• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN MODEL PROBING-PROMPTING TERHADAP MINAT BELAJARBAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN MODEL PROBING-PROMPTING TERHADAP MINAT BELAJARBAHASA INDONESIA "

Copied!
123
0
0

Teks penuh

Judul : Pengaruh Penguatan Model Eksplorasi Terhadap Minat Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar. Judul Skripsi: Pengaruh Model Intrusive Reinforcement Terhadap Minat Belajar Bahasa Indonesia Kelas IV SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Model pembelajaran yang dapat menggugah semangat dan keaktifan siswa adalah model pembelajaran probe-prompt, pada model ini sangat cocok digunakan dalam menguatkan siswa agar lebih memahami pelajaran, model pembelajaran ini sangat efektif digunakan karena hal ini Model ini memberikan dampak positif bagi siswa dalam belajar. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan model pembelajaran inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Hasil Penelitian yang Relevan
  • Kajian Tentang Pemberian Penguatan a) Pengertian Penguatan
  • Kajian tentang Minat a. Pengertian Minat
  • Pengertian, Dasar dan Tujuan Bahasa Indonesia a. Pengertian Bahasa Indonesia

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Kedudukan pertama bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Kedudukan kedua bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia sebagai penghubung di tingkat nasional untuk keperluan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan.

Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dapat memberikan keterampilan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah dan untuk menyerap ilmu yang dipelajari dalam bahasa tersebut. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu memperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur negara, serta meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Sedangkan tujuan guru adalah mengembangkan potensi berbahasa siswa, dan lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar bahasa sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya.

Tujuannya agar daerah dapat menentukan sendiri materi dan sumber pembelajaran bahasa yang disesuaikan dengan kondisi khas daerahnya, dengan tetap memperhatikan kepentingan sosial. Model pembelajaran tanya jawab dilaksanakan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa dapat berpartisipasi aktif, siswa tidak dapat menghindari proses pembelajaran, siswa dapat dilibatkan dalam proses tanya jawab setiap saat. Dengan model probing-prompting, perhatian siswa terhadap pembelajaran yang dipelajari cenderung lebih waspada karena siswa selalu mempersiapkan jawaban karena harus siap jika tiba-tiba dipilih oleh guru.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran yang menantang dan terfokus, mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menanggapi dan mengemukakan pendapat, serta meningkatkan partisipasi dan aktivitas belajar siswa. Model pembelajaran probing-prompting merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar siswa dan mengurangi kebosanan siswa selama proses pembelajaran, sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada siswa dalam proses pembelajaran.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan penguatan investigatif terhadap minat belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional ex-post facto. Disebut ex-post facto karena fakta-fakta yang dikumpulkan sudah ada sebelumnya, dan bersifat korelasional karena yang akan diteliti adalah pengaruh antar variabel. Dalam penelitian jenis ex-post facto ini tidak terjadi manipulasi kondisi karena kondisi yang ada penelitian terjadi sebelum penelitian dilakukan.

Menurut Sugiyono (2014:8) “Metode penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen, analisis data bersifat kuantitatif/statistik untuk tujuan pra -pengujian yang ditentukan hipotesis" Metode kuantitatif ini digunakan peneliti karena objek yang diteliti adalah mengekstraksi data dengan menggunakan kuesioner.

Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yaitu variabel bebas yaitu penguatan model probing-prompting (X), dan variabel terikat yaitu minat belajar bahasa Indonesia dengan simbo (Y).

Defenisi Operasional Variabel

Minat belajar bahasa Indonesia adalah keadaan ketertarikan terhadap pelajaran bahasa Indonesia, memusatkan perhatian saat belajar, terlibat dalam kegiatan belajar mengajar/partisipasi. Populasi merupakan objek penelitian dan merupakan sumber informasi dan data tentang apa yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini penggunaan teknik sampling adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi (Sugiyono, 2014:81). Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik dimana sampel ditentukan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono.

Instrumen Penelitian

Dalam penentuan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik purposive sampling yaitu teknik purposive sampling (Sugiyono, 2013:124).

Teknik Pengumpulan Data

  • Analisis Deskriptif
  • Analisis Inferensial

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan merangkum data setiap variabel, yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan menginterpretasikan mean, median, modus, standar deviasi, dan rentang. Untuk mendeskripsikan hasil analisis deskriptif setiap variabel yang diteliti dibandingkan dengan kriteria pada Tabel 3.2.

Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Data

  • Uji Linieritas Data
  • Uji Multikolinearitas

Hasil uji normalitas data variabel Minat Belajar dengan uji Kolmogorof-Smirnof diperoleh nilai probabilitas (p) = 0,262, dimana p-value lebih besar dari taraf signifikansi α (0,262 > 0,05). Hasil Uji Linearitas Penguatan Data Variabel Model Probing-Prompting Terhadap Minat Belajar seperti terlihat pada tabel ANOVA diperoleh nilai probabilitas (p) = 0,053 dimana p-value lebih besar dari taraf signifikansi (0,053 > 0, 05). Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi multikolinearitas yaitu adanya hubungan linier antar variabel maka dilakukan uji multikolinearitas.

Pada sebagian besar penelitian dinyatakan bahwa jika toleransi lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Agung. Hasil uji multikolinearitas antara variabel Reinforcement of the Probing-Prompting model (X) dan variabel Minat Belajar (Y) dengan menggunakan program SPSS terdapat nilai toleransi kedua variabel independen (1000) lebih dari 0,10 dan nilai VIF (1000) kurang dari 10 seperti pada tabel Koefisien.

