• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Kejenuhan Belajar

2. Jenis-jenis Kejenuhan Belajar

Satu langkah penting yang sangat dibutuhkan ketika kita mulai berusaha mengatasi masalah kejenuhan, yaitu mengenali jenis-jenih kejenuhan.

Secara umum ada tiga jenis kejenuhan yaitu kejenuhan positif, kejenuhan wajardan kejenuhan negatif.

a. Kejenuhan positif

Kejenuhan positif adalah kejenuhan terhadap segala sesuatu yang buruk, baik berupa penyimpangan perilaku, perbuatan dosa, tindak kezhaliman, kesesatan, hingga keyakinan bathil, contoh kejenuhan positif:

misalnya seorang bosan berhura-hura, bosan menipu, bosan berbuat dosa dan lain-lain20.

19Eka Dianti Usman, "Murid Sulit Belajar", htp//www.depdikbud.co.id, h.1

20Abu Abdurrahman Al-Qawiy, op cit., h. 133

Kejenuhan positif tidak perlu dilawan, atau di carikan kiat-kiat tertentu untuk memusnahkannya. Akan tetapi, kejenuhan seperti ini harus terus ditumbuh kembangkan.

b. Kejenuhan wajar

Kejenuhan wajar merupakan kejenuhan yang sangat lumrah terjadi.Setiap orang melakukan kesibukan berulang-ulang pasti akan mengalami kejenuhan. Kejenuhan wajar sering kita jumpai dalam aktifitas belajar, berkerja, berumah tangga, bergaul dan lain-lain21

Dari pengertian diatas jelas bahwa kejenuhan wajar pasti akan dialami setiap orang, karena kejenuhan tidak bisa dihapuskan dan sudah menyatu dengan kodrat hidup manusia.

c. Kejenuhan negatif

Kejenuhan negatif adalah kejenuhan yang berat, merusak kehidupan dan bisa memicu munculnya keburukan-keburukan lain yang lebih serius.Kejenuhan negatif, misalnya kejenuhan akibat kegagalan, kesempitan hidup, penganiyayaan, sakit hati, juga hidup kacau dan lain- lain22

3. Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar

Kejenuhan adalah suatu proses bertahap yang merusak fisik, emosi dan psikis, ini disebabkan oleh stresor (penyebab stres) yang potensial dari dalam diri orang itu sendiri maupun dari pihak luar dirinya23

21Ibid., h. 135

22Ibid., h. 136

23Armand T. Fabella, Anda Sanggup Mangatasi Stres, (tt.p : Ofset, 1993), h. 117

Kejenuhan problematika hidup, apalagi jika kadar kejenuhan melebihi ambang kewajaran. Tidak ada jalan lain yang ditempuh, selain mengatasi kejenuhan itu dengan sebaik-baik cara. Untuk tujuan itu kita perlu memahami sebab-sebab timbulnya kejenuhan. Sebab-sebab timbulnya kejenuhan belajar yaitu :

a. Kesibukan monoton.

b. Prestasi mandeg.

c. Lemah minat.

d. Penolakan hati nurani.

e. Kegagalan berusaha.

f. Penghargaan nihil.

g. Ketegangan panjang h. Perlakuan buruk.24

Kejenuhan belajar, sebagaimana kejenuhan pada aktivitas- aktivitaslainnya, pada umumnya disebabkan suatu proses yang berlangsung secara monoton (tidak bervariasi) dan telah berlangsung sejak lama. Adapun faktor- faktor yang menjadi penyebab kejenuhan belajar sebagai berikut:

a. Cara atau metode belajar yang tidak bervariasi.

b. Belajar hanya di tempat tertentu.

c. Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.

d. Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan.

e. Adanya ketegangan mental kuat dan berlarut-larut pada saat belajar.25

24Ratna Agustine, "Menghalau Kejenuhan Bekerja", 32/1/14/

25Thursan Hakim, op cit., h. 63-65

Kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar peserta didik telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya, karena bosan (boring) dankelelahan (fatigue). Namun, penyebab kejenuhan yang paling umum adala keletihan yang melanda peserta didik, karena keletihan dapat menjadi penyebab munculnya perasaan bosan pada peserta didik yang bersangkutan

