• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data Statistik Deskriptif a. Deskripsi Aktivitas Siswa

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Statistik Deskriptif a. Deskripsi Aktivitas Siswa

Deskripsi aktivitas siswa merupakan hasil observasi dari kegiatan siswa selama proses pembalajaran berlangsung dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Data ini diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa (Lampiran C.1) selama proses pembelajaran berlangsung selama tiga kali pertemuan secara daring. Data hasil aktivitas siswa disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Presentase dan Kriteria Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Pertemuan Persentase Kategori

Pertemuan I 49% Cukup Baik

Pertemuan II 52,57% Baik

Pertemuan III 62,5% Baik

Jumlah Rata-rata 54,69% Baik

Sumber : Data Primer Lampiran C.1

Berdasarkan dari tabel 4.1. dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa dilihat dari presentase peningkatan aktivitas dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Pertemuan pertama mendapatkan persentase sebesar 49% dengan kategori “Cukup Baik”. Kemudian pada pertemuan kedua pada persentase 52,57% dengan kategori “Baik”. Pada pertemuan ketiga, persentase aktivitas sebesar 62,5% dengan kategori “Baik”. Jadi, secara

48

keseluruhan aktivitas siswa dari seluruh pertemuan memiliki jumlah rata-rata sebesar 54, 69% dengan kategori “Baik”.

b. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Analisis data deskriptif untuk hasil belajar biologi siswa diperoleh dari hasil nilai pre-test dan post-test siswa yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Sampel yang digunakan adalah kelas kontrol dan kelas eksperimen pada materi konsep keanekaragaman hayati.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) secara daring melalui Google Meet dan WhatsApp. Sampel pada penelitian ini menggunakan kelas X MIA II sebagai kelas kontrol dan X MIA I sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol, tidak diberi perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan hanya menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode diskusi. Metode ini sangat sering diterapkan oleh kebanyakan guru. Sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Data hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diperoleh dari pre-test dan post-test pada mater konsep keanekaragaman hayati kemudian disajikan pada tabel di bawah ini:

49

Tabel 4.2. Deskriptif Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Konsep Keanekaragaman Hayati Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test

Jumlah Sampel 36 36 36 36

Skor Maksimum 60 90 47 93

Skor Minimum 0 0 0 0

Mean 31,46 53,38 24,48 70,71

Varians 388,004 643,457 249,948 442, 188

Range 60 90 47 93

Standar Deviasi 19,698 23,366 15,810 21,028 Sumber : Data Primer, diolah dari Lampiran B.3.

Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat perbedaan yang dignifikan dari kedua kelas sampel. Jumlah sampel pada kedua kelas berjumlah 36 siswa pada kelas kontrol dan 36 siswa pada kelas eksperimen. Skor minimum dari hasil pre-test dan post-test kedua kelas adalah 0, sedangkan skor maksimal pada pre-test adalah 60 pada kelas kontrol dan 47 pada kelas eksperimen. Skor maksimal pada post-test adalah 90 pada kelas kontrol dan 93 pada kelas eksperimen.

Setelah melakukan analisis data deskriptif di atas, kemudian data hasil belajar siswa diolah kembali untuk mencari pengkategorian, frekuensi, dan persentasi hasil tes hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang disajikan pada tabel di bawah ini:

50

Tabel 4.3. Kategori, Frekuensi, dan Presentase Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Interval

Nilai Kategori

Pretest Posttest

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi Persentase (%) 93-100 Sangat

Baik 0 0 1 2,7

84-92 Baik 0 0 2 5,6

75-83 Cukup 0 0 6 16,7

< 75 Kurang 36 100 27 75

Jumlah 36 100 36 100

Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.3)

Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat jumlah siswa yang memiliki kriteria kelulusan pada KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Pada Pre- test sebelum diadakannya pembelajaran, nilai seluruh siswa kelas kontrol berada di bawah KKM atau <75 sehingga tingkat hasil belajar siswa berada pada kategori kurang dengan predikat „D‟. Sedangkan pada Post- test, frekuensi tertinggi pada hasil belajar siswa >75 jatuh pada kategori

„cukup‟ dengan jumlah siswa 6 orang dengan predikat „C‟, 2 siswa pada predikat „B‟, dan 1 siswa pada predikat „A‟.

