BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
B. Kajian Teori
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya).43 Berdasarkan PSAK No. 23 pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapat lain mengenai definisi Pendapatan yaitu adalah aliran kas masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya
43Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka, 1998), 185
(atau kombinasi) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.44
Sadono Sukirno mengemukakan pendapatan adalah penghasilan yang diterima tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh suatu Negara.45 Sedangkan menurut Mardiasmo pendapatan dengan definisi yang lebih luas merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan bentuk apapun.46 Menurut Mardiasmo yang termasuk pendapatan adalah imbalan (penggantian), hadiah, laba usaha, keuntungan karena penjualan, penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan, bunga dari pengembalian utang kredit, deviden dan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), royalti, sewa, penerimaan atau pembayaran berkala, keuntungan karena pembebasan utang, keuntungan karena selisih kurs mata uang asing, selisih lebih karena penelitian kembali aktiva, dan premi asuransi.47
Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas, secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai suatu penghasilan dari
44Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, (Yogyakarta: BPFE, 1997), 30
45Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008), 384
46Mardiasmo, Perpajakan, (Yogyakarta: Andi, 2003), 109
47Ibid., 110
kegiatan dari penjualan barang dan jasa, pembagian deviden, biaya atas penyewaan dan kegiatan lainnya dalam suatu periode yang menyebabkan modal bertambah atau naik dimana pendapatan ini tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b. Jenis-jenis Pendapatan Bank
Jenis-jenis pendapatan pada Bank ada dua, yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non operasional.48
1) Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan atau operasi inti atau operasi utama perusahaan sesuai dengan bidang usaha yang dilakukan.49 Terdapat berbagai macam pendapatan operasional yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yaitu hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing, dan pendapatan lainnya.50 2) Pendapatan non operasional atau pendapatan lain-lain, yaitu
pendapatan yang diperoleh dari aktivitas diluar bidang usaha yang diutamakan perusahaan.51
Pendapatan yang diperoleh sebuah perusahaan dalam sistem pelaporannya sering juga disinonimkan dengan penghasilan. Sementara menurut Yayah (2016) mengatakan bahwa penghasilan perusahaan digolongkan menjadi 2, yaitu:
48Endah Lulup Tripalupi, Akuntansi Perusahaan jasa dan Dagang, (Jakarta: Graha Ilmu, 2007), 18
49Golrida karyawati P, Akuntansi untuk Non-Akuntan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2013), 46
50Ibid., 33
51Ibid., 46
a) Penghasilan usaha, merupakan penghasilan yang diperoleh dari aktivitas usaha pokok (utama) perusahaan.
b) Penghasilan diluar usaha, merupakan penghasilan yang diperoleh dari aktivitas diluar aktivitas pokok perushaaan, atau dari kegiatan usaha sampingan yang dilakukan sewaktu-waktu.52
2. Bunga
1) Filosofi Bunga Bank
Perbankan adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang jual beli uang. Untuk dapat hidup dan berkembang, maka bank membeli dana atau uang dari masyarakat atau pihak lain, misalnya dari bank Indonesia yang dinamai Kredit Likuiditas.
Maksudnya adalah kepada masyarakat penyimpan dana maupun kepada Bank Indonesia akan diberikan balas jasa atas pemakaian dana tersebut yang disebut dengan istilah Bunga.
Untuk dapat membayar balas jasa atau bunga yang dibayarkan kepada penyimpan, maka bank akan meminjamkan pula dana tersebut dalam bentuk Kredit kepada masyarakat yang membutuhkan tambahan modal usaha (bukan modal awal) untuk Investasi, Modal Kerja, maupun Perdagangan. Atas keuntungan usaha yang diperoleh debitur dengan menggunakan kredit dari bank, maka debitur menunjukkan tindakan yang terpuji dengan
52Yayah Pudin Shatu, Kuasai Detail Laba & Rugi, (Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta, 2016), 72
memberikan balas jasa/bunga atas pemakaian dana tersebut kepada bank yang bersangkutan.
Selisih bunga yang diterima bank dari debitur dengan bunga yang dibayarkan kepada penyimpan dana di bank, itulah yang menjadi keuntungan bank. Keuntungan inilah yang dipergunakan oleh bank untuk menutupi biaya operasionalnya antara lain untuk gaji pegawai, biaya pengobatan pegawai, biaya promosi, biaya gedung, biaya kendaraan bermotor, biaya listrik, air dan lain-lain.
