• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis dan Tipe Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

B. Jenis dan Tipe Penelitian

25 BAB III

METODE PENELITIAN

C. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mampu/bisa memberikan informasi tentang bagaimana kondisi dan situasi penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel. 3.1 Informan

No Nama Jabatan

1. H. Makmur Majid S.Sos Kepala Penetapan dan Penerimaan 2. Farida Amriani Loket Pembayaran Pajak

STNK

3. Hj. Syamsiah, S. Sos Loket pembayaran Pajak Layanan B

3. Amiruddin Masyarakat Wajib Pajak

4. Imam Masyarakat Wajib Pajak

5. Arifuddin Masyarakat Wajib Pajak

6. Darwin Masyarakat Wajib Pajak

7. Hj A. Hasni Zainal KA UPT Pendapatan Samsat Kota Makassar

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data merupakan hal yang paling penting dan utama dalam penelitian karena itu yang menjadi tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Maka teknik pengumpulan data penyusun menggunakan penyusunan proposal dengan cara observasi dan wawancara

1. Observasi

Observasi teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang di selidiki. Fungsi observasi yaitu melengkapi data yang mungkin tidak diperoleh melalui wawancara

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsug untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkan tujuan yang dapat men jelaskan masalah penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah suatu yang tertulis atau tercetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau bukti untuk mendukung data penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah upaya mencari dan menata secara sistematis catatan observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang temuan-temuan yang berdasarkan permasalahan yang diteliti.

Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan

kedalam suatu pola, kategori dan satuan urutan dasar. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analisis)

1. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dikumpulkan untuk selanjutnya di analisis dan dipelajari oleh peneliti.

2. Redukasi Data

Redukasi data adalah komponen pertama pada analisis data yang memperpendek, mempertegas, membuat focus tidak mengambil hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga simpulan peneliti dapat di lakukan.

3. Penyajian data

Penyajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan kesimpulan. Secara singkat berarti cerita sistemastis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah di pahami.

4. Penarikan kesimpulan

Dalam awal pengumpulan data peneliti dapat mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan mencatat peraturan-peraturan, sebab akibat dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan.

F. Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data adalah bentuk batasan yang berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar merupakan variable yang ingi diukur dengan cara proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan pengabsahan data yang

bermanfaatkan sedemikian rupa sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan untuk sebagai perbandingan untuk data tersebut. Triangulasi pada hakikatnya merupakan multi metode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Rancangan dasarnya adalah bahwa fenomena yang di teliti dapat dimengerti dengan baik dan sehinggah diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika di dekati dari berbagai sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Membandingkan cara mengecek ulang derajat suatu informasi yang di peroleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan dengan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan cara mencocokkan data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu yaitu mengecek semua hasil wawancara berulangkali dengan maksud untuk mendapatkan sebuah data yang akurat dan valid.

30 BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian A. Sejarah Samsat Kota Makassar

SAMSAT Kota Makassar merupakan salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah yang berada dibawah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang berdiri sejak Tahun 1976, yang merupakan hasil realisasi kantor bersama SAMSAT di indonesia berdasarkan keputusan bersama Menhankam/Pangab, Menteri Keuangan dan Menteri dalam Negeri tanggal 28 Desember 1976 Nomor Pol. Kep/13/XII/1976. No. Kep. 1693/MK/1976 dan Nomor 311 tahun 1976 tentang peningkatan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Daerah Kepolisian, dan Aparat Departeman Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, serta peningkatan pendapatan daerah khusus mengenai pajakpajak kendaraan bermotor.

Untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pelaksanaan SAMSAT d alam penertiban STNK yang terkait dengan pembayaran PKB dan BBNKB serta SWDKLLJ dimulai pada tanggal 16 dilaksanakan terpusat di Makassar. SAMSAT oktober 1978 yang wilayah I Makassar ini sudah memiliki kantor pelayanan ada dua masingmasing terletak dijalan Andi Mappanyukki dan AP Pettarani sehingga pelayanan kepada wajib pajak didaerah ini semakin ditingkatkan, kemudian dilakukan pembentukan kantor

bersama SAMSAT di daerahdaerah tingkat II yang kini telah berjumlah 15 (lima belas) cabang untuk melayani masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang tersebar di 23 (dua puluh tiga) daerah tingkat II Kabupaten/Kotamadya serta terdapat kantor SAMSAT Sulawesi Selatan.

pembantu yang Dalam perjalanan berdirinya kini berjumlah 8 (delapan) SAMSAT peraturan Kota Makassar, muncul baru yaitu Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan. Nomor 141 Tahun 2009 tentang organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Tekn is Dinas Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Unit Pelaksana Teknis Daerah ( merupakan unit operasional Dinas Pendapatan dan pengelolah Aset Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di setiap Kabupaten/Kota, dalam pelaksan aan tugas pokoknya selain melayani pemungutan pajak dae juga melayani pemungutan retribusi daerah dan pendapatan lainrah lain yang sah. Kemudian Tahun 2011 muncul peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 82 tahun 2011 Tentang pemungutan pajak progresif. M aksud dan tujuan pengenaan pajak progresif di Sulawesi Selatan adalah untuk memenuhi rasa keadilan dan mempertimbangkan azas kemampuan wajib pajak atas kepemilikan kedua dan seterusnya, dimana orang yang memiliki kemampuan ekonomi lebih besar yang dipresen. tasikan dengan jumlah kendaraan yang dimiliki oleh wajib pajak.

2.Visi Misi Samsat Kota Makassar

Visi: Tercapainya Pelayanan yang Optimal untuk Kepuasan Masyarakat.

Misi:

1. Meningkatkan kinerja seluruh pegawai SAMSAT untuk menunjang kualitas layanan bagi masyarakat.

2. Meningkatkan mutu pelayanan untuk peningkatan pendapatan daerah

3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menjunjung tinggi etika profesi.

4. Melaksanakan proses administrasi kendaraan bermotor secara cepat dan tepat. 5. Mewujudkan aparat pelaksana SAMSAT yang bersih, jujur, dan cakap, bertanggung jawab dan professional.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.

7. Penataan arsip kendaraan yang tertib untuk memudahkan identifikasi dan keamanan dokumen.

3. Uraian Tugas

Uraian tugas dalam organisasi SAMSAT Kota Makassar adalah sebagai berikut:

A. Kepala Melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dinas dalam bidang menjalankan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh kepala dinas. Dalam

melaksanakan tugas pokoknya, kepala mempunyai 6 fungsi, yaitu sebagai berikut:

1. Pengordinasian pelaksanaan kegiatan.

2. Pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian.

3. Pengelolaan pendapatan.

4. Pengordinasian dan penyusunan program serta pengolaan dan penyajian data.

5. Pengelolaan dan pembinaan organisasi dan tatalaksana.

6. Pelaksanaan tugas kedinasaan lain sesuai dengan bidang usahanya.

B. Kepala Sub Bagian tata usaha

Melakukan administrasi ketatausahaan, koordinasi dan pengendalian, monitoring, dan evaluasi, dan pengukuran kinerja lingkup pada Dinas Pendapatan Daerah serta penyusunan laporan. Kepala Sub bagian tata usaha mempunyai fungsi sebagai berikut.

1. Menyusun rencana kegiatan tatausaha dan mendistribusikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas kepada bawahan.

2. Melaksanakan urusan administrasi kepagawaian, organisasi dan tatalaksana.

3. Melaksanakan urusan administrasi umum dan rumah tangga.

4. Melaksanakan urusan penyusunan laporan.

5. Melaksanakan penatausahan keuangan.

6. Melaksanakan urusan dokumentasi perkantoran.

C. Kepala seksi pendataan dan penetapan

Melaksanakan sebagian tugas dalam bidang pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya. Dan dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, kepala seksi pendataan dan penetapan mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

1. Menyampaikan surat ketetapan kepada wajib pajak dan retribusi.

2. Menyelenggarakan inventarisasi data potensi obyek dan subyek pajak daerah, penetapan dan penginventarisasian wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban tepat waktu.

3. Membuat laporan hasil pendataan dan penetapan setiap bulannya.

D. Seksi penagihan dan penerimaan

Melaksanakan sebagian tugas didalam bidang penagihan dan penerimaan. Yang dimaksud dalam tugas pokok seksi penagihan dan penerimaan sebagai berikut.

