• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen penelitian

Dalam dokumen peranan guru bimbingan dan penyuluhan dalam (Halaman 48-51)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

F. Instrumen penelitian

Tabel 2 Keadaan Sampel

No Sampel Jenis Kelamin Jumlah

L P

1 Guru BP - 2 2

2 Siswa 14 20 34

Jumlah 14 22 36

Sumber Data : TU SMP Negeri 2 Bontomarannu Tahun 2013.

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:158) Catatan dokumentasi yaitu mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.

4. Angket

menurut Arikunto (2006:151) “Angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”.

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data di lapangan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data berikut :

1. Observasi, yaitu pengamatan dengan memperhatikan sesuatu meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

2. Angket, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

3. Interview (wawancara), yaitu sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang akan penulis wawancarai dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan Guru-guru.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan dianalisis dalam bentuk analisaKualitatif yang akan dipadukan dengan deskriptif statistik yang akan menggambarkan data dengan cara tabel sederhana dan persentase dengan rumus sebagai berikut:

% 100 N x

pf

Keterangan:

P = Persentase F = Jumlah Frekuensi

N = Jumlah Responden. ( Anas Sudjono, 2000 : 76).

Hasil dari dari perhitungan tersebut, kemudian peniliti tabulasika dalam bentuk tabel frekuensi yang ada dan di beri interprestasi terhadap hasil tabulasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa SMP Negeri 2 Bontomarannu merupakan salah satu lembaga pendidikan formal di Kabupaten Gowa di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gowa. Usia sekolah ini relatif masih muda yang berdiri ± 17 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 01 Juli 1996. Lokasi SMP Negeri 2 Bontomarannu berada pada dataran tinggi dengan luas areal 6000 m2, dengan alamat Jl. Poros Malino KM. 26 Samya kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.

Sejak bedirinya SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa sampai sekarang masih tetap mampu bertahan, berkembang dalam bidang pendidikan demi tercapainya kualitas sumber daya manusia (sdm) yang berilmu pengetahuan dengan dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Dalam perkembangannya SMP Negeri 2 Bontomarannu sampai saat ini, telah mengalami 5 kali pergantian kepala sekolah. Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

40

Tabel 3

Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa sejak tahun 1996 sampai sekarang

No Nama Kepala Sekolah Masa Jabatan

1 Amiruddin Syukur 1996-2000

2 Drs. H. Mustari. K 2001-2003

3 Drs. Jamaluddin 2004-2005

4 Drs. H. Mahalang Baksal, M. Pd. 2006-2012 5 Drs. H. M. Nadir, M. Si. 2012-sekarang Sumber Data : TU SMP Negeri 2 Bontomarannu Tahun 2013.

2. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa a) Visi

Terwujudnya Pesarta Didik Yang Cerdas,Berkarakter, Terampil, Mandiri, berdasarkan IMTAQ dan IPTEK

b) Misi

1) Mengoptimalkan Proses Pembelajaran dan Bimbingan yang Berkarakter

2) Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Berdasarkan Bakat, Minat dan Potensi Peserta Didik

3) Membina Kemandirian Peserta Didik Melalui Kegiatan Pembinaan Kewirausahaan dan Pengembangan Diri yang Terencana dan Berkesinambungan

4) Menanamkan Keimanan dan Ketakwaan Melalui Pengamalan Ajaran Agama

3. Keadaan Guru SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa Untuk mengetahui dengan jelas mengenai keadaan guru di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Keadaan Guru SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa Tahun 2014 No Nama / NIP Pangkkat/Gol

Ruangan

TMT Guru Mapel 1 Drs. H. M. Nadir, M. Si.

196112031984031005

PEMBINA Tk. I IV/B

01 April 2012

Kepala Sekolah

2 Andi Wahab Madin, S. Pd.

195512241976031002

PEMBINA IV/A

01 Oktober

2003

Wakil kepala sekolah

3 Nurhayati, S. Pd.

196202061997021002

PEMBINA IV/A

01 April 2012

Guru seni

budaya/keppus 4 Hj. Arnakarsana, S. Pd.

196604211988032016

PEMBINA IV/A

01 Oktober

2007

Guru seni

budaya/kurikulum 5 Muliati, S. Pd.

196812121989032014

PEMBINA IV/A

01 Oktober

2007

Guru bahasa Indonesia

6 Rahmat Abd Rahman,S.Pd.

19670728199031009

PEMBINA IV/A

01 Oktober

2004

Guru TIK/

Kurikulum 7 Dra. Sunggu

197001018994122003

PEMBINA IV/A

01 Oktober

2008

Guru matematika

8 Nuraeni, S. Pd.

196709101997022003

PEMBINA IV/A

01 Oktober

2007

Guru bahasa Inggris

9 Wahyuna, S. Pd.

196709171997022001

PEMBINA IV/A

01 Oktober

2008

Guru IPA

10 Muh.Ilham, S. Pd.

197210111997031004

PEMBINA IV/A

01 Oktober

2008

Guru Bahasa Indonesia

11 Phata Simbung, S. Pd.

196505071990031019

PENATA III/C

01 Oktober

2007

Guru PKN

12 H. Muhammad Danial, S.

Pd.

196808281991031015

PENATA III/C

01 Oktober

2008

Guru Bahasa Inggris

13 Mantasiah, S. Pd.

196706131991032011

PENATA Tk.

I

III/D

01 April 2012

Guru IPA

14 Kamisah, S. Pd.

196402031992032005

PENATA III/C

01 Oktober

2008

Guru

keterampilan 15 Sadi, S. Pd.

196702011997021002

PENATA Tk.

I

III/D

01 Oktober

2007

Guru PAI

16 Drs. Mustalib.

196608061998031006

PENATA Tk.

I

III/D

01 Oktober

2010

Guru IPS

17 Hj. ST. Aminah, S. Pd.

196512312005022005

PENATA MUDA Tk. I

III/B

01 Oktober

2010

Guru IPS

18 Baharuddin, S. Pd.

197310172005021002

PENATA MUDA Tk. I

III/B

01 April 2012

Guru

IPA/Bendahara 19 Asmawati, S. Pd.

196805061992032010

PENATA MUDA Tk. I

III/B

- Guru MULOK

20 Chaerun Nisa Hasyim, S.

Pd. M. Pd.

198501132010012024

PENATA MUDA III/A

01 Oktober

2010

Guru Matematika

21 Dra. Musdalipah - - Guru PAI

22 Harmini, S. Pd. - - Guru Matematika

23 Fitriani Nur, S. Pd. I. - - Guru BK

24 Rita Fitriwati, S. Pd. - - Guru BK

25 Ramlah, S. Ag. - - Guru PAI

26 Syamsud - - Kepala Staf Tata

Usaha

27 Mustari - - Staf Tata Usaha

28 St. Rahmawati, SE. - - Staf Tata Usaha

29 Arman Syafri - - Staf Tata Usaha

30 Erna - - Pegawai

Perpustakaan

31 Hasbullah - - Satpol

Sumber Data : SMP Negeri 2 Bontomarannu , 2013.

4. Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa Siswa merupakan bagian dari komponen yang tidak dapat dipisahkan dari sekolah karena siswa merupakan objek pendidikan dan tujuan untuk diberi pengajaran. Pendidikan tidak mungkin terlaksana tanpa adanya siswa sebagai objek yang menerima pendidikan. didalam proses belajar mengajar siswa sebagai pihak yang inginmeraih cita-cita, memiliki tujuan yang ingin di capai secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Untuk mengetahui keadaan siswa di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5

Keadaan siswa SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa No Siswa /guru Rombel Jenis Kelamin Jumlah Total

L P

1 Kelas VII VII.A 12 14 26 112

VII.B 11 16 27

VII.C 12 16 28

VII.D 15 16 31

2 Kelas VIII VIII.A 13 14 27 108

VIII.B 14 12 26

VIII.C 15 12 27

VIII.D 16 12 28

3 Kelas IX IX.A 14 17 31 119

IX.B 15 16 31

IX.C 12 17 29

IX.D 14 14 28

163 176 339 339

Sumber Data : SMP Negeri 2 Bontomarannu , 2013.