Dapat ditambahkan bahwa kalau penyimpan dana meminta kembali dananya, maka bank harus mengembalikannya tanpa alasan. Maksudnya biarpun simpanan nasabah tersebut sudah dipinjamkan dalam bentuk kredit kepada debitur, dan debitur karena suatu hal tidak dapat mengembalikan hutangnya kepada bank, maka bank harus dan wajib mengembalikan uang atau dana penyimpan tersebut. Dari uraian ini, dapat diketahui bagaimana urgennya balas jasa/bunga dalam perbankan. Kalau tidak ada instrumen bunga, maka bank itu akan tutup. Dan kalau di suatu daerah tidak ada bank, maka akibatnya daerah tersebut akan tertinggal/tidak berkembang.
2) Pengertian Bunga Bank
Dalam kegiatan sehari-hari di dunia perbankan yang menerapkan prinsip konvensional terdapat dua macam/jenis bunga perbankan53 yaitu:
1) Bunga Simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan oleh bank sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank kepada nasabah (yang memiliki simpanan di bank)
2) Bunga Pinjaman (Kredit)
Bunga pinjaman adalah bunga/ balas jasa yang dibayar oleh nasabah peminjam/ debitur (yang memperoleh kredit dari bank) kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit perdagangan. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh debitur atas pinjaman kredit kepada bank.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan faktor pendapatan bagi bank yang bersangkutan.
Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dibayarkan kepada nasabah yang menyimpan dananya di bank, sedangkan
53Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2008), 69
bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah yang telah mendapatkan kredit dari bank. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman, masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruhi ikut naik dan demikian pula sebaliknya, semakin rendah bunga simpanan, maka bunga pinjaman juga berpengaruh ikut turun.54 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga
Untuk menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun bunga pinjaaman saling mempengaruhi disamping pengaruh faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan suku bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman.
Namun, apabila dana simpanan banyak, sementara
54Ibid., 132
permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun.
2) Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama harus pihak perbankan perhatikan adalah bank pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing 17% per tahun. Namun sebaliknya, untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.
3) Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4) Target laba yang diinginkan
Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihak bank
harushati-hati dalam menentukan persentase laba atau keuntungan yang diinginkan.
5) Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula, sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah.
6) Kualitas pinjaman
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan begitu juga sebaliknya.
7) Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
8) Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat
pengembalian kredit terjamin, karena produk yang dibiayai laku di pasaran.
9) Hubungan baik
Biaasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
10) Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula, sebaliknya jika pinjaman pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.
4) Jenis-jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit
Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis kreditnya. Penggunaan metode perhitungan yang akan
digunakan sangat mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar.
Jumlah bunga yang dibayarakan memengaruhi jumlah angsuran per bulan, dimana jumlah angsuran terdiri dari utang/pinjaman pokok dan bunga.
Adapun metode pembebanan bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Flat rate
Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga angsuran setiap bulan juga sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flate rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi atau kredit konsumtif lainnya.
2) Sliding rate
Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya, sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman.
Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama.
Angsuran nasabah (pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan kebulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak terbebani oleh pinjamannya.
3) Floating rate
Metode floating rate menetapkan besar kecilnya bunga kredit dikaitkan dengan bunga yang berlaku di pasar uang, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah atau sama dari bulan yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap angsuran setiap bulan, yaitu bisa tetap, naik atau turun.
5) Komponen-komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit
Untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan dibebankan kepada para debitur, terdapat beberapa komponen. Komponen-komponen ini ada yang dapat diperkecil dan ada pula yang tidak. Komponen-komponen ini kemudian dijumlahkan, sehingga menjadi dasar penentuan bunga kredit yang akan diberikan ke nasabah.
Adapun komponen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain:
1) Total biaya dana (cost of fund)
Total biaya dana merupakan biaya untuk memperoleh simpanan setelah ditambah dengan cadangan wajib (reserve requirement) yang ditetapkan pemerintah. Biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk
memperoleh dana melalui produk simpanan. Semakin besar/mahal bunga yang dibebankan, maka semakin tinggi pula biaya dananya.
2) Laba yang diinginkan
Laba yang diinginkan merupakan laba atau keuntungan yang ingin diperoleh bank dan biasanya dalam persentase tertentu. Penentuan besarnya laba juga sangat memengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini biasanya bank di samping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek pemerintah untuk pengusaha kecil, maka labanya pun berbeda dengan yang komersial.
3) Cadangan risiko kredit macet
Cadangan risiko kredit macet merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan, karena setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko tidak terbayar.
Risiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja.
Oleh karena itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya.
4) Biaya operasi
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Biaya ini
terdiri dari biaya gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya-biaya lainnya.
