BAB I PENDAHULUAN
B. Kajian Teori
1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.23
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang seluruh komponen atau aspeknya didasarkan pada ajaran Islam.24 Jadi yang dimaksud dengan guru pendidikan agama Islam adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
23 Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 3.
24 Abuddin Nata, Ilmu Pendidkan Islam (Jakarta: Kencana, 2012), 36.
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik yang seluruh komponen atau aspek pendidikannya berdasarkan pada ajaran Islam.
Guru mempunyai beberapa peran, namun secara umum peran guru sebagai berikut:
a. Guru Sebagai Pengajar
Pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.25
Sebagai pengajar, guru harus memiliki tujuan yang jelas, membuat keputusan secara rasional agar peserta didik memahami keterampilan yang dituntut oleh pembelajaran.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.26 Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki tiga tugas utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1) Perencanaan pengajaran
Tugas merencanakan adalah tugas untuk mendesain dan mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan apa yang akan
25 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2007), 16.
26 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2016), 39-40.
dilakukan dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar perlu direncanakan agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan. Setiap perencanaan berkenaan dengan pemikiran apa yang akan dilakukan. Perencanaan program belajar mengajar memperkirakan mengenai tindakan yang akan dilakukan pada saat melaksanakan pembelajaran. Perencanaan dalam kegiatan pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan pengajaran seperti yang telah disampaikan di atas adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar.
2) Pelaksanaan pengajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam menyelenggarakan pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang tidak direncanakan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus bisa menciptakan kondisi belajar yang baik bagi siswa. Dari kondisi
tersebut akan berdampak pada tingkah laku yang ditunjukkan oleh peserta didik. Jadi, pribadi guru itu sendiri, suasana kelas, kelompok siswa, lingkungan di luar sekolah, semuanya menjadi lingkungan belajar yang bermakna bagi perkembangan siswa.27 3) Evaluasi pengajaran
Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar. Oleh karena itu ada empat pertimbangan yang dapat diperhatikan oleh seorang guru dalam melakukan evaluasi belajar, antara lain:
a) Mengidentifikasi tujuan.
b) Menentukan pengalaman belajar yang biasanya direalisasikan dengan pretes sebagian awal, pertengahan, dan akhir pengalaman belajar.
c) Menentukan standar yang bisa dicapai dan menantang siswa belajar lebih giat.
d) Mengembangkan keterampilan dan mengambil keputusan guna memilih tujuan. Menganalisis pertanyaan problem solving, dan menentukan nilai seorang siswa.28
27 Siti Aminah, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengembangkan Kecerdasan Siswa (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri, Jember, 2016), 22-23.
28 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip Dan Operasionalnya (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2008), 12.
b. Guru Sebagai Pembimbing
Sebagai pembimbing, guru mempunyai tugas memberi bimbingan kepada pelajar dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sebab proses belajar pelajar berkaitan erat dengan berbagai masalah di luar kelas yang sifatnya non-akademis.29
Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
Kekurang mampuan anak didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri).30
Hal tersebut harus dijadikan bahan dasar pengertian di dalam melaksanakan tugas sesuai dengan metode yang hendak dipakai dalam proses bimbingan tersebut. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam antara lain: 1).
Membina hubungan yang baik dengan siswa, 2). Mengatasi kesulitan belajar.
1) Membina hubungan yang baik dengan siswa
29 Tim Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: 2001), 3.
30 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 46.
Hubungan guru dengan siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan.
Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya fasilitas yang dipergunakan, namun jika hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suasana belajar yang kurang kondusif, sehingga akan menimbulkan suatu problem yang tidak di inginkan.
Dalam hubungan ini, salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui contact-hours di dalam hubungan guru siswa.
Contact-hours atau jam-jam bertemu antara guru-siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam-jam presentasi di muka kelas seperti biasanya.
Dengan demikian bentuk-bentuk kegiatan belajar selain melalui pengajaran di depan kelas, perlu diperhatikan bentuk- bentuk kegiatan belajar mengajar yang lain. Cara-cara atau bentuk-bentuk belajar yang lain itu antara lain dapat melalui dengan contact-hours tadi.31
2) Membantu mengatasi kesulitan siswa
Dalam rangka usaha untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, tidak bisa diabaikan dengan kegiatan mencari faktor- faktor yang diduga sebagai penyebabnya. Karena itu, mencari
31 Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 147.
sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab penyerta lainnya mutlak dilakukan secara akurat, efektif, dan efisien.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar anak didik dapat dilakukan melalui 6 tahap yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, prognosis, treatment, dan evaluasi.32
c. Guru Sebagai Fasilitator
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar- mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif.33
Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa/peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia dengan baik, sangat memungkinkan siswa menjadi malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas belajar yang baik, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang
32 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 216.