4. Keadaan sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana adalah salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar, karena disamping kemampuan siswa menerima pelajaran dan cara guru menyampaikan materi pelajaran, fasilitas atau sarana dan prasarana juga sangat berpengaruh terhadap keefektifan belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Keadaan sarana prasarana SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa

No Sarana dan prasarana jumlah

Keterangan Baik Rusak ringan 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru (kantor) Ruang BK

Ruang TU Ruang Kelas

Ruang Ibadah (Mushollah) Laboratorium Komputer Ruang Perpustakaan WC Guru

WC Siswa Gudang Lapangan

1 1 1 1 6 1 1 1 1 6 1 1

 3

- - - - - - - - - 3 - - Sumber Data : SMP Negeri 2 Bontomarannu , 2013.

5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi sekolah SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:

KEPALA SEKOLAH

KOORDINATOR TATA USAHA WAKIL KEPALA SEKOLAH

KETUA KOMITE

FUNGSI HUMAS FUNGSI

KURIKULUM

FUNGSI KESISWAAN

FUNGSI SARPRAS

GURU BIDANG STUDI

WALI KELAS

SISWA

Sumber Data: TU SMP Negeri 2 Bontomarannu Tahun 2013

B. Peranan Guru Bimbingan dan Penyuluhan dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa

Bimbingan dan penyuluhan merupakan bidang layanan kepada peserta didik (student service), layanan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan mereka. Tanpa pembelajaran di sekolah anak-anak dan remaja akan berkembang, tetapi perkembangannya sangat minim. Dengan pembelajaran di sekolah perkembangannya akan jauh lebih tinggi, dan ditambah dengan pemberian layanan bimbingan dan penyuluhan perkembangannya diharapkan mencapai titik optimal, dalam arti setinggi- tingginya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Dengan demikian, dibutuhkan peranan guru bimbingan dan penyuluhan sehingga peserta didik berada dalam kondisi prima, sehingga mereka dapat belajar, mengembangkan diri secara prima pula. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa memiliki peranan sebagai berikut:

1. Guru sebagai pembimbing

Sebagai pembimbing, guru harus berupaya untuk membimbing dan mengarahkan perilaku siswa sesuai dengan kemampuan dan minat ke arah positif, dan menunjang pembelajaran. Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan

pendidikan, termasuk dalam hal ini, yang penting ikut memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak didik.

Hasil tabulasi angket terhadap peranan guru sebagai pembimbing dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7

Guru BP memberikan materi BP

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 10 29

2 Sering 0 0

3 Kadang-kadang 2 10

4 Tidak pernah 22 65

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 1

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 10 atau 29% menyatakan selalu, 0 atau 0% menyatakan sering, 2 atau 10%

menyatakan kadang-kadang dan 22 atau 65 menyatakan tidak pernah.sehingga guru BP tidak memberikan materi di kelas.

Tabel. 8

Guru BP mengajarkan pemahaman serta pengalaman disiplin dan peraturan sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 9 26

2 Sering 0 0

3 Kadang-kadang 23 67

4 Tidak pernah 2 7

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 2

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 9 atau 26% menyatakan selalu, 0 atau 0% menyatakan sering, 23 atau 67%

menyatakan kadang-kadang dan 2 atau 7 menyatakan tidak pernah.sehingga guru BP jarang mengajarkan pemahaman serta pengalaman disiplin dan peraturan sekolah.

Tabel. 9

Guru BP memberikan arahan kepada siswa untuk tidak terlambat No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 25 74

2 Sering 5 15

3 Kadang-kadang 4 11

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 3

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 25 atau 74% menyatakan selalu, 5 atau 15% menyatakan sering, 4 atau 11%

menyatakan kadang-kadang dan 0 atau 0% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP selalu memberikan arahan kepada siswa untuk tidak terlambat.

