PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT DI MTs UNGGULAN NURIS JEMBER
TESIS
Oleh:
MOHAMMAD SYAMSUD DHUHA NIM : 0849317036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA IAIN JEMBER
JULI 2019
PENGEMBANGAN BAKAT DAN MINAT DI MTs UNGGULAN NURIS JEMBER
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)
Oleh:
MOHAMMAD SYAMSUD DHUHA NIM : 0849317036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA IAIN JEMBER
JULI 2019
ABSTRAK
Mohammad Syamsud Dhuha, 2019: Pengembangan Bakat Dan Minat Di MTs Unggulan Nuris Jember, Tesis, Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Jember, Pembimbing I : Dr. H.
Mashudi, M.Pd. Pembimbing II : Dr. H. Hepni, S,Ag., MM.
Kata Kunci :Pengembangan, Bakat, Minat
Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Karena setiap orang memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda dan membawa fitrahnya masing-masing, yaitu fitrah baik yang mendorong bertauhid maupun fitrah yang lainnya dalam bentuk berbagai potensi bawaan seperti bakat, kemampuan intelektual, dan lain-lain. Potensi akan muncul bila diusahakan dengan gigih dan serius dalam sebuah proses panjang yang selalu diasah secara terus menerus. Terkait hal tersebut peran lembaga pendidikan terutama pendidikan Islam (Pondok Pesantren) dalam mengembangkan bakat dan minat anak sangat penting agar potensi-potensi yang dimiliki oleh anak dapat terealisasikan melalui program-program yang sudah di sediakan.
Fokus Penelitian dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana karakteristik anak yang memiliki bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember ?, (2) Bagaimana pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember ?, (3) Bagaimana hasil pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember
?
Tujuan Penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan karakteristik anak yang memiliki bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember, (2) Mendeskripsikan pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember, (3) Mendeskripsikan hasil pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember.
Pendekatan dalam penelitian menggunakan kualitatif, jenis penelitian field Reseach, subyek penelitiannya menggunakan purpose sampling, teknik pengumpulan datanya menggunakan Observasi, wawancara dan dokumentasi.
Analisa data menggunakan model Miles dan Huberman serta keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
Hasil Penelitiannya adalah : Pengembangan Bakat dan Minat di MTs Unggulan Nuris Jember di kelola oleh satu lembaga yang didirikan oleh yayasan pondok pesantren Nurul Islam yaitu lembaga penjamin mutu. Lembaga tersebut memberikan pelayanan program berdasarkan bakat dan minat anak melalui ektrakurikuler sains , non sains dan bahasa yang sengaja di bentuk untuk mewadahi bakat dan minat anak.
ABSTRACT
Mohammad Syamsud Dhuha, 2019: Talent Development and Interest in Nuris Jember Junior High School, Thesis, Islamic Religious Education Study Program, State Islamic Institute Jember, Advisor I: Dr. H.
Mashudi, M.Pd. Advisor II: Dr. H. Hepni, S, Ag.,MM
Keywords: Development, Talent, Interest
Every child has different potential from one another. Because everyone is indeed born with a variety of different talents and brings their respective nature, namely the good nature that encourages monotheism and other fitrah in the form of various innate potentials such as talent, intellectual ability, and others. Potential will emerge if strived diligently and seriously in a long process that is always sharpened continuously. Related to this, the role of educational institutions, especially Islamic education (Islamic Boarding Schools) in developing children's talents and interests is very important so that the potential possessed by children can be realized through programs that have been provided.
The focus of the research in this study are: (1) What are the characteristics of children who have talent and interests in Nuris Jember Junior High School? (2) What are the development of talents and interests in Nuris Jember Junior High School? (3) What are the results of developing talents and interests in Nuris Jember Junior High School?
The objectives of this study are: (1) Describe the characteristics of children who have talents and interests in Nuris Jember Junior High School, (2) Describe the development of talents and interests in Nuris Jember Junior High School, (3) Describe the results of developing talents and interests in Nuris Jember Junior High School.
The research approach uses qualitative, research type research, the research subjects use sampling purposes, the data collection technique uses observation, interviews and documentation. Analysis of the data using the Miles and Huberman models and the validity of the data using source and engineering triangulation.
The research results are: Development of Talents and Interests in Nuris Jember Junior High School managed by the agencies established by the foundation Nurul Islam Islamic boarding school ie quality assurance agencies.
The agency provides services programs based on their talents and interest through extracurricular science, non-science and language that deliberately in shape to accommodate the talents and interests of children.
ثحبلا صخلم
، ىحضلا سمش دمحم 9102
: مامتهالاو بهاولما ةيمنت لما يف
ةيوناثلا ةسرد ربميج ملاسالإ رون
،
، ةحورطأ ةيبرتلا ةيلك ملاسالإ نيدلا ميلعت مسق
ملاسالإ نيدلا ةعماج
ربمج ةيموكح لوالأ راشتسم ،
لا روتكد لما يدوحسم جاحلا ررتسجا
راشتسم
يناثلا لا روتكد ينفح جاحلا لما
ررتسج ا
ةيحاتفلما تاملكلا :
، ةبهوم ، ةيمنت مامتها
ضعبلا اهضعب نع ةفلتخم تاناكمإ هيدل لفط لك .
ةعومجمب لعفلاب دلو صخش لك نلأ
نم ةعونتم ديحوتلا عجشت يتلا ةديجلا ةعيبطلا يهو ، ةصاخلا هتعيبط بلجيو ةفلتخلما بهاولما
اهررغو ةيركفلا ةردقلاو ةبهولما لثم ةفلتخم ةيرطف تاناكمإ لكش يف ةرطفلا نم اهررغو .
رهظت فوس
رمتسم لكشب رارمتساب اهذحش متي ةليوط ةيلمع يف ةيدجو دجب تعس اذإ ةلمتحلما ةدارالإ .
اميف
لعتي يملاسالإ ميلعتلا ةصاخو ، ةيميلعتلا تاسسؤلما رود نإف ، كلذب ق ةيملاسالإ ةيلخادلا سرادلما (
)
لافطالأ اهكلتمي يتلا تاناكمالإ قيقحت نكمي ىتح ةياغلل مهم رمأ مهتامامتهاو لافطالأ بهاوم ةيمنت يف اهررفوت مت يتلا جماربلا للاخ نم م ىلع ةساردلا هذه يف ثحبلا زركرت بصني يلي ا
( : 0 ) مهيدل نيذلا لافطالأ صئاصخ يه ام
ةبهوم يف تامامتهاو ةيوناثلا ةسرد لما
ربميج ملاسالإ رون تامامتهالاو بهاولما ريوطت جئاتن يه ام ؟
يف
ةيوناثلا ةسرد لما ربميج ملاسالإ رون
؟
يه ةساردلا هذه فادهأ ( :
0 ) تامامتهاو بهاوم مهيدل نيذلا لافطالأ صئاصخ فصو يف
ةيوناثلا ةسرد لما ربميج ملاسالإ رون
، ( 9 ) تامامتهالاو بهاولما روطت فصو يف
ةيوناثلا ةسرد لما رون
ربميج ملاسالإ ،
( 3 ) تامامتهاو بهاوم ريوطتلا جئاتن فصو يف
ةيوناثلا ةسرد لما ربميج ملاسالإ رون
مدختست ةمدختسلما ةيثحبلا تاعوضولما ثوحبلا عاونأ ،يعونلا ثحبلا مادختسا جهن ةينقت
قئاثولاو تلاباقلماو تاظحلالما تانايبلا عمج .
