BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
1. Kajian tentang Minat a. Pengertian Minat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984:583) minat diartikan sebagai kecendurungan hati yang tinggi terhadap suatu objek yang menarik. Sejalan dengan itu Witty (dalam Tarigan, 1987: 104) mengemukakan bahwa: Minat sebagai aspek kejiwaan yang unik dan spesifik, menandai ciri-ciri keinginan yang dilakukan melalui tingkah laku atau perhatian seseorang melalui objek tertentu sesuai dengan keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap suatu pengamatan yang lebih komprehensif.
Chalpin (Thordike, 1989: 55) mendefinisikan minat sebagai berikut :(1) sikap yang harus terus menerus menyertai perhatian seseorang dalam memiliki objek yang menarik, (2) perasaan yang menentukan aktifitas, kegemaran atau objek yang dinilai atau berarti bagi seseorang, (3) suatu pernyataan motivasi tertentu yang mengarahkan tingkah laku kedalam arah atau pada tujuan tertentu yang bersifat unik dan spesifik.
Dengan demikian minat dapat mempengaruhi kegiatan aktifitas yang dilakukan seseorang dan minat juga dapat menentukan besar kecilnya kesuksesan yang diperoleh dari kegiatan tersebut.
Minat merupakan derajat dorongan psikologis yang ada dalam diri setiap orang untuk melakukan suatu kegiatan atau aktifitas tertentu.
Keberadaan dorongan itu dapat dikenali dari frekuensi keseringan, kesungguhan, ketekunan dan lamanya waktu seseorang bertahan melakukan suatu kegiatan/aktifitas untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian minat yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecendurungan hati dan jiwa yang tinggi terhadap objek tertentu yang menarik, bernilai dan berharga bagi seseorang. Minat merupakan suatu reaksi terhadap suatu tanggapan yang menarik sehingga menimbulkan rasa senang dan kesetiaan jiwa yang bersifat aktif menerima rangsangan dari luar yang menyenangkan. Dengan demikian minat merupakan derajat dorongan psikologis yang ditandai dengan frekuensi keseringan, kesungguhan, ketekunan dan lamanya waktu bertahan dalam melakukan kegiatan atau aktifitas untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Pengaruh Pemberian Penguatan Model Probing-Prompting terhadap Minat Belajar Siswa Bahasa Indonesia
Penguatan (reinforcement) merupakan hal yang penting dilakukan oleh guru sebagai langkah untuk memodifikasi perilaku siswa dalam belajar dimana penguatan sebagai salah satu keterampilan yang melekat pada diri seorang guru didefinisikan sebagai tindakan pemberian penghargaan ataupun hukuman atau suatu perilaku.Siswa dapat diarahkan untuk tertarik (berminat) dan aktif dalam pembelajaran di
kelas. Perhatian siswa dapat diarahkan pada guru. Ketika siswa memiliki minat dalam belajar maka dapat dimungkinkan kualitas serta prestasinya akan meningkat.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkansemangat siswa yaitu model pembelajaran probing prompting dimana dalam model ini sangat cocok digunakan dalam memberikan penguatan peserta didik agar lebih memahami pelajaran dengan baik,model pembelajaran ini sangat efektif digunakan karena model ini memberikan dampak positif terhadap peserta didik dalam belajar. Model probing-prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. deengan model pembelajaran ini, proses tanya jawab dilakukan dengan cara menunjuk siswa secara acak sehingga siswa harus berpartisipasi dari proses pembelajaran dan setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Model probing- prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan murid dan pengalamannya (Suyatno, 2009:63). Model probing-prompting dapat mendorong siswaberpikir aktif sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa dengan sendirinya, karena dalam pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siwa
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu objek terdiri atas faktor internal yang berasal dari dalam diri seseorang, dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa.
Demikian pula halnya dengan minat seseorang untuk melakukan aktivitas belajar pada hakikatnya dipengaruhi oleh faktor yang bersumber dari dalam dirinya maupun faktor yang bersumber dari luar dirinya.
