• Tidak ada hasil yang ditemukan

ئب ِ ت

E. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa artikel baik berbahsa indonesia maupun berbahasa Arab, tesis, bahkan buku yang terkait dengan pembahasan yang akan penulis lakukan. Namun dari penelusuran penulis, hingga saat ini belum ditemukan kajian dan penulisan secara khusus membahas “Nilai-nilai Yang Membentuk Uammatan Wâhidah dalam perspektif Al-Qur‟an” (Study Compatif Tafsir al- Manâr dan Tafsir al-Azhar).

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan persatuan, diantaranya:

1. Tesis “Wahdah al-Ummah al-Islâmiyah, al-Asbâb wa al-Atsâr wa al- Mua‟wwiqat kama bayyanahâ al-Qur‟ân Karîm, Malaysia 2014 karya Abdu al-Gânî Idrau”. Dari judul tesis ini, tergambar jelas kemana arah kajian. Penulis tesis tafsir maudhû‟i49 di atas menyimpulkan bahwa, dengan memahami dan mengamalkan factor-faktor penyebab persatuan, menjauhi dan meninggalkan factor penyebab perpecahan sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur‟ân serta penjelasan ulama; maka dengan izin Allah ﷻ persatuan dapat diwujudkan.

Selain itu, apabila persatuan umat dapat diwujudkan, maka akan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat. Baik pada bidang kenegaraan yang meliputi: Tata militer, politik, tata Negara, dan ekonomi. Maupun kemasyarakatan yang mencakup keamanan, ketentraman serta keadilan. Selanjutnya juga berdampak baik pada kehidupan dunia seperti saling menguatkan, tolong menolong, dan mengajarkan. Dan akhirat seperti terlaksananya amar ma‟ruf nahi munkar, pelaksanaan ibadah secara jama‟ah seperti shalat, haji dan lainnya.

Setiap muslim wajib yakin dan optimis dengan janji Al-Qur‟an dan hadits; kemenaganan dan kejayaan umat islam akan diraih. Walupun pada kenyataanya kondisi umat tidak menentu.

Perbedaan tesis di atas dengan kajian yang akan penulis lakukan adalah, bahwa penulis hanya terfokus pada penafsiran tiga tokoh kontemporer yang dianggap dapat diterima oleh segenap masyakat di Indonesia. Yaitu, M. Abduh, M. Rasyîd Ridhâ dan Hamka. Dengan membatasi pengkajian terhadap tiga tokoh tersebut diharapkan dapat memberi gambaran menyeluruh mengenai konsep ummah wâhidah.

49 Yaitu, mengumpulkan ayat terkait persatuan berdasarkan urutan surat. lalu menafsirkannya dengan menyantumkan pendapat para ulama tafsir.

20

Sedangkan tesis di atas, tidak membatasi pada tokoh mufassir, sehingga ada kesan hanya mendeskripsikan pendapat para ulama mufassir secara global dan tidak menyeluruh.

Perbedaan kedua terletak pada metode penelitian, penelitian ini menggunakan metode tafsir maudhû‟î yang berpola muqâran (komfaratip) dan tahlîlî (analisis). Dengan metode ini, tidak hanya menyebutkan dan menafsirkan ayat sesuai urutan surat. Namun juga berusaha mengungkap alasan penafsiran ayat, “mengapa kedua tokoh tersebut menafsirkan demikian”. Selanjutnya dalam menganalisis isi, penulis juga menggunakan tafsir lain, seperti tafsir Taisir Karîm ar- Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân karya as-Sa‟dî dan tafsir al-Marâghî dan kitab-kitab tafsir lainnya50. Sedangkan tesis di atas hanya menggunakan metode tafsir maudhû‟î.

2. Tesis yang berjudul “Wahdah al-Ummah al-Islâmiyya Fi as-Sunnah an- Nabawiiyah Dirasatan Maudhûi‟yyah”, (2009) karya Ahmad Manshûr Abu „Âdah. Menyimpulkan, persatuan merupakan modal dasar membangun batu-bata Negara islam. Setiap muslim bertanggung jawab mewujudkan perangkat persatuan menurut kapasitas masing-masing. Hal itu dapat diwujudkan dengan cara: Menanamkan akidah al-walâ‟ dan al- barâ‟ serta akhlak mulia, kedua, amar ma‟rûf nahi munkar. ketiga, menciptakan komunikasi/diskusi terbuka lagi hangat. Keempat, menyadari bahwa virus perperpecahan sangat mudah menjangkit, dan sangat sulit diobati, apalagi sudah diperkeruh desas desus timur-barat.

kelima, meyakini perpecahan adalah penyebab pokok hancurnya umat- umat terdahulu. Adapun saran yang diutarakan adalah, menggalakkan kurikulum kampus mengenai politik islam, ekonomi, social, serta komunikasi.

Seperti yang tertera pada judul tesis di atas, terlihat jelas bahwa fokus kajiannya adalah dalam bidang hadits. Selain menyebutkan hadits- hadits yang terkait dengan wahdah al-ummah serta penjelasan ulama- ulama hadits; beliau juga men-takhrîj hadits-hadits yang dikutip dengan penjang lebar. Sehingga menurut penulis bahwa kajian tesis yang dilakukan lebih cendrung pada kajian takhrîj hadits. Adapun penelitian yang penulis lakukan adalah dalam bidang tafsir Al-Qur‟an.