نامربوهو زليام جذامن مادختساب تانايبلا ليلحت
ةينقتلاو ردصلما ثيلثت مادختساب تانايبلا ةيحلاصو يه ثحبلا جئاتن . :
يف مامتهالاو بهاولما ةيمنت ةيوناثلا ةسرد لما
ربميج ملاسالإ رون لبق نم
الإ رون ةسسؤم اهتأشنأ ةسسؤم ةدوجلا نامضل ةسسؤم يهو ، ةيلخادلا ةيملاسالإ ملاس
. مدقت
ررغو ةيجهنملالا مولعلا للاخ نم مهتامامتهاو لافطالأ بهاوم ىلع ًءانب جمانربلا تامدخ ةسسؤلما
مهتامامتهاو لافطالأ بهاوم باعيتسلا دمعتم لكشب لكشتت يتلا ةغللاو ةيملعلا
.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Istilah ... 11
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15
A. Penelitian terdahulu ... 15
B. Kajian teori tentang bakat ... 22
C. Kajian teori tentang minat ... 49
D. Kajian teori tentang pondok pesantren ... 64
E. Kerangka konseptual ... 94
BAB III METODE PENELITIAN ... 95
A. Pendekatan dan jenis penelitian ... 95
B. Lokasi penelitian ... 96
C. Kehadiran Peneliti ... 96
D. Subyek penelitian ... 97
E. Sumber data ... 98
F. Tehnik pengumpulan data ... 99
G. Analisis data ... 101
H. Keabsahan data ... 104
I. Tahap-tahap penelitian ... 105
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS ... 107
A. Paparan Data dan Analisis ... 107
B. Temuan Penelitian ... 160
BAB V PEMBAHASAN ... 167
A. Karakteristik Anak yang Memiliki Bakat dan Minat di MTs Unggulan Nuris Jember... 167
B. Pengembangan Bakat dan Minat di MTs Unggulan Nuris Jember ... 175
C. Hasil Pengembangan Bakat dan Minat di MTs Unggulan Nuris Jember ... 179
BAB VI PENUTUP ... 181
A. Kesimpulan ... 181
B. Saran ... 182
DAFTAR RUJUKAN... 184 Lampiran-lampiran ... 188
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu ... 20 Tabel 4.1 Perbandingan total prestasi tiga tahun terakhir ... 166
Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Karena setiap orang memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda dan membawa fitrahnya masing-masing, yaitu fitrah baik yang mendorong bertauhid maupun fitrah yang lainnya dalam bentuk berbagai potensi bawaan seperti bakat, kemampuan intelektual, dan lain-lain.
Potensi setiap orang sangat beragam, ada yang dalam bentuk kemampuan di bidang akademik dan non-akademik, misalnya olahraga, seni ataupun potensi lainnya. Semua itu akan berkembang dengan baik, apabila menyadari dan bersemangat untuk mengembangkan diri dan menjadikan diri sendiri menjadi unggul. Potensi akan muncul bila diusahakan dengan gigih dan serius dalam sebuah proses panjang yang selalu diasah secara terus menerus.
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang
“Inherent” dalam diri seseorang yang dibawa sejak mereka lahir dan terkait dengan struktur otak. Secara genetis struktur otak memang telah terbentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia itu.1 Bakat dapat diartikan pula sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi
1 Conny R. Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat (Jakarta: Gresindo, 1997), 11.
(potential ability) yang masih perlu dikembangkan dan dilatih.2 Mengacu pada pendapat Anders Ericsson dalam buku Cambridge Handbook of Expertise and Expert Performance, bahwa orang-orang yang berbakat ialah orang yang selalu “diciptakan” atau “dilatih”, dan bukan dilahirkan.3
Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan pembawaan yaitu yang mengenai kesanggupan- kesanggupan (potensi-potensi) tertentu.4 Dalam hal ini potensi-potensi tertentu dalam arti siswa berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing anak.
Minat merupakan sebuah dorongan dari dalam diri seseorang atau sesuatu yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang menyebabkan suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-lama akan mendatangkan kepuasan dari dalam dirinya.5
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW mengenai pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak, dalam sabdanya :
،ِهَّللا ُدْبَع اَنَرَ بْخَأ ،ُناَدْبَع اَنَ ثَّدَح َلاَق ،ِّيِرْهُّزلا ْنَع ،ُسُنوُي اَنَرَ بْخَأ
ِنَرَ بْخَأ : ِدْبَع ُنُْ َََََلََ وَُُأ
َلاَق ،ُهْنَع ُهَّللا َيِضَر َةَرْ يَرُه اََُأ َّنَأ ،ِنَْحَّْرلا ِهَّللا ُلوََُر َلاَق :
" : ُهاَوَ َُأَف ،ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَلوُي َّلَِّإ ٍدوُلْوَم ْنِم اَم
ِهِناَدِّوَهُ ي اَعْدَج ْنِم اَهيِف َنوُّسُِتُ ْلَه ،َءاَعَْجَ ًَََيَِبَ َََُيِهَبْلا ُجَتْنُ ت اَََك ِهِناَسِّجَُيُ ْوَأ ،ِهِناَرِّصَنُ ي ْوَأ ُلوُقَ ي َُّثُ ،َء
:
2 Sunarto dan Hartono, Perkembangan Siswa (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 119.
3 Iskandar Junaidi, Mencetak Anak Unggul (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2011), 24.
4 Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta : Teras, 2012), 26.
5 Hera Lestari Mikarsa, Pendidikan Anak SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), 3.
ُمِّيَقْلا ُنيِّدلا َكِلَذ قِهَّللا ِقْلَِلِ َليِدْبَ ت لَّ فاَهْ يَلَع َساَّنلا َرَطَف ِتَِّلا ِهَّللا َةَرْطِف (
يراخبلا هاور
)
Artinya : Abdan Menceritkan kepada kami (dengan berkata) Abdullah memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari al- Zukhri (yang menyatakan) Abu salamah bin Abd al-Rahman memberitahukan kepadaku bahwa Abu Hurairah, ra. Berkata : Rasulullah SAW bersabda “setiap anak lahir (dalam keadaan) Fitrah, kedua orang tuanya (memiliki andil dalam) menjadikan anak beragama Yahudi, Nasrani, atau bahkan beragama Majusi.
sebagimana binatan ternak memperanakkan seekor binatang (yang sempurnah Anggota tubuhnya). Apakah anda melihat anak binatang itu ada yang cacak (putus telinganya atau anggota tubuhnya yang lain)kemudian beliau membaca, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptkan menurut manusia fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus.
(HR Bukhori) .6
Berdasarkan hadis tersebut, secara tersurat menyampaikan bahwa setiap anak berbakat akan di bentuk oleh faktor lingkungan. Sehingga lingkungan sekitar anak berbengaruh terhadap perkembangan bakat yang dimiliki. Lingkungan dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Maka dari itu lembaga pendidikan harus memberikan pelayanan terhadap bakat dan minat siswa.
Menurut Undang-Undang Siswa berhak mendapat pelayanan pendidikan pada setiap satuan pendidikan, sesuai dengan bakat, minatnya.
