URGENSI MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK SEBAGAI BASIS
Latar Belakang Masalah
Ini realita meski guru agama sudah diajarkan materi ajar tingkat Kotamdaya. Berdasarkan hal tersebut maka perlu digunakan bahan ajar dengan format baru yang mampu mengatasi permasalahan pembelajaran.
Identifikasi Masalah
Petunjuk pengembangan bahan ajar dapat meningkatkan pembelajaran menjadi menarik dan mencapai tujuan pembelajaran karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan ajar lainnya. Belum ada upaya guru dalam mengembangkan bahan ajar PAI berbasis pendekatan sinektik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi konseptual abstrak di sekolah.
Batasan Masalah
Terdapat beberapa pemahaman konsep abstrak materi agama siswa SMP yang tidak sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Islam. Belum adanya dukungan penuh dari kepala sekolah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi konsep abstrak di sekolah.
Rumusan Masalah
Bagaimana menghasilkan bahan ajar PAI berbasis model dengan pendekatan sinektik yang valid untuk meningkatkan pemahaman konsep abstrak siswa sekolah menengah. Bagaimana keefektifan bahan ajar berbasis model PAI dengan pendekatan sinektik yang dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman konsep abstrak bagi siswa SMP.
Tujuan Penelitian .......................................................................... 1 2
- Kajian Pustaka
Bahan ajar multimedia interaktif meliputi CAI (Computer Assisted Instruction), compact disc (CD), multimedia pembelajaran interaktif dan bahan ajar berbasis web. Sedangkan desain bahan ajar meliputi; (a) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (b) melakukan analisis pembelajaran, (c) mengidentifikasi siswa dan faktor terkait, (d) merumuskan tujuan pembelajaran tertentu, (e) mengembangkan butir tes, (f) mengembangkan strategi pembelajaran, (g) mengembangkan materi pembelajaran , (8) desain dan pelaksanaan evaluasi formatif dan (9) review materi pembelajaran.
Definisi Operasional
LANDASAN TEORI
Pengertian Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam
Selain itu, tujuannya adalah untuk mengehadkan skop usaha supaya aktiviti dapat memfokuskan kepada apa yang mereka usahakan dan yang paling penting, supaya kita dapat menilai atau menilai usaha-usaha lain.29 Secara umumnya, matlamat pendidikan agama Islam adalah untuk: “meningkatkan keimanan, kefahaman pelajar, menghormati dan mengamalkan ajaran Islam agar menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan peribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. 30 Dalam proses pendidikan, matlamat akhir ialah penghabluran nilai – nilai yang ingin direalisasikan dalam keperibadian pelajar. Objektif pendidikan agama Islam di sekolah menengah pertama adalah untuk menumbuhkan dan memantapkan akidah dengan cara membekalkan dan memupuk pengetahuan, penghormatan, pengamalan dan pengalaman murid-murid Islam agar menjadi manusia muslim yang terus berkembang dari segi keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT.
Landasan Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Pendidikan agama Islam di sekolah menengah berfungsi untuk: (a) menanamkan nilai-nilai ajaran Islam sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; (b) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 32 Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Peraturan Perundang-undangan Pemerintah Indonesia, (Jakarta: 2006), h.
Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Ini adalah garis besar karakteristik PAI pada umumnya dan mata pelajaran PAI di sekolah menengah pada khususnya, yang dapat dikembangkan oleh guru PAI dengan beberapa variasi sepanjang tidak menyimpang dari karakteristik umum tersebut. Dengan panduan ini, PAI atau guru sekolah diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar mata pelajaran PAI di SMP dengan mudah dan dengan berbagai cara.
Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum SMP
Materi pembelajaran (bahan ajar) dalam konteks Indonesia saat ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikembangkan berdasarkan standar isi (SI), standar kompetensi lulusan (KG) dan kompetensi dasar (KD). Pengembangan materi pembelajaran yang sesuai dengan prinsip kecukupan tidak boleh terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak.
Konsep Dasar tentang Belajar dan Pembbelajaran
- Konsep Dasar tentang Perilaku
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar
- Hasil Kegiatan Belajar
- Bahan Ajar
- Kedudukan Bahan Ajar dalam Pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik
- Perkembangan Peserta didik SMP ranah Kognitif
- Perkembangan Peserta Didik SMP Ranah Psikomotorik
- Perkembangan Peserta Didik SMP Ranah Afektif
Implikasinya dalam pembelajaran adalah pembelajaran akan bermakna jika masukan (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat siswa. Pada tahap ini seorang pembelajar membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk memikirkan gerak-geriknya.
