• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untitled - repository iiq

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Untitled - repository iiq"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

Ketua LTQQ IIQ Jakarta dan Pengajar Tahfidz yang telah membimbing penulis dalam bidang tahfidz karena jelas hafalan dan tahsin Al-Qur'an merupakan salah satu syarat untuk masuk dalam sidang skripsi di IIQ Jakarta. Para pengelola dan staf perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Perpustakaan Umum Islam Iman Jama' Jakarta, Perpustakaan Umum Negara Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, serta Perpustakaan Al-Qur'an Jakarta 'Pusat Studi, yang telah membantu penulis dalam mencari referensi dalam penulisan skripsi ini.

PENUTUP

Vokal

Kata Sandang

Al-Quran beberapa kali merujuk kepada hati yang keras ini atau dalam bahasa Arab disebut qalbun qaswah. Persoalan yang timbul pada ketika ini ialah bagaimana memahami erti hati yang keras agar hidayah Allah yang maha berkuasa lagi berkehendak tidak dapat menembusi kerasnya hati manusia yang membatu.

Permasalahan

Bermula dengan permasalahan di atas, penulis akan mengutarakan perbincangan ini dengan tajuk "Pengertian Qalbun Qaswah Dalam Al-Quran (Pengajian Kitab Tafsir Al-Mishbah dan Kitab Tafsir Al-Azhar)." Dengan cara ini akan diketahui maksud sebenar Qalbun Qaswah dalam al-Quran. Apakah tafsiran Muhammad Quraish Shihab dan Hamka dalam tafsir qalbun qaswah dalam al-Quran.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Tinjauan Pustaka

Kelima, adanya disertasi berjudul “Hati dalam Tafsir Al-Mishbah oleh Quraish Shihab” yang ditulis oleh Mutmainnah, mahasiswa program pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tahun 2013. Peneliti mencoba menelusurinya melalui pendekatan tematik, yaitu , dengan menyusun ayat-ayat, Al-Qur'an yang menyebutkan hati nurani dan hal-hal yang berkenaan dengan hati dalam tafsirnya, kemudian diangkat ke permukaan untuk dijadikan bahan analisis, seperti sifat dan keadaan hati, hal-hal yang di dalamnya, apa saja kemungkinan yang dimiliki hati, serta metode pendidikan hati.

Metodologi Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-komparatif, yaitu mencoba mendeskripsikan tafsir kalb kasveh dari kedua ahli tafsir tersebut, kemudian mengkajinya secara kritis dan mencari persamaan dan perbedaan penafsiran kedua tokoh tersebut. Menginventarisasi data dan menyeleksinya, terutama penafsiran ayat-ayat kalb kasveh oleh kedua mufassir, serta kitab-kitab lain yang berkaitan dengan kalb kasveh.

Sistematika Penulisan

Sedangkan kekuatan perasaan atau qalb yang berpusat di dada dipertajam melalui shalat, puasa, zakat dan haji. Melalui hati ini pula kita bisa percaya dan berhubungan dengan Tuhan dan menangkap cahaya petunjuknya.

Fungsi Qalb

Kedua panca indera kita secara aktif menghubungkan kita dengan alam sekitar kita, yaitu penglihatan dan pendengaran, yang keduanya dibawa ke dalam sistem pencernaan jantung. Sementara penglihatan, pendengaran, dan hati menghubungkan manusia dengan alam di sekitarnya, dan kehalusan tanggapan pendengaran, penglihatan, dan hati itulah yang meningkatkan kecerdasan manusia di dunia ini.

Jenis-Jenis Qalb

Dua hati yang terkena fitnah ialah hati yang di dalamnya ada penyakit dan hati yang keras. Dan hati yang selamat ialah hati yang beriman, berserah diri kepada Tuhannya, tenteram dengan-Nya dan berserah diri kepada-Nya.

ريِصَت ىَّتَح

هاَوَى

Ayat-Ayat Mengenai Qalbun Qoswah

Sungguhpun di antara batu-batu itu sungguh mengalir dari padanya sungai-sungai dan di antaranya sungguh-sungguh ada celah-celah dan mata-mata air keluar dari padanya dan sesungguhnya di antaranya ada orang-orang yang menggelincir, karena takut kepada Allah. Maka mengapa mereka tidak meminta (kepada Allah) dengan merendah diri apabila datang azab Kami kepada mereka, bahkan hati mereka menjadi keras dan syaitan telah memperlihatkan kepada mereka kebaikan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am [6]: 43). Bahawa dia akan melakukan apa yang syaitan masukkan sebagai ujian bagi mereka yang mempunyai penyakit dalam hati dan keras hati.

