• Tidak ada hasil yang ditemukan

WÂHIDAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN - repository iiq

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "WÂHIDAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN - repository iiq"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

WÂHIDA DARI PANDANGAN AL-QUR'AN. Studi Banding Tafsîr al-Manâr dan Tafsir al-Azhar). KONSENTRASI PROGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM INSTITUT ILMU PASCASARJANA ULUMUL QUR'AN DAN ULUMUL HADITH. Tesis berjudul “Nilai-Nilai yang Dapat Membentuk Ummatan Wâhidah dalam Sudut Pandang Al-Qur’an” karya Wahyudin dengan nomor induk mahasiswa 214410606 diuji pada sidang Munâqasyah Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an ( IIQ) Jakarta pada bulan Mei 2018.

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai yang Dapat Membentuk Ummatan Wâhidah Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Banding Tafsîr al-Manâr dan Tafsir al-Azhar)” benar-benar karya asli saya, kecuali kutipannya yang telah disebutkan. Berjudul “Nilai-nilai yang dapat membentuk Ummatan Wâhidah dalam perspektif Al-Qur’an (Studi Banding Tafsîr al-Manâr dan Tafsir al-Azhar)”. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperdalam ilmu Al-Quran dan Hadits serta meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan hingga selesainya disertasi ini.

Ahmad Munif Suratmaputra, M.A. yang banyak memberikan jasa dan pengajaran selama menempuh studi di Program Pascasarjana Institut Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.

ةَح أوُرأطُ ألْا

ع ِ ظا

خهِ أ ِ

سب ٕ

لا

لا" ِ

للب

هسٌا

هطٌا

عب

ت ِ صا

سآ ِ

ءا

لا ِ

هشٌا ِ

س ِ دا

ةب

سب ِ ح

دب

يب ِ ل

سب

ش ِهف

ثب

س ِ ذا

هس ٌا

سب ِ ى

JIL)

ئ ِ دب

ذا

غب ِ خ

يب

ةب ِ ٘

هشٌا

دا

ب غب

ثب ِ خ

لاِا ِ ز

ضا

وا ِ ر

ئب ِِ ل

لب ٕ

عب ِ ف

هسٌا ِ

بع

الل ِ

حا

هخٌا

ع ِهسٍ

غا

فاِ ٝ

هتٌ

سب ِ م

هتٌا

صب

ئب ِ ت

Latar Belakang Masalah

  • Identifikasi Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Perumusan Masalah

Himbauan MUI dan ormas Islam lainnya ini disambut baik oleh para aktivis, mubaligh dan seluruh masyarakat di DKI, Jawa, Sulawesi, Sumatera bahkan mendapat banyak dukungan dari kalangan negara-negara Islam perantauan. Dengan menyatakan bahwa semua agama itu benar, maka Al-Qur'an merupakan produk budaya yang diragukan keasliannya, bahkan dikatakan bahwa hukum Tuhan tidak ada. Begitu pula dengan hadis-hadis Nabi ﷺ Muhammad shahih sebagai penjelas/penafsir langsung Al-Qur'an atau menentukan hal-hal yang tidak disebutkan dalam Al-Qur'an.

Agama22 melalui sumbernya yaitu Al-Qur'an dan hadis dengan nilai-nilai luhur dan hikmah yang terkandung didalamnya telah mengajarkan, mengarahkan, membimbing dan memimpin umat manusia di seluruh dunia dan secara rinci khususnya umat Islam untuk menciptakan hubungan baik, menciptakan persatuan dan kesatuan. diantara mereka. Lihat Ibnu Katsîr, Tafsîr Al-Qur‟ân Al-„Azhîm (Dâr Thaiyyibah li an-Nasyr wa at-Tauzî‟, 1999), Cet. 27 Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Harmoni Al-Qur'an (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hal.

Iaitu berpegang teguh kepada agama dan janji-janji Allah ﷻ yang terkandung di dalam al-Quran antara lain bersatu dan bersatu dengan hukum yang benar serta tunduk kepada perintahNya30. 28 Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Mesej, Kesan dan Keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm. Imam al-Qurthubî32 (w. 671 H), setelah menyebutkan tafsiran sebelumnya mengenai pengertian "al-Habl", al-'ahd, Al-Qur'an, al-jamâ'ah, antara lain.