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1, adalah :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
6 Badruddin, Umdatu al-Qori Syarh Shohih al-Bukhori (Lebanon : Dar Alkotob Al Ilmiyah, 2009), 254.
bangsa dan Negara. 7
Memiliki arti bahwa setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Pada pasal 5 ayat (4) dikemukakan bahwa warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.8
Pengembangan dan pembinaan bakat yang sesuai dengan minatnya sangat penting, karena tidak mudah bagi siswa untuk menonjol dalam semua bidang ilmu yang ia pelajari, tetapi akan mudah menonjol bagi anak jika ia belajar dalam mata pelajaran tertentu atau bidang tertentu yang ia senangi. Pendidikan akan berhasil jika ada keserasian antara kecenderungan dengan minatnya, antara pembawaan dengan pandangannya. Siswa yang cenderung (bakat) dalam bidang sastra, syair, dan tulis menulis, akan sulit menonjol dalam bidang ilmu ukur, ilmu eksak, dan kedokteran.9
Usaha pengembangan bakat dan minat anak, mengharuskan pendidikan atau sekolah memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh anak untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya.
Untuk membantu perkembangan potensi pada manusia, maka proses pendidikan sangatlah penting, baik yang diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah, seperti keluarga dan lingkungan tempat
7 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 Th. 2003, (Jakarta : Sinar Grafika),3.
8 Undang-undang Sisdiknas …., 8.
9 Muhammad Nasikh Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2007), 604.
tinggalnya. Dalam konteks pendidikan di sekolah, usaha-usaha yang dapat dilakukan melalui proses belajar mengajar, baik secara intrakurikuler, maupun ekstrakurikuler.
Oleh karena itu, dalam mengelola kegiatan pembinaan bakat dan minat siswa, kepala sekolah dan guru harus benar-benar memperhatikan kajian minat siswa-siswanya dan menjadikannya sebagai dasar dalam menentukan spesialisasi jenis kegiatan yang akan diselenggarakan, agar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal.10
Fakta yang terjadi dilapangan masih banyak lembaga pendidikan terutamanya lembaga pendidikan Islam masih menggunakan cara yang konvensonal dan hanya menekankan kecerdasan dalam arti yang sempit serta kuragnya memperhatikan bakat kreatif anak dan minat siswa.
Kondisi pendidikan Islam di Indonesia, sebenarnya menghadapi nasib yang sama, dan secara khusus pendidikan Islam menghadapi berbagai persoalan dan kesenjangan dalam berbagai aspek yang lebih kompleks, terutama dalam program-programnya, yaitu: berupa persoalan dikotomi pendidikan, kurikulum, tujuan, sumber daya, serta manajemen pendidikan Islam. Upaya perbaikannya belum dilakukan secara mendasar, sehingga terkesan seadanya saja. Usaha pembaharuan dan peningkatan pendidikan Islam sering bersifat sepotong-sepotong atau tidak komprehensif dan menyeluruh serta sebagian besar sistem dan lembaga pendidikan Islam belum dikelola secara professional. 11
10 Muhammad Nasikh Ulwan, Pendidikan Anak …., 604-605.
11 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milennium Baru (Jakarta:
Terkait hal tersebut peran lembaga pendidikan terutama pendidikan Islam dalam mengembangkan bakat dan minat siswa sangat penting agar potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa dapat terealisasikan melalui program-program yang sudah di sediakan. Selain itu, sebagai bentuk pengelolaan produk untuk menjadi output siap pakai bagi lembaga pendidikan Islam, dan sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik dari segi individual, komunitas-sosial, aspirasi, kebutuhan personal atau bahkan untuk pengembangan potensi siswa lainya.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang dipandang sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam indigenous karena tradisinya yang panjang di Indonesia.12 Pesantren adalah sejenis sekolah dasar dan menengah yang disertai asrama, di mana para murid atau siswa mempelajari kitab kitab keagamaan dibawah bimbingan seorang guru atau kiai.13 Menurut K.H. Imam Zarkasyi pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, dimana kiai sebagai figur sentralnya dan masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya.14
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki basis sosial yang sangat jelas, karena keberadaannya yang mampu membaur dan
Logo Wacana Ilmu, 1999), 59.
12Sutrisno & Muhyidin Albarobis, Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial (Jogjakarta: Ar- Ruzz, 2012), 51.
13 Mardiyah, Kepemimpinan Kiai Dalam Memelihara Budaya Organisasi (Malang: Aditya Media, 2015), 15.
14 Mardiyah, Kepemimpinan Kiai …., 55.
menyatu dengan masyarakat. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang berdiri dari, oleh, dan untuk masyarakat. Oleh karena itu pesantren dituntut harus memiliki peran dan tujuan yang jelas, sejalan dengan situasi dan kondisi masyarakat yang secara terus menerus mengalami perkembangan. Sementara itu, sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki suatu komunitas yang cukup besar, pesantren harus mampu berperan sebagai penggerak dalam mensejahterakan masyarakat.
Maka membutuhkan kesadaran yang tinggi dan mendalam supaya lembaga pendidikan pesantren dapat terfokus kepada masalah “pendidikan” dalam arti pembinaan sumber daya manusia (SDM). Mengingat semakin beratnya
Salah satu Madrasah Tsanawiyah yang terletak di kecamatan Sumbersari , yaitu MTs Unggulan Nuris yang berada dalam naungan pondok pesantren Nurul Islam. Bakat dan minat anak betul-betul diperhatikan, ini dibuktikan dengan pencapaian juara-juara dalam perlombaan dalam tingkat kabupaten, provinsi bahkan tingkat nasional.
Banyak raihan juara yang di dapat oleh para siswa di lembaga tersebut.
Baik dalam bidang agama maupun non agama. Salah satu contohnya baru- baru ini dalam harian radar Jember adalah prestasi dalam KTI se Jawa-Bali yang berjudul inovasi pasta gigi dari cangkang kerang dan daun sirih. 15
Sesuai dengan hasil observasi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti ditemukan suatu data bahwa pondok pesantren Nurul Islam
15 Harian radar jember tanggal 02-02-2019.
merupakan pondok pesantren yang menaungi beberapa lembaga pendidikan seperti SMP, MTs, SMA, SMK dan MA. Walaupun terdapat beraneka ragam lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawab pondok pesantren Nurul Islam, pesantren tersebut tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyalurkan kompetensi siswa sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki. Penanggung jawab program pendidikan pengembangan bakat di pondok pesantren tersebut adalah Lembaga penjamin mutu yang menaungi semua kegiatan pengembangan bakat dan minat di semua lembaga pendidikan di pondok pesantren Nurul Islam.16 Sebagaimana disampaikan oleh Ibu Mila selaku kepala penjamin mutu di lembaga pendidikan pondok pesantren Nurul Islam. Beliau mengatakan bahwa :
Pondok pesantren Nurul Islam berbeda dengan kebanyakan pesantren yang ada, pesantren ini sangat serius dalam mengembangkan bakat dan minat siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap individu melalui program khususnya yaitu dengan ekatrakurikuler sains, ekstrakurikuler non sains dan ekstrakurikuler Bahasa. Program ini menjadi tanggung jawab penuh lembaga penjamin mutu.17
Berdasarkan observasi dan wawancara di MTs Unggulan Nuris bahwa pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris di dasarkan beratnya tantangan lembaga pendidikan Islam pada saat ini dalam mempertahankan eksistensinya, dan usaha dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pada dasarnya. Tuntutan tersebut mengharuskan bagi lembaga pendidikan formal yang ada di pondok pesantren untuk menata