Slameto (2010: 180) mengemukakan “minat merupakan sesuatu hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya”. Jadi, minat belajar dipengaruhi oleh adanya rangsangan dari luar dan mendukung aktivitas belajar seseorang. Dengan pendapat Sardiman (2001:87) yang mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu :
1) Minat instrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu;
2) Minat ekstrinsik, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada rangsangan dari luar. Sebagai contoh, seorang siswa bersungguh- sungguh belajar dengan harapan mendapat nilai baik, agar dipuji oleh guru atau temannya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka tampak bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi minat belajar seseorang pada intinya di pengaruhi oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsikseperti faktorfisiologis dan psikologis, sedangkan faktor ekstrinsikseperti
pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah, dapat mempengaruhi kurang minat belajar anak
1) Faktor dari dalam Diri Anak (Faktor Intrinsik)
Faktor dari dalam diri anak yang mempengaruhi rendahnya minat belajar anak dapat berupa faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis dibedakan atas dua bagian yaitu keadaan jasmani pada umumnya yaitu keadaan kondisi tubuh seperti kesegaran tubuh, keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang meliputi pancaindera.
Sedangkan faktor psikologis merupakan faktor internal yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas belajar, seperti:
rendahnya minat mempelajari seseuatu, kurangnya kreativitas anak dan tidak berkeinginan untuk maju.
Kurangnya minat belajar siswa dapat dimotivasi, didorong, dan diberi semangat agar minat belajarnya menjadi tinggi, lama kelamaan siswa menyadari bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat untuk pengembangan intelektual dan keterampilannya.
2) Faktor dari Luar Diri Anak (Faktor Ekstrinsik)
Minat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara tetap dalam melakukan proses belajar. Sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 57) minat adalah kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka faktor dari luar diri anak yang mempengaruhi kurangnya minat belajar anak dapat dibagi atas dua aspek, yaitu faktor sosial dan nonsosial. Faktor nonsosial dalam belajar yang mempengaruhi kurangnya minat belajar anak dapat berupa keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang atau malam), tempat belajar, dan alat-alat yang digunakan dalam belajar.
Sedangkan faktor sosial berupa manusia yaitu kehadiran orang lain dalam kegiatan belajar. Jika tidak ada orang yang memberi semangat untuk belajar, seperti guru, orang tua, teman terdekat, saudara, dan sebagainya tidak akan dapat memacu minat belajar seseorang. Jika dalam satu kelas atau pada lingkungan sosialnya cenderung terjadi keributan, maka otomatis hal tersebut akan dapat mempengaruhi minat belajar anak-anak.
d. Fungsi Minat
Dalam proses belajar minat merupakan salah satu faktor psikologis yang penting dalam belajar, minat mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam belajar, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang akan melakukan tidak akan mungkin melakukan sesuatu. misalnnya, seseorang anak menaruh minat terhadap pelajaran bahasa indonesia, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang bahasa terutama Bahasa Indonesia.
Fungsi minat besar sekali terhadap kegiatan belajar, karena minat mempunyai andil yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan.
Seseorang akan memetik hasil belajarnya ketika ia berminat terhadap sesuatu yang ia pelajari dan dengan sendirinya ia akan menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pelajaran.Minat mempunyai fungsi sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat menambah kegembiraan pada setiap yang di tekuni oleh seseorang.
Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah, minat, dapat membuat rasa kepuasaan dan kesenagan tersendiri.
Ada beberapa peranan minat dalam belajar antara lain :
1) Menciptakan, menimbulkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar.
2) Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar.
3) Memperkuat ingatan murid tentang pelajaran yang telah diberikan guru.
4) Melahirkan sikap belajar yang positif.
5) Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi/pelajaran.
e. Aspek-aspek Minat belajar bahasa Indonesia
Menurut Hurlock bahwa minat memiliki tiga aspek yaitu : a) Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembanagan di masa anak- anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat.
Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasaan? Ketika seseorang melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasaan yang di peroleh dari suatu aktivitas yang di lakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan terus di lakukan.
b) Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang diminatinya.Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas yang diminatinya. Seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasaan dan manfaat yang telah di dapatkannya, serta mendapat penguatan dari orang tua, guru, kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan fokus pada aktivitas
yang diminatinya. Dan akan memiliki waktu-waktu khusus atau memilki frekuensi yang tinggi untuk melakukan suatu aktivitas yang diminatinya tersebut.
c) Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi di pelajari melalui proses penilaian kognitif, penilaian afektif dan psikomotorik seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa minat besar pengaruhnya terhadap mata pelajaran bahasa indonesia. Siswa yang berminat suatu pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. Minat merupakan alat motivasi dalam
rentang waktu tertentu oleh karena itu guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami.
2. Pengertian, Dasar dan Tujuan Bahasa Indonesia