31 Abu Ja'far Ath-Thabari, Jami' al-Bayân fî Ta'wîl Ây Al-Qur'ân. Wahba az-Zuhaili (w. 1436 H) berkata, perhatian Allah ﷻ kepada umat Islam dalam membimbingnya untuk berpegang teguh kepada al-Quran, agama-Nya, ketaatan kepada-Nya, satu-satunya petunjuk kepada ahkam Allah. ﷻ; iaitu halal dan haram, perhimpunan umat Islam untuk tujuan menjaga kehormatan dan negara daripada musuh. Dalam ayat ini, Allah ﷻ mewajibkan kita untuk berpegang kepada Al-Quran dan Sunnah Nabi ﷺ dan kembali kepada mereka apabila terdapat perbezaan pendapat.

Dan Allah ﷻ memerintahkan kita untuk berkumpul dan berpegang teguh kepada al-Quran dan as-Sunnah secara dalaman dan luaran. Ibn Shâlih Al-Utsaimîn, Tafsîr Al-Qur‟ân Kerîm Surya Âli „Imrân, (Arab Saudi: Dâr Ibnu al-Jawzi, 1435 H), Cet. Rasyîd Ridhâ, Tafsîr Al-Qur‟ân Al-Hakîm, (Mesir: Al-Maktabah Et-Tawqifije, t. th), jilid 1, hlm.

Oleh karena itu, penulis memberi judul penelitian ini “NILAI YANG MEMBENTUK UMMATAN WÂHIDAH DARI PERSPEKTIF AL-QUR'AN” (Studi Banding Tafsîr al-Manâr dan Tafsir al-Azhar)48.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

Namun tesis di atas tidak terbatas pada tokoh-tokoh mufasir saja, sehingga timbul kesan hanya memaparkan pendapat-pendapat para ulama mufasir pada tingkat global dan tidak komprehensif. Sebagaimana tertera pada judul skripsi di atas, jelas bahwa fokus kajiannya adalah pada bidang hadis. Tesis berjudul “Dialog Antar Mazhab, Peran Dialek Umar bin Hafiz, Terhadap Terwujudnya Persatuan Umat Manusia di Indonesia, oleh Nadia Nurfitria.

Dari segi kajiannya, tesis di atas menggunakan teori “peran” atau kegiatan da’a yang dilakukan oleh salah satu tokoh utamanya yaitu Umar bin Hafiz. Yaitu pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam karya ilmiahnya yaitu: Tafir al-Menar dan tafsir al-Azhar. Tesis penulis hanya sebatas pada persatuan umat Islam satu sama lain dan tidak membahas tentang orang lain selain umat Islam.

Kitab di atas membahas bahwa kunci persatuan umat Islam terletak pada kesatuan Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Ia menjelaskan pentingnya hikmah dalam menyampaikan dakwah dan kesediaan menerima kritik asalkan terbukti kebenarannya dan berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah. Kitab di atas merupakan sebuah karya yang dilatarbelakangi rasa takut dan harapan penulis ketika melihat permasalahan perselisihan Ahlu as-Sunnah di Indonesia.

Oleh karena itu, melalui tokoh-tokoh karismatik: Muhammad Abduh, Muhammad Rasyîd Ridhâ dan Hamka dalam kepribadiannya, pengakuan dan penerimaan masyarakatnya, diharapkan kita dapat menemukan solusi atas perpecahan umat Islam saat ini dan di masa depan. Dengan kata lain, tesis penulis ini dapat dikategorikan sebagai upaya mencari jawaban atas permasalahan masyarakat sebagaimana disebutkan dalam buku di atas. Selain itu penulis banyak memberikan petunjuk dan sumbangan kepada umat Islam dalam mewujudkan persatuan di bidang kewarganegaraan, administrasi, militer, ekonomi/keuangan dan lain-lain.

Perbezaan antara kajian buku di atas dengan kajian tesis yang akan penulis lakukan adalah dari segi pendekatan. Iaitu dengan mengkaji ayat-ayat al-Quran dan tafsiran ulama tafsir terhadap ayat-ayat yang menjadi bahan perbincangan.

Metodologi Penelitian

  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data a. Metode Tafsir Maudhû‟î
  • Langkah-langkah Penelitian

Sumber data sekunder adalah: Tafsir Al-Marâgi karya Ahmad Mushthafâ al-Marâgi, Tafsir Al-Munîr karya Wahbah az-Zuhailî, Tafsîr Al-Qur'ân al-Karîm karya M. Ibnu Shalih Al-Utsaimîn, Tafsîr al-Qur'ân al-Karîm karya M. Ibnu Shalih Al-Utsaimîn, Tafsîr al-Qurthubî, Majmû ‟ Al-Fatâwâ karya Ibnu Taymiyah, disertasi Abdu al-Ganî Idrau yang berjudul “Wahdah al-Ummah al-Islâmiyah, dan kitab-kitab lain yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama memberikan gambaran atau uraian objektif tentang suatu hal. situasi 53. Hadari Nawawi menyatakan penelitian melakukan analisis isi untuk mengungkap isi sebuah buku yang menggambarkan keadaan penulis dan masyarakatnya pada saat buku tersebut ditulis.

Dalam analisis isi, seorang peneliti dapat menghitung frekuensi kemunculan suatu konsep tertentu, susunan kalimat menurut pola yang sama, dan kelemahan pola tersebut. 52Abu al-Hayy al-Farmawî, Al-Bidâyah fî al-Tafsîr al-Maudhû‟î Dirâsah Manhajiyyah Maudhû‟iyyah, trans. Selain itu, dengan cara ini suatu kitab dapat dibandingkan dengan kitab lain dalam bidang yang sama, baik berdasarkan perbedaan waktu penulisannya maupun atas dasar kemampuan kitab-kitab tersebut dalam mencapai tujuannya sebagai bahan. disampaikan kepada khalayak atau kelompok tertentu yang dipresentasikan. sekelompok orang.

Informasi mengenai isi satu atau lebih buku yang diperbandingkan akan sangat bermanfaat bagi perkembangan penulisan buku sejenis di masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan masyarakat yang membutuhkannya54. Yakni mengkaji sekelompok ayat Al-Quran atau surah tertentu dengan cara membandingkan ayat dengan ayat, antara ayat dengan hadis Nabi (ﷺ), dan antara pendapat ulama tafsir dengan membandingkan aspek-aspek tertentu yang berbeda dari objek yang dibandingkan. tekankan.55 . Sebutkan hadits-hadits yang berkaitan dengan ayat-ayat yang dibahas dengan râwî pertama (hadits mu'allaq), jika ada.

Menganalisis makna ayat-ayat tersebut, kemudian memberikan penjelasan mengenai ketiga tokoh ayat tersebut tentang persatuan umat, memahami dan menganalisis maksud dan pemikirannya. Memperkaya pembahasan dengan memasukkan tafsir Al-Maraghi, as-Sa'di dan Muhammad bin Shalih al-Utasimin dan lain-lain. Menarik kesimpulan dari setiap sub pembahasan dan mencoba menghubungkan satu diskusi dengan diskusi lainnya.

55 Abu al-Hayy al-Farmawî, Al-Bidâyah fî al-Tafsîr al-Maudhû‟î Dirâsah Manhajiyyah Maudhû‟iyyah (Messir: Maktabah al-Jumhuriyyah, 1977), h.

Sistematika Penulisan

Dihiasi dengan akhlak mulia yaitu mencermati sejarah jalan sesama ulama Madjab, berdialog, berdiskusi, saling menghormati dan lain sebagainya. Meyakini bahwa hakikat ajaran para rasul dan kitab-kitab yang dibawanya adalah satu. mereka mempunyai akhlak yang mulia yaitu saling menghormati, tidak memaksa orang lain menuruti pendapatnya. Sebaliknya, jangan ragu untuk rujû'. kembali) kepada kebenaran apabila pendapatnya terbukti salah, dan lain-lain.

Meyakini bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang lengkap, maka tidak boleh direduksi menjadi sekedar mengamalkan hukum perkawinan sambil meninggalkan hukum negara. Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyîd Ridhâ menafsirkannya secara lebih umum dan luas; yaitu wahdah an-nas. Dalam artian manusia saling membutuhkan satu sama lain, ingin mencapai manfaat bagi masing-masing individu.

Dari segi menyetujui pendapat Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyîd Ridh serta meyakini kesatuan agama-agama manusia dahulu (menerima Islam). Maka, golongan selamat yang terdapat dalam hadis tentang perpecahan manusia ialah mereka yang mengikut Nabi dan para sahabat.

Saran

Azwazi, Hasan, Wahdah al-Ummah al-Muslimah Baina ats-Tsabit wa al-Mutaghoyyir, Mekah: Rabithah al-'Alam al-Islami, 2012. Abduh, Muhammad og Rasyîd Ridhâ, Muhammad, Tafsir Al-Qur'an Al- Hakim, Mesir: Al-Maktabah At-Tauqifiyyah, t.t. Abu 'Adah, Ahmad Manshur, "Wahdah Al-Ummah Al-Islamiyya Fi As-Sunnah An-Nabawiyah, Dirasatan Maudhui'yyah", Tesis Majister Konsentrasi Hadis dan Ilmunya, Gaza, 2009.

Ath-Thabarî, Abu Ja'far, Jâmi' al-Bayân fî Ta'wîl Ây Al-Qur'ân, Ta'liq Ahmad M. Az-Zamakhsyari, al-Kasysyaf „an Haqaiq ghawamidh at-Tanzil, Beirut: Dar al -Kitab al-'Arabi, 1407. Farmawi, Abd al-Hayy, Al-Bidayah fi al-Tafir al-Maudhu'I Dirasah Manhajiyyah Maudhu'iyyah, terj.

Hamid an-Nashir, Muhammad, al-„Ashraniyun Baina Maza‟im at-Tajdid wa Mayadin at-Taghrib, terj. Ibnu Taimiyyah, Majmu‟ Al-Fatawa, Muhaqqiq Abdurrahman bin Muhammad Qosim, Savdska Arabija: Majma' Malik Fahd, 1995. Idrau, Abd al-Gany', »Wahdah al-Ummah al-Islamiyah, al-Asbabwa al- Atsarwa al- “Mua” wwiqat kama bayyanaha al-Qur'an al-Karim”, “Tesis Konsentrasi Al-Qur'an” v Ilmunya, Malezija, 2014.

Nashir, Ridhwan, Understanding the Qur'an: A New Perspective on the Methodology of Tafsîr Muqaran, Surabaya: CV Indra Media, 2003. Rasîd Ridhâ, Muhammed, Muhawarat al-Mushlih wa al-Muqallid wa al-Wahdeh al-Islamiyyah : Dar an -Nasyr Li al-Jami'ah, 2007. Ridhwan Nashir, Memahami Al-Quran: Perspektif Baru Terhadap Metodologi Tafsîr Muqarani, (Surabaya: CV Indra Media, 2003).

Sa'dî, Taisîr Karîm al-Rahman fi Tefsîr kelam el-Mannân, Tahqiq Abd al-Rahman bin Mu'alla al-Luwaihiq, Muassasah al-Risâlah, 2000. İbn Şalih, Tefsir el-Kur'an'imâle suresi, Saoedi -Arapça: Dâr İbnu el-Jauzî, 1435.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(STUDI KRITIS TERHADAP PENAFSIRAN QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH

Dalam al-Qur’an, kata yang digunakan untuk menunjukkan bencana sebagai teguran adalah kata fitnah. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah , Vol. Quraish Shihab, “Musibah

Berdasarkan penelusuran penulis, isu-isu gender dalam buku Tafsir Nusantara tidak hanya membahas pernyataan-pernyataan Abd Al- Rauf Singkel dan Quraish Shihab, tapi

Penelitian ini membahas tentang konsep pendidikan anak dalam al-Qur’an surah Al- Alaq ayat 1-5 (telaah pemikiran Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah). Penelitian ini

QURAISH SHIHAB DAN PENERAPANNYA PADA ZAMAN SEKARANG .... Quraish Shihab tentang ayat-ayat

Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu‟min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu‟min lebih baik dari orang musyrik,

Tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab ditulis dalam bahasa Indonesia yang berisi 30 juz ayat-ayat al-Quran yang terbagi menjadi 15 jilid berukuran besar. Pada setiap jilidnya

Quraish Shihab melalui tafsir Al-Misbah mengatakan bahwa qātilū pada surah At- Taubaḥ ayat 29 memiliki makna perintah untuk memerangi orang yang tidak beriman seperti kaum Nasrani atau