• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari beberapa kajian terdahulu yang telah diuraikan, belum ada penelitian yang membahas secara spesifik tentang peran tenaga pendidik dalam meningkat minat belajar membaca dan menulis al-Qur’an santri.Oleh sebab itu sangat tepat apabila penelitian dalam skripsi ini dilakukan dengan mengingat pentingnya penelitian ini.

pesantren dengan segala aspek kehidupan dan perjuangnnya ternyata memiliki nilai strategis dalam membina insan yang berkualitas iman, ilmu dan amal. Hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah bangsa Indonesia bermunculan para ilmuan, politikus, dan cendekiawan yang memasuki berbagai kancah percaturan disegala bidang sesuia dengan disiplin ilmu yang mereka miliki, baik dalam taraf lokal, regional maupun nasional bahkan sampai ke taraf internasional.7

b. Standar yang Disyaratkan Menjadi Guru Profesional.

Profesi guru (tenaga pendidik) masih dihadapkan kepada banyak permasalahan, karena profesi guru merupakan suatu profesi yang sedang tumbuh, semua permasalahannya masih relevan untuk dibicarakan., salah satu diantaranya profesi harus melalui pendidikan tinggi keguruan.8 Hal ini sejalan dengan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.9

Pembahasan pada bagian ini mengenai standar yang depersyaratkan menjadi guru yang profesional meliputi tugas dan tanggung jawab guru, guru profesionalsenantiasa meningkatkan kualitasnya, standar profesional guru di Indonesia, dan kode etik serta kepribadian guru.

7Ibid., 83-84.

8Syaiful Syagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung : Afabeta, 2009), 11.

9Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

1. Tugas dan tanggung jawab.

Guru (tenaga pendidik) sebagai pekerjaan profesi, secara holistik adalah berada pada tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena tenaga pendidik dalam melaksnakan tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Adapun tugas tenaga pendidik sangat banyak, baik yang terkait dengan kedinasan dan profesinya di sekolah. Seperti mengajar dan membimbing para muridnya, memberikan penilaian hasil belajar peserta didiknya., mempersiapkan administrasi pembelajaran yang dieprlukan dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran. Disamping tenaga pendidik haruslah senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang menjadi bidang studinya agar tidak ketinggalan jaman, ataupun diluar kedinasan yang terkait dengan tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan secara umum di sekolah.10

Tenaga pendidik yang profesional siap difungsikan sebagai orang tua kedua bagi para santri setelah orang tua kandung sebagai orang tua pertama.

Itulah sebabnya tenaga pendidik perlu menguasai ilmu jiwa dan watak manusia untuk dapat diterapi dan dilayani secara tepat oleh para tenaga pendidik. Peran tenaga pendidik yang ditampilkan demikian ini, akan membentuk karakteristik peserta didik atau lulusan yang beriman, berakhlak mulia, cakap mandiri, berguna bagi agama, nusa dan bangsa, terutama untuk kehidupannya yang akan datang. Pendek kata tenaga pendidik wajib atas

10Syaiful Syagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, 11-12.

segala sikap, tingkah laku dan amalannnya dalam rangka membina dan membimbing peserta didik.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa tugas tenaga pendidik sangat berat, baik yang berkaitan dengan dirinya, dengan peserta didik, teman sekerja, kepala sekolah, orang tua peserta didik, dan masyarakat. Artinya tenaga pendidik adalah figur pemimpin yang dalam batas-batas tertentu dapat mengendalikan perserta didiknya. Tenaga pendidikseorang arsitek yang berusaha membentuk jiwa dan watak peserta didik. Tenaga pendidik juga memiliki peluang untuk membangun sikap hidup atau kepribadian peserta didik sehingga dadapat berguna bagi diri dan keluarga kelak. 11

2. Guru (tenaga pendidik) profesional senantiasa meningkatkan kualitasnya.

Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses belajar mengajar maupun tidak terkait langsung, sangatlah banyak dan berpengaruh pada hasil belajar mengajar, bila santri mendapat nilai tinggi maka tenaga pendidik mendapat pujian. Kemudian tenaga pendidik juga harus lebih mengerti peralatan atau perlengkapan yang sangat diperlukan dalam penyampaian suatu bahan pelajaran. 12

Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh bagaimana memberikan prioritas yang tinggi kepada tenaga pendidik, sehingga mereka

11Ibid., 13-14.