1. Melaksanakan penagihan dan penerimaan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya.

2. Menyiapkan surat penagihan dan surat tegur terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban tepat waktu.

3. Membuat laporan pelaksanaan penagihan dan penerimaan setiap bulannya.

4. Melaksanakan tugas operasional pemeriksaan pelunasan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan Beabalik Nama Kendaraan Bermotor (BBN KB) dijalan raya bekerja sama dengan instansi terkait.

SAMSAT Kota Makassar sebagai suatu organisasi merupakan suatu kesatuan kerja yang dikordinasikan secara sadar, dengan suatu batasan relatif jelas, yang berfungsi secara teratur dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Organisasi merupakan suatu kumpulan orang yang dikelompokkan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Pengelompokkan orangorangtersebut di dasarkan kepada prinsip-prinsip pembagian kerja, peranan dan fungsi, hubungan, prosedur, aturan, standar kerja, tanggung jawab, dan otoritas tertentu. Wujud pengelompokan tersebut dapat diamati dari struktur dan hirarki, karena itu menyusun suatu struktur sering didefinisikan dengan membuat desain organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun Pelayanan Samsat Kota Makassar yaitu:

4. Mekanisme Pelayanan Kantor Samsat Kota Makassar

Secara kelembagaan unit pelaksana teknis daerah ( ) pelayanan pendapatan daerah berada dibawah dinas pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang ditetapkan melalui peraturan daerah nomor :5 tahun 2001 tanggal 9 mei 2001 tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi, dan susunan organisasi dinas pend apatan daerah sulawesi selatan. SAMSAT Kota Makassar mempunyai tugas pokok melaksanakan pemungutan pendapatan daerah sesuai dengan bidangnya. Dalam pelaksanaan operasional mempunyai fungsi :

a. Melakukan pendaftaran dan penetapan,

b. Penagihan dan pendapatan daerah Melakukan penatausahaan pendapatan daerah.

c. Memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pelaksanaan pelayanan terhadap PKB dan BBNKB yang dikelola pada dilaksanakan melalui sistem administrasi manunggal satu atap yang dikenal dengan sebutan Prosedur SAMSAT . Pelayanan pada kantor SAMSAT pada dasarnya dilakukan melalui kelompok kerja (pokja) atau loket, yang terbagi atas 3 golongan. Yaitu:

Golongan I merupakan pendaftaran surat tanda coba kendaraan, dilayani melalui tiga. Pokja atau loket pelayanan, yaitu :

1. Loket I, melayani penyediaan formulir, penerangan KTL (PKB dan SWDKLLJ)

2. Loket II melayani pendaftaran, penelitian, registrasi dan penyerahan.

3. Loket III melayani pengarsipan

Golongan II, meliputi pendaftaran kendaraan b ermotor baru, kendaraan bermotor tukar identitas pemilik atau kendaraan bermotor tukar identitas pemilik dan atau kendaraan bermotor tukar identitas pemilik dan atau kendaraan bermotor, kendaraan bermotor khusus, kendaraan bermotor setelah lima tahun dan k endaraan bermotor pindah daerah. Golongan ini dilakukan melalui enam pokja atau loket pelayanan. Yaitu:

1. Loket I melayani penyediaan formulir dan penerangan.

2. Loket II melayani cek fisik kendaraan bermotor.

3. Loket III melayani pendaftaran, penelitian dan penetapan.

4. Loket IV melayani penerimaan pembayaran PKB, BBNKB, biaya administrasi STNK, TNBK dan SWDKLLJ.

5. Loket V melayani pengesahan dan penyerahan.

6. Loket VI melayani Pengarsipan.

Loket khusus dibentuk berdasarakan tuntutan kebutuhan diluar mekanisme loket I hingga loket VI, berfungsi melaksakan kegiatan pelayanan beberapa persyaratan meliputi blokir, kuasa wajib pajak dan ekstra cover.

