;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang hotel dan air bawah tanah;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang hotel dan air bawah tanah;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
2) Subbidang Hiburan dan Pajak Penerangan Jalan
Subbidang Hiburan dan Pajak Penerangan Jalan mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi pemungutan, penagihan, penelitian dan verifikasi penyampaian pajak terutang, pembayaran dan keberatan Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan PLN dan Pajak Penerangan Jalan Non PLN, dalam melakukan tugasnya Sub bidang hiburan dan pajak
68
penerangan jalan melaksanakan fungsi :
Perencanaan kegiatan di bidang hiburan dan pajak penerangan jalan;
a. Pelaksanaan kegiatan di bidang hiburan dan pajak penerangan jalan;
b. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaan kegiatan di bidang hiburan dan pajak penerangan jalan;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
3) Seksi Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan Pajak Seksi Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan Pajak mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi perhitungan, analisa dokumen pembayaran, penetapan, keberatan, pengurangan dan perubahan kepututusan dan ketetapan serta verikasi setoran, penatausahaan, pembukuan dan pelaporan Pajak Hotel, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan PLN dan Pajak Penerangan Jalan Non PLN, dalam melasanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan di bidang penetapan, pembukuan dan pelaporan pajak;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang penetapan,
69
pembukuan dan pelaporan pajak;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaaan kegiatan di bidang penetapan, pembukuan dan pelaporan pajak;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas danfungsinya.
5. Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaa
Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan, koordinasi, rekonsiliasi, pembinaan, pemeriksaan, penindakan, pengenaan sanksi, merumuskan regulasi pajak dan retribusi daerah serta perencanaan target pendapatan daerah, dalam melaksanakan tugas Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan operasional di bidang koordinasi, pengawasan dan perencanaan;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;
c. Pengoordinasian kegiatan di bidang koordinasi, pengawasan dan perencanaan;
d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang koordinasi, pengawasan dan perencanaan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait
70
tugas dan fungsinya.
Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan terdiri dari 1) Subbidang Koordinasi, Perencanaan dan Regulasi
Sub bidang Koordinasi, Perencanaan dan Regulasi mempunyai tugas melakukan analisa dan perencanaan target pendapatan, rekonsiliasi penerimaan dan piutang, pengusulan penghapusan piutang, reviu dan analisa perundang- undangan bidang pajak daerah dan retribusi daerah serta ketentuan pelaksanaannya dalam melaksanakan tugas Subbidang Koordinasi, Perencanaan dan Regulasi
a. Perencanaan kegiatan di bidang
koordinasi,perencanaan dan regulasi;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang koordinasi, perencanaan dan regulasi;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaaan kegiatan di bidang koordinasi, perencanaan dan regulasi;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
2) Subbidang Penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Subbidang Penagihan Pajak Daerah dan Retribusi
71
Daerah mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi penagihan tunggakan piutang pajak daerah dan retribusi daerah, keberatan, pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangann sanksi administrasi dan pengembalian kelebihan pembayaran, dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan di bidang penagihan pajak Daerah dan retribusi Daerah;
b. Pelaksanaan kegiatan di bidang penagihan pajak Daerah dan retribusi Daerah;
c. Pembagian tugas dan mengontrol pelaksanaaan kegiatan di bidang penagihan pajak Daerah dan retribusi Daerah;
d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya.
3) Subbidang Pembinaan, Pengawasan dan Penindakan Subbidang Pembinaan, Pengawasan dan Penindakan mempunyai tugas melakukan pembinaan, pemeriksaan, pengawasan dan penindakan, pengenaan sanksi, banding, penyitaan terhadap pelanggaran pengelolaan pajak daerah dan reribusi daerah. dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :