PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana bentuk/model layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap peraturan perundang-undangan di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa. Apa dampak layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap peraturan di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sebagai kontribusi terhadap penetapan kebijakan yang tepat dan penyediaan/peningkatan sarana dan prasarana untuk memberikan semangat dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan mutu dan prestasi belajar peserta didik, serta meningkatkan mutu pendidikan.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan
Sebab manfaatnya sangat besar untuk menguatkan kehidupan generasi muda kita dalam berbagai bidang termasuk ilmu pengetahuan. Apalagi mengingat generasi baru harus dilatih secara intensif sesuai dengan cita-cita yang tertuang dalam Ringkasan Kebijakan Negara yang menekankan bahwa generasi baru harus dilatih agar menjadi generasi pengganti di masa depan yang lebih baik, lebih responsif dan lebih baik. lebih tanggap dan lebih tanggap. lebih mampu mengisi dan mengembangkan kemandirian nasional.
Fungsi dan Manfaat Bimbingan dan Penyuluhan
Manakala faedah muktamad ialah orang dapat menguruskan kehidupan mereka, mengamalkan sikap mereka sendiri dan menghadapi risiko tindakan mereka. Faedah muktamad ialah orang dapat menguruskan kehidupan mereka sendiri, mempunyai pandangan mereka sendiri dan menanggung risiko tindakan mereka sendiri.
Cara-cara Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pengetahuan tentang bimbingan dan konseling merupakan syarat terpenting bagi seorang supervisor, baik dari segi teoritis maupun praktis. Dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling perlu memperhatikan batas-batas kegiatan bimbingan dan konseling yang boleh dilakukan.
Jenis-jenis Bimbingan dan Penyuluhan
Alasan disusunnya kotak soal ini adalah untuk menampung permasalahan atau pertanyaan yang dihadapi anak-anak lain di sekolah. Menurut Hanafi Anshari (1991:67), ada dua macam menolong atau membimbing peserta didik, yaitu “bimbingan preventif (preventif) dan bimbingan kuratif (kuratif)”. Bimbingan preventif adalah membantu siswa sebelum mereka menghadapi masalah atau permasalahan yang serius.
Berkaitan dengan hal tersebut Dewa Ketut Sukardi (1993: 8) menjelaskan “Konseling mempunyai fungsi preventif yaitu mencegah terjadinya atau munculnya permasalahan pada diri siswa dan mempunyai fungsi melestarikan. Bimbingan seperti ini hendaknya membantu siswa memanfaatkan waktu luangnya dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Dengan bimbingan seperti ini diharapkan siswa dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan mengikuti kegiatan belajar, bekerja, atau bersantai yang bermanfaat.
Surat dalam Abu Ahmad sebagai berikut: Kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan waktu luang antara lain membantu siswa dalam menghadapi permasalahan. Pergunakan waktu luang untuk kegiatan produktif seperti kegiatan OSIS, kepanduan, organisasi keagamaan, olah raga, dan seni yang dapat mengembangkan bakat dan potensi siswa sehingga selalu merasa sibuk.
Manfaat Bimbingan dan Penyuluhan
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan
Kedisiplinan
- Pengertian Kedisiplinan
- Jenis-jenis Kedisiplinan
- Manfaat Kedisiplinan
Penindakan tersebut dilakukan secara bertahap, dimulai dengan teguran, teguran, tanda centang, surat panggilan kepada kepala sekolah dan/atau laporan kepada orang tua mengenai pelanggaran yang dilakukan di sekolah. Contoh sistem disiplin progresif yang disusun berdasarkan berat atau beratnya hukuman dapat diringkas sebagai berikut. Jika kita memperhatikan pendapat di atas, maka kedisiplinan siswa dalam menaati peraturan sekolah sangatlah penting, karena dengan membiasakan disiplin akan membentuk kepribadian siswa menjadi baik.
Di sekolah juga sangat penting untuk menerapkan kedisiplinan, dengan menerapkan kedisiplinan di sekolah siswa akan terbiasa hidup disiplin dan beradaptasi dengan lingkungan. Dalam hal ini Maman Rachman dalam Tulus Tu'u menyatakan pentingnya kedisiplinan bagi siswa di sekolah yaitu. Secara umum kedisiplinan di sekolah bertujuan untuk melaksanakan kurikulum dengan baik, sehingga dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan.
Dengan mengajarkan kedisiplinan kepada siswa yang artinya setiap siswa di sekolah hendaknya selalu diajarkan untuk mendisiplinkan dirinya dengan mengetahui segala peraturan yang ada berdasarkan keputusan moral yang menyuruh kita berbuat baik dan menjauhi keburukan. Penanaman dan penerapan sikap disiplin di sekolah bukan dimaksudkan sebagai tindakan penghambatan atau pembatasan kebebasan siswa untuk melakukan tindakan pilihannya, tetapi dimaksudkan untuk menuju pada sikap bertanggung jawab dan tertib kehidupan.
Tata Tertib
Peraturan sekolah ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi siswa dalam bersikap, berbicara, berperilaku dan melakukan aktivitas sehari-hari di sekolah guna menciptakan iklim dan budaya sekolah yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang efektif. Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa peraturan sekolah yang berupa peraturan sekolah merupakan kumpulan peraturan yang dibuat secara tertulis dan bersifat mengikat di lingkungan sekolah. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa peraturan sekolah merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Jenis Penelitian
Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa. Guru BP menghukum siswa yang terlambat ke sekolah Tidak ada alternatif jawaban Frekuensi Persentase.