33 Sadirman, Interaksi Dan Motivasi, 146.
menyenangkan.34 Upaya tersebut dapat dilakukan oleh guru, antara lain:
1) Menyediakan sumber belajar
Sumber belajar merupakan informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
Bentuknya tidak terbatas dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa maupun guru.
Dengan demikian sumber belajar juga dapat diartikan sebagai tempat atau lingkungan sekitar, benda, orang yang mengandung informasi dan dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.35
2) Memberikan program tambahan
Memberikan program tambahan merupakan suatu program bagi peserta didik yaitu dengan program bimbingan.
Bimbingan di sekolah merupakan aspek program pendidikan yang berkenaan dengan bantuan terhadap para siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya dan untuk
34 Djamarah, Guru Dan Anak Didik, 46.
35 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 170.
merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan sosialnya.36
Pelaksanaan bimbingan dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan kelompok dan bimbingan individual atau kedua bentuk itu dilaksanakan secara berurutan dan bervariasi.
Bimbingan kelompok dilakukan terhadap kelompok siswa yang terutama menemukan masalah atau kesulitan yang sama atau sejenis. Pelaksanaannya dilakukan bersama-sama di mana guru atau siswa lainnya bertindak sebagai pembimbing. Bimbingan individual dilakukan secara perseorangan berdasarkan jenis masalah atau kesulitan dan keadaan pribadi siswa dengan menyediakan waktu dan tempat yang agak khusus.37
2. Kualitas Pembelajaran
Kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu (kadar). Arti dasar dari kualitas dalam kamus modern bahasa Indonesia adalah
“kualitet”: “mutu, baik buruknya barang”.38
Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang berarti suatu tahapan perubahan tingkah laku individual yang relatif menetap sebagai pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang mengakibatkan proses kognitif.
36 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), 193.
37 Ibid., 199.
38 Dahlan Al-Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Arloka, 2001), 329.
Kualitas pembelajaran adalah kenaikan tingkatan menuju suatu perbaikan dalam proses pembelajaran melalui interaksi guru dengan siswa sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Meningkatkan kualitas pembelajaran adalah menaikan (derajat, taraf) dalam pembelajaran melalui proses interaksi antara siswa, guru sehingga menjadi lebih baik.
Jadi yang dimaksud upaya guru PAI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah daya upaya atau usaha guru dalam rangka menaikan (derajat, taraf) dalam proses pembelajaran melalui interaksi guru dengan siswa sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Adapun komponen kualitas pembelajaran sebagai berikut:
a. Keterampilan guru dalam pembelajaran, meliputi:
1) Keterampilan bertanya
2) Keterampilan memberi kekuatan 3) Keterampilan mengadakan variasi 4) Keterampilan menjelaskan
5) Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran 6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7) Keterampilan mengelola kelas
8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorang.
b. Aktivitas peserta didik
Aktivitas peserta didik adalah keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.39 Aktivitas peserta didik dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Visual activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan lain.
2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan intruksi.
3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, musik.
4) Writing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.
5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.
6) Motor activities, termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat kontruksi, bermain, berkebun dan beternak.
7) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8) Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.40
39 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembanagan Profesi Guru
(Edisi Revisi) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 277.
c. Iklim pembelajaran
Iklim pembelajaran adalah situasi sebagai akibat dari interaksi antara guru dan siswa sendiri yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
d. Materi pembelajaran
Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.41
e. Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang terletak ditengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Oleh karena itu, media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.42
f. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar.43
40 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 101.
41 Wina Sanjaya, Perencanaa Dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Predana Media Group, 2008), 144.
42 Sri Anitah, Media Pembelajaran (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), 4.
43 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XV) (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), 22.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan metode yang baik dan benar memungkinkan terciptanya suatu tujuan penelitian. Di samping itu, metode juga merupakan sesuatu yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam penelitian untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya yang tepat dan benar.44
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.45
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat ini.
44 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), 124.
45 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), 6.
Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.46
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian yaitu SMP Negeri 3 Balung yang tempatnya di Jalan Raya Rambipuji Krajan Kidul Gumelar Balung Kabupaten Jember. Alasan memilih lokasi ini karena kegiatan sholat dhuhanya selalu aktif dan kegiatan seni hadrahnya juga dapat membuat peserta didik menjadi lebih semangat dalam belajar PAI.