Analisis Regresi

  • Hasil observasi
  • Hasil analisis deskriptif
  • Analisis Deskriptif Minat Belajar

Menunjukkan pengaruh penguatan model inkuiri-promosi terhadap minat belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pemberian Penguatan Pada Model Probing dan Encouragement di SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar. Sebaran hasil penguatan model probing di SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar yang menjadi sampel penelitian disajikan pada Tabel 4.2.

Artinya model penguatan bunyi di SD Negeri Minasa Upa Makassar berada pada kategori tinggi. Hasil penguatan model probing dan promosi di SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar berdasarkan responden pada penelitian ini juga digambarkan seperti pada Gambar 4.2. Sebaran skor minat belajar di SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar yang menjadi sampel penelitian disajikan pada Tabel 4.5.

Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa di SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar tinggi. Dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa SD Negeri Minas Upa Kota Makassar terlaksana dengan baik. Minat belajar siswa di SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar juga ditunjukkan pada Gambar 4.5 di bawah ini.

Tabel  4.1.  Hasil  Analisis  Deskriptif  Variabel  Pemberian  Penguatan  Model  Probing-Prompting SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar
Tabel 4.1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pemberian Penguatan Model Probing-Prompting SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar

Hasil Analisis Inferensial dengan Pengujian Hipotesis

  • Pengaruh Pemberian Penguatan Model Probing-Prompting terhadap Minat Belajar

Berdasarkan hasil analisis penguatan model probing dengan minat belajar bahasa Indonesia disimpulkan bahwa pemberian penguatan model probing berpengaruh signifikan terhadap minat belajar SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi penguatan model eksploratif yang ditawarkan maka semakin tinggi pula minat belajar siswa. Besarnya pengaruh pemberian penguatan model probe-inducing terhadap minat belajar dapat dilihat dari nilai R Square (0,078) pada Tabel Rangkuman Model. Nilai R Square disebut juga dengan koefisien determinan yaitu bilangan korelasi kuadrat . sehingga iuran yang dibayarkan sebesar 7,8%.

Artinya besarnya pengaruh penguatan model investigatif terhadap minat belajar siswa sebesar 7,8%.

Pembahasan Hasil Penelitian

  • Analisis Deskriptif Pemberian Penguatan Model Probing-Prompting SD Negeri Minasa Upa
  • Analisis Deskriptif Minat Belajar
  • Pengaruh Pemberian Penguatan Model Probing-Prompting Terhadap Minat Belajar

Sementara itu, kurang dari separuh (di bawah 50%) responden memberikan penilaian tinggi terhadap pemberian penguatan model penelitian-stimulasi. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa minat baik siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia merupakan sarana utama tercapainya tujuan pendidikan yang menentukan mutu pendidikan nasional. Hasil analisis regresi linier sederhana variabel pemberian penguatan model tes-stimulus terhadap variabel minat belajar diperoleh koefisien regresi yang mempunyai nilai signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian penguatan model tes-stimulus mempunyai pengaruh yang signifikan. berpengaruh terhadap minat belajar. di SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian dan dukungan pendapat para ahli dan peneliti, dapat dikatakan bahwa pemberian penguatan model intrusif dapat meningkatkan minat belajar dengan tujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mutu pendidikan yang diharapkan Selain itu, perlu adanya penguatan oleh guru untuk membantu menemukan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar jangkauan penguatan model intrusif yang ditawarkan kepada siswa, maka semakin besar pula minat belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penguatan model pembelajaran intrusif terhadap minat belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar.

Penguatan model probing-prompting pada siswa kelas IV SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar sudah dilakukan dengan baik dan trennya berada pada kategori tinggi. Minat belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar sudah terlaksana dengan baik dan trennya berada pada kategori tinggi. Pemberian penguatan model uji coba insentif berpengaruh signifikan terhadap minat belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar.

Saran

  • FADEL FAITH BURHANUDDIN L
  • MUH. RAJINGRA SIDHAN TAWANG L
  • MUH. AHSYAM MUFLIF L

Ketika saya mengerjakan tugas dengan benar, guru mengatakan salah satu dari “tepat, ya, bagus”. Bapak/Ibu guru berkata “benar, benar, benar” jika saya dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Guru berkata “bagus, bagus sekali” ketika saya berani mengungkapkan hasil pekerjaan saya di depan kelas.

Ketika guru mengajukan pertanyaan dengan cara menunjuk saya secara acak di kelas dengan mengatakan “jawabanmu benar sekali”. Ketika saya kesulitan memahami penjelasan guru, guru melontarkan pertanyaan yang kurang jelas dengan “wajah ramah”. Guru “mengangguk” setelah saya membacakan jawaban pekerjaan rumah dengan benar di depan kelas.

Bapak/Ibu guru “berjalan ke arah saya” Saat saya kesulitan membaca tulisan di papan tulis. Ketika saya kesulitan mengerjakan keterampilan kertas, guru “berdiri di sisi saya”. Setelah saya dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, saya mendapatkan hadiah berupa “alat tulis, tempat pensil”.

Saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru dalam bahasa Indonesia di depan kelas. Saya dapat menyelesaikan tugas/PR mata pelajaran bahasa Indonesia tanpa bantuan orang tua di rumah.

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 2.1 Skema Alur Pikir
Gambar 3.1. PolaPengaruh Antar variabel  Keterangan:
Tabel  4.1.  Hasil  Analisis  Deskriptif  Variabel  Pemberian  Penguatan  Model  Probing-Prompting SD Negeri Minasa Upa Kota Makassar
Tabel 4.2. Distribusi Skor Pemberian Penguatan Model Probing-Prompting SD  Negeri Minasa Upa Kota Makassar
+6

Referensi

Dokumen terkait

iii SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : CINDYA NUR NIM : 10540 11054 16 Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan