• Tidak ada hasil yang ditemukan

لا

E. Kajian Pustaka

Berdasarkan beberapa penelusuran yang dilakukan oleh peneliti dan juga terkait dengan penunjukan judul tesis ini, maka peneliti melakukan berbagai macam tinjauan pustaka mulai dari kajian-kajian seperti penelitian di jurnal, penelitian tesis, penelitian disertasi, penelitian buku dan berbagai penelitian lainnya. Baik itu studi penelitian resmi atau objek materi itu sendiri. Peneliti juga berharap dengan melakukan penelitian ini dapat diperoleh beberapa tujuan, antara lain: Pertama, untuk mengetahui sejauh mana pembahasan yang telah dilakukan mengenai kajian penelitian yang telah dilakukan.

Kedua, perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan antara pembahasan- pembahasan sebelumnya yang telah dilakukan. Tinjauan pustaka pada hakikatnya adalah mempelajari suatu subjek penelitian tertentu. Dengan membaca dan mengenal pengalaman orang lain, mencari teori, konsep yang dapat dijadikan landasan teori untuk penelitian yang akan dilakukan.36 Hal ini juga untuk membuktikan bahwa penelitian dan tulisan terkait belum muncul di kalangan akademisi, peneliti menggunakan referensi yang dianggap

36 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),

Cet. V, h.78

21

memiliki relevansi dengan tema yang diangkat. Karya tulis, buku, atau tesis meliputi:

1. Faizah dan Muhammad Thohri, 2018, Jurnal “Strategi Penanganan Paham Keagamaan Menyimpang Dalam Perspektif Dakwah (Studi Kasus yang Ditangani MUI NTB). Dalam jurnalnya disimpulkan beberapa hasil penelitian diantaranya; Pertama, aliran sesat di NTB muncul hampir setiap tahun, baik aliran transnasional dengan karakteristik sosial politik maupun lokal dengan karakteristik sosial ekonomi yang muncul sebagai konstruksi masalah biasa melalui proses perenungan batin. Kedua, aliran sesat transnasional dan lokal ditangani secara responsif dan koordinatif-tentatif oleh beberapa komisi di MUI dan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan MUI pusat. Ketiga, dakwah struktural yang masif dan maksimalisasi seluruh elemen MUI dan mitra MUI belum tertangani dengan baik dengan multi pendekatan, multi kanal dan profesional. Kesamaan penelitian ini dengan penulis adalah dalam hal mengkaji penyimpangan-penyimpangan dalam agama. Perbedaannya adalah dalam lokasi penelitian, dalam jurnal ini berlokasi di NTB dan peneliti di Desa Karangbolong Kabupaten Pandeglang.

2. Muhammad Muhtar Arifin Sholeh, 2018, dalam jurnal “Pola Penyimpangan Muslim Terhadap Ajaran Agamanya”. Jurnal ini menjelaskan tentang penyimpangan-penyimpangan yang muncul pada diri seorang muslim serta faktor-faktor yang menyebabkan adanya penyimpangan tersebut. Seperti faktor kepribadian, faktor ekonomi, dan faktor keilmuan. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah sama- sama membahas tentang penyimpangan agama. Akan tetapi, dalam jurnal ini fokus penelitiannya adalah kota-kota yang berada di Jawa Tengah.

22

Perbedaan lainnya yaitu penulis akan membahas bagaimana strategi MUI dalam menangani paham keagamaan menyimpang didaerahnya, khususnya di Desa Karangbolong Kabupaten Pandeglang.

3. Buku berjudul “Tafsir Ahkam Ayat-ayat Ibadah, Munakahat, dan Mu’amalah” karya Dr. Kahairunnas Jamal, M.Ag, dkk yang membahas tentang ayat-ayat hukum dimulai dari ayat-ayat ibadah, perkawinan, perempuan dan ayat-ayat mu’amalat. Tafsir ahkam yang dibahas pada buku ini berisikan perbedan pendapat para ulama tafsir dalam istinbat hukum. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang ayat-ayat ahkam. Namun, dalam hal ini penulis lebih fokus kepada ayat-ayat ibadah terutama pada ayat tentang thaharah, shalat, zakat dan puasa.