Tabel 10

Guru BP mmengajarkan untuk menumbuhkan disiplin dan berlatih No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 14 41

2 Sering 6 18

3 Kadang-kadang 11 32

4 Tidak pernah 3 9

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 4

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 14 atau 41% menyatakan selalu, 6 atau 18% menyatakan sering, 11 atau 32%

menyatakan kadang-kadang dan 3 atau 9% menyatakan tidak pernah.

sehingga Guru BP mmengajarkan untuk menumbuhkan disiplin dan berlatih, baik secara individual maupun kelompok.

2. Guru sebagai contoh atau teladan

Pada dasarnya perubahan perilaku yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik dipengaruhi oleh yang dimiliki oleh seorang guru. Atau dengan perkataan lain, guru mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik, karena pada dasarnya guru adalah representasi dari sekelompok orang pada suatu komunis atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru.

Hasil tabulasi angket terhadap peranan guru sebagai pembimbing dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11

Guru BP menggunakan seragam dinas dengan rapi setiap hari No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 17 50

2 Sering 11 32

3 Kadang-kadang 6 18

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 5

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 17 atau 50% menyatakan selalu, 11 atau 32% menyatakan sering, 6 atau 18%

menyatakan kadang-kadang dan 0 atau 0% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP selalu menggunakan seragam dinas dengan rapi setiap hari.

Tabel 12

Guru BP datang ke sekolah tepat waktu setiap hari

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 12 35

2 Sering 10 29

3 Kadang-kadang 8 24

4 Tidak pernah 4 12

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 6

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 12 atau 35% menyatakan selalu, 10 atau 29% menyatakan sering, 8 atau 24%

menyatakan kadang-kadang dan 4 atau 12% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP selalu datang ke sekolah tepat waktu setiap hari.

Tabel 13

Guru BP membuang sampah di tempat sampah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 16 47

2 Sering 13 38

3 Kadang-kadang 1 3

4 Tidak pernah 4 12

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 7

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 16 atau 47% menyatakan selalu, 13 atau 38% menyatakan sering, 1 atau 3%

menyatakan kadang-kadang dan 4 atau 12% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP selalu membuang sampah di tempat sampah.

Tabel. 14

Guru BP menegur siswa apabila melanggar tata tertib

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 14 41

2 Sering 8 24

3 Kadang-kadang 10 29

4 Tidak pernah 2 6

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 8

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 14 atau 41% menyatakan selalu, 8 atau 24% menyatakan sering, 10 atau 29%

menyatakan kadang-kadang dan 2 atau 6% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP selalu menegur siswa apabila melanggar tata tertib.

3. Guru sebagai pengawas

Pengawas bertujuan untuk menjaga atau menjaga, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Sebagai pengawas, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap perilaku siswa.

Dan guru harus senantiasa mengawasi seluruh siswa, terutama pada jam- jam efektif sekolah, sehingga kalau terjadi pelanggaran dapat diatasi.

Hasil tabulasi angket terhadap peranan guru sebagai pengawas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 15

Guru BP Menegur ketika melihat saya berada di luar kelas pada saat jam pelajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 16 47

2 Sering 14 41

3 Kadang-kadang 4 12

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 9

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 16 atau 47% menyatakan selalu, 14 atau 41% menyatakan sering, 4 atau 12%

menyatakan kadang-kadang dan 0 atau 0% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP selalu Menegur ketika melihat saya berada di luar kelas pada saat jam pelajaran.

Tabel. 16

Guru BP Mengadakan pemeriksaan kerapihan seragam sekolah siswa No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 11 32

2 Sering 15 44

3 Kadang-kadang 8 26

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 10

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 11 atau 32% menyatakan selalu, 15 atau 44% menyatakan sering, 8 atau 26%

menyatakan kadang-kadang dan 0 atau 0% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP sering Mengadakan pemeriksaan kerapihan seragam sekolah siswa.

Tabel. 17

Guru BP Menegur siswa yang membuang sampah sembarangan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 15 44

2 Sering 19 56

3 Kadang-kadang 0 0

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 11

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 15 atau 44% menyatakan selalu, 19 atau 56% menyatakan sering, 0 atau 0%

menyatakan kadang-kadang dan 0 atau 0% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP sering Menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.