Golongan III, melayani pendaftaran pengesahan STNK setiap satu tahun. Dilakukan melalui lima pokja atau loket pelayan an, dimana pelayanannya hampir sama dengan pelayanan pada golongan II . Rincian kegiatan ketiga unsur yaitu Dispenda, Polri dan Jasa Raharja (Persero)

dilihat dari kewajiban mereka melayani permohonan pembuatan STNK menurut masingmasing pokja/loket adalah sebagai berikut :

1. Loket I (Polri, Dispenda dan Jasa Raharja (Persero)

Polri bertugas menyediakan dan menyarahkan formulir memberikan penerangan tentang syaratsyarat pendaftaran, membukukan keluar/masuk suatu formulir, memberikan paraf pada formulir, ter ima dan ganti formulir, menerima biaya administrasi STNK,TNBK dan nota Cek Fisik. Dispenda bertugas memberikan penerangan tentang kewajiban membayar pajak.

2. Loket II (Polri)

Polri bertugas melakukan cek phisik lengkap, mengamankan dan menugaskan tim pemeriksa membubuhkan paraf pada lembar cek phisik dan registrasi kendaraan bermotor yang melakukan cek Fisik.

3. Loket III (polri,dispenda dan Jasa Raharja (Persero)

Polri bertugas menerima dan meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas, memberikan paraf dan resi pada pemohon, memberikan dan menetapkan No. Pol. Serta menuliskannya dalam formulir, meneruskan berkas ke sub pokok pengetikan notice/STNK dan mengo pabrik TNBK rder TNBK ke Dispenda bertugas menetapkan besarnya PKB dan BBNKB memberikan No. Skum pada nota pajak atau notice meneruskan berkas ke sub pokok SWDKLLJ dan menerima kembali berkas tersebut menyerahkan pening ke PKB ke loket penerimaan STNK (lok et V) Pt jasa raharja persero (persero) bertugas menetapkan SWDKLLJ atau denda serta paraf

pada nota pajak, mengembalikan berkas ke sub loket penetapan PKB dan BBNKB.

4. Loket IV (Dispenda, PT. Jasa Raharja (Persero)

Dispenda bertugas melayani penerimaan pemb ayaran PKB, BBNKB SWDKLLJ dan administrasi STNK, menyerahkan lembar asli notice , mendistribusikan tindasan nota ke dispenda dan jasa raharja. Pt. Jasa raharja menerima dan mengaministrasikan SWDKLLJ

5. Loket V (Polri, Dispenda dan PT. Jasa Raharja (Persero)

Polri bertugas melaksanakan penyerahan STNK yang akan diketik, menyerahkan STNK ke loket penyerahan. Ketiga pimpinan instansi, (dispenda, polri dan PT. Jasa raharja) memberikan pengesahan pada STNK, bukti pembayaran pajak dan asuransi (surat ketetapan pa SKPD) PKB, BBNKB dan SWDKLLJ. Dispenda memberikan pengesahan pada STNK jak daerah PT. Jasa Raharja (persero) memberikan pengesahan pada STNK.

6. Loket VI (Polri)

Polri bertugas menerima berkas dari loket V dan meneruskannya ke petugas Loket IV. Loket VI menyiapkan dan mencari berkas yang diminta loket pendaftaran, menatausahakan berkas untuk memudakan pencarian, membukukan dan mencatat berkas yang diterima dan yang keluar, menandai dan menyisihkan berkas yang di blokir.

STRUKTUR STANDAR PELAYANAN KANTOR BERSAMA SAMSAT (PENERTIBAN STNK, PEMBAYARAN PKB/BBN-

KB, PNBP DAN SWDKLL) LOKET I

PENDAFTARAN DAN PENETAPAN

PENDAFTARAN BARU

PERPANJANGAN DUPLIKAT

PENGESAHAN

MUTASI (BBN, PINDAH)

PERSYARATAN KHUSUS

LOKET 2 PEMBAYARAN DAN

PENYERAHAN

PENYERAHAN

VALIDASI SKPD, CETAK

STNK, TNKB

ARSIP - KASIR

- PEMBANTU BEND.