Secara garis besar faktor-faktor mempengaruhi belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yaitu :

a. Faktor internal

Faktor internal ialah faktor yang ada dalam individu yang belajar.Faktor tesebut dapat di golongkan menjadi dua golongan yaitu faktor-faktor fisiologis dan faktor- faktor Psikologis26, yakni :

1) Faktor fisiologis

Kondisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang di pelajarinya pun kurang atau tidak terbekas27

2) Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor

26Sumadi, Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), Cet.7,h. 249

27Muhibbin syah, op. cit., h.131

itu adalah; intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, motif, kematangan dan kelelahan28

3) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar induvidu29.Faktoreksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompakkan menjadi beberapa faktor yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat dan waktu.

a) Faktor keluarga

Peserta didik yang belajar akan meenerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tanggadan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan mahasiswa, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

28Slamato, op. cit., h. 55

29Ibid, h. 60

Masyarakat merupakan faktor eksteren yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan peserta didik dalam masyarakat30.

d) Faktor waktu

Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Sebenarnya yang sering menjadi masalah bagi peserta didik bukan ada atau tidaknya waktu, melaikan bisa atau tidaknya mengatur waktu yang tersedia untuk belajar31.

4. Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar.

Sebagai seorang guru olehnya itu diperlukan kreatifitas dalam penggunaan media pembelajaran dalam proses pemberian mata pelajaran kepada peserta didik agar peserta didik tetap aktif dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan agar proses belajar berjalan secara stimulus

a. Berikan keberagaman dalam belajar.

b. Hubungan pembelajaran dengan keterampilan peserta didik.

c. Gunakan kemampuan tak terduga dalam menjaga lingkungan pembelajaran.

d. Gunakan metode dan muatan pengajaran baru dan tidak biasa pada peserta didik.

e. Beri peserta didik pertanyaan dan tugas-tugas yang membuat mereka berfikir diluar kepala

30Slamato, op. cit., h. 60

31Ibid, h. 60-70

f. Sudahkah peserta didik aktif berpartisipasi dalam pelajaran.

g. Memberikan pengaruh baik yang konsisten.

h. Menciptakan pengalaman belajar yang memiliki akibat atau hasil yang wajar.

i. Menggunakan teknik-teknik belajar bersama.

j. Mendorong murid-murid untuk memilih dalam situasi belajar.

k. Memberikan pelajarang yang menantang.32

usaha-usaha lainnya untuk mencegah dan mengatasi kejenuhan adalah sebagai berikut :

a. Belajar dengan cara atau metode yang bervariasi.

b. Mengadakan perubahan fisik di ruang belajar.

c. Menciptakan situasi baru diruang belajar.

d. Melakukan aktivitas rekreasi dan hiburan.

e. Hindarkan adanya ketegangan mental saat belajar.33

Pujian dari guru merupakan salah satu intensif dari guru yang cukup berpengaruh bagi peserta didik, hal ini menunjukkan adanya penghargaan dan perhatian dari guru dan peserta didik sering kali haus akan pujian dan akan merasa senang apabila mendapatkan pujian dari gurunya. Sehingga dari pada memberikan perhatian kepada peserta didik ketika peserta didik tidak mau belajar dengan marah-marah dan hanya berkomentar yang merendahkan peserta didik, akan lebih efektif perhatian guru yang diarahkan pada suatu hal yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan kemauan untuk mencari informasi.

32Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, h147-149

33Thursan Hakim, op cit, h. 66-69

Dari cara-cara mengatasi kejenuhan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa apapun masalahnya pasti ada jalan keluarnya. Demikian pula dengan kejenuhan kalau orang yang mengalaminya itu mau berusaha dan menghindar serta mengambil beberapa cara tersebut, niscaya akan hilang rasa kejenuhan yang muncul.

