BAB I PENDAHULUAN
B. Kajian Penelitian Terdahulu
memahami kondisi anak yang tidak pada tempatnya disadari oleh keterbatasan dan ganguan yang anak alami.43
ADHD yang menimbulkan gangguan dan hambatan bagi anak dalam menjalankan fungsinya sehari-hari, seperti berinteraksi dengan teman, kesiapan dalam belajar. Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pelayanan khusus yang disediakan oleh sekolah inklusif terhadap Anak Berkebutuhan Khusus salah satunya anak Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)disekolah berbasis inklusif.44
2. Peneitian selanjutnya dilakukan oleh Bella Rizka Kurniasari,Universitas Muhamadiyah Bandung dengan judul “Layanan Guru Pada Siswa Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd) Di Paud Sedayu Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul“. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan layanan yang diberikan guru pada siswa attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) di Paud Sedayu Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul. Layanan yang diberikan guru kepada siswa ADHD meliputi layanan dalam bentuk akomodasi, layanan dalam teknik mengajar, dan layanan dalam bentuk intervensi guru. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas V, guru agama, dan guru penjas. Objek penelitian ini berupa layanan guru.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan langkah- langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Uji
44Devie Lestari Hayati, Jurnal, “Pelayanan Khusus Bagi Anak Dengan Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Dalam Meningkatkan Kebutuhan Pengendalian Diri Dan Belajar Di Sekolah Inklusif”, Vol.5No.2,http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/issue/view/1264(Diakses 08 September 2019 ), h. 8
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan yang diberikan guru kelas, guru anak ADHD kurang optimal, dengan hasil: 1) pelaksanaan layanan dalam bentuk akomodasi guru kepada siswa ADHD sudah dilakukan namun belum optimal karena belum mengatur tempat duduk siswa ADHD, 2) pelaksanaan layanan dalam teknik mengajar guru pada siswa ADHD kurang optimal karena cenderung melaksanakan pembelajaran secara klasikal, 3) guru kurang melibatkan siswa ADHD dengan siswa lain melalui kegiatan kelompok pada saat proses pembelajaran karena teman sekelas belum dapat menerima perilaku yang sering mengganggu. Kata kunci: layanan guru, siswa attention deficit hyperactivity disorder. 45 3. Peneitian selanjutnya dilakukan oleh Husnuzziadatul Khairi, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) Di Paud Inklusi Yogyakarta”. Perkembangan sosial emosional anak dengan gangguan Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD)dapat dikatakan cukup rendah apabila dibandingkan dengan anak-anak non disabiltas. Rendahnya perkembangan ini membutuhkan penanganan yang lebih baik dari sekolah terutama oleh guru.
Guru dapat memberikan penanganan kepada anak ADHD dengan dibantu oleh psikolog, dan terapis. Ada pula sekolah yang memberikan
45Bella Rizka Kurniasari, Skripsi, “Layanan Guru Pada Siswa Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd) Di Paud Sedayu Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul”, (Jurusan Jurusan program studi guru, Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,Universitas Muhamadiyah Bandung 2014),Vol.5No.2,(Https://Www.Coursehero.Com/File/42368445/SKRIPSI-BELLA- RIZK KURNIASARI-11108244051pdf/ Diakses 08 September 2019 ), h. 7
penanganan melalui guru sebagai guru kelas dan merangkap sebagai psikolog dan terapis guna membantu meningkatkan perkembangan sosial emosional anak. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan membandingkan upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak dengan gangguan Attention Deficit Hiperactivity Disorder(ADHD) di TK Laboratori Pedagogia UNY dan TK Islam Pelangi Anak Negeri Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif-komparatif.
Sedangkan, Sumber data dari penelitian ini adalah sumber data primer. Sumber data primer yaitu guru, terapis, dan psikolog. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi, display, dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, upaya guru dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak ADHD yaitu TK Laboratori Pedagogia UNY melalui tiga tahapan yaitu observasi,intervensi dan penilaian. Sedangkan upaya guru di TK Islam pelangi Anak Negeri Yogyakarta cukup kompleks mulai dari mengobservasi anak, wawancara dengan orang tua, memberikan diagnosa dan Intervensi anak, serta penilaian.
