• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian teori tentang bakat

Dalam dokumen Scanned by CamScanner (Halaman 34-61)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian teori tentang bakat

William B. Michael, dalam Jamal Ma’mur Asmani mendefinisikan bakat dengan an aptitude may be defined as a person’s capacity, or hypothetical potential, for acquisition of a certain more orless well defined pattern of behavior involved in the performance of a task respectto which the individual has had little or no previous training. Woodworth dan Marquis menyatakan bahwa bakat (aptitude) termasuk kemampuan (ability).20

Pengertian bakat secara istilah (terminologi) Wayan Nurkancana mengemukakan bahwa menurut Werren dalam bukunya yang berjudul Dictionary of Psychology mengatakan bahwa bakat adalah suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui latihan atau beberapa pengetahuan keahlian atau merespon seperti kecakapan untuk berbahasa, music dan sebagainya.21 Sedangkan menurut

20 Jamal Ma’mur Asmani, Kiat Mengembangkan Bakat Anak di Sekolah (Jogyakarta: 2012),18.

21 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), 204.

Munandar menjelaskan bakat adalah kemampuan bawaan seseorang yang merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud.22 Senada dengan Semiawan menjelaskan bahwa bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent

dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otak.23

Frederic Kuder dan Blanca B. Paulson berpendapat bahwa:

Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan metode pikir. Kita mengatakan bahwa seseorang mempunyai bakat terhadap kegiatan tertentu ketika ia merasakan kelegaan dan kenikmatan, serta apabila ia gembira mengerjakannya dan membicarakannya, juga ketika ia berusaha atas dasar keinginannya untuk menampakan seluruh tenagannya, guna mencapai hal itu.

Akan tetapi, apabila kita tidak menyukai suatu macam kegiatan maka hal itu biasanya berarti bahwa tidak ada bakat kita terhadap kegiatan tersebut.24

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli pendidikan di atas mengenai pengertian bakat, maka dapat penulis simpulkan bahwa bakat adalah kemampuan-kemapuan unggul seseorang yang membuat orang tersebut mempunyai prestasi yang unggul pula, baik dalam satu bidang maupun banyak bidang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang satu dengan siswa yang lain memiliki kapasitas (kemampuan) yang berbeda. Misalnya, satu siswa mungkin berbakat dalam bidang

22 Utami Munandar, Anak-Anak Berbakat pembinaan dan Pendidikannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010 ), 22.

23 Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997), 11.

24 G. Frederic Kuder dan Blanca B. Paulson, Mencari Bakat Anak-Anak (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), 12-13.

akademik, seni tari, olah raga, tetapi mungkin siswa yang lain hanya memiliki bakat dalam bidang akademik saja.

Apabila bakat dibiarkan begitu saja tanpa adanya usaha untuk mengembangkannya, maka bakat tersebut tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap kehidupan seseorang. Bakat akan menjadi barang mati yang tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Oleh karena itu pengasahan menjadi satu-satunya jalan untuk menghidupkan bakat tersebut agar menjadi potensi yang dapat dibanggakan dalam dirinya.

Oleh karena itu pengasahan menjadi satu-satunya jalan untuk menghidupkan bakat tersebut agar menjadi potensi yang dapat dibanggakan dalam dirinya.

Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Mary Banks Gregerson, dkk bahwa :

Phisicsts is refer to an entity that is an a full state of potentiatly as began in its ground state. The concept is broadly applicable to entities that could unfold different ways or manifest themselves differently under different contexts or in different environtments or situation. In physics, this is the state an entity is in when it is not being measured, because the process of performing the measurement can affect the state of the entity.25

Pada Umumnya, seseorang selalu memaksakan diri untuk mempelajari dan melakukan sesuatu tanpa harus mempertimbangkan dan mengukur bakat sehingga sering kali hasil yang di dapatkan pun tidak seberapa dan sama sekali jauh dari apa yang diinginkan.

25 Marry Banks Gregerson,dkk. Teaching Creatively and Teaching Creativity. (Newyork:

Springer, 2013 ), 120.