Tabel. 18

Guru BP Mengadakan razia rokok, narkoba, miras dan majalah porno

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 2 6

2 Sering 7 21

3 Kadang-kadang 24 71

4 Tidak pernah 1 2

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 12

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 2 atau

6% menyatakan selalu, 7 atau 21% menyatakan sering, 24 atau 71%

menyatakan kadang-kadang dan 1 atau 2% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP kadang-kadang Mengadakan razia rokok, narkoba, miras dan majalah porno.

4. Guru sebagai pengendali

Sebagai pengendali, guru harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik di sekolah. Dalam hal ini guru harus mampu secara efektif menggunakan alat pendidikan secara tepat waktu dan tepat sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun hukuman terhadap siswa.

Hasil tabulasi angket terhadap peranan guru sebagai pengawas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 19

Guru BP Memberikan hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 4 12

2 Sering 8 24

3 Kadang-kadang 22 64

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 13

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 4 atau 12% menyatakan selalu, 8 atau 24% menyatakan sering, 22 atau 64%

menyatakan kadang-kadang dan 0 atau 0% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP kadang-kadang Memberikan hukuman bagi siswa yang

terlambat datang ke sekolah.

Tabel. 20

Guru BP memanggil orangtua siswa

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 9 26

2 Sering 5 15

3 Kadang-kadang 20 59

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 14

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 9 atau 26% menyatakan selalu, 5 atau 15% menyatakan sering, 20 atau 59%

menyatakan kadang-kadang dan 0 atau 0% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP kadang-kadang memanggil orangtua siswa.

Tabel. 21

Guru BP Memberikan pujian bagi siswa yang berperilaku baik No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 7 21

2 Sering 23 67

3 Kadang-kadang 2 6

4 Tidak pernah 2 6

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 15

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 7 atau 21% menyatakan selalu, 23 atau 67% menyatakan sering, 2 atau 6%

menyatakan kadang-kadang dan 2 atau 6% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP sering Memberikan pujian bagi siswa yang berperilaku

baik.

Tabel. 22

Guru BP Memberikan surat peringatan kepada siswa yang tidak masuk sekolah tanpa surat keterangan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 5 15

2 Sering 19 56

3 Kadang-kadang 10 29

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 34 100

Sumber Data: Angket No. 16

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 34 responden 5 atau 15% menyatakan selalu, 19 atau 56% menyatakan sering, 10 atau 29%

menyatakan kadang-kadang dan 0 atau 0% menyatakan tidak pernah.

sehingga guru BP sering Memberikan surat peringatan kepada siswa yang tidak masuk sekolah tanpa surat keterangan.

Sehubungan dengan hasil akumulasi angket di atas, hasil wawancara dengan Ibu Fitriani Nur, S. Pd. I. Selaku guru Bimbingan dan penyuluhan SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa beliau mengatakan bahwa:

“Pelaksanaan BP di SMP Negeri 2 Bontomarannu berpedoman pada kurikulum, karena itu program BP di SMP ini disesuaikan dengan kurikulum yang sudah ada. Bimbingan yang dilakukan adalah bersama- sama di kelas atau memanggil beberapa siswa untuk bimbingan kelompok ke ruang BP, hal-hal yang dibicarakan dalam bimbingan ini adalah peraturan tata tertip yang berlaku di sekolah. Sedangkan bimbingan individual dilakukan pada jam istirahat atau setelah jam pulang sekolah, selain tidak mengganggu siswa yang bersangkutan belajar juga menepis anggapan negatif teman-temannya bahwa siswa yang dipanggil oleh guru BP adalah siswa yang nakal padahal semua ini belum tentu” (wawancara pada tanggal 27 Mei 2014 M).

C. Bentuk/pola Layangan Bimbingan dan Penyuluhan Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Terhadap Tata Tertib di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa

Dalam proses pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa terdapat beberapa bentuk/pola layanan bimbingan sebagaimana dijelaskan berikut:

1. Memanggiil siswa keruang BP secara kelompok/individual.

Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah yaitu untuk mengetahui data siswa, gejala-gejala, sebab dan bentuk pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa.