Kedua, Persamaan upaya guru dalam meningkatkan perkembangan sosial emosional anak ADHD di dua lokasi penelitian ini adalah sama-sama menggunakan intervensi dalam bentuk ekstingsi, kontak mata, stimulasi, pembiasaan, dan bermain. Sedangkan perbedaannya yaitu,
di TK Laboratori Pedagogia UNY guru menggunakan intervensi dalam bentuk time out,perjanjian awal, stimulasi, dan pendekatan perilaku serta bantuan dari para terapis dengan intruksi dari psikolog. Berbeda halnya dengan TK Islam Pelangi Anak Negeri Yogyakarta yang menggunakan intervensi dalam bentuk satiasi, kontak fisik dan terapi okupasi dan wicara. Dikarenakan di TK ini tidak menggunakan psikolog dan terapis, maka guru di sini merangkap sebagai psikolog sekaligus terapis. 46
4. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Markus Andia Nurcahya,Universita sanata Dharma, dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Perkembangan Emosi Anak Hiperaktif Paud Kasih Bunda”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti lakukan di Paud kasih, terdapat tiga orang guru memiliki persepsi sama mengenai anak hiperaktif. Tingah laku ditunjuan siswa yang mengalami hiperaktif tampa berbeda dibandingkan dengan anak-anak lainya.
Tingah laku tersebut meliputi susah di aja kosentrasi, banyak bergerak, keluar masuk ruang kelas tanpa meminta izin dan sebagainya.
Selain itu, perkembangan emosi ana tersebut masih sering menunjukan emosi yang tida terontrol sehingga dia sering membentak guru saat di tegur. Sementra itu hasil penelitian ini yang sedang peneliti lakukan
46Husnuzziadatul Khairi , Skripsi, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) Di paud inklusi yogyakarta”,(Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga 2014),Vol.5No.2,(http://digilib.uinsuka.ac.id/33594/1/16204030030_BAB%20I_BAB%20V_DAF TAR%20PUSTAKA pdf/Diakses 08 September 2019 ), h. 5
membahsa tentang kendala yang berbeda yakni, ana hiperatih tersebut tida mau duduk untuk waktu yang lama, tida mau beerja sama atau melakukan disusi dengan teman sekelomponya.47
5. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Aisah Novia Sari “Penagana Anak ADHD (Attention Deficit Hiperativity Disorder) Di MI Amanah Tangggung Turen. Proses penanganan terhadapanak ADHD dengan tepat melalui bentuk kerjasama yang di bangun oleh stakeholderdalam suatu lembaga pendidikan. Metode penelitian kualitatif-deskriptif (studi kasus).
Hasil penelitian meliputi proses penanganan anak ADHD melalui identifikasi sejak dini sebagaiupaya mengurangi gejala ADHD. Peran guru terhadap penanganan anak ADHD dengan menunjukkan adanyapola asuh yangdiberikan guru kepada anak di sekolah.
Peran orangtua terhadap penanganan anak ADHD dengan menunjukkan adanya pola asuh dari orangtua ketika di rumah melalui adanya interaksi yang seimbang dengan cara melakukan komunikasi (face to face). Bentuk kerjasama antara orangtua dan guru yang terlihat dari intensitas komunikasi melalui media sosial atau media elektronik dan surat dalam mengevaluasi perkembangan anak ADHD.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penanganan anak ADHD melalui identifikasi sejak dini, teknik pola asuh guru dan orangtua sebgai bentuk komunikasi terhadap anak dan kerjasama guru dan orangtua.48
47Nurchya Andika Markus, Skripsi, “Persepsi Guru Terhadap Perkembangan Emosi Anak Hiperaktif Paud Kasih”. ( Jurusan Program Studi Guru, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universita sanata Dharma, 2016 ). Vol. 5 No2 (https://repository.usd.ac.id/3232/2/121134198_full.pdf diakses 02 september 2019), h. 5
6. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Selfia Darmawati “Perkembangan Bahasa Pragmatik Pada Attattention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd): Kajian Neurolinguistik” Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan pragmatik pada anak ADHD. Setiap anak yang lahir, seiring waktu mengalami berbagai perkembangan, seperti perkembangan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan emosional, hingga perkembangan bahasa. Anak yang menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder(ADHD) memiliki kendala dalam beberapa perkembangan itu, salah satunya perkembangan bahasa pragmatik.
Penelitian inimemanfaatkan teori neurolinguistik, yaitu teori yang meneliti hubungan antara bahasa dengan otak.
Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah anak ADHD tidak dapat bertahan pada suatu percakapan karena fokusnya mudah pecah, kemudian ia cenderung menjadikan dirinya sebagai pusat dari suatu komunikasi. Anak ADHD juga kesulitan merumuskan ujaran dan cenderung impulsif dan terburu-buru. Kelainan otak, meski bukan pada daerah berbahasa, tetap memengaruhi perkembangan bahasa pragmatik anak ADHD. Dengan mengetahui masalah perkembangan bahasa
48Devie Lestari Hayati, Jurnal “ Pelayanan Khusus Bagi Anak Dengan Attenttion Deficit Hiperativity Disorder (ADHD) dalam Meningkatkan Kebutuhan Pengendalian Diri di dan Belajar Di Sekolah Inklusif (Program Studi Sarjana Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Padjajaran, 2019), Vol 5 no 3 (Https://www.researchgate.net/publication/335005541.Pdf, diakses 13 Januari 2021), h. 108
pragmatik anak ADHD, kita dapat menentukansolusi atas masalah tersebut.49
Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan dari Penelitian Terdahulu No Penulis/Penelitian
Terdahulu
Perbedaan Persamaan 1. Devie Lestari Hayati
“Pelayanan khusus bagi anak dengan Attentions Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)”
Perbedaannya dalam penelitian ini membahas tentang bagaimana layanan yang diberiakan guru terhadap anak ADHD.
Sedangkan dalam penelitian saya mengkaji bagaimana layanan guru terhadap perkembangan anak ADHD di Paud Langit Biru Kota Bengkulu.
Persamaan
penelitian ini sama- sama meneliti anak ADHD
2. Bella Rizka Kurniasari judul “Layanan Guru Pada Siswa Attention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd) Di Paud Sedayu Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul“
Perbedaannya dalam penelitian ini membahas tentang bagaimana layanan yang diberiakan guru terhadap anak ADHD.
Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji bagaimana layanan guru terhadap perkembangan anak ADHD di Paud Langit Biru Kota Bengkulu.
Persamaan
penelitian ini sama- sama meneliti anak ADHD.
3. Husnuzziadatul Khairi
“Upaya Guru Dalam Meningkatkan
Perkembangan Sosial Emosional Anak Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) Di Paud Inklusi Yogyakarta”
Perbedaannya dalam penelitian ini membahas tentang perkembangan sosial emosional anak ADHD. Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji bagaimana layanan guru terhadapperkembangan anak ADHD di Paud Langit Biru Kota Bengkulu.
Persamaan
penelitian ini sama- sama meneliti anak ADHD
49 Selfia Darmawati, “Perkembangan Bahasa Pragmatik Pada Attattention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd): Kajian Neurolinguistik” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia, 2020), http://ejornal. alqolam. ac.id.index) diakses 14 Januari 2021
4. Marus Andika Nurcahya
“Persepsi Guru Terhadap
Perkembangan Emosi Anak Hiperaktif Paud Kasih Bunda”.
Perbedaannya dalam penelitian ini membahas tentang persepsi guru terhadap anak hiperaktif.
Sedangkan Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji bagaimana layanan guru terhadap perkembangan anak ADHD di Paud Langit Biru Kota Bengkulu.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya teliti adalah sama-sama meneliti anak ADHD
5. Aisah Novia Sari
“Penanganan Anak ADHD (Attention Deficit Hiperativity Disorder) Di MI Amanah Tangggung Turen.
Perbedaannya dalam penelitian ini membahas tentang penanganan anak ADHD, Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji bagaimana layanan guru terhadap perkembangan anak ADHD di Paud Langit Biru Kota Bengkulu.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya teliti adalah sama-sama meneliti anak ADHD
6. Selfia Darmawati
“Perkembangan Bahasa Pragmatik Pada
Attattention Deficit Hyperactivity Disorder (Adhd): Kajian
Neurolinguistik
Perbedaannya dalam penelitian ini membahas tentang perkembangan bahasa pragmatik pada anak ADHD, sedangkan
Sedangkan dalam penelitian ini mengkaji bagaimana layanan guru terhadap perkembangan anak ADHD di Paud Langit Biru Kota Bengkulu.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya teliti adalah sama-sama meneliti anak ADHD