5) Pajak
Pajak yaitu sesuatu yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
Untuk lebih mudah memahami pembebanan suku bunga, berikut ini contoh komponen-komponen pembebanan suku bunga dalam menentukan suku bunga kredit. Misalnya PT.
Bank Rakyat Indonesia menentukan suku bunga deposito sebesar 12% PA kepada para deposannya. Cadangan wajib atau Reserve Requirement (RR) yang ditetapkan pemerintah adalah sebesar 5% dan cadangan risiko kredit macet sebesar 1%. Laba yang diinginkan misalnya adalah 5% dan pajak sebesar 20%.
Hitung berapa suku bunga kredit yang diberikan (based lending rate) kepada para debiturnya (peminjam)
Jawab: Cost of Fund = Bunga yang dibebankan 100 – Cadangan wajib = 12% = 12% =12,63%
100% - 5% 95%
Jadi, Cost of Fund 12,63% dibulatkan menjadi 13%
Untuk menghitung bunga kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Total biaya dana (Cost of Fund)………. 13%
Total biayaoperasi………... 5%
18%
Cadangan risiko kredit macet……….. 1%
19%
Laba yang diinginkan……….. 5%
24%
Pajak 20% dari laba (5%)………... 1%
Bunga kredit yang diberikan (based lending rate) 25%
c. Pendapatan Non Bunga
1) Pengertian Pendapatan Non Bunga
Salah satu kegiatan perbankan selain menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Tujuannya adalah mendukung dan memperlancar kedua kegiatan tersebut. Semakin lengkap jasa bank yang ditawarkan, maka semakin baik. Hal ini disebabkan jika nasabah hendak melakukan suatu transaksi perbankan cukup dilakukan pada satu bank saja.
Pengelolaan bank dalam melakukan kegiatannya juga selalu dituntut senantiasa menjaga keseimbangan pemeliharaan likuiditas dengan kebutuhan profitabilitas yang wajar serta modal yang cukup sesuai dengan penanamannya. Hal tersebut perlu dilakukan karena bank dalam usahanya selain menanamkan dana dalam aktiva produktif juga memberikan komitmen jasa-jasa lainnya yang menghasilkan pendapatan non bunga.55
55Taswan, Manajemen Perbankan (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), hlm. 6.
Pendapatan non bunga adalah keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya.56 Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa kegiatan perbankan selain menghimpun dan menyalurkan dana adalah melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung lainnya. Jasa-jasa pendukung ini diberikan untuk mendukung dan memperlancar kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana yang pada akhirnya bank mendapatkan pendapatan non bunga dari hasil memberikan jasa bank. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendapatan non bunga adalah pendapatan selain pendapatan operasional yang tidak dibagi hasilkan kepada pihak lain.
2) Sumber-sumber Pendapatan Non Bunga
Ada beberapa contoh jasa perbankan yang menghasilkan pendapatan bunga (fee based income) yaitu transfer, inkaso, letter of credit, safe deposit box, dana pembayaran rekening titipan (payment point), garansi bank, jual beli atau perdagangan valuta asing, commercial paper dan traveller’s check.57
a) Transfer merupakan salah satu bisnis bank untuk meningkatkan pendapatan non bunga (fee based income) tersebut adalah menyelenggarakan transfer pengiriman uang.58
56Ibid., 129.
57Meine Notizen, “Non Interest Income”, diakses dari http://sri9991.blogspot.com/2011/07/non- interest-income.html pada tanggal 11 Maret 2022 pukul 20.40
58P. Suhardi, Transaksi Transfer dan Inkaso (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm. 8.
b) Inkaso adalah jasa yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk menagihkan pembayaran surat-surat atau dokumen berharga kepada pihak ketiga ditempat lain dimana bank yang bersangkutan mempunyai cabang atau pada bank lain. Sebagai imbalan jasa atas jasa tersebut biasanya bank menerapkan sejumlah tarif atau fee tertentu kapada nasabah atau calon nasabahnya. Tarif tersebut dalam dunia perbankan disebut dengan biaya Inkaso.59
c) Letter of Credit atau L/C adalah suatu fasilitas atau jasa yang diberikan kepada nasabah dalam rangka mempermudah dan memperlancar transaksi jual beli barang terutama yang berkaitandengantransaksi internasional.60 Sampai saat ini L/C hanya dapat diterbitkan oleh bank untuk kepentingan nasabah atau calon nasabahnya. Penerbitan L/C bagi bank merupakan sumber pendapatan non bunga yang cukup potensial, karena dari penerbitan tersebut bank selain mendapat provisi dari pembukaan L/C juga mendapat komisi yang nilainya0,5%
darijumlah L/C.
d) Safe deposit box adalah jasa yang diberikan bank dalam penyimpanan barang-barang dan surat-surat berharga.61 Atas pemberian jasa tersebut bank memperoleh fee dari biaya
59Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), hlm. 29.
60Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta: Intermedia, 1999), hlm. 96.
61Ibid., 29.
penyewaan safe deposit box menurut ukuran dan jangka waktu penyewaannya.
e) Rekening titipan adalah pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan pihak tertentu, biasanya giro milik perusahaan yang pembayarannya dilakukan melalui bank.62
f) Garansi bank adalah suatu jaminan yang diberikan bank yang menyatakan bahwa pihak bank memberikan jaminan untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak lain sesuai dengan perjanjian.63 Biasanya provisi dihitung atas dasar presentase tertentu dari jumlah garansi bank untuk jangka waktu tertentu.
Disamping itu semua biaya yang timbul akibat pemberian bank garansi seperti biaya pengikatan jaminan dan ongkos administrasi menjadi tanggung jawab pihak terjamin.
Untuk melakukan transaksi valuta asing, bank harus mempunyai rekening giro pada bank korespondensi diluar negeri dan dalam pelaksanaannya transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara tunai (spot), penyelesaiannya dalam beberapa hari (biasanya antara 2-7 hari) dan secara berjangka (forward), penyelasainnya pada saat jatuh tempo yang disepakati (biasanya lebih dari 7 hari).64
62N. Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi, Akuntansi Perbankan (Jakarta: Institut Bankir Indonesia,2000), hlm. 110.
63Ibid., 30.
64Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia (Bandung: Citra Aditya, 1996), 211.
g) Commercial paper adalah promes yang tidak disertai dengan jaminan (unsecrured promissory notes) yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor yang melakukan investasi dalam instrumen pasar uang.65
3) Unsur-unsur Pendapatan Non Bunga
Menurut Dendawijaya pendapatan operasional bank terdiriatas: Hasil bunga, Provisi dan komisi, Pendapatan valuta asing lainnya, dan Pendapatan lainnya.66
Pendapatan non bunga merupakan pendapatan operasional, maka dari itu unsur-unsur pendapatan operasional yang masuk kedalamnya adalah: Pendapatan atas komisi dan provisi, Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing atau devisa, Pendapatan operasional lainnya.
1. Pendapatan atas provisi dan komisi
Pendapatan atas provisi dan komisi yaitu pendapatan yang dipungut atau diterima oleh bank dari berbagai jasa keuangan yang dilakukan, seperti provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian/penjualan efek-efek, Letter of Credit, inkaso dan lain-lain. Sedangkan menurut N.Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi (2007:267) pengertian provisi dan komisi adalah: “Provisi kredit merupakan sumber pendapatan
65Ibid., 140.
66Ibid., 208
bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan. Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan akhir-akhir ini. Komisi merupakan beban yang diperhitungkan kepada para nasabah bank yang mempergunakan jasa bank. Komisi juga lainnya dibukukan langsung sebagai pendapatan padasaat bank menjual jasa kepada para nasabah.”
2. Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing
Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing adalah keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian/penjualan valuta sing, selisih kurs karena konversi provisi, komisi, dan bunga yang diterima dari bank-bank di luarnegeri. Sedangkan menurut N.Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi (2007:269) pengertian pendapatan transaksi valuta asing adalah: “Pendapatan yang timbul dari transaksi valas lazimnya berasal dari selisih kurs.
Selisih kurs ini akan dimasukan kedalam pos pendapatan dalam laporan rugi laba. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valas harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi tahun berjalan”.
3. Pendapatan operasional lainnya.
Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan lain yang merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank yang tidak termsuk kedalam rekening pendapatan di atas, misalnya dividen yang diterima dari saham yang dimiliki. Sedangkan menurut N.Lapoliwa dan Daniel S. Kuswandi (2007:270) pengertian pendapatan operasional adalah: “Pendapatan operasioanl lainnya adalah penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi penjualan surat berharga pasar modal dan lainnya”.67
d. Laba Operasional
1) Pengertian Laba Operasional
Laba perusahaan dapat dijadikan sebagai ukuran dari efisiensi dan efektivitas dalam sebuah unit kerja dikarenakan tujuan utama dari pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, laba suatu perusahaan khususnya pada pusat laba atau unit usaha yang menjadikan laba sebagai tujuan utamanya merupakan alat yang baik untuk mengukur prestasi pimpinan atau manajer atau dengan kata lain efisiensi dan
67Ibid., 208-209