2. Jenis-jenis Bakat

Menurut Andi Sri Suriati Amal dalam bukunya As`adi Muhammad terdapat lima jenis bakat, yaitu bakat kinetik fisik, bakat bahasa, bakat logika dan matematis, bakat musikalitas dan bakat pemahaman alam.26 Berikut paparannya :

a. Bakat Kinetik Fisik (Bodily Kinetic)

Jenis bakat ini adalah bakat yang sering kali menggunakan badan untuk memecahkan masalah (problem solving) dan mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat jenis seperti ini adalah sebagai berikut : (a) Menonjol dalam bidang olah raga; (b) Tidak bisa duduk diam dalam waktu yang lama sehingga menurut dia diam merupakan sesuatu yang dapat menghambat dia untuk mengekspresikan ide serta perasaannya; (c) Pandai menirukan gerakan badan atau wajah orang lain dengan mudah; (d) Tangkas dalam kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan ; (e) Menggunakan badannya untuk mengekspresikan dirinya.

b. Bakat Bahasa (Linguistic)

Bakat jenis ini adalah bakat dalam menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal secara efektif. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat jenis ini adalah : (1) Bisa menulis lebih baik dari anak seusianya; (2) Suka bercerita; (3) Suka membaca buku; (4)

26 Asadi Muhammad, Deteksi Bakat & Minat Aanak Sejak Dini, (Yogyakarta: Garailmu, 2010), 38-41.

dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan idenya secara baik.

c. Bakat Logika dan Matematis (Logical Mathematical)

Bakat jenis ini adalah bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat ini adalah : (1) Selalu ingin tahu bagaimana alam dan benda-benda bekerja; (2) Suka bermain dengan angka; (3) Suka dengan pelajaran matematika; (4) Suka bermain dengan permainan asah otak; (5) Suka mengelompokkan benda-benda.

d. Bakat Musikalitas (Musical)

Bakat jenis ini adalah bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara. Ciri-ciri anak yang memiliki bakat seperti ini adalah sebagai berikut : (1) Pandai dalam menghafal lagu dan menyanyikannya; (2) Dapat bermain alat musik; (3) Sensitif terhadap suara-suara yang ada disekitarnya; (4) Suka bersiul atau menggumam lagu.

e. Bakat Pemahaman Alam (Naturalist intelligence)

Bakat jenis ini adalah bakat untuk mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk dalam memahami fenomena alam. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat jenis ini adalah : (1) Suka berceloteh mengenai binatang kesayangannya; (2) Suka bermain di air; 3) Suka ke kebun

binatang, taman safari, atau kebun raya; (4) Suka bermain dengan binatang peliharaannya; (5) Suka mengoleksi kumbang, bunga, daun, atau benda-benda alam lainnya.

Jenis bakat yang dimiliki oleh seseorang Menurut Jamal Ma’mur Asmani ada dua jenis di antarannya: pertama Kemampuan di bidang khusus, misalnya bakat musik, melukis dan lain sebagainnya, kedua bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisasikan kemampuan khusus, misalnya, bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasikan kemampuan di bidang teknik arsitek.27

3. Karakteristik Anak Berbakat

Ellen Winner menyebutkan tiga kriteria yang menggambarkan anak-anak berbakat yaitu perkembangan yang cepat, mengikuti kemajuan mereka sendiri dan hasrat untuk menguasai. Berikut pemaparannya :

a. Perkembangan yang Cepat

Anak-anak berbakat menguasai dengan cepat suatu bidang ketika diberi peluang untuk menggunakan bakat atau talenta mereka. Mereka mulai menguasai satu bidang lebih cepat daripada anak-anak yang tidak berbakat. Dalam sebagian besar kasus, anak- anak yang berbakat menguasai dengan cepat karena mereka memiliki kemampuan tinggi yang dibawa sejak lahir dalam sebuah

27 Asmani, Kiat Mengembangkan, 22.

bidang atau bidang-bidang tertentu, meskipun perkembangan yang cepat karena bawaan lahir ini harus dapat didentifikasi dan dipelihara.28

b. Mengikuti Kemajuan Mereka Sendiri.

Anak-anak yang berbakat belajar dalam cara yang secara kualitatif berbeda dengan dari anak-anak yang tidak berbakat. Satu cara agar mereka mengikuti kemajuan yang lain adalah bahwa mereka membutuhkan dukungan atau malah lebih sedikit scaffolding dari orang dewasa untuk belajar dari pada kawan- kawan sebaya mereka yang tidak berbakat mereka sering menolak instruksi yang eksplisit. Mereka juga sering melakukan penemuan sendiri dan Mereka dapat menjadi normal atau dibawah normal dibidang yang lain.29

c. Hasrat untuk Menguasai.