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, teknik dalam pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.47 Alasan peneliti menggunakan teknik ini karena peneliti membutuhkan data berupa sumber informasi yang dianggap lebih tahu dengan apa yang peneliti harapkan dan relevan dengan judul penelitian.
46 Julian Syah Nooe, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana, 2011), 34.
47 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), 218- 219.
Subyek yang peneliti tetapkan dalam penelitian ini adalah pihak yang terdiri dari informan. Hal itu dilakukan karena para informan dapat memberikan informasi atas keterangan yang berkaitan dengan kebutuhan peneliti. Adapun informan yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah b. Bagian Kurikulum c. Waka Kesiswaan d. Kepala TU e. Guru PAI f. Siswa-Siswi
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.48 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi non partisipatif, artinya peneliti tidak terlihat dan hanya sebagai pengamat independen.49
Adapun data yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi adalah sebagai berikut:
48 Cholid Nurboko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 70.
49 Basrowi, dkk, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 109.
1) Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Balung
2) Upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa-siswi.
b. Wawancara/Interview
Interview adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dengan dua orang atau lebih, bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan- keterangan.50 Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya lebih sedikit.51
Pada penelitian ini digunakan metode wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.52
Adapun yang diperoleh dengan data wawancara ini diantaranya:
50 Ibid., 70.
51 Sugiyono, Metode Penelitian, 137.
52 Ibid., 233.
1) Upaya guru PAI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang bersifat Akademik di SMP Negeri 3 Balung Tahun Pelajaran 2018/2019.
2) Upaya guru PAI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang bersifat non akademik di SMP Negeri 3 Balung Tahun Pelajaran 2018/2019.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya.53
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.54 Adapun yang diperoleh dengan metode dokumentasi ini adalah sebagai berikut:
1) Letak geografis lokasi penelitian
2) Gambar denah lingkungan SMP Negeri 3 Balung 3) Data Guru-Guru SMP Negeri 3 Balung
4) Data Siswa-Siswi SMP Negeri 3 Balung
53 V. Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustakabaru Press, 2014), 31-33.
54 Sugiyono, Metode Penelitian, 240.
5. Analisis Data
Analisis data dari hasil pengumpulan data merupakan tahap yang penting dalam menyelesaikan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang terkumpul tanpa dianalisis menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati dan tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data ini untuk memberi arti, makna, dan nilai yang terkandung dalam data.55
Miles dan Hubberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus samapai tuntas. Aktivitas dalam analisa ini yaitu reduksi data, penyajian data, verification/penarikan kesimpulan.56
a. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peniliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dalam reduksi data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.57
55 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 119.
56 Sugiyono, Metode Penelitian, 246.
57 Ibid., 247.
b. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif dimungkinkan dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal. Kesimpulan ini adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.58 6. Keabsahan Data
Dalam sebuah penelitian keabsahan data dilakukan untuk memperoleh hasil yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan serta dapat dipercaya oleh semua pihak. Sedangkan untuk melakukan uji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi.
58 Ibid., 249-253.
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.59 Sedangkan untuk uji validitas data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Triangulasi sumber adalah teknik yang dilakukan peneliti dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.60 Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.61
Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik yaitu untuk menguji data yang sudah didapat oleh peneliti, sudah valid atau sesuai belum dengan data yang peneliti cari untuk penelitiannya, sehingga data yang sudah didapat perlu diuji dengan menggunakan triangulasi.
7. Tahap-Tahap Penelitian
Bagian ini merupakan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai pada penulisan laporan.62
59 Ibid., 37.
60 Sugiyono, Metode Penelitan, 274.
61 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 171.
62 Tim penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2015), 48.
Untuk mengetahui proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti mulai awal hingga akhir maka perlu diuraikan tahap-tahap penelitian.
Tahap penelitian yang dilalui oleh peneliti dalam proses penelitian adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pra Lapangan
Dalam tahap penelitian pra lapangan terdapat enam tahapan.
Tahapan tersebut juga dilalui peneliti sendiri, adapun enam tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana penelitian
Pada tahapan ini peneliti membuat rancangan penelitian terlebih dahulu, dimulai dari pengajuan judul, penyusunan matrik dan seminar proposal.
2) Memilih lapangan penelitian
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu memilih lapangan penelitian. Lapangan penelitian yang dipilih yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Jember.
3) Mengurus perizinan
Sebelum mengadakan penelitian, peniliti mengurus perizinan terlebih dahulu ke pihak kampus.
4) Menjajaki dan menilai lapangan
Setelah diberikan izin, peneliti mulai melakukan penjajakan dan menilai lapangan untuk lebih mengetahui latar