1. Fauzi Hadi Lukita, S.IP, (2018), KPK dan Korupsi Dalam Persepektif Hukum Positif, Hukum Islam, dan Organisasi Sosial Keagamaan, Tesis, Program Studi Magister Hukum Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penelitian Fauzi Hadi berangkat dari fenomena tidak adanya konsep yang jelas terkait korupsi yang semakin merajalela semenjak masuk pada era reformasi. Peneliti menggunakan dua metode. Pertama, field research dan kedua, library research. Pendekatannya melalui sistem hukum atau legal system. Yang terdiri dari tiga elemen, yang dikemukan oleh Lawrence M. Friedman yaitu: legal structure, legal substance, and legal culture. Stuktur hukum, yaitu hakim, polisi, dan advokat merupakan elemen struktur dari sistem hukum. Sedangkan yang di maksud subtansi hukum adalah peraturan-peraturan yang ada, norma-norma dan aturan tentang perilaku manusia. Elemen yang ketiga mengenai budaya hukum,
14
ialah sikap dari masyarakat terhadap hukum dan sistem hukum, tentang keyakinan, nilai, gagasan serta harapan masyarakat tentang hukum. Dan mengolaborasikan dengan UU. No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No.20 Tahun 2001 dengan menemukan konstruksi baru dalam menindaklanjuti korupsi di negeri pertiwi Indonesia.
Persamaan penelitian Fauzi Hadi dengan penelitian ini ialah terletak pada tema korupsi. Persamaan lainnya terletak pada pendekatan hukum Islam. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada tema. Penelitian Fauzi Hadi menjadikan sistem hukum sebagai landasan utamanya. Sedangkan penelitian ini pijakan utamanya ialah Al- Qur’ân .
Penelitian terdahulu tidak menggunakan tafsir Al- Qur’ân sebagai data primer. Sedangkan penelitian ini menggunakan kajian tafsir dalam membahas tema penelitian ini. Yaitu kitab Tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir.
2. Nasukha, (2018), Pembaharuan Sanksi Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam (jinayah), Tesis, Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Penelitian Nashuka menganalisa kebijakan formulasi yang berkaitan dengan sanksi tindak pidana korupsi. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiric, dengan mengkonsepsikan hukum sebagai kaidah norma yang merupakan patokan perilaku manusia, dan menekankan pada sumber dara sekunder yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu perundang-undangan.
Penelitian Nasukha memiliki persamaan tema dengan penelitian ini yaitu korupsi dengan penelitian kualitatif. Adapun perbedaannya
15
penelitian terdahulu menjadikan Al- Qur’ân dan Hadist sebagai undang- undang hukum pidana Islam dan KUHP cenderung ke dalam undang- undang pidana, penelitian ini menjadi Al- Qur’ân landasan utama sedangkan kajian Tafsirnya dan hadist menjadi penjelasannya.
Al- Qur’ân menjadi sumber utama bagi penelitian ini sedangkan Hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pijakan awal penelitian terdahulu.
3. Sopian Lubis, (2019), Tinjaun Normatif Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dalam Penanaman Nilai-Nilai Anti-Korupsi, Jurnal, Murabbi:
Jurnal ilmiah dalam Bidang Pendidikan, STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi.
Penelitian Sopian Lubis adalah penelitian literer dan metode yang digunakan metode deskriptif eksploratif, yaitu pengembangan metode yang mendiskripsikan gagasan-gagasan yang telah di tuangkan dalam media cetak baik yang berupa naskah primer maupun naskah sekunder untuk kemudian dikembangkan. dan menggunakan teori-teori Pendidikan agama Islam sebagai (kurikulum) pendidikan anti-korupsi.
Penelitian Sopian Lubis dengan penelitian ini memiliki persamaan tema yaitu korupsi. Akan tetapi lebih spesifiknya kepada Pendidikan anti- korupsi sejak usia dini melalui dunia Pendidikan dengan menanamkan norma-norma kebaikan sehingga lahir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu hanya menggunakan gagasan yang sudah dituangkan pada media cetak lalu dikembangkan, sedangkan penelitian ini menggunakan ayat Al- Qur’ân sebagai gagasan utamanya.
Penelitian terdahulu menggunakan hadist nabawi sebagai sumber gagasannya, sedangkan penelitian ini menggunakan Al- Qur’ân sebagai sumber utama dan kajian tafsirnya sebagai penjelas dari sumber utama.
16
4. Rahman dan Imam Ghozali, (2018), Korupsi dan Nepotisme Dalam Persepktif Al- Qur’ân (Studi Pendekatan Tafsir Tematik), Jurnal, Akademika: Vol. 14 No.2 Desember 2018.
Penelitian Rahman dan Ghozali mengarah kepada penjelasan kolusi dan nepotisme. Lebih mengarah kepada tindak kejahatan yang dilakukan berjamaah. Dan mengambil ayat implisit dengan kolusi yang menjelaskan tentang kerjasama dalam hal kebaikan maupun keburukan.
Penelitian ini dengan penelitian terdahulu memiliki persamaan yaitu studi pendekatannya Al- Qur’ân tematik. Lalu ayat Al- Qur’ân sebagai landasan utama. Adapun perbedaannya penelitian terdahulu hanya sekedar membahas tentang kolusi dan nepotisme secara umum sedangkan penelitian ini membahas korupsi secara umum yang akan mengelaborasi dengan kolusi dan nepotisme.
Penelitian terdahulu menggunakan pendekatan tafsir tahlili (tafsir Al- Qur’ân al-Azhim, Tafsir al-Jalalain (Jalal al-Din Suyuthi dan Jalal al- Mahalli), sedangkan peniliti menggunakan Tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir.
5. Supriyadi Ahmad, (2017), Dari Mahar Politik Hingga Mental Politik Transaksional: Kajian Komparatif Tentang Korupsi Di Era Milenial Indonesia, Jurnal, Mizan; Jurnal Ilmu Syariah, FAI Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Vol.5 No.1 (2017). www.jurnalfai- uikabogor.org.
Supriyadi Ahmad meneliti melakukan penelitian mahar politik, dan mental politik transaksional dalam kacamata hukum Islam dan hukum positif yang di mulai sebelum pilkada berlangsung pada tahun 2018.
Munculnya sebuah jurnal dari penelitian beliau diharapkan untuk meminimalisir tindak korupsi dan kolusi sampai hari pemilihan
17
berlangsung. Sehingga bisa mendaptkan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tuntunan Nabi yaitu memilih pemimpin yang jujur dan amanah.
Penelitian ini dengan penelitian terdahulu memiliki kesamaan yaitu penelitian kualitatif. Dengan kesamaan tema korupsi. Adapun penelitian terdahulu memiliki perbedaan dengan penelitian ini, terdahulu lebih fokus kepada sanksi hukum untuk tindak pidana korupsi yang saat itu sedang maraknya mahar politik. Sedangkan penelitian ini membahas tentang korupsi secara umum.
Persamaan penelitian ini dengan peneliti terdahulu, ialah pada tema korupsi. Akan tetapi perbedaan penelitian terdahulu melihat korupsi dalam persepktif hukum Islam sedangkan penelitian ini melihat dari perspektif Al- Qur’ân beserta kajian tafsirnya.