Model Pembelajaran Rasulullah SAW. dan Unsur Sinektik
Penyusunan bahan ajar PAI sesuai dengan kompetensi inti Format penyusunan bahan ajar PAI didasarkan pada pendekatan sinektik dan mencakup pemahaman konsep abstrak siswa. Sedangkan menurut guru VII. Materi pembelajaran PAI kelas PAI berbasis pendekatan sinektik berada pada kategori sangat baik. Implikasi Materi Pembelajaran PAI yang Dirancang Secara Sinektis Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Abstrak pada Materi PAI Konsep Abstrak pada Materi PAI.
Model Pembelajaran dengan Model Sinektik
Efektivitas Pembelajaran
Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendekatan Sinektik
Pemahaman Materi Konsep Abstrak Ajaran Agama Islam Sebagai
Sedangkan menurut guru PAI kelas VII, bahan ajar PAI berbasis pendekatan sinektik berada pada kategori sangat baik. Kemampuan memahami konsep Pendidikan Agama Islam setelah mengikuti pembelajaran menggunakan bahan ajar dengan pendekatan sinektis.
Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Penelitian terhadap materi pembelajaran PAI berbasis pendekatan pembelajaran sinektik dari segi materi menunjukkan hasil yang positif. Evaluasi bahan ajar PAI berbasis pendekatan pembelajaran sinektik menunjukkan hasil positif dari segi penyajian. Penilaian bahan ajar PAI berbasis pendekatan sinektik dari segi kebahasaan menunjukkan hasil yang cukup positif.
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Pengukuran
Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk melakukan perbaikan atau revisi bahan ajar pembelajaran PAI berbasis pendekatan pembelajaran Synectic. Lembar angket digunakan untuk memperoleh data kelayakan materi pembelajaran PAI berdasarkan pendekatan pembelajaran sinektik. Oleh karena itu, jika hasil penilaian ahli materi, guru dan siswa mencapai nilai rata-rata “C”, maka bahan ajar PAI siswa SMP dianggap layak untuk digunakan.
Hipotesis
Tahapan uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan menggunakan SPSS 18 dengan menguji hasil uji normalitas pada taraf signifikansi 5%. Tahap pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 18 dengan menguji homogenitas output pada taraf signifikansi 5%. Dengan bantuan komputer pada program SPSS, keputusan dari independent sample T test dapat ditentukan dengan cara yang diperoleh dari nilai probabilitas atau pada uji T, hasil uji signifikansi dari keluaran uji T , Dasar pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika >0, 05 dan H0 ditolak jika <.
Sistematika Pembahasan
Selama uji coba kelompok kecil, peneliti membagikan angket tentang reaksi siswa terhadap bahan ajar PAI yang dikembangkan. Data yang diperoleh dalam pengembangan bahan ajar PAI berbasis pendekatan pembelajaran sinektik terdiri dari data hasil kelayakan produk (validitas), data uji coba kelompok kecil (kelayakan), dan hasil uji coba kelompok besar terhadap keefektifan dan peningkatan kemampuan memahami konsep abstrak. Pembelajaran menggunakan bahan ajar PAI didasarkan pada pendekatan pembelajaran sinektik dengan bahan ajar berupa buku kurikulum KTSP tentang pemahaman siswa terhadap materi konsep abstrak.
Kerangka Laporan Penelitian dan Pengembangan (Outline)
Menurut guru ahli materi, ahli media menunjukkan bahwa bahan ajar PAI berbasis pendekatan sinektik berada pada kategori tepat. Penilaian bahan ajar PAI berbasis pendekatan pembelajaran sinektik dari aspek grafis menunjukkan hasil yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar PAI berbasis sinektik pada mata pelajaran PAI dapat (1) meningkatkan daya imajinasi, (2) meningkatkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan, (3) meningkatkan kreativitas dan pada akhirnya (4) dapat meningkatkan kemampuan siswa. ' pemahaman konsep-konsep abstrak.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil Studi pendahuluan
Guru masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar berupa bahan ajar berbasis creative learning § 128 (3) Guru dalam melaksanakan pembelajaran masih sebatas menggunakan metode ceramah. Guru masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar berdasarkan pendekatan atau model yang aktif dan kreatif. Dengan demikian diketahui bahwa bahan ajar yang dijadikan acuan utama dalam pembelajaran PAI di SMPN Kota Bengkulu berupa buku teks dan LKS, serta bahan ajar berbasis sinektika belum tersedia.
Hasil Analisa Draft Produk Pengembangan
Analisis Struktur Isi
Hasil analisis produk pembangunan konsep c) Membaca dan menterjemah ayat-ayat al-Quran berkaitan sifat-sifat ma'ani (Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayyat, Sama', Bashar dan Kalam).
Analisis Konsep
Oleh karena itu yang dimaksud dengan materi religi adalah pengetahuan tentang konsep-konsep abstrak yaitu; Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus.