Anak-anak yang berbakat selalu terdorong untuk memahami bidang dimana mereka mempunyai kemampuan yang tinggi. mereka menampilkan minat yang intens dan berlebih serta kemampuan fokus pada bidangya. Mereka bukan anak- anak yang harus dipaksa oleh orang tua mereka. Mereka sering kali memiliki tingkat motivasi internal yang tinggi. 30

28 John W Santrock. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo B.S (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), 284.

29 John W Santrock. Psikologi Pendidikan…., 284.

30 John W Santrock. Psikologi Pendidikan…., 285.

Karakteristik siswa berbakat yaitu:

a. Perbendaharaan kata yang kaya, kemampuan berbahasa yang tinggi, dan keterampilan membaca di atas rata-rata.

b. Pengetahuan umum yang kaya mengenai dunia.

c. Kemampuan belajar lebih cepat, mudah, dan mandiri dibandingkan teman-teman sebayanya.

d. Proses kognitif dan strategi belajar yang lebih canggih dan efisien.

e. Fleksibilitas yang lebih besar dalam hal gagasan dan pendekatan terhadap tugas.

f. Standar performa yang tinggi (kadangkala terlalu perfeksionis).

g. Konsep diri yang positif, khususnya dalam kaitan dengan usaha- usaha akademis

h. Perkembangan sosial dan penyesuaian emosi di atas rata-rata meskipun beberapa siswa berbakat mungkin mengalami kesulitan belajar. 31

Marland james, mengemukakan bahwa anak berbakat (gifted or talented child) adalah “ anak yang memiliki kemampuan tinggi dalam aspek : ( a ) Intelektual umum, (b) Bakat akademik khusus, (c) Kreativitas atau berpikir produktif, (d) Kepemimpinan, (e) Seni pentas atau seni rupa.

31 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, terj.

(Jakarta: Erlangga, 2008) , 258.

Menurut Terman, berpendapat bahwa :

Anak berbakat itu memiliki karakteristik yang menonjol dalam aspek-aspek berikut: (a) Kesiagaan mental, (b) Kemampuan pengamatan, (c) Keinginan untuk belajar, (d) Daya konsentrasi, (e) Daya nalar, (f) Kemampuan membaca, (g) Ungkapan verbal, (h) Kemampuan menulis, (i) Kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik, (j) Menunjukkan minat yang luas, (k) Berambisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, (l) Mandiri dalam memberikan pertimbangan, (m) Dapat memberikan jawaban yang tepat dan langsung ke sasaran, (n) Mempunyai rasa humor yang tinggi, (o) Melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas yang diminati.32

Menurut Dedi Supriadi, dari berbagai studi para ahli ditemukan, berpendapat bahwa :

Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan anak-anak normal. Karakter belajar mereka itu sebagai berikut:(1) Memiliki kelebihan yang menonjol dalam kosa kata, (2) Memiliki informasi yang kaya(luas) , (3) Cepat mengatasi bahan pelajaran, (4) Cepat dalam memahami hubungan antar fakta, (5) Mudah memahami dalil-dalil atau formula-formula, (6) Memiliki ketajaman dalam menganalisis sesuatu, (7) Gemar membaca, (8) Peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilikngnya, (9) Bersikap kritis, (10) Memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.33

Wendy Schwartz, mengemukakan pendapat dari griffin, clasen, coleman, dan gallagher, bahwa :

Indikator anak yang memiliki kecerdasan superior yaitu: (1) Memiliki kemampuan memanipulasi sistem symbol, (2) Memiliki kemampuan berpikir logis, (3) Memiliki kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah, (4) Memiliki kemampuan mengekstrapolasi pengetahuan untuk berbagai hal yang berbeda, (5) Kreatif dan berkemampuan artistik, (6) Memiliki kemampuan mengambil peran orang tua dirumah, seperti mengelola rumah, dan mengasuh saudara, (7) Memiliki

32 Tim Pengembang Ilmu & Aplikasi Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi pendidikan Bagian IV: Pendidikan Lintas Bidang, (Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007),163.