5. Dampak Buruk Kejenuhan.

Dampak-dampak buruk yang ditimbulkan oleh kejenuhan, antara lain : a. Sebagai penyakit

b. Produktifitas menurun.

c. Rencana gagal.

d. Hasil tidak matang.

e. Orientasi berubah.

f. Muncul sikap usil.

g. Sikap antipati.

h. Mencari pelarian.

i. Menyuburkan perilaku hipokrit.

j. Memicu kezhaliman.

k. Menimbulkan frustasi34

Dari dampak-dampak kejenuhan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa ketika jenuh melanda, siapapun akan merasa tertekan. Jika semula peserta didik belajar penuh semangat dan tekun, namun ketika rasa kejenuhan itu datang

34Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), cet.2 h.163-169

mendadak semngatnya melemah, tubuh terasa lunglai, hilang gairah dan keceriaan.

6. Tanda-tanda dan Gejala Kejenuhan Belajar

Kejenuhan belajar juga mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala yang sering dialami yaitu timbulnya rasa enggan, malas, lesu dan tidak bergairah untuk belajar35

tanda-tanda kejenuhan pribadi dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara fisik dan secara kejiwaan dan perilaku:

a. Secara fisik 1) Letih

2) Merasa badan makin lemah 3) Sering sakit kepala

4) Sering tidur 5) Nafas pendek

6) Berat badan naik turun b. Secara kejiwaan dan perilaku

1) Kerja makin keras tetapi prestasi makin menurun.

2) Merasa bosan dan merasa bingung.

3) Semangat rendah.

4) Merasa tidak nyaman.

5) Mempunyai perasaan sia-sia.

6) Sukar membuat keputusan.36

35Thursan Hakim, op. cit. h.62

36Armand T. Fabella, op. cit., h. 115

Dari tanda-tanda dan gejala-gejala kejenuhan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kejenuhan itu muncul dari dalam diri orang itu sendiri dengan pengaruh faktor dari luar seperti lingkungan sekitar.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen ) dimana peneliti adalah instrumen kunci ,pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal yakni tehnik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan) ,analisis data bersifat induktif yakni menjelaskan permasalahan khusus yang diakhiri dengan pernyataan umum. Hasil penelitian kualitatif lebih menekanka makna dari pada generalisasi37

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik SD Inpres Jatia.

C. Fokus Dan Deskripsi Fokus Penelitian 1. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:

a. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

37 Sugiyono , Metode Penelitian Pendidikan (cet.25;Bandung : Alfabeta ,2017 ) h, 15

b. Mengatasi kejenuhan belajar 2. Deskripsi Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi Deskripsi Fokus Penelitian adalah:

a. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru pendidikan agama islam memiliki kreativitas agar mampu menentukan metode pembelajaran agar menyampaiakan materi pelajaran dengan jelas.

b. Mengatasi Kejenuhan Belajar

Mengatasi Kejenuhan Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru mampu mengetahui keadaan peserta didik sehingga mampu menentukan media pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran agar siswa tidak jenuh terhadap proses pembelajaran yang monoton.

D. Sumber Data

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data yang langsung, memberikan data kepada pengumpul data38 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa data primer merupakan data utama yang didapatkan langsung dari apa yang diteliti. Adapun data

38 Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta. 2006). h.105

primer dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara langsung dengan guru dan peserta didik SD Inpres Jatia Kab. Gowa

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti39 misalnya peneliti harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen data itu diperoleh dengan menggunakan literature yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan- catatan yang berhubungan dengan penelitian.

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang harus betul- betul direncanakan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya sebab penelitian akan berhasil apabila banyak mengunakan instrument agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan. Penelitian dan menguji hipotesis, maka penulis menggunakan beberapa teknik pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai gejala-gejala yang terjadi untuk kemudian dilakukan pencatatan.40 Observasi diartikan sebagai usaha mengamati fenomena-fenomena yang akan di selidiki baik itu secara langsung maupun

39 Sugiyono,loc.cit

40 P. Joko Subagyo, Metodologi Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),h. 63.

secara tidak langsung dengan mengfungsikan secara alat indera dari pengamatan untuk mendapatkan informasi dan data akan diperlukan tanpa bantuan dan alat lain. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui filem, rangkaian slide, atau rangakian photo. Dalam menggunakan teknik observasi baik langsung maupun tidak langsung diharapkan mengfungsikan setiap alat indera untuk mendapatkandata yang lengkap .