Variabel penelitian
Definisi operasional variabel
Populasi dan sampel
Berdasarkan pendapat penulis, kita dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah sekelompok individu atau kelompok yang menjadi sumber data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling serta seluruh siswa di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa. Artinya jumlah guru BK sebanyak 2 orang dan jumlah siswa sebanyak 339 orang. Menurut peneliti, sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili seluruh objek penelitian menurut hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan.
Suharsimi Arikunto menjelaskan, “berdasarkan temuan jika subjek lebih dari 100 maka diambil antara 10-15% atau 20-25. Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling untuk guru secara langsung kepada guru BK yaitu 2 orang, sedangkan teknik yang digunakan pada siswa adalah teknik random sampling berdasarkan teori Arikunto yaitu 10%, maka 339 x10% = 33,9 dibulatkan menjadi 34 siswa dengan laki-laki 14 orang dan perempuan 20 orang.
Instrumen penelitian
Dalam hal ini bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru khususnya guru DP sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan siswa perempuan. Apakah guru BP menegurnya ketika dia melihat saya di luar kelas saat pelajaran berlangsung?
Teknik Pengumpulan Data
Teknik analisis data
Hasil perhitungan tersebut selanjutnya digunakan oleh peneliti tabulasi dalam bentuk tabel frekuensi yang ada dan diberikan interpretasi terhadap hasil tabulasi tersebut untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.
HASIL PENELITIAN/ PEMBAHASAN
Peranan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di SMP
Bentuk/pola Layangan Bimbingan dan Penyuluhan
Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yaitu untuk mengetahui data siswa, gejala, penyebab dan jenis pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengatasi pemecahan masalah siswa dengan menggunakan teknik penyampaian materi yang disesuaikan dengan kondisi psikologis dan permasalahan/pelanggaran yang dilakukan siswa. Pada langkah ini siswa diminta membuat pernyataan yang diketahui orang tua/walinya kemudian dibimbing oleh orang tua/wali dengan tujuan menjalin kerjasama dalam upaya pembinaan dan bimbingan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang lebih baik.
Langkah ini dilakukan apabila siswa melakukan pelanggaran berulang sebanyak 3 kali dan telah mendapat teguran tertulis satu atau dua kali dalam sebulan yang diketahui orang tua/wali. Ketentuan mengenai waktu pemberian sanksi skorsing disesuaikan dengan bentuk pelanggaran dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di sekolah. Pengaruh Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 2.
Pengaruh Layanan Bimbingan dan Penyuluhan
Dari wawancara dengan beberapa siswi, ada pula yang merasa terganggu dengan intervensi guru BK terhadap permasalahan yang dialaminya. Setelah menjelaskan peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa mengenai tata tertib sekolah di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa, penulis menyimpulkan pembahasan skripsi ini dengan mengemukakan beberapa kesimpulan :. Peran guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa terdiri dari perannya sebagai pembimbing dalam membimbing dan mengelola perilaku siswa, peran guru bimbingan dan konseling sebagai teladan dalam mempengaruhi perubahan perilaku siswa, peran guru bimbingan dan konselor sebagai pembimbing. dalam bimbingan siswa dan peran guru bimbingan dan konseling sebagai pengontrol dalam mengendalikan perilaku siswa.
Bentuk/pola layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bontomarannu berupa pemanggilan siswa secara kelompok/individu ke ruang BP, pemberian arahan, nasehat dan teguran lisan kepada siswa, pemberian teguran lisan. secara tertulis dan memanggil orang tua/wali siswa ke sekolah dan memberikan sanksi skorsing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengaruh layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap peraturan sekolah terdiri dari 2 pengaruh positif dan 1 pengaruh negatif yaitu munculnya keterbukaan pada diri siswa perempuan. positif), siswa perempuan terbantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya (positif) dan munculnya strategi menghindari bimbingan dan konseling dari guru (negatif). Bagi kepala sekolah diharapkan dapat menambah jumlah guru BK di sekolah, karena jumlah guru BK yang ada saat ini masih kurang dibandingkan dengan jumlah siswa yang akan ditangani serta menambah sarana dan prasarana pelaksanaan konseling. dan layanan bimbingan.
Sekolah sebaiknya mengikutsertakan guru bimbingan dan konseling dalam pelatihan guru, workshop, seminar dan studi banding untuk meningkatkan profesionalisme guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Bontomarannu Kabupaten Gowa. Bagi pemerintah harus membantu kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru BP sehingga dengan campur tangan pemerintah tercipta kehidupan yang kondusif.
PENUTUP
Saran-saran
Bagi guru bimbingan, diharapkan guru bimbingan harus memberikan tindakan khusus bagi siswa yang melakukan pelanggaran berulang kali, dan guru bimbingan diharapkan melakukan segala macam kegiatan pelayanan dan kegiatan dukungan bimbingan untuk menambah jumlah siswa. kesadaran disiplin. Pada tahun 1992, penulis memulai pendidikan formal di SD Inpres Bonto-Bonto dan lulus SDN pada tahun 1998. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Bontomarannu dan tamat pada tahun 2001.
Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SMA YAPIP Makassar dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Makassar UNISMUH, jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Agama Islam. Selain melakukan kegiatan akademik sebagai siswa, penulis juga bekerja sebagai administrator sekolah di SMP Negeri 2 Bontomarannu sebagai guru (pendidik) pada tahun ajaran 2008/2009, pada tahun ajaran 2008/2009 dan pada tahun ajaran 2014. /2015 sampai dengan tahun ajaran 2015/2016.