PENERIMA

MAKLUMAT PELAYANAN SAMSAT KOTA MAKASSAR a. MEMBERIKAN PELAYANAN DENGAN CEPAT DAN AKURAT

b. MEMBERIKAN KEMUDAHAN, KETERJANGKAUAN, TEPAT

WAKTU, KEPASTIAN BIAYAM DAN KUALITAS PRODUL

c. BEKERJA SECARA PROFESIONAL PERLAKUAN/ TIDAK DISKRIMINATIF DAN BERKESELAMATAN

d. MENJAMIN KEMANAN PERSAMAAN DOKUMEN KENDARAAN BERMOTOR SERTA FASILITAS DAN PERLAKUAN KHUSUS BAGI KELOMPOK RENTANG

2. Hasil Penelitian

Dalam peraturan Presiden Republik Indonesia dengan nomor 5 tahun 2015 tentang penyelenggaraan sistem administrasi manunggal satu atap kendaraan bermotor dalam Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang selanjutnya disebut Samsat adalah serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor Bersama Samsat.

Kelemahan pelaksanaan pelayanan publik lainnya dapat dilihat pada sisikelembagaan, kelemahan utama terletak pada desain organisasi yang tidak dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat, penuh dengan hierarki yang membuat pelayanan menjadi berbelit-belit (birokratis), dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan fungsi penyelenggaraan, masih sangat kental dilakukan oleh pemerintah, yang juga menyebabkan pelayanan publik menjadi tidak efisien (Mahsyar, 2011 : 86).

Dalam rangka mewujudkan pelayanan administrasi pajak bagi masyarakat serta memberikan aturan dan pemahaman kepada masyarakat terkait wajib pajak hal ini menjadi dasar untuk melakukan penertiban bagi masyarakat membayar hak pajak baik pajak kendaraan dan lain-lain.

Dalam hal ini pelayanan pajak kendaraan roda dua khususnya sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat umum yang memiliki kendaraan tentang

pelayanan pajak yang dilakukan samsat serta memberikan hak wajib bayar pajak secara tepat waktu serta meningkatkan kualitas pelayanan pajak bagi masyarakat umum.

A. Prosedur Pelayanan pajak Samsat Kota Makassar

Prosedur pelayanan adalah peeyanan publik untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standar prosedur pelayanan pajak kendaraan yang dilakukan oleh Samsat Kota Makassar adapun prosedur pelayanan yang diterapkan oleh Samsat Kota Makassar yaitu:

1. Melengkapi Dokumen

Khusus kendaraan BB I (Kendaraan Bermotor) mendapatkan NRKB atau Nopol yaitu dengan melengkapi berkas KTP dan Cek Fisik Kendaraan. Setiap pemilik kendaraan bermotor wajib untuk melakukan pembaruan admisnistrasi atau membayar pajak tahunan. Pajak satu tahunan dilakukan sesuai dengan masa berlaku Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

Hal ini di ungkapkan juga oleh Bapak H. Makmur Majid S.Sos 57 Tahun selaku Hasil Penetapan dan Penerimaan adapun kutipan wawancaranya yaitu:

“setiap masyarakat wajib pajak harus melengkapi sistem administrasi yang kami keluarkan dalam melengkapi dokumen-dokumen yang harus di siapkan sebagai proses manajemen sistem Kemudian, setiap lima tahun sekali akan ada perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang akan disertai dengan penggantian Tanda Nomor Kendaraan (TNKB) baru.”(wawancara Bapak H. Makmur Majid S.Sos tanggal 24 juni 2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa dalam melengkapi dokumen yang telah di keluarkan oleh Samsat Kota Makassar sebagai ketentuan Standar Operasional.

Berikut ketentuan prosedur cek fisik di Samsat Kota Makassar a. Kendaraan hadir di Samsat Kota Makassar

b. Siapkan beras STNK asli, BPKB asli, dan KTP asli yang sesuai c. Pengesahan hasil Cek Fisik Kendaraan.

Sumber : Samsat Kota Makassar

(Gambar 4.1 Persyaratan Cek Fisik Kendaraan Samsat Kota Makassar) Pada gambar di atas menunjukkan bahwa prosedur pelayanan pajak kendaraan bermotor roda dua melengkapi beberapa administrasi seperti KTP STNK dan berkas pendukung lainnya.