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi antara respon untuk menemukan informasi atau keterangan dengan cara langsung bertatap muka dan bercakap-cakap secara lisan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang menghubungkan dengan informasi yang diperlukan dengan jarak yang dibutuhkan secara lisan pula, memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan responden yang menggunakan alat panduan wawancara.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu relatif, belum terlalu lama dan teknik pengumpulan data dengan hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Dalam hal ini penulis menggunakan catatan dokumentasi untuk

memperkuat hipotesa agar hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: Riset lapangan, yaitu cara penghitungan data dengan penulis langsung turun ke lapangan. Dalam hal ini bertempat di SD Inpres Jatia Kab.Gowa guna mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat emperis. Kemudian dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik-tekni pengumpulan data, sebagai berikut;

1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.41

2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.42

3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek peneliitian.43

G. Teknik Analisis Data

Pada tahapan ini data yang telah dikumpulkan baik melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, terlebih dahulu diolah

41 Nana Syaohdih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010), h 220.

42 Andi Prastowo. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. (Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2011). h 330.

43Burhan Bungin.Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu sosial lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h. 121.

kemudian dianalisis. Dalam pengolahan analisis data ini, dipergunakan beberapa metode, yaitu:

1. Metode induktif yaitu, suatu metode penulisan yang berdasarkan pada hal- hal yang bersifat khusus dan hasil analisa tersebut dapat dipakai sebagai kesimpulan yang bersifat umum.44

2. Metode deduktif yaitu, metode penulisan atau penjelasan dengan bertolak dari pengetahuan bersifat umum. Atau mengolah data dan meganalisa dari hal-hal yang sifatnya umum guna mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus.45

3. Metode yaitu analisis data yang membandingkan pendapat yang berbeda kemudian pendapat tersebut dirumuskan menjadi kesimpulan.46

44Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Cet, XXX; Yogyakarta: Andi Offset, 1987), h. 42

45Ibid, h. 36

46 Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik.(Bandung: Tarsita, 1990), h.. 135

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Singkat SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

Sekolah Dasar Inpres Jatia adalah salah satu sekolah yang terdapat di Jln. Garuda Jatia Kabupaten Gowa. SD Inpres jatia ini beroperasi pada tahun 1980 yang saat ini dipimpin oleh Bapak Kepala Sekolah H. M. ARIFIN.

S, S.Pd Pihak sekolah mengharapkan dengan kapasitas yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia dapat menciptakan murid yang sesuai dengan tujuan yang di inginkan dicapai.

Kondisi sekolah tersebut, berdekatan dengan kantor lurah mataallo.

Kondisi lingkungannya di sekeliling sekolah terdapat taman bunga dan pohon mangga yang membuat sekolah ini tampak rindang. Untuk kondisi bangunannya cukup bagus, berkat adanya Bantuan Operasi Sekolah ( BOS ) dari pemerintah daerah sedikit demi sedikit sekolah ini mengalami renovasi dan untuk pengadaan buku dan bantuan untuk murid berprestasi dan murid miskin. Sekolah tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat, pada awal berdirinya sekolah tersebut jumlah muridnya masih sangatlah minim tapi dengan dikenalnya sekolah tersebut di lingkungan masyarakat luas, sedikit demi sedikit jumlah murid sekolah ini adalah

sebanyak 182 orang, laki-laki berjumlah 95 orang dan perempuan berjumlah 87 orang. SD Inpres Jatia ini berakreditasi A.47

Table 4.1

Keadaan Fisik Bangunan SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa tahun ajaran 2018/2019