4. Buku berjudul “Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia” karya Prof. Kamil Kartapradja. Di dalam buku ini tertulis beberapa macam kepercayaan dan aliran kebatinan masyarakat Indonesia, kepercayaan dan keyakinan masyarakat Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan kepercayaan pada hal ghaib. Mulai dari kepercayaan masyarakat dan agama yang dianut masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu hingga saat Indonesia merdeka saat ini. Ada banyak sekte dan keyakinan di Indonesia, tidak hanya di Jawa, tetapi juga di Sumatera dan Sulawesi. Aliran ini tidak bisa diabaikan begitu saja oleh pemerintah dan pemuka agama karena dapat menimbulkan konflik di masyarakat. Contoh aliran-aliran yang ada di Indonesia seperti; sapta Darma, Paguyuban Sumarah, Ngelmu Sejati Cirebon dan lain sebagainya.37 Kesamaan buku ini dengan penelitian ini yaitu membahas aliran yang ada di Indonesia secara umum. Namun,

37 Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan Dan Kepercayaan di Indonesia, Cet.III, h. v

23

peneliti hanya terfokus pada suatu daerah di Kabupaten Pandeglang tepatnya di Desa Karangbolong. Peneliti juga akan mengkorelasikannya dengan pendekatan Al-Qur’an.

5. Buku karya Prof. Muhsin Qiraati yang berjudul “Membangun Agama”.

Beliau merupakan guru besar di sejumlah pusat seminar Islam yang tersebar di beberapa negara Islam. Buku ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan. Seperti ketauhidan, masalah kesyirikan, berbagai dampak kesyirikan, keadilan, kepemimpinan yang dilandasi dengan Al-Qur’an. Agama merupakan pedoman dasar untuk menjadikan pemeluknya hidup teratur sesuai ajaran yang dianutnya.

Penulis buku ini memandang agama sebagai lingkaran keyakinan yang sangat luas meliputi prinsip-prinsip utama. Dimulai dari ketuhanan hingga kepemimpinan. Tujuan penulisan buku ini adalah sebagai bahan utama untuk membangun pondasi dan pilar-pilar keagamaan dan berusaha menyelamatkan manusia dari keraguan. Persamaannya dengan penelitian yang akan saya teliti adalah menjelaskan ketauhidan melalui pendekatan Al-Qur’an. Adapun perbedaannya dalam buku tersebut tidak menjurus pada sekte atau aliran tertentu.38

6. Buku berjudul “Teologi Kebatinan Sunda (Kajian Antropologi Agama Tentang Aliran Kebatinan Perjalanan” yang diambil disertasi penulis yaitu Abdul Rozak. Buku ini mengambil tema studi antropologi agama yang merupakan kajian ilmiah mendalam dengan pendekatan antropologi agama. Dalam buku ini menjelaskan tentang suatu aliran kebatinan sunda yang berada di Kabupaten Subang Jawa Barat disebut dengan AKP (Aliran Kebatinan Perjalanan). Persamaannya dengan penulis yaitu sama-

38 Muhsin Qira’ati, Membangun Agama, (Bogor: Cahaya, 2004), Cet. I, h. vii

24

sama membahas aliran kebatinan sunda hanya saja terdapat perbedaan dalam nama aliran dan tempat penelitian.39

7. Buku karya Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M yang berjudul “Tafsir Ahkam Ayat-ayat Ibadah”. Dalam bukunya dijelaskan bahwasanya secara garis besar Al-Qur’an berisikan tentang akidah, akhlak, janji, ancaman, kisah-kisah, dan hukum. Akan tetapi dalam bukunya lebih fokus membahas mengenai hukum-hukum ibadah yang diambil dari surat-surat Al-Qur’an. Sistematika penulisan buku ini diawali dengan ayat-ayat yang relevan, terjemahan, tafsir mufradat, makna global, sebab nuzul, penjelasan dan istinbath. Pada penelitian ini, penulis akan meneliti hal yang sama terkait ayat-ayat ahkam dalam aspek ibadah.

Namun, penulis lebih fokus pada ayat-ayat tertentu seperti Q.S al-Maidah ayat 6, Q.S al-Baqarah ayat 43, Q.S at-Taubah ayat 60 dan Q.S al-Baqarah ayat 183.

F. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Cigeulis Kabupaten Pandeglang. Lokasi tersebut dipilih karena terdapat kelompok masyarakat yang memiliki keyakinan yang sama, memeluk agama Islam, namun menganut suatu aliran menyimpang.