33 Tim Pengembang Ilmu & Aplikasi Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi…., 164.

kemampuan memimpin dan berpikir mandiri, (8) Memiliki kebanggaan, penghargaan dan rasa percaya diri yang kuat.34

4. Identifikasi Siswa Berbakat

Kelompok anak berbakat kita golongkan mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang unggul. Dengan keunggulan ini ia diharapkan memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol didalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu untuk menemukan anak berbakat kita harus mampu membuat seperangkat alat yang dapat mengukur ketinggian prestasinya kelak dimasa depan.35 Untuk meramalkan keberhasilan seseorang anak kelak, wajarlah adanya usaha menciptakan suatu uji untuk mengukur kecepatan anak itu memahami sesuatu yang baru. Uji-uji semacam itu disebut uji aptitud.

Bertitik tolak dari kesadaran bahwa anak berbakat membutuhkan pelayanan pendidikan khusus maka ada tiga pokok yang esensial dalam perencanaan pendidikan: (a) Bagaimana kita dapat menemukan anak-anak tersebut (masalah identifikasi), (b) Bagaimana mengembangkan program pendidikan dan kurikulum yang sesuai, (c) Bagaimana mendapatkan guru-guru yang sesuai/terlatih.36

Pertama-tama yang perlu dijajagi ialah bagaimana dapat mengenal dan menemukan anak-anak berbakat tersebut. Perencanaan

34 Tim Pengembang Ilmu & Aplikasi Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi…., 165.

35 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai Anak-Anak Berbakat Pembinaan Dan Pendidikannya, (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1993), 4-5.

36 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 16.

kurikulum maupun pendidikan/latihan guru haruslah berdasarkan pengenalan karakteristik dan kebutuhan anak berbakat.

Masalah identifikasi anak berbakat mencakup dua hal:

a. Mengenal karakteristik anak berbakat mengembangkan cara-cara untuk dapat mengidentifikasikan anak-anak berbakat tersebut.

b. Berdasarkan pengenalan karakteristik anak berbakat mengembangkan cara-cara untuk dapat mengidentifikasikan anak- anak tersebut.

Penelitian BP3K untuk menjajagi masalah identifikasi anak berbakat, tujuannya adalah sesuai dengan dua pokok masalah identifikasi tersebut yaitu:

a. Mengenal karakteristik anak berbakat dengan menghimpun informasi dari anak berbakat itu sendiri dan dari orang tuanya, untuk dibandingkan dengan data dari anak-anak yang perdefinisi tidak termasuk berbakat.

b. Mengembangkan cara-cara untuk mengidentifikasi anak berbakat, yaitu melalui nominasi (penunjukan) oleh gurunya dan melalui penggunaan tes (tes intelegensi) tes kreativitas dan suatu skala untuk mengukur ciri-ciri perilaku dari anak. Uji Intelegensi Stanford Binet merupakan suatu uji aptitud yang mengukur kemampuan intelektual umum. Uji Intelegensi Stanford Binet dihasilkan oleh Lewis Madeson Terman (1877-1956) bersama anak buahnya di univerzitas stanford pada tahun 1916. Uji intelegensi

Stanford Binet mengukur intelegensi sebagai suatu nisbah umur mental terhadap umur kronologik atau umur sebenarnya. Nisbah tersebut dikalikan 100 dinamakan IQ (intelegence Quotient) atau kuosien intelegensi. Kalau umur mental seseorang anak bertepatan sama dengan umurnya yang sebenarnya, maka sekor IQ ialah 100 dan ia termasuk anak yang berkemampuan intelektual rata-rata.37

Syafatania dan Iwan W. Widayat menyimpulkan bahwa ada 10 strategi dalam mengoptimalkan potensi seni anak berbakat istimewa yaitu;

a) memberi kesempatan anak belajar hal baru, b) berusaha memahami anak, c) menyediakan fasilitas (materiil dan non materiil), d) memancing anak untuk meningkatkan kemampuannya, e) memberi motivasi anak untuk berkarya, f) mendampingi anak dalam berkarya, g) memberi kebebasan untuk anak fokus pada bidangnya, h) memiliki rencana ke depan dan mengusahakannya, i) tidak menekan anak dan, j) melakukan kontrol.38

Peneliti lain tidak puas menggunakan satu ukuran inteligensi umum saja. Wechsler mengembangkan uji inteligensi Binet denga cara memisahkan materi uji menjadi dua kelompok skala, yaitu skala verbal dan skala kecekatan ke dalam skala verbal termasuk uji-uji yang mengukur daya ketahuan, daya pemahaman, daya berhitung, daya berpikir abstrak, daya menyimak dan mengingat, serta penguasaan kosakata. Kedalam skala kecepatan belajar dan menulis, kesigapan dan ingatan visual, kemampuan melihat dan menguraikan pola-pola yang

37 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 7

38 Syafatania& Iwan W. Hidayat, “Strategi Orang Tua Dalam Mengoptimalkan Potensi Seni Anak Berbakat Istimewa”, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 5, No. 1 (September 2016), 1.

teratur. Kemampuan memahami urutan-urutan kejadian di alam sekitar, dan kemampuan menghubungkan bagian-bagian suatu keseluruhan dengan keseluruhan itu.

Thurstone sampai pula pada pendapat bahwa inteligensi itu tersusun dari beberapa “unsur kemampuan” unsur-unsur kemampuan yang ditemukan thurstone itu ialah:

a. Kemampuan memahami makna kata-kata yang diuji oleh kosakata.

b. Kemampuan menggunakan kata-kata dengan cepat, seperti pada usaha berpantun dan permainan mengubah suatu kata menjadi kata lain melalui permutasi huruf atau penambahan dan pengurangan huruf.

c. Kemampuan bekerja dengan bilangan dan melakukan perhitungan- perhitungan dengan cepat ddan cermat.

d. Kemampuan melihat berbagai letak benda di dalam ruang.

e. Kemampuan mengamati dengan cepat hal-hal secara terperinci dankemampuan menemukan dengan cepat keserupaan dan ketidaksamaan yang terdapat pada beberapa gambar benda-benda.

f. Kemampuan bernalar dan menemukan suatu kaidah mengenai keteraturan yang terdapat pada sederetan angka yang ditampilkan secara tidak lengkap.39

Berbagai uji inteligensi tadi telah ditunjukkan dipengaruhi terutama oleh faktor genetik. Hal itu ditunjukkan dengan mempelajari

39 Munandar, Bunga Rampai, 8.

dan membandingkan korelasi-korelasi hasil uji inteligensi pada individu-individu yang berbakat dengan individu-individu yang sama sekali tidak ada pertalian darah. Tetapi telah itu juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan mempunyai peranan yang penting dan menentukan terhadap inteligensi sesesorang. Keadaan lingkungan yang berpengaruh besar terhadap inteligensi ini antaranya saya perkirakan berupa lingkungan tumbuh yang sama, lingkungan didik yang sama, serta lingkungan pengalaman hidup yang sama.40

Skor-skor uji inteligensi yang berbeda dengan demikian belum tentu mencerminkan perbedaan kemampuan intelektual. Mungkin sekali perbedaan timbul karena adanya penafsiran yang berbeda terhadap pertanyaan yang diajukan. Lingkungan hidup yang dapat mngakibatkan seseorang membuat tanggapan yang berbeda ini justru adalah lingkungan yang menyimpang dari kehidupan kota besar yang biasanya adalah juga ditempat uji-uji inteligensi yang tersedia itu telah diuji-lapangkan.41

Ada sekolah dimana semua murid yang oleh guru ditunjuk sebagai yang paling cerdas memiliki IQ 130+. Tetapi ada sekolah dimana semua muridnya yang termasuk cerdas menurut nominasi guru, taraf kecerdasan mereka hanya rata-rata atau bahkan kurang dari rata- rata. Gejala ini perlu dipertimbangkan dalam seleksi anak berbakat.42

40 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 9.

41 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 11.

42 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 19.