No Keadaan fisik Keterangan

1 Ruang kelas 7

2 Ruang kepala sekolah 1

3 Dapur 1

4 Perpustakaan 1

5 Ruang guru 1

6 wc 2

7 Mushollah 1

8 Rumah dinas guru 3

9 Uks 1

10 Lapangan olahraga 1

Sumber Data : kantor TU SD Inpres Jatia kec. Bajeng Kab. Gowa48

47 Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

48 Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

2. Profil SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa a. Identitas sekolah

Nama Sekolah : SD Inpres Jatia

NSS/NPSN : 101190305038 /

40301358

Jenjang Pendidikan : SD

Status Sekolah : Negeri

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

Akreditasi : “ A “

Sekolah Dibuka Tahun : 1982 Alamat

 Jalan / nomor : jl. Garuda jatia

 Rt / rw : 3 / 1

 No. Telepon : 081244244263

 Kode pos : 92152

 Kelurahan : mataallo

 Kecamatan : Bajeng

 Kabupaten : Gowa

 Provinsi : Sulawesi Selatan

 Negara : Republik Indonesia

b. Data pelengkap

Sk Pendirian Sekolah :

Tanggal Sk Pendirian : 31 Desember 1982

Status Kepemilikan :Pemerintah Daerah

SK Izin Operasional :

Tanggal SK Izin Operasional : 01 Januari 1980 Luas Tanah Milik (M2 ) : 1700 M2

Nama Wajib Pajak : SDI JATIA

NPWP :00.794.637.9807.000

3. Visi dan Misi SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa a. Visi :

unggul dalam Prestasi Berbasis Ketuntasan Berdasarkan Iman dan Taqwa49

b. Misi :

1) Terwujudnya pembelajaran yang inovatif dengan pendekatan saintifik berbasis ketuntasan

2) Terwujudnya prestasi belajar di sekolah berdasarkan standar kompetensi lulusan

3) Terwujudnya sikap sportifitas dalam kehidupan bermasyarakat berbasis karakter

4) Terwuwjudnya lingkungan sekolah yang asri dalam menunjang pembelajaran

5) Terwujudnya kegiatan ekstrakurikuler dalam mendukung prestasi sekolah

49 Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

6) Terwujudnya penataan manajemen partisipatif dalam pengelolaan sekolah50

4. Keadaan Guru dan Karyawan SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa Berdasarkan Data Statistik dan Karyawan di SD Inpres Jatia Tahun Ajaran 2018/2019 Sebanyak 15 Orang Dengan Perincian Sebagai Berikut :

a. Kepala Sekolah : 1

b. Guru kelas : 6

c. Guru bidang studi : 5

d. Operator : 1

e. Pustakawan : 1

f. Keamanan ( satpol pendidikan) : 1

Adapun keadaan guru dan karyawan pada saat ini SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa adalah sebanyak 15 orang. Untuk lebih jelasnya keadaan guru dan karyawan di SD Inpres Jatia pada tahun ajaran 2018/2019 sebagai berikut51

50Sumber Data; Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

51Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

Table 4.2

Data Guru dan Karyawan di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa tahun ajaran 2018/2019