2. Jenis Penelitian

Dari segi data dan analisis, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menerapkan studi pustaka dan studi lapangan. Penelitian dilakukan dengan menghimpun sumber-sumber kepustakaan dan

39 Abdul Rozak, Teologi Kebatinan Sunda Kajian Antropologi Agama tentang Aliran

Kebatinan Perjalanan, (Bandung: PT. Kiblat Buku Utama, 2005), Cet. I, h. 5

25

menghimpun data melalui pengamatan, dokumentasi dan wawancara. Data hasil studi pustaka dan hasil studi lapangan dituliskan sebagai temuan penelitian. setelah data-data tersebut ditulis dan dihasilkan kemudian diabstraksikan untuk menampilkan fakta. Lalu fakta tersebut diinterpretasi untuk menghasilkan informasi dan pengetahuan. Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang mengkaji kondisi objek alam, dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan teknik pengumpulan data. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bermakna. Tujuan metode kualitatif ini adalah untuk menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menggambarkan realitas yang kompleks, memperoleh pemahaman makna, dan menemukan teori.40

3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah sumber data primer (sumber data pokok), yaitu sumber data yang dihasilkan dari informan tertentu mengenai suatu data yang sedang dan akan diteliti oleh peneliti. Sumber data sekunder (sumber data pendukung) adalah berbagai kasus yang berupa barang, orang, hewan atau lainnya yang menjadi sumber informasi pendukung yang berkaitan dengan masalah penelitian.41 Sumber data primer yang peneliti gunakan adalah:

a. Sumber Data Primer

Data penelitian juga bersifat primer (data dari sumber/orang pertama). Data primer adalah data yang berhubungan dengan variabel penelitian dan diambil dari responden, hasil observasi dan wawancara

40Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2016), Cet.11, h. 1-11

41Dewi Sadiah, Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), Cet. I, h. 87

26

dengan subjek penelitian dan dalam hal ini yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah tokoh agama, tokoh masyarakat Kabupaten Pandeglang.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang dimaksud adalah sumber lain yang berfungsi untuk melengkapi sumber data primer. Data berasal dari literatur (buku, jurnal, majalah, surat kabar), berbagai website di internet dan sumber dari lapangan (responden, informan, tempat/lokasi, dan dokumen).

Sumber data ini meliputi:

1) Tafsir al-Kasysyaf oleh al-Zamakhsyari 2) Tafsir Ibnu Katsir oleh Imam Ibnu Katsir

3) Tafsir al-Misbah oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab 4. Identifikasi Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang dimaksud ialah responden dan informan, baik laki-laki ataupun perempuan. Responden adalah orang yang menanggapi pertanyaan yang diberikan. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat muslim yang diminta untuk menjawab pertanyaan dalam angket. Informan adalah orang-orang yang memberikan informasi seperti tokoh masyarakat dari Pandeglang dan beberapa masyarakat setempat.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Observasi (pengamatan)

27

Observasi adalah proses mengamati di lapangan penelitian.

Peneliti menggunakan jenis observasi terstruktur yang telah dirancang secara teratur, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana waktu dan tempat. Jadi, pengamatan ini dilakukan ketika sudah diketahui dengan pasti variabel apa yang akan diamati.42 Dalam hal ini dilakukan observasi terhadap realitas sosial yang ada di masyarakat Pandeglang. Seperti masyarakat yang menyimpang, dampak yang terjadi karena penyimpangan terhadap masyarakat sekitar, dan bagaimana mereka mengaplikasikan penafsiran dalam praktek peribadatan.

b. Wawancara (wawancara)

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan tipe wawancara semi terstruktur. Yaitu wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menemukan masalah secara lebih terbuka atau lebih jelas, dimana para informan diminta pendapat dan gagasannya. Selama wawancara, peneliti dituntut untuk mendengarkan dengan seksama dan mencatat atau merekam apa yang dikatakan informan.43 Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara mendalam dengan masyarakat muslim.

Wawancara ini berisi tentang tata krama saat bersosialisasi di masyarakat Pandeglang. Pendidikan ibadah dalam Islam, pengamalan praktek-praktek ibadah, dampak penyimpangan penafsiran, penyebab distorsi atau penyimpangan praktek ibadah yang terjadi dan solusi atas penyimpangan tersebut. Peneliti juga

42Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2014), Cet. 1, h. 205

43 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 73

28

akan mengajukan pertanyaan seputar ibadah (sholat, puasa, zakat dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan tuntunan agama Islam yaitu Al-Qur'an).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang ada melalui tulisan, gambar, arsip termasuk buku-buku tentang pendapat, teori, argumentasi atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data ini merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan buku catatan untuk menulis percakapan dengan informan, kamera hp untuk mengambil data dan merekam semua percakapan atau pembicaraan.44 Dengan metode ini penulis akan memperlihatkan beberapa bukti megenai penyimpangan agama pada masyarakat di Desa Karangbolong Kabupaten Pandeglang.

6. Metode Analisis Data

Menganalisis data adalah proses berkelanjutan untuk mengungkapkan suatu fenomena sosial dan menggambarkan peristiwa-peristiwa dari proses sosial sebagaimana adanya sehingga tersusun suatu pengetahuan yang sistematis tentang proses-proses sosial, realitas sosial, dan semua keadaan dari fenomena sosial itu.45 Analisis data juga dapat diambil dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi serta literatur yang kemudian disusun secara jelas sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Ada beberapa langkah dalam

44 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 81-82

45 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2007), Cet. IX, h. 161

29

menganalisis data, dalam tugas akhir ini peneliti meneliti semua data yang dikumpulkan dari observasi, wawancara atau dokumentasi dan memilah- milah data yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa data yang dianalisis sesuai dengan kebutuhan.46

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Study Living Qur’an pada kasus distorsi penafsiran, yang merupakan salah satu strategi dan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada study khusus yang terjadi pada objek analisis. Yaitu dengan cara menganalisis wawancara, dokumentasi, dan obeservasi mendalam tentang profil aliran keagamaan dan yang terkait dalam fokus penelitian dan kajian. Studi kasus bukanlah teknik analisis tunggal, karena studi kasus juga dibantu oleh teknik analisis lain dalam melakukan analisis data. Studi kasus juga dapat dilakukan pada penelitian dengan sumber data yang sangat kecil seperti satu orang, keluarga, RT, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara, bahkan satu benua sekalipun.47

a. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan meliputi beberapa hal diantarnya, sebagai berikut:

1) Tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan lokasi yang dijadikan tempat penelitian. Untuk penelitian ini, peneliti memilih Desa Karangbolong Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang sebagai tempat penelitian.

46Dewi Sadiah, Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Cet. I, h. 91-92

47 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Cet. IX, h. 237

30

2) Memilih informan yang sekiranya mampu, berkompeten serta memahami permasalahan yang ada. Sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti guna memudahkan dan menyempurnakan data. Dalam hal ini, peniliti memilih para penyuluh, kepala dusun, tokoh masyarakat, dan lembaga pemerintahan (KUA).

3) Menetapkan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan fokus penelitian seperti halnya melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

4) Melakukan analisis secara komunikatif yang mana saling melakukan aksi hingga memiliki hubungan timbal balik yang aktif serta melakukan analisis data secara berlangsung secara terus menerus hingga tuntas.

5) Melakukan uji kredibilitas dengan cara memperpanjang pengamatan. Yaitu dengan melakukan kembali pengamatan ke lapagan dan menemui serta mewawancarai informan-informan yang sudah pernah ditemui untuk memastikan kebenaran dari wawancara yang dilakukan sebelumnya.

6) Menyusun hasil penelitian dengan bentuk laporan yang dilakukan selama penelitian.

b. Living Qur’an

Studi al-Qur’an dan tafsir selalu mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Perkembangan ilmu lainnya terkait dengan Ulumul Qur’an antara lain seperti linguistik, sosiologi, hermeneutika, antropologi, dan komunikasi. Hal itu disebabkan hubungan yang kuat antara ilmu-ilmu tersebut dengan objek kajian

31

Al-Qur’an. Kajian Al-Qur’an diklasifikasikan menjadi empat diantaranya; teks Al-Qur’an, hal-hal diluar teks Al-Qur’an, pemahaman terhadap teks Al-Qur’an, respon masyarakat terhadap teks Al-Qur’an daan hasil penafsiran seseorang. Termasuk kepada pengertian respon masyarakat tentang persepsi mereka terhadap Al- Qur’an yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi pembacaan surat atau ayat tertentu pada acara seremonial keagamaan di masyarakat contohnya, teks Al-Qur’an yang hidup di masyarakat itulah yang disebut dengan Living Qur’an.48

Istilah Living Qur’an diartikan dengan Al-Qur’an yang hidup ditengah masyarakat. Al-Qur’an dimaknai dengan sebagai suatu paradigma baru dalam kajian Al-Qur’an. Sehinggan kajian Al-Qur’an tidak hanya terfokus pada teks saja, namun juga dapat ditemukan dengan bentuk pengamalan lain yang ada di masyarakat. Pada konteks kajian Living Qur’an penafsir lebih banyak mengapresiasi serta memberikan tanggapan terhadap kegiatan membumikan Al-Qur’an di masyarakat.49

Dokumen terkait