• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD INPRES JATIA KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD INPRES JATIA KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN TEORITIS

Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

  • Pengertian Kreativitas
  • Jenis-jenis Kreativitas
  • Bentuk Kreativitas
  • Manfaat Kreativitas

Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kebosanan belajar siswa kelas 5 SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kebosanan belajar siswa di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa. Penggunaan praktis yaitu dalam hal ini penulis mencoba mencari kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran yang mampu mengatasi kebosanan belajar siswa.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang dapat meningkatkan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam menggunakan media pembelajaran untuk mengatasi kebosanan belajar siswa di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa. Sedangkan faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar siswa itu sendiri, antara lain guru yang kreatif dalam mengajar, fasilitas pembelajaran. Segala potensi yang dimiliki siswa tidak akan berkembang secara maksimal tanpa bantuan guru.

Implementasi pembelajaran merupakan suatu proses pengorganisasian interaksi antara guru dan siswa serta sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Kreativitas guru bermanfaat dalam meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran. Produk kreativitas guru diharapkan dapat memberikan situasi nyata dalam proses pembelajaran. Produk kreativitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang telah dipahami siswa sebelumnya dan memperbaiki pemahaman yang salah terhadap informasi dari teks.

Kreativitas guru sangat membantu dalam mendorong siswa berpikir lebih ilmiah ketika mengamati gejala-gejala sosial atau fenomena alam yang menjadi objek kajian dalam pembelajaran. Hasil kreativitas guru akan merangsang siswa untuk membantu siswa mengidentifikasi masalah, mengamati data, mengolah data dan merumuskan hipotesis. Begitu pula halnya dengan siswa, sering kali kita melihat beberapa siswa mengalami hambatan dalam belajar dan sulit mencapai hal tersebut.

Kejenuhan Belajar

  • Pengertian Kejenuhan Belajar
  • Jenis-jenis Kejenuhan Belajar
  • Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar
  • Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar
  • Dampak Buruk Kejenuhan Belajar
  • Tanda-tanda dan Gejala Kejenuhan Belajar

Kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar siswa telah mencapai batas kemampuan fisiknya, akibat rasa bosan dan kelelahan. Namun penyebab rasa bosan yang paling sering terjadi adalah rasa lelah yang menyerang siswa, karena rasa lelah dapat menjadi penyebab rasa bosan pada siswa yang bersangkutan. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu belajar.Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis26.

Siswa yang belajar dipengaruhi oleh keluarga dalam hal: cara orang tua membesarkan, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan keuangan keluarga. Faktor sekolah yang mempengaruhi pembelajaran antara lain: metode pengajaran, kurikulum, hubungan guru-murid, hubungan murid-murid, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, kondisi gedung, metode pembelajaran dan pekerjaan rumah. Padahal, yang sering menjadi persoalan bagi siswa bukanlah punya waktu atau tidak, melainkan mampu mengatur waktu yang ada untuk belajar31.

Sebagai seorang guru, diperlukan kreativitas dalam menggunakan media pembelajaran saat menawarkan mata pelajaran kepada siswa, agar siswa tetap aktif dalam proses pembelajaran. Pujian guru merupakan salah satu insentif guru yang cukup berpengaruh terhadap siswa. Hal ini menunjukkan adanya apresiasi dan perhatian dari guru dan siswa sering kali haus akan pujian dan akan merasa senang ketika menerima pujian dari gurunya. Jadi dari pada memberikan perhatian kepada siswa ketika siswa tidak mau belajar dengan cara marah-marah dan hanya melontarkan komentar-komentar yang merendahkan siswa, akan lebih efektif jika perhatian guru terfokus pada sesuatu yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemauan belajar. mempromosikan pembelajaran. mencari informasi.

Apabila murid-murid belajar dengan bersemangat dan bersungguh-sungguh, tetapi apabila rasa kenyang datang. tiba-tiba minda lemah, badan rasa lesu, hilang ghairah dan keceriaan. Tanda dan gejala kebosanan belajar.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Objek Penelitian
  • Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Penelitian
  • Sumber Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Siswa SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa sebagian besar berdomisili dekat dengan lokasi sekolah sehingga tidak menyulitkan mereka mengingat jarak tempat tinggal mereka dengan sekolah cukup jauh. Metode ceramah, dari metode ini siswa diharapkan mampu mendengarkan dan memahami penjelasan guru. Rewarding, dengan memberikan penghargaan kepada siswa kita berharap berhasil memberikan semangat agar siswa aktif dan rajin belajar.

Penyajian materi yang monoton pada setiap pertemuan akan cepat melelahkan siswa dalam pembelajaran. Tentu saja pemilihan metode penyampaian materi pembelajaran sangat mempengaruhi kondisi siswa, metode yang mana. Kita sangat membutuhkan guru yang mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran sebagai siswa yang nantinya akan menjadi bagian dari proses pembelajaran.

Oleh karena itu, kreativitas sangat diperlukan bagi setiap guru agar dapat membangkitkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Faktor Penghambat dan Pendukung Kreativitas Guru Dalam Mengatasi Kebosanan Belajar Siswa Kelas 5 SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa. Demikian pula hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu siswa kelas V mengatakan bahwa.

Kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa dengan menggunakan metode dan variasi penyampaian materi yang berbeda-beda sehingga siswa tidak bosan dan dapat memahami materi dengan baik. pembelajaran dan tujuan pembelajaran.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Berdirinya SD Inpres Jatia Kab. Gowa
  • Profil SD Inpres Jatia Kab. Gowa
  • Visi dan Misi SD Inpres Jatia Kab. Gowa
  • Keadaan Guru SD Inpres Jatia Kab. Gowa
  • Keadaan Siswa SD Inpres Jatia

SD Inpres Jatia beroperasi pada tahun 1980 dan saat ini dipimpin oleh Direktur H. Situasi guru dan staf di SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa berdasarkan data statistik dan staf di SD Inpres Jatia tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah 15 orang dengan rincian berikut. Situasi guru dan pegawai SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa saat ini berjumlah 15 orang.

Adapun keadaan guru dan pegawai di SD Inpres Jatia pada tahun ajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut51. Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas 5 SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa. Oleh karena itu, sebagai guru kita harus bertindak kreatif dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dan mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar.

“Guru yang kreatif lebih cenderung memberikan sesuatu yang baru dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menggunakan media yang sudah ada sebelumnya, namun dikembangkan lebih lanjut agar kita sebagai siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru” 55. Sebagai guru kita perlu melakukan hal yang sama. mengetahui kondisi siswa sehingga kita dapat menentukan metode pembelajaran seperti apa yang dapat kita gunakan pada setiap pertemuan. Pemilihan metode pengajaran ditentukan oleh apakah media yang akan digunakan cocok atau sesuai dengan keadaan siswa dan sesuai dengan materi yang disampaikan serta dapat menarik perhatian siswa.

Guru yang mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran adalah guru yang mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam hal penggunaan media pembelajaran agar menarik sehingga siswa mudah memahami materi yang disampaikan guru.

Bentuk-Bentuk Kejenuhan Belajar Murid

Guru dalam mengajar juga harus serius dan memperhatikan kondisi siswa satu persatu agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kebosanan belajar dapat menimpa siswa yang kehilangan motivasi untuk mengkonsolidasikan satu tingkat keterampilan tertentu sebelum melanjutkan ke tingkat keterampilan berikutnya. Yang biasanya menjadi kendala dalam pengembangan kreativitas guru adalah kurangnya pengalaman mengajar guru dan kurangnya kreativitas guru dalam pemilihan metode pengajaran sehingga mempengaruhi tingkat kreativitas dan profesionalisme untuk mengatasi kebosanan belajar yang dialami siswa.

Kurangnya perhatian guru terhadap kondisi siswa atau sikap acuh tak acuh juga menjadi faktor timbulnya kebosanan belajar. Pengalaman yang dimiliki seorang guru akan mendorong guru untuk berpikir kreatif dan menciptakan cara-cara agar proses pembelajaran dapat membangkitkan minat belajar siswa dan merangsang keaktifan siswa dalam belajar. Hal ini wajib dimiliki oleh seorang guru, karena guru yang tidak mampu mengendalikan keadaan siswanya akan cenderung mengalami rasa bosan dan tidak mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Mengenai efektif atau tidaknya penggunaan media bagi siswa yang belum efektif, karena masih dalam tahap proses pembelajaran, dimana karakter siswa di kelas berbeda-beda sehingga sulit dalam melakukan pembelajaran. proses efektif. Adapun fungsi dan manfaat media sendiri adalah membantu siswa lebih memahami isi materi pembelajaran. Bentuk kebosanan belajar yang dialami siswa adalah kebosanan yang disebabkan oleh penyampaian materi pembelajaran yang monoton dan membosankan oleh guru, sehingga membuat siswa bosan di kelas, sehingga siswa tertidur saat bercerita di kelas.

Faktor pendukungnya adalah pemilihan metode pengajaran yang tepat akan mendorong siswa untuk belajar aktif dan suasana kelas yang baik akan menghindarkan siswa dari ketegangan mental selama proses pembelajaran.

Faktor Penghambat dan Pendukung

PENUTUP

Kesimpulan

Metode yang digunakan guru pendidikan agama Islam SD Inpres Jatia adalah metode menyanyi, metode bermain, ceramah, diskusi, pemberian motivasi, reward dan pergantian tempat duduk. Selain menggunakan beberapa metode tersebut, guru Pendidikan Agama Islam SD Inpres Jatia juga menggunakan keterampilan menggunakan variasi dalam proses pembelajaran antara lain variasi bunyi, variasi gerak dan variasi perubahan posisi. Faktor yang menghambat dan mendukung kreativitas guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kebosanan belajar siswa kelas 5 SD Inpres Jatia Kabupaten Gowa adalah guru yang sangat mengetahui apa yang diajarkan dan terampil dalam mengajarkannya.

Yang menjadi kendala kreativitas guru dalam memilih metode mengajar adalah kurangnya pengalaman mengajar yang dimilikinya, artinya guru menggunakan metode mengajar yang sama atau monoton, guru tidak mampu menyesuaikan metode mengajar yang digunakan dengan kondisi kelas. dan para siswa. serta terbatasnya pengetahuan tentang teknologi yang diciptakan guru. Oleh karena itu, seorang guru harus didukung oleh pendidikan yang terprogram secara relevan dan bermakna, dilaksanakan secara aktif dan efisien serta kriteria evaluasinya terstandar.

Saran

Bagi guru pendidikan agama Islam : Guru hendaknya dapat memilih metode pengajaran yang digunakannya dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat memotivasi dan merangsang keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus mampu mengambil tindakan dan menentukan tindakan apa yang akan diterapkan kepada siswa. Bagi Guru Wali Kelas: Untuk mencapai pendidikan lanjutan, guru harus mampu menangani media pembelajarannya atau memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait