Benda uji yang di buat dengan variasi kadar zat Epoxy Resin mulai 0% sampai dengan 0,8% dengan interval penambahan 0,2% masing – masing sebanyak 3 buah briket untuk variasi kadar aspal. Jumlah benda uji yang disiapkan di tentukan dari tujuan dilakukannya uji Marshall tersebut. AASHTO menetapkan minimal 3 buah benda uji untuk setiap kadar aspal yang digunakan.
Variasi kadar zat Epoxy Resin yang digunakan yaitu 0%; 0,2%;
0,4%; 0,6%; dan 0,8%.
Tabel 3. 1 Penentuan Total Briket/Benda Uji Kadar zat Epoxy
Resin % Kadar Aspal Rencana
Marshal Test (Kadar Aspal
Indirect Tensile Strength
Optimum)
0 3 3 3
0,2 3 3 3
0,4 3 3 3
0,6 3 3 3
0,8 3 3 3
Total benda uji 15 15 15
3.4.4 Pengujian Benda Uji 1. Pengujian Marshall test
Maksud dari pemeriksaan marshall ini adalah untuk menentukan stabilitas (ketahanan) terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal. Untuk tahapan pertama perlu dilakukan uji marshall pada suhu 60°C selama 30 menit dan diperlukan juga nilai VIM,VMA,VFB dan MQ untuk menentukan Kadar Aspal Optimum berdasarkan karakteristik campurannya. Pada uji mershall ini kita juga melakukan proses pemadatan yang dilakukan dengan memberikan jumlah tumbukan yang diatur berdasarkan ketentuan spesifikasi masing-masing jenis campuran misalnya untuk campuran AC-WC 75 kali tumbukan pada setiap sisi.
Setelah itu di uji untuk mendapatkan parameter Marshall seperti stabilitas,flow dan nilai voluemtrik Marshall.
Pembuatan benda uji briket marshall menggunakan gradasi agregat campuran untuk lapis perkerasan laston (AC-WC) menggunakan gradasi menerus (dense graded) dengan melakukan penggabungan dari beberapa
fraksi agregat kemudian digabung dengan aspal dengan tambahan serbuk serat pelepah batang pisang. Selanjutnya benda uji berbentuk briket marshall dibuat dengan rancangan kadar aspal dengan Masing-masing variasi dibuat sebanyak 3 sampel. Campuran yang sudah dimasukkan ke dalam cetakan dipadatkan dengan tumbukan sebanyak 75 kali (mewakili lalu lintas berat) kemudian benda uji dibalik dan ditumbuk kembali sebanyak 75 kali.
Gambar 3.1 Alat Marshall Test 2. Pengujian Indirect Tensile Strength
Suatu metode untuk mengetahui gaya tarik dari aspal concrete. Sifat ujii adalah kegagalan gaya tarik yang berguna untuk memperkirakan potential retakan. Campuran lapisan perkerasan yang baik dapat menahan beban maksimum, sehingga dapat mencegah terjadinya retakan. Pengujian Alat Indirect Tensile Strenght menggunakan benda uji berbentuk silinder yang mengalami pembebanan tekan dengan dua plat penekan yang menciptakan tegangan tarik yang tegak lurus sepanjang diameter benda uji sehingga menyebabkan pecahnya benda uji.
Gambar 3.2 Alat Indirect Tensile Strenght 3.5 Diagram Alir
50 Mulai
Studi Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Pengambilan Sampel
Pemeriksaan Bahan
Agregat Kasar Pemeriksaan
karakteristik agregat kasar
Analisa Saringan
Berat jenis dan penyerapan agregat
Soundness test
Berat isi agregat Aspal yang ditambahkan
dengan zat Epoxy Resin Pemeriksaan karakteristik Aspal yang ditambahkan dengan zat Epoxy Resin
Penetrasi
Titik lembek
Titik nyala dan titik bakar
Abu batu Pemeriksaan
karakteristik abu batu
Analisa Saringan
Berat jenis dan penyerapan agregat
Soundness test
Beart isi agregat
Sand Equivalent Aspal
Pemeriksaan karakteristik aspal pertamina
Penetrasi
Titik lembek
Titik nyala dan titik bakar
Daktilitas
////
51 TIDAK
Memenuhi Spsifikasi
YA Penentuan komposisi campuranA
Penentuan fraksi campuran dengan kadar aspal rencana Penentuan kebutuhan material
A
Pembuatan Benda Uji
Pengujian Marshal Test
Marshall test
Pengolahan Data
Indirect tensile strength Penentuan KAO (Kadar Aspal Optimum) Berdasarkan
Karakteristik Campuran
Perencanaan campuran dengan variasi epoxy resin yaitu : 0 % ; 0,2% ; 0,4% ; 0,6% ; 0.8%
Pembuatan Benda Uji
DAFTAR PUSTAKA
Alifuddin, A., & Sudikno, A. Pitojo Tri Juwono, Lambang Basri Said, 2018. The Effect of Compaction Model and Temperature on Superpave Mixture Using Fiber Reinforcement. Journal of Applied Sciences Research, 14(1), 32-39.
