Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Biologi Konsep Keanekaragaman Hayati Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 19 Gowa. Pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar biologi konsep keanekaragaman hayati pada siswa kelas X MIA SMA Negeri 19 Gowa.
Rumusan Masalah
Model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Apa dampak model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Negeri 19 Gowa.
Tujuan Penelitian
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan otentik untuk menemukan solusi terhadap permasalahan dunia nyata. Menurut Hardini tahapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat dijelaskan sebagai berikut.
Hasil Belajar
Dengan kata lain rumusan tujuan pembelajaran memuat hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai peserta didik dan mencakup ketiga aspek tersebut. Menurut Arikunto (2007:10), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat hasil belajar adalah sebagai berikut:
Materi Ajar
- Keanekaragaman Gen
- Keanekaragaman Jenis
- Keanekaragaman Ekosistem
- Profil Sekolah SMAN 19 Gowa a. Identitas Sekolah
Menurut Martono menyatakan bahwa Keanekaragaman Hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan totalitas atau totalitas variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong para ilmuwan mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi.
Penelitian yang Relevan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning (PBL) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol.
Kerangka Pikir
Jenis Penelitian
Penelitian ini membandingkan dua kelompok yang diberi perlakuan model Problem Based Learning (PBL) sebagai kelas eksperimen dan model konvensional sebagai kelas kontrol, kemudian membandingkan hasil dari kedua perlakuan yang berbeda tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa.
Tempat dan Waktu Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen semu atau eksperimen semu.
Desain Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh Kelas X MIA SMA Negeri 19 Gowa tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari 4 kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 146 orang. Kemudian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang pembelajarannya diterapkan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan kelas MIA 2 sebagai kelas kontrol yang diterapkan pada model pembelajaran konvensional. model pembelajaran.
Variabel Penelitian
Hal ini disebabkan karena populasi siswa kelas X MIA SMA Negeri 19 Gowa cenderung homogen atau sama, dikatakan tidak ada seorang pun yang menjadi kelas unggul.
Definisi Operasional Variabel
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dalam arti luas yang mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik.
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Siswa dapat memilih permasalahan yang menurutnya menarik untuk dipecahkan, sehingga mendorong mereka untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Data tes diperoleh dari pretest dan posttest yang diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. Tes pada penelitian ini menggunakan post-test pilihan ganda yang berjumlah 30 nomor dengan 5 pilihan.
Post-Test merupakan tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan Model Problem Based Learning (PBL). Pendokumentasian dilakukan untuk memperoleh data berupa daftar nilai biologis dan jumlah siswa, serta sarana dan prasarana sekolah serta data lain yang dianggap perlu. Observasi ini dilakukan melalui wawancara kepada guru biologi kelas X SMA Negeri 19 Gowa tentang permasalahan yang ada di kelas pada saat proses pembelajaran.
Teknik Analisis Data
Analisis Data Statistik Deskriptif a. Deskripsi Aktivitas Siswa
Hasil belajar deskriptif siswa biologi pada materi pelajaran konsep keanekaragaman hayati pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada pre-test sebelum pembelajaran, nilai seluruh siswa kelas kontrol berada di bawah KKM atau <75 sehingga tingkat hasil belajar siswa berada pada kategori paling rendah dengan predikat ‘D’. Dengan demikian, dapat dikatakan pembelajaran pada kelas kontrol tanpa penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
Pada pre-test sebelum dilaksanakan pembelajaran, nilai seluruh siswa kelas eksperimen berada dibawah KKM atau <75, sehingga tingkat hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah sebesar kategori kurang dengan predikat 'D'. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran problem based learning (PBL) meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati.
Analisis Data Statistik Inferensial
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa data hasil belajar baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemiripan varians antara kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas dua variabel dapat diperoleh dengan uji Homogenity of Variance menggunakan SPSS 25.
Uji Normalitas Gain (N-Gain), digunakan untuk mengetahui adanya perbandingan antara hasil belajar Pre-test dan Post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian hipotesis sebesar 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar konsep keanekaragaman hayati di kelas X MINE. I SMA Negeri 19 Gowa.
Pembahasan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBL) berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis diterima dalam penelitian ini yaitu adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar materi keanekaragaman hayati siswa kelas X MIA di SMA Negeri 19 Gowa. Keberhasilan model Problem Based Learning (PBL) pada siswa Kelas X MIA SMA Negeri 19 Gowa pada mata pelajaran Keanekaragaman Hayati disebabkan oleh beberapa aspek tertentu.
Dan hasil penelitian di SMA Negeri 19 Gowa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas X MIA pada mata pelajaran keanekaragaman hayati meskipun secara daring menunjukkan adanya dampak atau peningkatan hasil belajar siswa. Terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi konsep keanekaragaman hayati pada kelas X SMA Negeri 19 Gowa. Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman hayati di kelas X SMA Negeri 19 Gowa.