Dalam metode identifikasi anak berbakat secara umum dapat dibedakan dua pendekatan: (1) Dengan penggunaan alat-alat tes, (2) Identifikasi melalui studi kasus.43 Dengan menggunakan alat-alat tes meliputi dua tahap yaitu: Tahap penjaringan atau “screening” dengan tes kelompok yang sudah dibakukan . biasanya tes aptitude seperti tes inteligensi, dan tes prestasi belajar. Tes progressive Matrices disarankan karena menurut jensen merupakan tes inteligensi umum yang paling culture free.44

Tes tersebut tidak banyak dipengaruhi oleh status sosio ekonomis. Orang-orang yang tidak berpendidikan dapat mencapai sekor yang tinggi pada tes PM. Keuntungannya ialah bahwa dalam waktu singkat dapat diperoleh keterangan mengenai tingkat kemampuan mental anak. Tahap kedua yaitu tahap seleksi atau identifikasi dengan tes individual. Tes inteligensi individual lebih halus dan mengukur kemampuan seseorang dengan lebih tepat dan teliti, tetapi memerlukan waktu dan tenaga ahli, sehingga tidak ekonomis.

Tes inteligensi individual yang populer ialah Wechsler dan Stanford Binet.45

Tes kreativitas juga mulai banyak digunakan karena mengukur kemampuan berfikir yang berbeda dari tes inteligensi, disamping itu kreativitas merupakan salah satu dimensi dari keberbakatan. Bahwa tes inteligensi kelompok tidak begitu teliti/tepat sebagai metode

43 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 19-20.

44 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 20.

45 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 20.

identifikasi nyata dari perbedaan skor yang dapat diperoleh seseorang pada tes kelompok dan pada tes individual, kadang-kadang bisa sampai perbedaan 30 IQ poin. Biasanya makin tinggi tingkatan inteligensi, makin besar kemungkinan perbedaan antara skor pada tes inteligensi kelompok dan tes inteligensi individual.46 Cukup banyak murid-murid yang tidak akan diidentifikasi sebagai berbakat jika hanya berdasarkan tes inteligensi kelompok, dimana IQ mereka misalnya hanya 110, sedangkan pada tes Weschsler mereka mencapai IQ 130 atau lebih.

Pendekatan kedua ialah identifikasi melalui studi kasus, yaitu memperoleh sebanyak mungkin keterangan tentang anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-sumber yang berbeda-beda, misalnya dari guru, orang tua, teman sebaya, atau dari anak itu sendiri.

bisa juga dari anggota-anggota masyarakat yang mengenal anak tersebut dengan baik. Jadi disini tidak perlu memakai alat-alat tes, tetapi misalnya dengan menggunakan suau daftar pertanyaan kuesioner. Cara inilah yang kiranya dapat digunakan untuk daerah-daerah dimana tenaga ahli dan fasilitas peralatan tes langka.

Dalam praktik prosedur yang digunakan pada umumnya adalah gabungan dari pendekatan pertama dan kedua.47

Meskipun penggunaan tes mungkin merupakan cara yang terbaik untuk mengidentifikasi murid-murid gifted pada saat ini, tetapi penting juga untuk mengidentifikasi murid-murid gifted sedini

46 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 20.

47 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 21.

mungkin dalam karir bersekolahnya. Identifikasi anak-anak kecil yang giftedness dapat juga dilihat dari beberapa aspek yaitu:

a. Anak menggunakan perbendaharaan kata yang terlalu canggih untuk anak sesusianya,

b. Anak memiliki kemampuan untuk membuat bentuk-bentuk atau pola yang tidak biasa dengan menggunakan berbagai macam media,

c. Anak memiliki pemahaman dini tentang konsep-konsep abstrak seperti kematian dan waktu,

d. Anak mampu menguasai keterampilan baru dengan beberapa pengulangan saja,

e. Anak menunjukkan keterampilan fisik yang canggih,

f. Anak menunjukkan keterampilan penalaran yang canggih yang dapat dilihat melalui penjelasannya tentang berbagai kejadian, g. Anak menggunakan elaborasi verbal spontan untuk berbagai

pengalaman baru,

h. Anak menunjukkan selera humor selama percakapan normal. 48 Mengidentifikasi anak berbakat dapat ditempuh beberapa cara, yaitu: tes prestasi belajar, tes kecerdasan, tes kreatifitas, observasi, self infentory, konsultasi dengan orang tua, nominasi oleh guru dan portofolio.49 Berikut pemaparannya :

48 Daniel Muijs and David Reynolds, Effective Teaching, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 260.

49 Tim Pengembang Ilmu & Aplikasi Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, 164.

Dalam dokumen Scanned by CamScanner (Halaman 34-61)

Dokumen terkait