No NAMA JABATAN STATUS

PEGAWAI 1 H.MARIFIN.S,S.PD KEPALA

SEKOLAH PNS

2 SUHADA, S.PD GURU KELAS PNS

3 ISRIM, S.PD, M.SI GURU KELAS PNS 4 ZAINUDDIN, S.PD GURU BIDANG

STUDI

PNS

5 HAFSAH, S.PD GURU KELAS PNS

6 NURZATMA GURU KELAS PNS

7 SITTI KHATIJAH, A.Ma

GURU KELAS PNS

8 FATMAWATI

S.PD

GURU BIDANG STUDI

PNS 9 Hj. DJUMRIANI,

S.PD

GURU KELAS PNS

10 ROSTINAH, S.PD GURU BIDANG STUDI

GURU HONOR 11 NURWAHIDAH,

S.PD

OPERATOR GURU

HONOR 12 SURYA ALAM,

S.SOS

PUSTAKAWAN GURU

HONOR 13 SUPRALINDA,

S.PD

GURU BIDANAG STUDI

GURU HONOR

14 HASMAN SATPOL

PENDIDIKAN

GURU HONOR 15 RUSLAN, A.Ma GURU BIDANG

STUDI

GURU HONOR Sumber data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa52

4. Keadaan Peserta Didik SD Inpres jatia Kabupaten Gowa

52 Sumber Data: Kantor TU SD Inpres Jatia kec. Bajeng kab. Gowa

Peserta didik yang bersekolah di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa kebanyakan bertempat tinggal disekitar lokasi sekolah, sehingga tidak menyulitkan mereka dari segi jarak dari tempat tinggal mereka ke sekolah.

Jumlah rombongan belajar adalah 7 kelas, kelas 1 berjumlah 46 peserta didik, kelas II 27 peserta didik, kelas III berjumlah 44 peserta didik, kelas IV berjumlah 26 peserta didik, kelas V berjumlah 37 peserta didik, kelas VI berjumlah 32 peserta didik.

Table 4.3

Daftar Jumlah Peserta Didik SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kelas I 13 12 25

2 Kelas II 23 10 33

3 Kelas III 21 14 35

4 Kelas IV 10 15 25

5 Kelas V 15 17 32

6 Kelas VI 17 17 34

Jumlah 99 85 184

Sumber Data : Kantor TU SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa 53

B. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kejenuhan Belajar Murid Kelas 5 di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

53 Sumber Data :Kantor TU SD Inpres Jati Kabupaten Gowa

Kreativitas itu sendiri adalah suatu upaya atau usaha untuk mengembangkan sifat yang masih dasar menjadi suatu yang baru atau sebelumnya belum ada. Dan bisa juga kreativitas itu suatu cara atau upaya untuk menjadikan sesuatu yang sudah ada menjadi suatu hal yang menarik.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Supralinda S.Pd.

selaku Guru Pendidikan Agama Islam kelas 5 SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa mengatakan bahwa:

“ Kreativitas yang saya gunakan dalam mengatasi kejenuhan peserta didik adalah dengan menggunakan beberapa Metode yang berbeda- beda dalam tingkatannya tetapi tujuan pembelajaran tetap tercapai, contohnya saja untuk kelas v ini saya menggunakan metode diskusi, metode diskusi ini diharapkan mampu membuat peserta didik lebih aktif dalam berfikir. Metode ceramah, metode ini diharapkan mampu membuat peserta didik agar mampu mendengarkan dan memahami penjelasan guru. Metode pemberian motivasi, dengan memberikan motivasi yang positif kepada siswa diharapkan mampu membuat siswa termotivasi agar semangat untuk aktif dalam proses belajar. Reward, dengan pemberian reward kepada peserta didik diharapkan mampu memberikan semangat agar siswa aktif dan rajin dalam pembelajaran.

Merubah tempat duduk, dengan merubah tempat duduk peserta didik akan memberikan suasana yang segar dan berbeda didalam kelas hal tersebut diharapkan mampu membuat peserta didik tidak jenuh dengan suasana belajar didalam kelas. sedangkan untuk kelas 1-3 saya menambahkan metode bernyanyi, metode bernyanyi untuk kelas 1-3 diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam memahami pelajaran karena siswa akan lebih semangat belajar dengan metode yang menarik dan tidak susah. Penyampaian materi yang monoton dalam setiap pertemuannya akan membuat peserta didik cepat jenuh dengan pelajaran. Maka dari itu sebagai seorang guru kita harus bertindak kreativ dalam menentukan metode pembelajaran yang harus digunakan dan mampu memotivasi peserta didik agar aktif dalam pembelajaran. “ 54

Pemilihan Metode dalam menyampaikan materi pembelajaran tentu saja sangat mempengaruhi keadaan peserta didik¸ metode yang

54 Supralinda S.Pd ( Guru Pendidikan Agama Islam ) Wawancara di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa

Dokumen terkait