16 Observasi, Jember, 04 Maret 2019.
17 Mila Karmila, Wawancara, Jember, 04 Maret 2019
dan meningkatkan kualitas keilmuan dan mengarahkan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa. Sehingga pendidikan madrasah di pondok pesantren tidak selalu terkenal dengan penghasil ahli agama saja. Lebih dari itu, apabila bakat dan minat siswa dikembangan semaksimal mungkin, maka akan muncul pemikir pemikir muslim dengan keahlian dalam bidang agama dan sains. Di sebabkan siswa tidak selalu di tuntut untuk memahami kitab kuning melainkan di arahkan sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki. Dan tidak menutup kemungkinan ke depan lembaga pendidikan Islam atau madrasah akan menjadi basis pendidikan yang dapat mengendalikan dan menekan berbagai masalah yang timbul akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin berkembang pesat dan tidak terkontrol. Maka dari itu, pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris dilaksanakan melalui ekstrakurikuler yang dilaksanakan setelah kegiatan KBM formal.18
Berdasarkan paparan data awal mengenai MTs Unggulan Nuris di pondok pesantren Nurul Islam Jember beserta program pengembangan bakatnya, maka hal tersebut juga yang membuat peneliti ingin menganalisis dan meneliti lebih lanjut tentang kegiatan pengembangan bakat dan minat siswa di MTs Unggulan Nuris Jember.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian konteks penelitian diatas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah pengembangan bakat dan minat di MTs
18 Hasanatul Khalidiyah, wawancara, Jember, 04 Maret 2019.
Unggulan Nuris Jember. Sebagaimana dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik anak yang memiliki bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember ?
2. Bagaimana pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember ?
3. Bagaimana hasil pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian yang telah di sebutkan diatas, maka tujuan penelitian penelitian yang ingin di peroleh adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan karakteristik anak yang memiliki bakat dan minat di
MTs Unggulan Nuris Jember.
2. Mendeskripsikan pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember.
3. Mendeskripsikan hasil pengembangan bakat dan minat di MTs Unggulan Nuris Jember .
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menurut Sugiyono, adalah dampak dari tercapainya tujuan.19 Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai kontribusi dan sumbangsih pemikiran guna memperkaya khazanah keilmuan khususnya kajian ilmiah dalam
19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2011),283.
bidang pendidikan terutama terkait dengan pengembangan bakat dan minat di lembaga pendidikan formal di bawah naungan pondok pesantren.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam menulis karya ilmiah yang lebih baik, serta dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan potensi terkait dengan pengembangan bakat dan minat anak di lembaga pendidikan Islam.
b. Bagi MTs Unggulan Nuris
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengembangan bakat dan minat anak di MTs Unggulan Nuris.
c. Bagi Pascasarjana IAIN Jember
Sebagai bahan kajian untuk melengkapi kepustakaan yang berkaitan dengan pengembangan dan bakat anak di lembaga pendidikan formal di bawah naungan pondok pesantren.
E. Definisi Istilah
Judul yang penulis pilih dalam penelitian ini adalah
“Pengembangan Bakat dan Minat di MTs Unggulan Nuris Jember”. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pemaknaan istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan menegaskan istilah yang terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengembangan Bakat dan Minat
Pengembangan bakat dan minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya untuk menumbuhkan/mengembangkan kemampuan yang telah dimiliki dalam diri anak serta menunjukkan sikap ketertarikan pada potensi yang dimiliki, yang jika terus dilatih dan dikembangkan, potensi-potensi yang dimiliki oleh anak dapat membuat anak memiliki prestasi dalam berbagai bidang kegiatan, seperti kegiatan yang diselenggarakan di MTs Unggulan Nuris Jember.
2. Madrasah Tsanawiyah
Dalam penelitian ini, madrasah tsanawiyah didefinisikan sebagai suatu lembaga pendidikan Islam yang kedudukannya setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan pengajarannya menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal siswa yang bersifat permanen. Jadi Madrasah Tsanawiyah dalam penelitian ini merupakan lembaga pendidikan Islam yang di dalamnya ada tempat tinggal siswa dan memiliki pengajaran agama Islam.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pengembangan bakat dan minat dalam penelitian ini adalah upaya lembaga pendidikan Islam (Madrasah) untuk mengembangkan dan menumbuhkan bakat dan minat anak sehingga anak memiliki prestasi dalam bidang kegiatan.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan tesis yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi.
Bab satu merupakan bagian pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian yang dilakukan. Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang peneliti, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah.
Bab dua yaitu bagian kajian kepustakaan dimanfaatkan sebagai pemandu fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu kajian pustaka juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Bab tiga memuat tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan sistematika penulisan.
Bab empat memuat uraian tentang data dan hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab empat, uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data.
Bab lima ini memuat gagasan peneliti, terkait antara pola-pola,
kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori- teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory).
Bab enam yaitu penutup, memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi yang dianjurkan. Selanjutnya tesis ini diakhiri daftar pustaka dan lampiran-lampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan data tesis.
1. Khurrotul Aini, (2018), Pengembangan Progam Pendidikan Pesantren Berdasarkan Bakat Minat Santri (Studi Multi kasus pada pondok Putri Pesantren Tebuireng dan Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian yang menggunakan rancangan field research.
Dengan data dan sumber utama (kata kata dan tindakan) dan data tambahan (dokumen, foto, dan sebagainya). Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian hasil dari pengumpulan data tersebut dianalisis secara dua tahap, yakni analisis data individu (individual case) dan analisis data lintas kasus (cross case analysis).
Berdasarkan hasil temuan penelitian, bahwa pesantren yang memiliki model pembelajaran kombinasi, semi salaf dan semi modern yang kemudian mengembangkan progam pendidikannya berdasarkan bakat minat santri. Dapat menghasilkan santri yang berprestasi tidak hanya dalam ilmu umum saja melainkan juga dalam ilmu agama, berdasarkan pada bakat minat mereka masing masing pada bidang tahfiẓ al Qur’ān, kitab kuning, dan ilmu bahasa (Arab dan Inggris).
2. Moh Eko Nasrulloh, (2016), Pengembangan Minat dan Bakat Dakwah Siswa di MAN 1 dan MAN 3 Malang, Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis identifikasi siswa yang mempunyai minat dan bakat dakwah di MAN 1 dan MAN 3 Malang.
Mendeskripsikan dan menganalisis pengembangan minat dan bakat dakwah siswa di MAN 1 Malang dan MAN 3 Malang.
Mendeskripsikan dan menganalisis hasil pengembangan minat dan bakat dakwah siswa di MAN 1 Malang dan MAN 3 Malang.
Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasar hasil penelitian, peneliti menemukan (1) identifikasi siswa yang mempunyai minat dan bakat dakwah di MAN 1 Malang dilakukan dengan melalui seleksi minat, observasi teman sekelas, portofolio, dan nominasi oleh guru. Sedangkan di MAN 3 Malang dilakukan dengan cara: seleksi minat, tes portofolio dan nominasi guru.
(2) Pengembangan minat dan bakat dakwah di MAN 1 dan MAN 3 Malang dilakukan dengan cara: (a) Memberikan rangsangan untuk mengembangkan minat dakwah siswa, (b) Mengapresiasi partisipasi siswa dalam semua kegiatan dakwah, (c) Membuat kelompok belajar khusus yang mempunyai kemampuan dakwah, (d) Memberikan tugas- tugas terindividualisasi (sesuai kemampuan siswa) terkait dakwah, (e) Siswa didorong untuk menetapkan dan mencapai sasaran yang tinggi dalam prestasi dakwah, (f) Mengadakan program layanan kerja/ studi
dan/ atau masyarakat terkait dakwah, (g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkaji topik dakwah, (h) Mendatangkan ahli dari luar untuk memberi materi atau berdakwah di sekolah. (i) Di MAN 1 Malang juga dilakukan pengembangan dengan pengayaan dalam bentuk ruang reguler dalam bentuk mata pelajaran khitobah, sedangkan di MAN 3 Malang tidak ada. Hasil pengembangan minat dan bakat dakwah siswa di MAN 1 Malang dan MAN 3 Malang mencapai tingkatan ke II yaitu tingkat pelatihan, pengajaran keterampilan, kerja keras.