Analisis Tujuan Pembelajaran
Analisis Materi
Tahap Penyusunan Draft
Sedangkan menurut guru PAI kelas VII, bahan ajar PAI berbasis pendekatan sinektik dari aspek grafis termasuk dalam kategori sangat baik. Penggunaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan di SMPN 12 Kota Bengkulu dan ditinjau dari perlakuan bahan ajar PAI berbasis sinektik memberikan hipotesis yaitu:. Setelah dilakukan revisi minor, bahan ajar PAI dengan pendekatan sinektik siap diujicobakan di lapangan.
Hasil validasi bahan ajar PAI berbasis sinektik untuk siswa kelas VII SMPN Kota Bengkulu berupa bahan ajar cetak (buku) dengan pendekatan sinektik oleh ahli. Bagi kepala sekolah hendaknya dapat mempertimbangkan untuk memperoleh dan menggunakan bahan ajar PAI berbasis sinektik di sekolah.
Penyususnan Pengembangan Bahan Ajar
Uji Validasi
Uji validasi ahli materi dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan materi pendidikan, khususnya isi atau materi. Hasil uji validasi guru PAI 1 berada pada kategori sangat baik, sehingga bahan ajar layak digunakan dengan revisi sesuai kaidah. Berdasarkan hasil uji validasi guru PAI 2, guru memberikan komentar positif terhadap keempat aspek yang dinilai.
Revisi Produk
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh, pengembangan bahan ajar PAI dengan muatan sinektik “Iman kepada Allah, Asma’ul Husna dan akhlak terpuji”. pantas untuk dicoba. Namun ada sedikit revisi yang dilakukan berdasarkan komentar dan saran siswa terkait gambar dan petunjuk penggunaan produk pengembangan materi pembelajaran PAI berbasis sinektika dengan mata pelajaran Iman kepada Allah, Asma'ul Husna dan Perilaku Terpuji. Melalui tes kelompok besar ini, produk akhir dari materi pembelajaran PAI berbasis pendekatan sinektik adalah meningkatkan pemahaman konsep abstrak siswa di SMPN Kotamadya Bengkulu layak untuk digunakan.
Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol
Materi Asma'ul husna pada kelompok eksperimen memiliki skor tertinggi 90, skor terendah 70, dan skor rata-rata 81,25. Materi Asma'ul husna pada kelompok eksperimen memiliki skor tertinggi 90, skor terendah 75, dan skor rata-rata 80,96. Kemudian untuk materi akhlak terpuji pada kelompok kontrol diperoleh skor tertinggi 85, skor terendah 65, dan mean 74,83, dengan skor mean keseluruhan 72,20.
Hasil Uji Efektivitas
Menurut ahli materi (guru), ahli media, bahan ajar PAI berbasis pendekatan pembelajaran sinektik berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan penilaian kelayakan materi oleh ahli (guru) dan praktisi (guru PAI kelas VII), dapat disimpulkan bahwa bahan ajar PAI berbasis pendekatan sinektik termasuk dalam kategori sangat baik ditinjau dari aspek materi. Menurut guru ahli media, ahli materi menunjukkan bahwa bahan ajar PAI berbasis pembelajaran sinektik dari aspek grafis masuk dalam kategori tepat.
Uji Asumsi
Signifikansi uji normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SMPN 17 Kota Bengkulu dijelaskan pada tabel berikut:. Signifikansi uji normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SMPN 20 Kota Bengkulu dijelaskan pada tabel berikut:. Signifikansi uji normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di SMPN 12 Kota Bengkulu dijelaskan pada tabel berikut:.
Pembahasan
- Temuan Penelitian
- Implikasi Bahan Ajar PAI Berbasis Sinektik dalam Peningkatan
- Implikasi Bahan Ajar PAI Berbasis Sinektik dalam Pembelajaran
- Implementasi
Hasil akhir menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar dengan pendekatan sinektik berpotensi berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memahami konsep abstrak PAI. Penerapan bahan ajar PAI bersinektika di SMP cenderung memberikan kontribusi yang lebih baik kepada siswa dalam meningkatkan kemampuan memahami konsep abstrak. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan bahan ajar PAI berbasis sinektik untuk mengembangkan pemahaman konsep abstrak siswa SMP menunjukkan hasil yang baik.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Perlunya pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan sinektik didasarkan pada analisis kondisi riil pembelajaran PAI di sekolah menengah pertama. Proses kegiatan pembelajaran dengan bahan ajar PAI berbasis sinergis untuk siswa kelas VII SMPN Kota Bengkulu telah memenuhi komponen kesesuaian sebagai bahan ajar praktis. Bahan ajar PAI berbasis sinektika berimplikasi pada tersedianya berbagai alat media ajar berupa gambar, cerita, dan benda sederhana.
Implikasi Praktis
Rekomendasi