12Ibid., 15.

dapat memperoleh kesempatan untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik.

3. Standar profesional guru di Indonesia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, standar berarti sesuai yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran, takaran, dan timbangan. Standar juga bisa dipahami sebagai kriteria minimal yang harus dipenuhi. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik yang baik, pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga terkait telah merumuskan dan menyusun butir penting yang harus dipenuhi oleh tenaga pendidik.

Tenaga pendidik yang memenuhi standar adalah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dan memahami benar apa yang harus dilakukan, baik ketika di dalam maupun di luar kelas. Disamping tugas mengajar sebagai tugas pokok seorang tenaga pendidik, ada juga beberapa persoalan atau tugas prinsip yang semua tenaga pendidik harus mengetahui dan menguasainya sebagai bagian dari tugas seorang tenaga pendidik yang profesional,yakni: tugas administrasi kurikulum dan pengembangannya, pengelolaan peserta didik, personel, sarana dan prsarana, keuangan, layanan, khusus dan hubungan sekolah-masyarakat. 13

Agar proses belajar mengajar di sekolah dapat terselenggara dengan baik. Maka setiap unsur tadi harus memiliki sikap disiplin yang tinggi dan

13Ibid., 18.

komitmen yang kuat untuk melakuakan tugas dan tanggung jawabnya.

Sehingga proses belajar megajar bisa berjalan sesuai rencana, tidak terhenti begitu saja. Dalam kasus dunia pendidikan Indonesia, seringkali standar bagi pemula atau tenaga pendidik baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif sebagai tenaga pendidik, baru kemudian ada langkah- langkah memenuhi standar tersebut.14

c. Peran Tenaga Pendidik Dalam Meningkatkan Minat Santri.

Di dalam proses pembelajaran, tenaga pendidik memegang peran yang sangat penting. Hasil pembelajaran yang maksimal dapat dicermati dari perilaku tenaga pendidik, peserta didik, kurikulum, metode, dan sarana. Keenam usur ini dapat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Namun, diantara keenam unsur tersebut, tenaga pendidik merupakan satu-satunya unsur yang mampu mengubah unsur-unsur lain menjadi bervariasi. Sebaliknya, unsur-unsur lain tidak dapat mengubah tenaga pandidik menjadi bervarasi.15

Peran ialah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjan atau jabatan tertentu. Tenaga pendidik harus bertanggung jawab ata hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar-mengajar. Tenaga pendidik merupkan faktor yang memperngaruhi berhasil-tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus mengusai

14Nia Muhibatul Lubaba, Profesionalisme Guru dalam Dunia Pendidikan, (Jember:Stain Press, 2013), 25-27.

15Nuni Yusvavera Syatra, Desain Relasi Efektif Guru dan Murid, (Jogjakarta: Buku Biru, 2013), 117.

prinsip-prinsip belajar disamping mengusai materi yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, tenaga pendidik harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya.16

1) Tenaga Pendidik Sebagai Pendidik

Tenaga pendidik adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah santri.Tenaga pendidik dan santri berada dalam suatu relasi kejiwaan. Keduanya berada dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda.

Tenaga pendidik yang mengajar serta mendidik dan santri yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari tenaga pendidik.

Salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada para santri agar mereka menjadi santri yang selaras dengan tujuan sekolah itu.Melalui bidang pendidikan, baik sosial, budaya, maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, tenaga pendidik merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Tenaga pendidik memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakannya sebagai tenaga pendidik.

Tetapi perlu diketahui bahwa mengajar tidak sama dengan mendidik. Mengajar hanya sebatas menuangkan sejumlah bahan pelajaran kepada peserta didik di kelas atau di ruangan tertentu.Sedangkan mendidik adalah suatu usaha yang disengaja untuk

16Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), 33.

membimbing dan membina santri agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif-kreatif dan mandiri.Karena itulah mendidik lebih dekat dengan transfer of value.Ruang lingkup kegiatan mendidik lebih luas dari areal kegiatan mengajar.Walaupun begitu, baik mengajar atau mendidik, keduanya adalah tugas dan tanggung jawab tenaga pendidik sebagai tenaga profesional.17

a) Tenaga Pendidik Inspirator

Tenaga pendidik merupakan salah satu inspirator bagi santri dalam proses pembelajaran, sehingga santri mampu meningkatkan serta mengembangkan minat serta kemampuan yang dimiliki oleh santri.