Jika belum datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan tidak seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab, maka berlalulah masa yang panjang atas mereka. dan hati mereka. Hati orang yang ingkar janji. tetapi) disebabkan mereka mungkir janji, Kami kutuk mereka dan Kami keraskan hati mereka. Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam, kemudian dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang-orang yang keras hatinya).

Sekilas Pendapat Para Ulama Tentang Qalbun Qoswah

Al-Baqarah ayat 74 adalah orang-orang kafir dari kalangan Bani Israel, yaitu anak-anak dari saudara-saudara orang yang terbunuh. Mereka dicap keras hati seperti batu karena menyangkal tuduhan yang dilontarkan setelah almarhum dibangkitkan oleh Allah dan mengatakan kepada mereka bahwa anak-anak yang membunuhnya adalah saudara laki-laki dan perempuannya. Sedangkan menurut Al-Qurthubi merupakan ungkapan tidak memperhatikan taubat dan memperhatikan ayat-ayat Allah swt.33.

Menurut At-Tabari, hati yang keras ialah hati yang enggan tunduk kepada hukum Allah, dan hati mereka menjadi sekeras batu atau lebih keras lagi setelah mereka menyaksikan kebenaran yang telah ditunjukkan Allah kepada mereka.34 Manakala menurut Al -Qurthubi. hati yang keras tidak boleh dilembutkan melawan perintah Allah 35.

Muhammad Quraish Shihab dan Tafsir Al-Mishbah 1. Biografi Muhammad Quraish Shihab

  • Seputar Tafsir Al-Mishbah

Gagasan mukjizat tersebut, menurut Muhammad Quraish Shihab, sejalan dengan klaim universalitas Al-Qur'an. Setelah memperoleh gelar master dengan spesialisasi tafsir Al-Quran, ia kembali ke tanah airnya. Aktivitas utamanya kini menjadi dosen (guru besar) di Pascasarjana Universitas Islam (UIN) Jakarta dan Direktur Pusat Studi Al-Quran (PSQ) Jakarta.

Muhammad Quraish Shihab adalah salah seorang mufassir Alquran yang sangat produktif dalam menulis. Quraish Shihab juga melihat bahwa ada golongan masyarakat yang sangat tertarik dengan makna-makna Al-Qur'an. Al-Mishbah, dengan namanya sendiri, menunjukkan makna hidup dan berbagai masalah manusia, yang diterangi oleh cahaya Alquran.

38 Mafri Amir dan Lilik Ummi Kulthum, Sastra Tafsir Indonesia, hal. Federspiel, Kajian Al-Qur'an Indonesia: Dari Mahmud Yunus hingga Quraish Shihab, ter.

Hamka dan Tafsir Al-Azhar 1. Biografi Hamka

  • Seputar Tafsir Al-Azhar

62 Mafri Amir dan Lilik Ummi Kulthum, Sastra Tafsir Indonesia, hal. 162-166 dan Abdul Rouf, Tafsir Al-Azhar: Dimensi Tasawwuf Hamka, h menunjukkan bahwa keberadaan kitab tafsir ini mendapat perhatian luas dari masyarakat. 65Abdul Rouf, Tafsir Al-Azhar: Dimensi Tasawwuf Hamka, hal. 63. . percaya bahwa kejadian ini adalah berkat terbesar yang diberikan Tuhan dalam hidupnya. Berdasarkan penjelasan di atas, periode penulisan Tafsir Al-Azhar berlangsung sekitar 7 tahun terhitung sejak tahun 1959 M hingga tahun 1966 M.

Dilihat dari susunan suratnya menggunakan tarib mushafi, Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menggunakan kaedah tahlili (analitik). 75 Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir Al-Qur'an Di Indonesia, hlm. 104. dianggap tema yang sesuai untuk memudahkan tafsiran serta memahami isi kandungan. Ini nampaknya selaras dengan matlamat Hamka untuk menyusun Tafsir Al-Azhar bertujuan agar masyarakat Indonesia lebih dekat dengan Al-Quran.

80 Abdul Rouf, Tafsir Al-Azhar: Dimensi Tasawwuf Hamka, hlm. 67. kuliah di masjid yang kemudiannya dikarang secara bertulis.