Alifuddin, A., & Arifin, W. (2020). Analisis Durabilitas Campuran Split Mastic Asphalt (SMA) Terhadap Penggunaan Serat Selulosa (Serat Asbes).
Jurnal Teknik Sipil MACCA, 5(2), 67-78.
Amri, A., Said, L. B., & Alifuddin, A. (2021). Studi Komparasi Tingkat Kerusakan Jalan Berdasarkan Data Road Asset Management System, Surface Distress Index dan Pavement Condition Index. Jurnal Teknik Sipil MACCA, 6(1), 75-83.
Anonim, (2015), Modul Praktikum Bahan Perkerasan Jalan, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram.
Anonim, 2015, SNI 8198-2015 : Spesifikasi Campuran Beraspal Panas Bergradasi Menerus (Laston), Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. 2015, SNI 8198-2015: Spesifikasi Campuran Beraspal Panas Bergradasi Menerus (Laston). Jakarta: Standar Nasional Indonesia
Bina Marga, 1983. Petunjuk Perkerasan Lapisan Aspal Beton (Laston) Bina Marga, 1987. Lapisan Aspal Beton
Bina Marga, 2010. Campuran Beraspal Panas
Bina Marga, 2018. Spesifikasi Umum Untuk Pekerjaan Konsturksi Jalan Bina Marga Pekerjaan Umum, 2010. Spesifikasi Pengujian Test Marshall
Departement Pekerjaan Umum, Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Standard Nasional Indonesia, Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar, SNI 03-1968-1990.
Departemen Pekerjaan Umum (DPU), 2003. Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas Dengan Alat Marshall, RSNI M-01-2003.
Departemen Pekerjaan Umum (1987), Petunjuk perencanaan tebal perkerasan lentur jalan raya dengan metode analisa komponen.
Habibah, DU, 2013, Konversi Selulosa dari Biomassa Batang Pisang menjadi Asam Levulinat melalui Reaksi Katalik dengan Katalis Kromium, Universitas Pendidikan Indonesia
Ibrahim, Z., Said, L. B., & Alifuddin, A. (2021). Analisis Poisson Ratio dan Ketahanan Deformasi Campuran AC-WC Subtitusi Pasir Silika. Jurnal
Teknik Sipil MACCA, 6(1), 36-47.
Irfansyah, P. A., & Setyawan, A. (2017). Karakteristik Marshall Pada Campuran Aspal Beton Menggunakan Daspal Sebagai Bahan Pengikat. E-Jurnal Matriks Teknik Sipil, September, 947–958.
Laboratorium Bahan Perkerasan Jalan. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Bahan Perkerasan Jalan. Jurusan Teknik Sipil Universitas Muslim Indonesia Metha, R,P., 2012, Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu terhadap Nilai
Karakteristik Split Mastic Asphalt (SMA), Jurnal Civitas Akademik Universitas Brawijaya Edisi Februari 2012, Malang
Mashuri, Patunrangi, J. 2011. Perubahan Karakteristik Mekanis Aspal Yang Ditambahkan Sulfur Sebagai Bahan Tambah. Jurnal Mektek. 13(2) halaman 111-120.
Massara, A., Arifin, W., Alifuddin, A., Ramadhan, M. F., & Taufiq, M. (2021).
Analisa Deformasi pada Campuran Aspal Beton Menggunakan Derbo dan Wetfix. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 6(2), 61- 67.
Muhidin, SA, Abdurrahman, M. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia
Rondonuwu, F. (2013). Pengaruh Sifat Fisik Agregat Terhadap Rongga Dalam Campuran Beraspal Panas. Jurnal Sipil Statik.
Ramlan, R., Hanusu, A., & Setiawan, A. “Analisis Variasi Suhu Pencampuran Terhadap Durabilitas Asphaltic Concrete- Wearing Course (AC-WC ASB H)”. Journal Teknik Sipil Dan Infrastruktur,(2015) Vol 5. No.1
Raya, S., Pratomo, P., Herianto, Dwi.,“Variasi Temperatur Pencampuran Terhadap Parameter Marshall pada Campuran Lapis Aspal Beton” (2015) Vol 3. No.3
Revisi SNI M-01-tentang Metode Pengujian Campuran Beraspal Panas dengan Alat Marshall, Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Bandung : Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
Said, L. B., & Alifuddin, A. (2020). Konsep Design Mix Formula (DMF) Lapis Tipis Beton Aspal (LTBA) Mengacu Spesifikasi Umum 2018 Bina Marga Terhadap Sifat–Sifat (ITS) dan Deformasi. Jurnal Teknik Sipil MACCA, 5(2), 141-152.
Siagian, L. F. (2020). Pengaruh Pemanfaatan Pelepah Abu Pisang Sebagai Filter Lapisan Aspal AC-WC Terhadap Nilai Marshall (Doctoral dissertation, Universitas Medan Area).
Syaiful., A., 2015, Pemanfaatan Serat Batang Pohon Pisang dalam sintesis Material Hibrida Berbasis Geopolimer Abu Layang Batubara, Indonesian