Sebagai inspirator, tenaga pendidik harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar santri. Persoalan belajar adalah masalah utama santri.Tenaga pendidik harus dapat memberikan petunjuk bagaimana belajar yang baik.Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari teori-teori belajar, dari pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk bagaimana belajar yang baik.Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh santri.18

b) Tenaga Pendidik Motivator

Tenaga pendidik bertugas sebagai orang yang memotivasi santri dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran. Diharapkan

17Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 108.

18Ibid, 44.

dengan adanya motivasi dari tenaga pendidik inilah santri bisa termotivasi untuk meningkatkn minat belajar baca tulis al-Qur’an santri.

Motivasi sendiri memiliki arti suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.19Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.Karena seseorang mempunyai tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dia lakukan untuk mencapainya.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan itu tidak akan menyentuh kebutuhannya.

Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Tanaga pendidik sebagai motivator, hendaknya dapat mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam

19Ibid, 148..

upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yag melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya disekolah. Setiap saat tenaga pendidik harus bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatifnya tidak mustahil ada diantara santri yang malas belajar dan sebagainya.Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan santri.

Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada santri untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan tenaga pendidik sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.20 c) Tenaga Pendidik Fasilitator

Tenaga pendidik bertugas menfasilitasi kebutuhan santri dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempermudah santri dalam mengolah dan mengelola materi yang diterima.Fasilitas merupakan salah satu penyemangat santri dalam belajar, dan tenaga pendidik berupaya menciptakan fasilitas yang memungkinkan santri dapat berinteraksi secara positif, aktif, dan kreatif.

Sebagai fasilitator, tenaga pendidik hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapain tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang

20Ibid, 45.

berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun suratkabar.21 Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersidia, menyebabkan santri malas belajar, oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan santri.22

2) Tenaga Pendidik Sebagai Pembimbing

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.

Dalam keseluruhan proses pendidikan tenaga pendidik merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, tenaga pendidik memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula, dan tingkah laku itu merupakan ciri khas dari tugas atas jabatan tadi.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa peran tenaga pendidik, baik sebagai pengajar maupun sebagai pembimbing, pada hakikatnya saling bertalian satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, kedua peran tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan dan

21Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 64.

22Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada: 2010), 46.

sekaligus berinterpenetrasi dan merupakan keterpaduan. Kedua bentuk peran itu berbeda, tetapi menjadi satu.23

Tenaga pendidik bimbingan meurut para ahli:

1. Harold Alberty :aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan sosialnya.

2. Chrisholm:penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan maslah- maslah yang dihadapi di dalam kehidupannya.

3. Stikes &Dorcy: suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan maslah-masalahnya. Definisi ini menekankan pandangan pribadi.

4. Stoops: suatu proses yang terus-menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka menegmbangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Dari keempat definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan merupakan suatu proses memberi bantuan kepada individu agar individu itu dpat mengenal dirinya dan dapat

23Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, 33-34.

memecahkan masalah-maslah hidupnya sendiri sehingga ia dapat menikmati hidup dengan bahagia.24

a) Membimbing dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Qur’an

Peran tenaga pendidik yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai pembimbing.Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing santri menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, santri akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.

Kekurangmampuan peserta didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan tenaga pendidik.Tetapi, semakin dewasa, ketergantungan santri semakin berkurang, jadi bagaimanapun juga bimbingan dari tenaga pendidik sangat diperlukan pada saat santri belum mampu berdiri sendiri (mandiri).25

Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap santri jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan.Namun, sayangnya ancaman, ancaman, hambatan, dan gangguan dialami oleh santri tertentu.Sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada santri yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi pada kasus- kasus tertentu, karena santri belum mampu mengatasi kesulitan

24Ibid, 193-194.

25Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, 46.

belajarnya, maka bantuan tenaga pendidik atau orang lain sangat diperlukan oleh santri.26

Dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar tidak bisa di abaikan dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang di duga sebagai penyebabnya.Karena itu, mencari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab penyerta lainnya mutlak dilakukan secara akurat, afektif dan efisien.27

b) Membimbing dalam mengevaluasi hasil belajar

Dalam dunia pendidikan, kita ketahui bahwa setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan selalu di adakan evaluasi artinya penilaian yang telah di capai, baik oleh pihak terdidik maupun terdidik.

Demikian pula setiap kali proses belajar mengajar, tenaga pendidik hendaknya menjadi evaluator yang baik. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum oleh santri, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat.

Penilaian perlu dilakukan, karena dalam penilaian, tenaga pendidik dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan santri terhadap materi pelajaran, serta ketepatan

26Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 233.

27Ibid.,249.

metode mengajar yang digunakan. Tujuan laian penilaian antara laian ialah untuk mengetahui kedudukan santri di dalam kelas atau kelompoknya.

Dengan menelaah bagaimana tujuan mengajar, tenaga pendidik dapat mengetahui apakah proses belajar-mengajar yang dilakukan cukup efektif, cukup memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau bahkan sebaliknya. Maka jelaslah bahwa tenaga pendidik hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian, karena dalam penilaian, tenaga pendidik dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh santri setelah ia melaksanakan proses pembelajaran.

Dalam fungsisnya sebagai penilaian belajar santri, tenaga pendidik hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah di capai santri dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik terhadap proses belajar-mengajar, dimana umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.28

Sebagai evaluator, tenaga pendidik dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan

28Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 64-65.

penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek nilai (values).

Berdasarkan hal ini tenaga pendidik harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian itu pada hakikatnya di arahkan pada perubahan kepribadian santri agar menjadi manusia susila dan cakap. Tenaga pendidik pun tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran).29

Evaluasi di sini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik. Artinya ada kemajuan, yaitu santri dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, atau gagal sama sekali. Kemungkinan gagal atau berhasil treatment yang telah diberikan kepada santri dapat diketahui sampai sejauh mana kebenaran jawaban anak terhadap item-item soal yang telah diberikan dalam jumlah tertentu dan materi tertentu melalui alat evaluasi berupa tes prestasi belajar atau acheivement tes.

d. Minat Belajar Baca Dan Tulis Al-Qur’an Santri.

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan

29Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, 48.

rasa senang. Dengan kata lain minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 30

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat santri, santri tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat santri, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.31 Dengan demikian proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.32

Para ahli psikologi memberikan pengertian minat dari berbagai sudut pandang. Diantaranya akan diuraikan sebagai berikut:

1) Minat merupakan sikap yang terus-menerus menyertai perasaan dan perhatian seseorang dalam memilih obyek yang menarik.

2) Minat adalah perasaan yang menentukan aktivitas, kegemaran atau obyek yang bernilai atau yang berarti bagi seseorang.

3) Minat adalah suatu pernyataan motivasi tertentu yang menjauhkan tingkah laku di dalam arah atau tujuan tertentu.

Dari batasan-batasan tersebut di atas menunjukkan bahwa minat merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang tertarik dan menaruh banyak perhatian terhadap suatu obyek tertentu.Dengan demikian peranan minat merupakan faktor yang sangat utama dalam diri seseorang dan dapat mewarnai prilaku manusia.

30Syaifudin Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, 166.

31Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, 57.

32Zainuddin Al Haj Zaini, Psikologi Pendidikan, (Jember : Pustaka Raja, 2012), 96.

a) Minat secara intrinsik

Minat intrinsik, yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh, orang yang senang membaca,ia sudah rajin mencari buku yang dibacanya kemudian kalau dilihat dari segi tujuan, kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar).

Minat intrinsik adalah minat yang berasal dari dalam diri seseorang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat santri terhadap pendidikan antara lain:

(1)Kemauan

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek.

Sehingga dengan demikian akan muncul minat individu yang bersangkutan.

(2)Kemampuan (Bakat)

Bakat adalah potensi yang masih terpendam dalam diri individu yang harus dikembangkan melalui proses pendidikan.

Dalam menyusun perencanaan pengajaran komponen santri juga perlu mendapat perhatian. Program pengajaran, apakah program persemester atau perminggu, dapat dipandang sebagai suatu skenario tentang apa yang harus di pelajari santri dan bagaimana

Dokumen terkait