2. Memberikan pengarahan, nasehat dan teguran secara lisan kepada siswa.

Langkah ini dilakukan dalam rangka upaya penanganan pemecahan masalah siswa dengan menerapkan teknik-teknik penyampaian materi yang disesuaikan dengan kondisi psikologis dan permasalahan/pelanggaran yang dilakukan siswa.

3. Memberikan peringatan secara tertulis dan pemanggilan orangtua/wali siswa ke sekolah.

Dalam langkah ini, siswa disuruh membuat surat pernyataan yang diketahui orangtua/wali dan selanjutnya diadakan bimbingan pada orangtua/wali dengan tujuan untuk menjalin kerja sama dalam upaya pembinaan dan bimbingan terhadap perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik.

4. Memberikan sanksi skorsing sesuai ketentuan tata tertib.

Langkah ini dilakukan apabila siswa melakukan pelangggaran berulang-ulang sampai 3 kali dan sudah mendapatkan peringatan secara tertulis yang diketahui orangtua/wali sebanyak 1-2 kali dalam satu bulan.

Adapun ketentuan waktu sanksi skorsing disesuaikan dengan bentuk pelangggaran dan ketentuan tata tertib yang berlaku di sekolah.

D. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Penyuluhan dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa

Dalam kamus ilmiah populer dampak diartikan sebagai pengaruh yang kuat yang dapat menimbulkan akibat. Dalam hal ini bimbingan dan konseling yang diberikan guru khususnya guru BP banyak memberikan bantuan dalam pemecahan permasalahan yang dialami siswi. Dari hasil penelitian dengan beberapa siswi dan guru BP maka dapat diketahui bahwa pengaruh bimbingan dan penyuluhan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pengaruh positif dan negatif:

1. Munculnya sifat keterbukaan pada diri siswi (positif)

Dengan adanya bimbingan konseling membantu siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru dengan mengungkapkan permasalahan yang dialaminya, siswa merasa keberadaannya diperhatikan sehingga ada rasa aman dan nyaman.

2. Siswi terbantu dalam pemecahan masalah yang dihadapi (positif)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan penyuluhan beberapa siswi merasa terbantu dalam menyelesaikan masalah. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku siswi menjadi lebih baik seperti berkurangnya tingkat pelanggaran di sekolah.

3. Munculnya strategi untuk menghindar dari guru BK (negatif) Dari wawancara dengan beberapa siswi ada juga yang merasa terganggu oleh campur tangan guru bimbingan dan penyuluhan terhadap masalah yang dialaminya. Sehingga muncullah cara atau strategi siswi untuk menghindar dari pantauan guru BP seperti: siswi semakin tertutup ketika diajak berkomunikasi, siswi membantah klarifikasi masalah yang diungkapkan guru BP. Keadaan ini terjadi disebabkan pandangan siswi terhadap guru BP masih sebagai polisi sekolah.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan tentang peranan guru bimbingan dan penyuluhan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa, maka penulis menutup pembahasan skripsi ini dengan mengemukakan beberapa kesimpulan:

1. Peranan Guru Bimbingan dan Penyuluhan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa terdiri dari peranannya sebagai pembimbing dalam membimbing dan mengarahkan perilaku siswa, Peran guru bimbingan konseling sebagai teladan dalam mempengaruhi perubahan perilaku peserta didik, Peran guru bimbingan konseling sebagai pengawas dalam mengarahkan peserta didik dan Peran guru bimbingan konseling sebagai pengendali dalam mengendalikan perilaku peserta didik.

2. Bentuk/pola layanan bimbingan dan penyuluhan yang diterapkan di SMP Negeri 2 Bontomarannu berupa Memanggiil siswa keruang BP secara kelompok/individual, Memberikan pengarahan, nasehat dan teguran secara lisan kepada siswa, Memberikan peringatan secara

60

Dalam dokumen peranan guru bimbingan dan penyuluhan dalam (Halaman 48-51)

Dokumen terkait