Saran
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI Ipa MAN 2 Palu Model. Hubungan aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar kimia kelas X SMA Negeri 5 Pontianak. Efektivitas model problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar mahasiswa pendidikan biologi Universitas Sulawesi Barat.
Pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar kognitif siswa XI. kelas SMA Negeri Kota Banjarmasin. Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran materi tata surya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar kognitif biologi siswa SMA.
Petunjuk
Aspek Petunjuk
Saran-saran
Format
Aspek Bahasa
Penilaian Umum terhadap Perangkat Pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1. LKS dapat diterapkan tanpa rivisi
Peneliti dengan ini mohon kesediaannya untuk memberikan penilaian terhadap tingkat relevansi kriteria penilaian RPP dengan indikator RPP. Selanjutnya, untuk memudahkan revisi atau kelengkapan Perangkat Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kami mohon kesediaannya untuk memberikan saran perbaikan terhadap naskah terlampir.
Penilaian Umum terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1. RPP dapat diterapkan tanpa rivisi
Dengan ini peneliti mohon kesediaannya untuk memberikan penilaian mengenai tingkat validitas instrumen Tes Hasil Belajar Biologi yang dikembangkan. Selain itu, untuk memudahkan revisi atau kelengkapan instrumen Tes Hasil Belajar, kami mohon kesediaannya untuk memberikan saran perbaikan terhadap tulisan yang disertakan. Peneliti dengan ini mohon kesediaannya untuk memberikan penilaian terhadap tingkat relevansi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang sedang dikembangkan.
Selain itu, untuk memudahkan revisi atau penyelesaian Paket Pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa (SLA), mohon kesediaannya memberikan saran perbaikan terhadap tulisan yang disertakan.
Penilaian Umum terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5. RPP dapat diterapkan tanpa rivisi
Saran-saran
KEANEKARGAMAN HAYATI
SOAL TES HASIL BELAJAR
Di Indonesia terdapat dua garis yang membagi Indonesia menjadi beberapa bagian berdasarkan flora dan faunanya. Salah satunya memiliki keistimewaan dimana garis imajiner ini membatasi jenis tumbuhan di wilayah barat hingga wilayah tengah. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan secara langsung di alam tempat flora dan fauna berada adalah dengan cara...
Memberikan sosialisasi kepada warga sekitar tentang pentingnya keanekaragaman hayati bagi makhluk hidup, baik secara langsung maupun online. Jika hutan tidak terbakar, tindakan apa yang harus dilakukan Dalia untuk melestarikan keanekaragaman hayati di hutan? Akibat polusi dan sirkulasi yang buruk, air di Pantai Losari kotor dan berbau sehingga membuat pengunjung tidak nyaman.
KISI-KISI SOAL KEAN EKARAGAMAN HAYATI
Peka dan peduli terhadap masalah lingkungan hidup, kepedulian dan kepedulian terhadap lingkungan hidup sebagai wujud pengalaman ajaran agama yang dianutnya. Perilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, bertanggung jawab dan peduli dalam observasi dan praktikum, berani dan santun dalam bertanya dan argumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, berpendapat ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan observasi dan percobaan di dalam kelas/laboratorium dan di luar kelas/laboratorium. Menjamin keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja pada saat melakukan kegiatan observasi dan eksperimen di laboratorium dan lingkungan.
Analisis data dari data observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, spesies dan ekosistem) di Indonesia. Pemaparan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman terhadap kelestarian berbagai keanekaragaman hayati satwa dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi.
KISI-KISI SOAL KEANEKARAGAMAN HAYATI
Penguasaan Materi Pembelajaran
Sintaks Model Pembelajaran PBL
Pemanfaatan Media Pembelajaran
Indonesia belum memanfaatkan keanekaragaman hayati secara optimal Indonesia dikenal dengan sebutan The Lost of Asia dimana Indonesia menjadi tuan rumah bagi berbagai varian flora dan fauna. Agung mengungkapkan, seminar nasional ini penting karena Indonesia dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia atau disebut megabiodvericity. Selain itu, Agung juga mendorong pemerintah, peneliti, swasta dan berbagai pihak lainnya untuk mulai memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia secara luas dan optimal, khususnya di tingkat industri.
Sebab, bisa mendatangkan keuntungan materi. Contoh pemanfaatan keanekaragaman hayati di bidang farmasi. Kerusakan terumbu karang meningkatkan risiko bencana bagi wilayah pesisir, mengancam keanekaragaman hayati laut dan menurunkan produksi perikanan laut. Taman keanekaragaman hayati, alternatif konservasi dengan partisipasi minimal Direktur Pengelolaan Ekosistem Esensial Kementerian Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Asep Sugiharta mengatakan, tingkat kerja sama pengembangan taman keanekaragaman hayati (kehati) di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota masih minim.
Hasil Analisis Data Deskriptif
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Homogenitas 1. Pre-test
- Post-test
Hasil Uji N-Gain
Hasil Uji Hipotesis