3. Andik Asmara, (2015), Pengembangan Tes Minat dan Bakat dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Potensi Siswa dalam Bidang Robotika. Fokus penelitian : (1) mengembangkan model tes minat dan bakat dengan metode jaringan syaraf tiruan; (2) memperoleh hasil uji fungsionalitas tes minat dan bakat yang dikembangkan dengan model Jaringan Syaraf Tiruan (JST); dan (3) mengetahui hasil unjuk kerja dari pengujian tes minat dan bakat dengan model jaringan syaraf tiruan untuk memprediksi potensi siswa bidang robotika.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development, R&D) yang mencakup delapan langkah kegiatan, yaitu: identifikasi kebutuhan, pengembangan produk awal, evaluasi dan pengujian internal, penyempurnaan produk tahap pertama, ujicoba sekala terbatas, penyempurnaan produk tahap kedua, ujicoba
skala lebih luas, dan finalisasi produk.
Kesimpulan dari penelitian pengembangan ini adalah: (1) keberhasilan produk yang dikembangkan dengan beberapa spesifikasi model yaitu; (a) JST dibangun dengan struktur single layer, jawaban tes pembelajaran JST menggunakan metode perceptron dengan model aktifasi pada JST menggunakan model bipolar (symmetric hard limit);
dan (c) pengembangan bank soal sebagai data base berdasar keahlian yang mendasari robotika, yaitu mesin, elektro, komputer dan matematik, terdiri dari 15 soal minat dan 30 soal bakat.
Kedua (2) Hasil pengujian padafungsionalitas masing-masing bagian menunjukan seperti berikut: (a) penilaian antarmuka memperoleh nilai 3.03 dari nilai maksimum 4, juga didukung hasil validasi ahli menunjukkan layak digunakan; (b) Fungsi dari struktur jaringan menunjukan masukan berupa tes dan keluaran berupa kesimpulan hasil tes berjalan baik. Diperkuat hasil validasi ahli menunjukan struktur jaringan yang dibangun telah tepat dan layak;
dan (c) Proses pembelajaran secara terbimbing dengan 10 pola mendapatkan bobot yang dapat membedakan 10 pola dengan tepat, berdasar pengujian secara terbalik. (3) Pengujian secara luas menunjukan produk yang dibangun mampu memprediksi potensi siswa dalam bidang robotika, dengan membedakan 31 pola hasil tes siswa yang berbeda dengan menggunakan bobot yang didapat dari 10 pola pembelajaran.
4. Bregita Rindy Antika, (2013), Studi Pengembangan Diri (Bakat Minat) Pada Siswa Komunitas Sastra Di Sekolah Alternatif Qoryah Thoyyibah Salatiga (Studi Kasus Pada Siswa Komunitas Sastra Di Sekolah Alternatif Qoryah thoyyibah. fokus penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses pengembangan diri siswa dari raw input-proses- output, mengetahui peran mengetahui hasil belajar siswa.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Sampel penelitian berjumlah 16 orang, diantaranya yaitu 13 orang siswa, 2 guru pendamping dan kepala sekolah. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis data model interaktif Miles and Huberman. Simpulan dari penelitian ini adalah proses belajar di qoryah thoyyibah sesuai dengan teori humanistik, yang memandirikan siswa namun tetap tidak lepas dari peran guru pendamping. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah agar pihak sekolah menyediakan konselor dan waktu bimbingan konseling agar dapat memberikan layanan dan pengetahuan kepada siswa.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diatas ada beberapa hal yang membedakan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk menunjukkan orisinilitas penelitian. Maka berikut tabel perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian peneliti .
Tabel 2.1
Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu
No Nama Judul Hasil Perbedaan
1 2 3 4 5
1 Qurrotul Aini
Pengembangan Progam Pendidikan Pesantren
Berdasarkan Bakat Minat Santri (Studi Multi Kasus Pada Pondok Putri Pesantren
Tebuireng dan Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang)
hasil temuan penelitian, bahwa pesantren yang
memiliki model
pembelajaran kombinasi, semi salaf dan semi modern yang kemudian mengembangkan progam pendidikannya
berdasarkan bakat minat
santri. Dapat
menghasilkan santri yang berprestasi tidak hanya dalam ilmu umum saja melainkan juga dalam ilmu agama, berdasarkan pada bakat minat mereka masing masing pada bidang tahfiẓ al Qur’ān, kitab kuning, dan ilmu bahasa (Arab dan Inggris).
Penelitian ini memfokuskan pada kegiatan bakat minat dalam lingkup agama saja.
2 Moh Eko Nasrullah
Pengembangan Minat dan Bakat Dakwah Siswa di MAN 1 dan MAN 3 Malang, 2016.
1. Identifikasi siswa yang berbakat melalui seleksi minat, tes dan nominasi oleh guru 2. Pengembangan minat
dan bakat dengan cara memberikan
ransangan, tugas-
tugas, serta
mendatangkan ahli untuk memberikan materi.
3. Hasil mencapai tingkatan ke II yaitu tingkat pelatihan, pengajaran
Penelitian ini meneliti
pengembangan minat dan bakat dakwah siswa saja .
1 2 3 4. 5 3 Andik
Asmara
Pengembangan Tes Minat dan Bakat dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Potensi Siswa dalam Bidang Robotika, 2015.
1. Keberhasilan produk dengan spesifikasi beberapa model 2. Pengujian secara luas
menunjukkan produk yang di bangun mampu memprediksi potensi siswa dalam bidang robotika
Dalam penelitiannya meneliti pengembang an tes minat dan bakat siswa, dan tidak
meneliti pengembang an minat dan bakat peserta didik
4 Bregita Rindy Antika
Studi
Pengembangan Diri (Bakat Minat) Pada Siswa
Komunitas Sastra Di Sekolah
Alternatif Qoryah Thoyyibah Salatiga (Studi Kasus Pada Siswa
Komunitas Sastra Di Sekolah
Alternatif Qoryah thoyyibah, 2013.
Hasil penelitian ini adalah proses belajar di qoryah thoyyibah sesuai dengan teori humanistik, yang memandirikan siswa namun tetap tidak lepas dari peran guru pendamping. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah agar
pihak sekolah
menyediakan konselor dan waktu bimbingan konseling agar dapat memberikan layanan dan pengetahuan kepada siswa.
Dalam
penelilitiannya meneliti pengembangan minat dan bakat siswa dalam proses pembelajaran, tidak meneliti pengembangan minat dan bakat diluar pembelajaran
Berdasarkan paparan penelitian diatas, orisinilitas penelitian ini adalah di fokuskan kepada pengembangan bakat dan minat anak di Madrasah Tsanawiyah Unggulan Nuris Jember. Penelitian ini dianggap penting karena masih banyak ditemukan madrasah-madrasah yang
kurang memperhatikan bakat dan minat peserta didik. Sehingga penelitian ini bisa memberikan konstribusi terhadap lembaga pendidikan Islam khusunya yang lembaga pendidikan formal bernaungan di pondok pesantren agar melakukan inovasi dalam mengembangkan bakat dan minat anak di lingkungan pondok pesantren.