2. Prosedur pelayanan pajak Kendaraan Lanjutan (Kendaraan Lama) Khusus kendaraan BBNKB dalam melengkapi prosedur yaitu:

a. STNK Asli

b. Surat Keterangan Pajak Tahunan sebelumnya

c. KTP

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

Biaya balik nama motor bisa berbeda tiap daerah. Namun, untuk BBNKB motor baru bisa sebesar 10 persen, sedangkan untuk motor bekas yaitu 2/3 dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Untuk mendapatkan total biaya BBNKB ini mengacu pada besarnya PKB di tahun sebelumnya.

3. Prosedur pelayanan perpanjangan plat Tahunan.

Pada prosedur pelayanan pajak khususnya perpanjangan plat tahunan melampikan dokumen atau berkas sebagai berikut:

a. Foto Copy BPKB b. STNK Asli

c. Cek Fisik Kendaraan d. KTP

B. Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian merupakan salah satu dari standar pelayanan publik.

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. Semakin cepat waktu penyelesaian pelayanan, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan yang diberikan. Dalam penyelesaian membutuhkan waktu 10 Menit untuk verifikasi berkas.

Hal ini di ungkapkan juga oleh Bapak H. Makmur Majid S.Sos 57 Tahun selaku Hasil Penetapan dan Penerimaan adapun kutipan wawancaranya yaitu:

“Masalah waktu penyelesaian setiap pengurusan di Samsat Kota Makassar kami telah mengoptimalkan waktu penyelesaian dalam hal memverifikasi berkas melakukan pengesahan STNK dan sebagainya semuanya sudah di tetepakan sesuai prosedur kantor” .”(wawancara Bapak H. Makmur Majid S.Sos tanggal 24 juni 2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas memberikan waktu semaksimal mungkin dalam penyelesaian masalah masyarakat wajib pajak sebagai pertimbangan pelayanan yang baik.

C. Biaya Pelayanan

Tarif Pajak Kendaraan Bermotor dan Biaya Lainnya Selanjutnya adalah mengetahui tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang berlaku, serta biaya lainnya di luar dari pajak (termasuk biaya administrasi).

1. Tarif Pajak

Berikut ini adalah tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang berlaku dengan kondisi:

Kepemilikan satu kendaraan bermotor oleh orang pribadi paling tinggi sebesar 1,2%, sementara pajak kendaraan kedua dan seterusnya akan dikenakan paling tinggi 6%. Pajak khusus diterapkan bagi daerah setingkat provinsi yang tidak terbagi dalam kabupaten/kota yaitu, 2% untuk kendaraan baru dan 10% bagi kendaraan kedua lalu seterusnya.

Peneliti melakukan wawancara kepada salah satu Costumer Service yaitu Ibu Farida Amriani 28 Tahun adapun kutipan wawancaranya yaitu:

Biaya pelayanan pajak bermacam-macam kenakan pajak kendaraan khususnya kendaraan bermotor semua sudah ketentuan standar operasional kami. (wawancara Ibu Farida Amriani Selaku Costumer Service Layanan A pada tanggal 24 Juli 2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa biaya pelayanan pajak kendaraan khususnya kendaraan bermotor telah sesuai dengan ketetapan peraturan standar operasional Samsat Kota Makassar.

Kepemilikan kendaraan bermotor oleh badan tarif pajak sebesar 2%.

Kepemilikian kendaraan bermotor oleh:

a. TNI/POLRI, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sebesar 0,50%.

b. Angkutan umum, ambulans, mobil jenazah dan pemadam kebakaran, sebesar 0,50%.

c. Sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan sebesar 0,50%.

d. Kepemilikan kendaraan bermotor alat berat yaitu sebesar 0,20%.

2. Biaya Lainnya

Selain biaya pajak, ada juga biaya lainnya di luar pajak (biasanya tercantum di dalam STNK) yang akan dikenakan ketika membayar pajak. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 10% dari nilai jual bahan bakar. Kendaraan umum akan diberikan potongan khusus hingga 50% dari tarif.

BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) dikenakan biaya sebesar 12%

dari nilai jual kendaraan. Untuk kendaraan berbasis energi terbarukan akan dibebaskan dari biaya ini.

Dokumen terkait