Hasil pengolahan data deskriptif pada kelas kontrol pada mata pelajaran Keanekaragaman Hayati dengan model pembelajaran langsung kemudian dikategorikan ke tuntas atau tidak tuntas ditinjau dari predikat KKM 75 pada tabel sebagai berikut:

51

Tabel 4.4. Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) Hasil Belajar Biologi Konsep Keanekaragaman Hayati Siswa Kelas Kontrol

Nilai Kategori Pre- Test

Persentase (%)

Post- Test

Persentase (%) 0 – 74 Tidak tuntas 36 100 % 27 75%

75 – 100 Tuntas 0 0 % 9 25%

Jumlah 36 100 36 100

Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.3)

Berdasarkan tabel 4.4. siswa dikataan tuntas apabila memperoleh nilai ketuntasan maksimal >75. Dilihat dari hasil Post-test siswa setelah melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung sebanyak 25% siswa lulus KKM. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada kelas kontrol tanpa diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar.

Untuk memudahkan melihat pengkategorian hasil tes hasil belajar siswa pada kelas kontrol, seluruh data disajikan pada grafik sebagai berikut:

52

Gambar 4.1. Grafik Kategori, Frekuensi, dan Presentase Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol

Selanjutnya adalah pengkategorian, frekuensi, dan presentasi hasil tes hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5. Kategori, Frekuensi, dan Presentase Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Interval

Nilai Kategori

Pretest Posttest

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi Persentase (%) 93-100 Sangat

Baik 0 0 5 13,8

84-92 Baik 0 0 8 22,2

75-83 Cukup 0 0 12 33,4

< 75 Kurang 36 100 11 30,6

Jumlah 36 100 36 100

Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.3)

0 0 0

36

1 2

6

27

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Frekuensi

Kategori

Hasil Tes Hasil Belajar Keanekaragaman Hayati Kelas X MIA II (Kelas Kontrol)

Pre-Test Post-Test

53

Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat jumlah siswa yang memiliki kriteria kelulusan pada KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Pada Pre- test sebelum diadakannya pembelajaran, nilai seluruh siswa kelas eksperimen berada di bawah KKM atau <75, sehingga tingkat hasil belajar siswa sebelum diberikannya perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berada pada kategori kurang dengan predikat „D‟. Sedangkan pada Post-test setelah melalui prosed pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan hasil yang signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Sebanyak 13,8% siswa pada kategori „A‟, 22,2% pada kategori

„B‟, dan 30,6% pada kategori „C‟.

Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak siswa yang lulus KKM pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan dengan kelas kontrol.

Dengan ini dapat dibuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati.

Hasil pengolahan data deskriptif pada kelas eksperimen pada mata pelajaran Keanekaragaman Hayati dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dikategorikan ke tuntas atau tidak tuntas ditinjau dari predikat KKM 75 pada tabel sebagai berikut:

54

Tabel 4.6. Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) Hasil Belajar Biologi Konsep Keanekaragaman Hayati Siswa Kelas Eksperimen

Nilai Kategori Pre- Test

Persentase (%)

Post- Test

Persentase (%) 0 – 74 Tidak tuntas 36 100 % 11 30,6%

75 – 100 Tuntas 0 0 % 25 69,4%

Jumlah 36 100 36 100

Sumber: (Data primer, diolah dari lampiran B.3)

Berdasarkan tabel 4.6. siswa dikataan tuntas apabila memperoleh nilai ketuntasan maksimal >75. Dilihat dari hasil Post-test siswa setelah melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sebanyak 69,4% siswa lulus KKM. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati.

Untuk memudahkan melihat pengkategorian hasil tes hasil belajar siswa pada kelas eksperimen, seluruh data disajikan pada grafik sebagai berikut:

55

Gambar 4.2. Grafik Kategori, Frekuensi, dan Presentase Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen

Dokumen terkait