B. Kajian Teori Tentang Bakat 1. Definisi Bakat
William B. Michael, dalam Jamal Ma’mur Asmani mendefinisikan bakat dengan an aptitude may be defined as a person’s capacity, or hypothetical potential, for acquisition of a certain more orless well defined pattern of behavior involved in the performance of a task respectto which the individual has had little or no previous training. Woodworth dan Marquis menyatakan bahwa bakat (aptitude) termasuk kemampuan (ability).20
Pengertian bakat secara istilah (terminologi) Wayan Nurkancana mengemukakan bahwa menurut Werren dalam bukunya yang berjudul Dictionary of Psychology mengatakan bahwa bakat adalah suatu kondisi atau disposisi-disposisi tertentu yang menggejala pada kecakapan seseorang untuk memperoleh dengan melalui latihan atau beberapa pengetahuan keahlian atau merespon seperti kecakapan untuk berbahasa, music dan sebagainya.21 Sedangkan menurut
20 Jamal Ma’mur Asmani, Kiat Mengembangkan Bakat Anak di Sekolah (Jogyakarta: 2012),18.
21 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), 204.
Munandar menjelaskan bakat adalah kemampuan bawaan seseorang yang merupakan potensi yang masih perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud.22 Senada dengan Semiawan menjelaskan bahwa bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent”
dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otak.23
Frederic Kuder dan Blanca B. Paulson berpendapat bahwa:
Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan metode pikir. Kita mengatakan bahwa seseorang mempunyai bakat terhadap kegiatan tertentu ketika ia merasakan kelegaan dan kenikmatan, serta apabila ia gembira mengerjakannya dan membicarakannya, juga ketika ia berusaha atas dasar keinginannya untuk menampakan seluruh tenagannya, guna mencapai hal itu.
Akan tetapi, apabila kita tidak menyukai suatu macam kegiatan maka hal itu biasanya berarti bahwa tidak ada bakat kita terhadap kegiatan tersebut.24
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli pendidikan di atas mengenai pengertian bakat, maka dapat penulis simpulkan bahwa bakat adalah kemampuan-kemapuan unggul seseorang yang membuat orang tersebut mempunyai prestasi yang unggul pula, baik dalam satu bidang maupun banyak bidang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang satu dengan siswa yang lain memiliki kapasitas (kemampuan) yang berbeda. Misalnya, satu siswa mungkin berbakat dalam bidang
22 Utami Munandar, Anak-Anak Berbakat pembinaan dan Pendidikannya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010 ), 22.
23 Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997), 11.
24 G. Frederic Kuder dan Blanca B. Paulson, Mencari Bakat Anak-Anak (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), 12-13.
akademik, seni tari, olah raga, tetapi mungkin siswa yang lain hanya memiliki bakat dalam bidang akademik saja.
Apabila bakat dibiarkan begitu saja tanpa adanya usaha untuk mengembangkannya, maka bakat tersebut tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap kehidupan seseorang. Bakat akan menjadi barang mati yang tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Oleh karena itu pengasahan menjadi satu-satunya jalan untuk menghidupkan bakat tersebut agar menjadi potensi yang dapat dibanggakan dalam dirinya.
Oleh karena itu pengasahan menjadi satu-satunya jalan untuk menghidupkan bakat tersebut agar menjadi potensi yang dapat dibanggakan dalam dirinya.
Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Mary Banks Gregerson, dkk bahwa :
Phisicsts is refer to an entity that is an a full state of potentiatly as began in its ground state. The concept is broadly applicable to entities that could unfold different ways or manifest themselves differently under different contexts or in different environtments or situation. In physics, this is the state an entity is in when it is not being measured, because the process of performing the measurement can affect the state of the entity.25
Pada Umumnya, seseorang selalu memaksakan diri untuk mempelajari dan melakukan sesuatu tanpa harus mempertimbangkan dan mengukur bakat sehingga sering kali hasil yang di dapatkan pun tidak seberapa dan sama sekali jauh dari apa yang diinginkan.
25 Marry Banks Gregerson,dkk. Teaching Creatively and Teaching Creativity. (Newyork:
Springer, 2013 ), 120.
2. Jenis-jenis Bakat
Menurut Andi Sri Suriati Amal dalam bukunya As`adi Muhammad terdapat lima jenis bakat, yaitu bakat kinetik fisik, bakat bahasa, bakat logika dan matematis, bakat musikalitas dan bakat pemahaman alam.26 Berikut paparannya :
a. Bakat Kinetik Fisik (Bodily Kinetic)
Jenis bakat ini adalah bakat yang sering kali menggunakan badan untuk memecahkan masalah (problem solving) dan mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat jenis seperti ini adalah sebagai berikut : (a) Menonjol dalam bidang olah raga; (b) Tidak bisa duduk diam dalam waktu yang lama sehingga menurut dia diam merupakan sesuatu yang dapat menghambat dia untuk mengekspresikan ide serta perasaannya; (c) Pandai menirukan gerakan badan atau wajah orang lain dengan mudah; (d) Tangkas dalam kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan ; (e) Menggunakan badannya untuk mengekspresikan dirinya.
b. Bakat Bahasa (Linguistic)
Bakat jenis ini adalah bakat dalam menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal secara efektif. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat jenis ini adalah : (1) Bisa menulis lebih baik dari anak seusianya; (2) Suka bercerita; (3) Suka membaca buku; (4)
26 Asadi Muhammad, Deteksi Bakat & Minat Aanak Sejak Dini, (Yogyakarta: Garailmu, 2010), 38-41.
dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan idenya secara baik.
c. Bakat Logika dan Matematis (Logical Mathematical)
Bakat jenis ini adalah bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat ini adalah : (1) Selalu ingin tahu bagaimana alam dan benda-benda bekerja; (2) Suka bermain dengan angka; (3) Suka dengan pelajaran matematika; (4) Suka bermain dengan permainan asah otak; (5) Suka mengelompokkan benda-benda.
d. Bakat Musikalitas (Musical)
Bakat jenis ini adalah bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara. Ciri-ciri anak yang memiliki bakat seperti ini adalah sebagai berikut : (1) Pandai dalam menghafal lagu dan menyanyikannya; (2) Dapat bermain alat musik; (3) Sensitif terhadap suara-suara yang ada disekitarnya; (4) Suka bersiul atau menggumam lagu.
e. Bakat Pemahaman Alam (Naturalist intelligence)
Bakat jenis ini adalah bakat untuk mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk dalam memahami fenomena alam. Ciri-ciri anak yang mempunyai bakat jenis ini adalah : (1) Suka berceloteh mengenai binatang kesayangannya; (2) Suka bermain di air; 3) Suka ke kebun
binatang, taman safari, atau kebun raya; (4) Suka bermain dengan binatang peliharaannya; (5) Suka mengoleksi kumbang, bunga, daun, atau benda-benda alam lainnya.