3. Tesis dengan judul “Dakwah antar mazhab peran dialok Umar ibn Hafîz, menuju temu persatuan umat di Indonesia, karya Nadia Nurfitria. Tesis di atas membahas peranan ”dialok” dalam mencapai persatuan umat. Baik antar sesama muslim (termasuk didalamnya Syi‟ah) maupun non muslim.

50 Analisis dengan kedua tafsir di atas, dilakukan terhadap beberapa penafsiran ayat, diantaranya Q.S. Ali Imran [3]: 103.

21

Asalkan dialok dilakukan dengan proporsional, mengutamakan prinsip perdamaian, saling terbuka, tidak melihat latar belakang pemahaman dan keyakinan dialoger (yang penting dapat berpartisipasi dalam menyumbangkan manfaat bagi semua pihak), serta dapat menempatkan agama atau materi dakwah dalam berbagai sisi. Menurutnya, apabila poin di atas terpenuhi maka persatuan murupakan keniscayaan.

Selanjutnya andil serta keaktifan setiap komponen masyarakat;

muslim maupun non muslim sangat dibutuhkan, terutama para tokoh agama sebagai pelaku dakwah serta pemerintah dengan kekuatan tentaranya.

Dari segi kajian, tesis di atas menggunakan teori “peran” atau aktivitas dakwah yang dilakukan oleh salah satu tokoh terkemuka yakni Umar ibn Hafiz. Adapun kajian penulis hanya membahas tentang pemikiran tokoh: Muhammad Abduh, Muhammad Rasyîd Ridhâ dan Hamka. Yakni, pemikiran yang tertuang pada karya ilmiyah mereka yaitu: Tafir al-Manar dan tafsir al-Azhar.

Selanjutnya, apabila dilihat dari segi cakupan lingkup kajiannya, tesis di atas membahas secara luas. Adapun tesis penulis hanya terbatas pada persatuan umat islam sesama mereka dan tidak membahas umat selain muslim.

4. Buku dengan judul: Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara ,Mencari Titik Kesepakatan antara Asy‟ariyah dan Wahabiyah, 2012, karya Abu Muhammad Waskito. Buku di atas membahas bahwa kunci persatuan umat islam seluruhya terletak pada persatuan Ahlus Sunnah wal Jama‟ah.

Terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh, diantaranya: Bijak dan kembali pada definisi umum ahlu sunnah yakni: Siapa saja yang mengikatkan dirinya dengan islam, kecuali Râfidhah, mengakui otoritas empat madzhb fikih, mengacu kriteria sesat dewan ulama sunni seperti MUI bukan individu, menetapkan kemulian para sahabat nabi ﷺ, menetapkan prinsip tauhid dan sunnah (namun penulis tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan tauhid dan sunnah di atas), bersikaf hikmah dalam ikhtilâf, mencintai sebanyak mungkin komunitas Ahlu sunnah.

Beliau menguraikan pentingnya hikmah dalam menyampaikan dakwah dan legowo dalam menerima kritikan selama terbukti benar dan berdalil dari Al-Qur‟ân dan as-Sunnah. Pada kesimpulan akhir beliau beri saran: “harus segera mungkin dilakukan dialok, musyawarah, muktamar membahas perbedaan. Terutama perbedaan tauhid dan sunnah, dan istiqamah menjalankan hasil kesepekatan, namun apabila tidak ada titik temu maka harus bersikap toleransi.

Buku di atas merupakan hasil karya yang disebabkan kegelisahan serta harapan penulisnya tatkala melihat problematika perselisihan sesama Ahlu as-Sunnah di Indonesia. Namun penulisnya belum

22

menyebutkan solusi titik temu/kesepakatan yang dimaksudkan. Boleh jadi belum adanya kesepakatan para ulama di Indonesia terhadap permasahan- permasalahan yang memicu konplik. Oleh karena itu, melalui kharismatik tokoh: Muhammad Abduh, Muhammad Rasyîd Ridhâ dan Hamka dalam kepribadian, keilmuan serta penerimaan masyarakat terhadapnya, diharapkan dapat menemukan solusi dari perpecahan umat islam saat ini maupun yang akan datang. Dengan kata lain, tesis penulis ini dapat dikatagorikan sebagai upaya untuk mencarikan jawaban dari problematika umat sebagaimana yang telah disinggung pada buku di atas.

5. Buku “al-Wahdah al-Islâmiyyah” karya Muhammad Abu Zahrah. Sebuah buku yang sangat bermanfaat untuk dipelajari dan dipahami oleh umat islam. Buku ini membahas tentang persatuan ummat dengan pendekatan sejarah. Yang selanjutnya penulisnya banyak sekali memberikan arahan dan masukan kepada umat islam dalam mewujutkan persatuan dalam bidang kenegaraan, administrasi, kemiliteran, ekonomi/keuangan dan lainnya.

Perbedaan kajian buku di atas dengan kajian tesis yang akan penulis lakukan adalah dari segi pendekatan. Buku di atas menggunakan pendekatan sejarah. Sejarah menjadi pengalaman berharga sekaligus menjadi guru yang mengarahkan kepada hal yang lebih baik. Sedangkan penulis menggunakan pendekatan tafsir. Yaitu dengan mengkaji ayat-ayat Al-Qur‟an dan penafsiran ulama tafsir terhadap ayat-ayat yang menjadi objek pembahasan.

Dokumen terkait