• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 19 Gowa dengan menggunakan kelas X MIA sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh dilapangan dengan melalui analisis data menunjukkan bahwa adanya perbedaan signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penelitian dilakukan selama tiga kali pertemuan dengan daring.

Berdasarkan data yang diperoleh, nilai rata-rata pre-test siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kondisi yang sama di mana nilai pre- test siswa di bawah KKM >75 yang dapat dilihat pada tabel 4.2. Dari hasil data ini, dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa pada materi keanekaragaman hayati hampir sama.

59

Selanjutnya, nilai rata-rata post-test siswa dilihat pada tabel 4.2, untuk kelas kontrol sebesar 53,38 dan untuk kelas eskperimen sebesar 70,71. Nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen jauh lebih besar dibanding dengan kelas kontrol. Kemudian dilihat dari presentase kelulusan siswa, kelas kontrol di tabel 4.4. siswa yang tuntas KKM 75 sebesar 25%, dan pada kelas eksperimen di tabel 4.6. siswa yang tuntas KKM 75 sebesaar 69,4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dibanding dengan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

Melihat dari hasil analisis data deskriptif yang menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh atau meningkatkan hasil belajar siswa, didukung dengan hasil analisis inferensia, di mana pada hasil analisis hipotesis mendapatkan hasil sig 0,05<0,001. Dari hasil tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini diterima, di mana ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar materi keanekaragaman hayati siswa kelas X MIA SMA Negeri 19 Gowa.

Keberhasilan dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas X MIA SMA Negeri 19 Gowa pada materi keanekaragaman hayati dikarenakan beberapa aspek tertentu. Misalnya, pembelajaran lebih mudah dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi sosial media dan situs website yang mudah diakses bagi siswa, pengguaan handphone yang membuat siswa lebih mudah mengakses sumber-sumber belajar selama proses

60

pengumpulan sumber kasus pemecahan masalah dari LKS dengan model PBL yang diberikan.

Model pembelajaran ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada kepada siswa.

Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.

Dalam model pembelajaran ini, siswa berperan sebagai fokus utama dalam kegiatan pembelajaran dan peran guru hanya sebagai pendamping dna fasilitator. Siswa akan didorong untuk lebih kreatif dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang menyangkut dengan materi keanekargaman hayati. Dalam model ini, siswa akan diberikan sebuah kasus yang terjadi disekitar mereka terkait dengan keanekaragaman hayati, misalnya seperti bagaimana pemanfaatan keanekaragaman hayati di Indonesia atau bagaimana cara melindungi kelestarian keanekaragaman hayati di sekitar. Mereka akan dirangsang untuk meningkatkan keingintahuan siswa dengan membuat mereka saling bertukar pikiran bersama dengan teman kelompoknya terkait kasus di sekitar mereka, bersama mengerjakan LKS yang diberikan, dan mempresentasikan hasil diskusi. Dengan kegiatan tersebut, membuat siswa lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajaran.

61

Selama proses pembelajaran, pembelajaran dilakukan secara daring, maka siswa lebih mudah dalam mengerjakan LKS serta diskusi bersama melalui media online seperti Google Form. Penggunaan internet yang lebih leluasa, membuat pengerjaan kasus atau LKS dalam bentuk Google Form lebih efektif dikarenakan siswa akan lebih mudah menambah sumber yang relevan terkait pemecahan kasus yang diberikan sehingga membuat siswa jadi lebih tertarik mengerjakan soal online.

Karena pembelajaran dilakukan secara daring tanpa tatap muka di dalam kelas, tidak luput penelitian ini dari kendala karena keterbatasan kontak fisik antara peneliti dan siswa yang luput dari pengawasan. Di SMA Negeri 19 Gowa terkhusus pada kelas X, beberapa siswa tidak memiliki akses internet, elektronik yang tidak memadai, beberapa alasan pribadi, dan lain sebagainya.

Hal ini menjadi kendala besar karena sulitnya komunikasi yang menjadi hal penting dalam proses pembelajaran daring ini.

Kendala ini sejalan dengan penelitian oleh Amalia, dkk (2020), mengenai analisis kendala peserta didik dalam pembelajaran online materi biologi di SMP Negeri Bantul, mengungkapkan bahwa sejak pembelajaran online dimulai dengan menggunakan platform Google Form dan WhatsApp, banyak siswa yang tidak paham akan materi yang telah mereka pelajari. Dari hasil survey mengungkapkan banyak siswa menghadapi kendala seperti terbatasnya kuota internet dan jaringan yang kurang memadai di mana membuat siswa jadi kurang paham pembelajaran dan turunnya motivasi belajar, sehingga peran

62

guru dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan sebuah media pembelajaran yang mampu diakses semua siswa.

Solusi yang diberikan dalam mengatasi kendala tersebut seperti langsung berkomunikasi dengan siswa terkait. Jika siswa masih tidak mampu dan malas dalam mengikuti daring karena keterbatasan pengawasan langsung, maka ada diskusi lebih lanjut dengan sang guru kelas. Jika masih belum juga bisa mengikuti setelah ditegur guru, maka barulah langkah untuk berbicara dengan orang tua atau wali siswa yang mengawasi aktivitas siswa di rumah dan mencari tahu alasan dan solusi terkait siswa tersebut. Mengenai keterbatasan kouta internet dan handphone, saya sendiri masih memiliki keringanan dengan mengijinkan mengakses rangkuman belajar dari grup dan link Google Form atau melalui teman kelasnya. Kendala ini cukup sulit bagi saya atasi, namun seiring berjalan waktu, siswa yang ketinggalan mulai bisa mengikuti pembelajaran PBL dengan daring meskipun sedikit keterbatasan di jaringan internet yang lambat.

Meskipun demikian, proses pembelajaran berlangsung dengan lancar hingga akhir. Dan dari hasil penelitian di SMA Negeri 19 Gowa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas X MIA meteri keanekaragaman hayati, meskipun secara daring, ternyata membuktikan bahwa adanya pengaruh atau peningkatan hasil belajar siswa.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulaeha, Muhammad Danial dan Mohammad Wijaya (2016) di mana pada penelitian mereka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh postif penggunaan model

63

pembelajaran Problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 tamalatea, nilai rata- rata siswa pada kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajarn Problem based learning (PBL) lebih tinggi daripada kelas kontrol yang dibelajarkan dengan pembelajaran langsung.

Adapun juga penelitian yang dilakukan oleh Herlina, Amiruddin Kasim dan Hartono (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Problem Based Learning dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi di Kelas XI Ipa MAN 2 Model Palu, di mana dari hasil penelitian mereka disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. model pembelajaran PBL lebih unggul daripada model pembelajaran langsung.

64 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi konsep keanekaragaman hayati siswa kelkas X SMA Negeri 19 Gowa.

2. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep keanekargaaman hayati pada siswa kelas X SMA Negeri 19 Gowa.

Dokumen terkait