Jenis bakat yang dimiliki oleh seseorang Menurut Jamal Ma’mur Asmani ada dua jenis di antarannya: pertama Kemampuan di bidang khusus, misalnya bakat musik, melukis dan lain sebagainnya, kedua bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisasikan kemampuan khusus, misalnya, bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasikan kemampuan di bidang teknik arsitek.27
3. Karakteristik Anak Berbakat
Ellen Winner menyebutkan tiga kriteria yang menggambarkan anak-anak berbakat yaitu perkembangan yang cepat, mengikuti kemajuan mereka sendiri dan hasrat untuk menguasai. Berikut pemaparannya :
a. Perkembangan yang Cepat
Anak-anak berbakat menguasai dengan cepat suatu bidang ketika diberi peluang untuk menggunakan bakat atau talenta mereka. Mereka mulai menguasai satu bidang lebih cepat daripada anak-anak yang tidak berbakat. Dalam sebagian besar kasus, anak- anak yang berbakat menguasai dengan cepat karena mereka memiliki kemampuan tinggi yang dibawa sejak lahir dalam sebuah
27 Asmani, Kiat Mengembangkan, 22.
bidang atau bidang-bidang tertentu, meskipun perkembangan yang cepat karena bawaan lahir ini harus dapat didentifikasi dan dipelihara.28
b. Mengikuti Kemajuan Mereka Sendiri.
Anak-anak yang berbakat belajar dalam cara yang secara kualitatif berbeda dengan dari anak-anak yang tidak berbakat. Satu cara agar mereka mengikuti kemajuan yang lain adalah bahwa mereka membutuhkan dukungan atau malah lebih sedikit scaffolding dari orang dewasa untuk belajar dari pada kawan- kawan sebaya mereka yang tidak berbakat mereka sering menolak instruksi yang eksplisit. Mereka juga sering melakukan penemuan sendiri dan Mereka dapat menjadi normal atau dibawah normal dibidang yang lain.29
c. Hasrat untuk Menguasai.
Anak-anak yang berbakat selalu terdorong untuk memahami bidang dimana mereka mempunyai kemampuan yang tinggi. mereka menampilkan minat yang intens dan berlebih serta kemampuan fokus pada bidangya. Mereka bukan anak- anak yang harus dipaksa oleh orang tua mereka. Mereka sering kali memiliki tingkat motivasi internal yang tinggi. 30
28 John W Santrock. Psikologi Pendidikan, terj. Tri Wibowo B.S (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), 284.
29 John W Santrock. Psikologi Pendidikan…., 284.
30 John W Santrock. Psikologi Pendidikan…., 285.
Karakteristik siswa berbakat yaitu:
a. Perbendaharaan kata yang kaya, kemampuan berbahasa yang tinggi, dan keterampilan membaca di atas rata-rata.
b. Pengetahuan umum yang kaya mengenai dunia.
c. Kemampuan belajar lebih cepat, mudah, dan mandiri dibandingkan teman-teman sebayanya.
d. Proses kognitif dan strategi belajar yang lebih canggih dan efisien.
e. Fleksibilitas yang lebih besar dalam hal gagasan dan pendekatan terhadap tugas.
f. Standar performa yang tinggi (kadangkala terlalu perfeksionis).
g. Konsep diri yang positif, khususnya dalam kaitan dengan usaha- usaha akademis
h. Perkembangan sosial dan penyesuaian emosi di atas rata-rata meskipun beberapa siswa berbakat mungkin mengalami kesulitan belajar. 31
Marland james, mengemukakan bahwa anak berbakat (gifted or talented child) adalah “ anak yang memiliki kemampuan tinggi dalam aspek : ( a ) Intelektual umum, (b) Bakat akademik khusus, (c) Kreativitas atau berpikir produktif, (d) Kepemimpinan, (e) Seni pentas atau seni rupa.
31 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, terj.
(Jakarta: Erlangga, 2008) , 258.
Menurut Terman, berpendapat bahwa :
Anak berbakat itu memiliki karakteristik yang menonjol dalam aspek-aspek berikut: (a) Kesiagaan mental, (b) Kemampuan pengamatan, (c) Keinginan untuk belajar, (d) Daya konsentrasi, (e) Daya nalar, (f) Kemampuan membaca, (g) Ungkapan verbal, (h) Kemampuan menulis, (i) Kemampuan mengajukan pertanyaan yang baik, (j) Menunjukkan minat yang luas, (k) Berambisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, (l) Mandiri dalam memberikan pertimbangan, (m) Dapat memberikan jawaban yang tepat dan langsung ke sasaran, (n) Mempunyai rasa humor yang tinggi, (o) Melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas yang diminati.32
Menurut Dedi Supriadi, dari berbagai studi para ahli ditemukan, berpendapat bahwa :
Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan anak-anak normal. Karakter belajar mereka itu sebagai berikut:(1) Memiliki kelebihan yang menonjol dalam kosa kata, (2) Memiliki informasi yang kaya(luas) , (3) Cepat mengatasi bahan pelajaran, (4) Cepat dalam memahami hubungan antar fakta, (5) Mudah memahami dalil-dalil atau formula-formula, (6) Memiliki ketajaman dalam menganalisis sesuatu, (7) Gemar membaca, (8) Peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilikngnya, (9) Bersikap kritis, (10) Memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.33
Wendy Schwartz, mengemukakan pendapat dari griffin, clasen, coleman, dan gallagher, bahwa :
Indikator anak yang memiliki kecerdasan superior yaitu: (1) Memiliki kemampuan memanipulasi sistem symbol, (2) Memiliki kemampuan berpikir logis, (3) Memiliki kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah, (4) Memiliki kemampuan mengekstrapolasi pengetahuan untuk berbagai hal yang berbeda, (5) Kreatif dan berkemampuan artistik, (6) Memiliki kemampuan mengambil peran orang tua dirumah, seperti mengelola rumah, dan mengasuh saudara, (7) Memiliki
32 Tim Pengembang Ilmu & Aplikasi Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi pendidikan Bagian IV: Pendidikan Lintas Bidang, (Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007),163.
33 Tim Pengembang Ilmu & Aplikasi Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi…., 164.
kemampuan memimpin dan berpikir mandiri, (8) Memiliki kebanggaan, penghargaan dan rasa percaya diri yang kuat.34
4. Identifikasi Siswa Berbakat
Kelompok anak berbakat kita golongkan mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang unggul. Dengan keunggulan ini ia diharapkan memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol didalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu untuk menemukan anak berbakat kita harus mampu membuat seperangkat alat yang dapat mengukur ketinggian prestasinya kelak dimasa depan.35 Untuk meramalkan keberhasilan seseorang anak kelak, wajarlah adanya usaha menciptakan suatu uji untuk mengukur kecepatan anak itu memahami sesuatu yang baru. Uji-uji semacam itu disebut uji aptitud.
Bertitik tolak dari kesadaran bahwa anak berbakat membutuhkan pelayanan pendidikan khusus maka ada tiga pokok yang esensial dalam perencanaan pendidikan: (a) Bagaimana kita dapat menemukan anak-anak tersebut (masalah identifikasi), (b) Bagaimana mengembangkan program pendidikan dan kurikulum yang sesuai, (c) Bagaimana mendapatkan guru-guru yang sesuai/terlatih.36
Pertama-tama yang perlu dijajagi ialah bagaimana dapat mengenal dan menemukan anak-anak berbakat tersebut. Perencanaan
34 Tim Pengembang Ilmu & Aplikasi Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi…., 165.
35 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai Anak-Anak Berbakat Pembinaan Dan Pendidikannya, (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1993), 4-5.
36 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 16.
kurikulum maupun pendidikan/latihan guru haruslah berdasarkan pengenalan karakteristik dan kebutuhan anak berbakat.
Masalah identifikasi anak berbakat mencakup dua hal:
a. Mengenal karakteristik anak berbakat mengembangkan cara-cara untuk dapat mengidentifikasikan anak-anak berbakat tersebut.
b. Berdasarkan pengenalan karakteristik anak berbakat mengembangkan cara-cara untuk dapat mengidentifikasikan anak- anak tersebut.