PENAFSIRAN QALBUN QASWAH

MENURUT M. QURAISH SHIHAB DAN HAMKA

Allah menghidupkan orang mati 1 Muhammad Quraish Shihab mentafsirkan kasua sebagai perkataan yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu dan hati. 1 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Mesej, Kesan dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), ed. Allah menjelaskan lagi bahawa "sesungguhnya ada di antara batu-batu yang tergelincir kerana takut kepada Allah." Muhammed Qurejsh Shihab menafsirkan bahawa batu itu mematuhi hukum alam yang Allah Taala. telah memutuskannya.

Dalam sebahagian ayat “dan sesungguhnya di antaranya ada batu yang tergelincir kerana takut kepada Allah”, Muhammad Quraish Shihab. Lalu Muhammad Quraish Shihab menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menunjukkan ayat yang juga dikuatkan oleh sebuah hadis Nabi. Jadi, menurut Muhammad Quraish Shihab, mereka dikatakan keras hati kerana tidak meminta-minta, itu juga bermakna mereka tidak menerima undangan, justeru mereka tidak tunduk kepada Allah swt.

Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan setan diperbolehkan oleh Allah, dalam arti bahwa Allah-lah yang memberikan potensi kepada setan untuk menguji orang-orang munafik yang memiliki penyakit di hatinya, dan orang-orang kafir yang memiliki aib. hati yang korup.

ةَيِساَقْﻟاَو

ANALISIS PENAFSIRAN QALBUN QASWAH

Dari segi kajian ini, penulis mendapati bahawa maksud qalbun kasua ialah hati yang enggan menerima nasihat yang baik dan tidak terpengaruh dengan hidayah. Maksud kalbun kasve secara umum ialah hati yang keras sehingga tidak dapat menerima ajakan kebaikan dan menolak kebenaran. Sungguhpun begitu, penulis menyedari kedua-dua tafsiran itu adalah sama, iaitu hati yang enggan menerima kebenaran dan ajaran kebaikan.

Al-An'am ayat 43, Muhammad Quraish Shihab menjelaskan qalbun qaswah dengan hati yang tidak menerima ajaran yang baik, dan Hamka menerangkannya dengan hati yang durhaka kepada Rasul-rasul Allah sehingga mereka menjadi kafir. Al-Hadid ayat 16, Muhammad Quraish Shihab dan Hamka berselisih pendapat tentang sebab ahli kitab mempunyai hati yang keras. Muhammad Quraish Shihab menafsirkannya dengan hati yang tidak terpengaruh dengan nasihat dan ajakan yang baik, sedangkan Hamka menafsirkannya dengan hati yang tidak dapat masuk kebenaran lagi.

Muhammad Quraish Shihab memaknai qalbun qaswah sebagai hati yang tidak goyah menerima nasehat, sedangkan Hamka memaknainya sebagai hati yang langsung tertutup saat kebenaran masuk.

Saran

Al-Ashfahani, al-Raghib, Mu'jam Mufradat li Alfazh Al-Koran, Beiroet: Dar al-Fikr, tt. Al-Baqi, Muhammad Fuad Abd, al-Mu'jam al-Mufahras li Alfazh Al-Koran al-Karim, Beiroet: Dar al-Fikr, 1981. Al-Ja'fi, Abu Abdullah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Mughirah ibn Bardazibah al-Bukhari, al-Jami' al-Musnad al-Shahih al-Mukhtashar min Umur Rasulillah het wa sunanihi wa ayyamihi gesien, Beiroet: Dar al-Kitab al-Ilmiyah, 1992.

Al-Munawwar, Agil Husein in Masykur Hakim, I'jaz Al-Koran in interpretasiemetodologie, Semarang: Domas, 1994. Ath-Thabrani, Abu Ja'far Muhammad Ibn Jarir Ibn Yazid bin Katsir bin Ghalib, Jami' al-Bayan fi Ta 'wil Al-Qur'an, Beiroet: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1999. Hakim, Muhammad Talhah Ahmad, Politik Moral Agama: Tafsir Politik Hamka, Yogyakarta: UII Press, Cet.ke-I, 2005.

Quraish, Pembumian Quran, Fungsi dan Param Wahyu dalam Masyarakat, Bandung: Mizan Media Utama, 2007.

Referensi

Dokumen terkait

Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dan Junjungan Nabi Muhammad SAW yang saya rindukan.. Kedua orang