Penelitian BP3K untuk menjajagi masalah identifikasi anak berbakat, tujuannya adalah sesuai dengan dua pokok masalah identifikasi tersebut yaitu:
a. Mengenal karakteristik anak berbakat dengan menghimpun informasi dari anak berbakat itu sendiri dan dari orang tuanya, untuk dibandingkan dengan data dari anak-anak yang perdefinisi tidak termasuk berbakat.
b. Mengembangkan cara-cara untuk mengidentifikasi anak berbakat, yaitu melalui nominasi (penunjukan) oleh gurunya dan melalui penggunaan tes (tes intelegensi) tes kreativitas dan suatu skala untuk mengukur ciri-ciri perilaku dari anak. Uji Intelegensi Stanford Binet merupakan suatu uji aptitud yang mengukur kemampuan intelektual umum. Uji Intelegensi Stanford Binet dihasilkan oleh Lewis Madeson Terman (1877-1956) bersama anak buahnya di univerzitas stanford pada tahun 1916. Uji intelegensi
Stanford Binet mengukur intelegensi sebagai suatu nisbah umur mental terhadap umur kronologik atau umur sebenarnya. Nisbah tersebut dikalikan 100 dinamakan IQ (intelegence Quotient) atau kuosien intelegensi. Kalau umur mental seseorang anak bertepatan sama dengan umurnya yang sebenarnya, maka sekor IQ ialah 100 dan ia termasuk anak yang berkemampuan intelektual rata-rata.37
Syafatania dan Iwan W. Widayat menyimpulkan bahwa ada 10 strategi dalam mengoptimalkan potensi seni anak berbakat istimewa yaitu;
a) memberi kesempatan anak belajar hal baru, b) berusaha memahami anak, c) menyediakan fasilitas (materiil dan non materiil), d) memancing anak untuk meningkatkan kemampuannya, e) memberi motivasi anak untuk berkarya, f) mendampingi anak dalam berkarya, g) memberi kebebasan untuk anak fokus pada bidangnya, h) memiliki rencana ke depan dan mengusahakannya, i) tidak menekan anak dan, j) melakukan kontrol.38
Peneliti lain tidak puas menggunakan satu ukuran inteligensi umum saja. Wechsler mengembangkan uji inteligensi Binet denga cara memisahkan materi uji menjadi dua kelompok skala, yaitu skala verbal dan skala kecekatan ke dalam skala verbal termasuk uji-uji yang mengukur daya ketahuan, daya pemahaman, daya berhitung, daya berpikir abstrak, daya menyimak dan mengingat, serta penguasaan kosakata. Kedalam skala kecepatan belajar dan menulis, kesigapan dan ingatan visual, kemampuan melihat dan menguraikan pola-pola yang
37 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 7
38 Syafatania& Iwan W. Hidayat, “Strategi Orang Tua Dalam Mengoptimalkan Potensi Seni Anak Berbakat Istimewa”, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 5, No. 1 (September 2016), 1.
teratur. Kemampuan memahami urutan-urutan kejadian di alam sekitar, dan kemampuan menghubungkan bagian-bagian suatu keseluruhan dengan keseluruhan itu.
Thurstone sampai pula pada pendapat bahwa inteligensi itu tersusun dari beberapa “unsur kemampuan” unsur-unsur kemampuan yang ditemukan thurstone itu ialah:
a. Kemampuan memahami makna kata-kata yang diuji oleh kosakata.
b. Kemampuan menggunakan kata-kata dengan cepat, seperti pada usaha berpantun dan permainan mengubah suatu kata menjadi kata lain melalui permutasi huruf atau penambahan dan pengurangan huruf.
c. Kemampuan bekerja dengan bilangan dan melakukan perhitungan- perhitungan dengan cepat ddan cermat.
d. Kemampuan melihat berbagai letak benda di dalam ruang.
e. Kemampuan mengamati dengan cepat hal-hal secara terperinci dankemampuan menemukan dengan cepat keserupaan dan ketidaksamaan yang terdapat pada beberapa gambar benda-benda.
f. Kemampuan bernalar dan menemukan suatu kaidah mengenai keteraturan yang terdapat pada sederetan angka yang ditampilkan secara tidak lengkap.39
Berbagai uji inteligensi tadi telah ditunjukkan dipengaruhi terutama oleh faktor genetik. Hal itu ditunjukkan dengan mempelajari
39 Munandar, Bunga Rampai, 8.
dan membandingkan korelasi-korelasi hasil uji inteligensi pada individu-individu yang berbakat dengan individu-individu yang sama sekali tidak ada pertalian darah. Tetapi telah itu juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan mempunyai peranan yang penting dan menentukan terhadap inteligensi sesesorang. Keadaan lingkungan yang berpengaruh besar terhadap inteligensi ini antaranya saya perkirakan berupa lingkungan tumbuh yang sama, lingkungan didik yang sama, serta lingkungan pengalaman hidup yang sama.40
Skor-skor uji inteligensi yang berbeda dengan demikian belum tentu mencerminkan perbedaan kemampuan intelektual. Mungkin sekali perbedaan timbul karena adanya penafsiran yang berbeda terhadap pertanyaan yang diajukan. Lingkungan hidup yang dapat mngakibatkan seseorang membuat tanggapan yang berbeda ini justru adalah lingkungan yang menyimpang dari kehidupan kota besar yang biasanya adalah juga ditempat uji-uji inteligensi yang tersedia itu telah diuji-lapangkan.41
Ada sekolah dimana semua murid yang oleh guru ditunjuk sebagai yang paling cerdas memiliki IQ 130+. Tetapi ada sekolah dimana semua muridnya yang termasuk cerdas menurut nominasi guru, taraf kecerdasan mereka hanya rata-rata atau bahkan kurang dari rata- rata. Gejala ini perlu dipertimbangkan dalam seleksi anak berbakat.42
40 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 9.
41 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 11.
42 S.C. Utami Munandar, Bunga Rampai…., 19.
Dalam metode identifikasi anak berbakat secara umum dapat dibedakan dua pendekatan: (1) Dengan penggunaan alat-alat tes, (2) Identifikasi melalui studi kasus.43 Dengan menggunakan alat-alat tes meliputi dua tahap yaitu: Tahap penjaringan atau “screening” dengan tes kelompok yang sudah dibakukan . biasanya tes aptitude seperti tes inteligensi, dan tes prestasi belajar. Tes progressive Matrices disarankan karena menurut jensen merupakan tes inteligensi umum yang paling culture free.44
Tes tersebut tidak banyak dipengaruhi oleh status sosio ekonomis. Orang-orang yang tidak berpendidikan dapat mencapai sekor yang tinggi pada tes PM. Keuntungannya ialah bahwa dalam waktu singkat dapat diperoleh keterangan mengenai tingkat kemampuan mental anak. Tahap kedua yaitu tahap seleksi atau identifikasi dengan tes individual. Tes inteligensi individual lebih halus dan mengukur kemampuan seseorang dengan lebih tepat dan teliti, tetapi memerlukan waktu dan tenaga ahli, sehingga tidak ekonomis.
Tes inteligensi individual yang populer ialah Wechsler dan Stanford Binet.45
Tes kreativitas juga mulai banyak digunakan karena mengukur kemampuan berfikir yang berbeda dari tes inteligensi, disamping itu kreativitas merupakan salah satu dimensi dari keberbakatan. Bahwa tes inteligensi kelompok tidak begitu teliti/tep