BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.2 Kapasitas pada Simpang Bersinyal
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/ atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel, berdasarkan (Peraturan Pemerintah No 34 Tentang Jalan Tahun 2006). Jalan meliputi badan jalan, trotoar, Drainase dan seluruh perlengkapan jalan yang terkait, seperti rambu lalu lintas, lampu penerangan, marka jalan, median, dan lain-lain, berdasarkan (Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997).
Kapasitas Jalan merupakan arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan melalui titik jalan dalam suatu keadaan tertentu per satuan jam. Tujuan utama dari analisa kapasitas jalan adalah untuk memperkirakan jumlah lalu lintas maksimum yang mamou dilayani oleh ruas jalan tersebut. Analisa ini dapat diterapkan pada fasilitas jalan yang sudah ada untuk tujuan pengembangan.
28 Arus jenuh dasar suatu simpang ditentukan berdasarkan lebar efektif dari setiap kaki simpang, untuk perhitungannya yaitu 600xlebar efektif, didapatka arus jenuh dasar jalan simpang bersinyal, Untuk simpang Jalan Simongan, Arus jenuh dasarnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Arus Jenuh Dasar pada Simpang Bersinyal Jalan Ngemplak Simongan Kaki
Simpang
Tipe Pendekat
Lebar Efektif
Arus Jenuh Dasar (smp/jam)
U P 7 4200
S P 2,5 1500
S O 2,5 1500
T P 7,0 4200
B P 4,5 2700
Setelah didapatkan arus jenuh dasar, perhitungan selanjutnya yaitu arus jenuh berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi diantara lain sebagai berikut:
Tabel 4.7 Arus Jenuh berdasarkan faktor yang mempengaruhi pada Simpang Bersinyal Jalan Ngemplak Simongan
Setelah didapatkan nilai arus jenuh simpang smp/jam hijau seperti tabel di atas, maka akan diperhitungkan nilai kapasitas sesuai dengan waktu siklus, untuk waktu siklus yang digunakan adalah 126 detik sehingga kapasitas pada simpang tersebut adalah sebagai berikut:
Kaki Simpang
Tipe Pendekat
Lebar Efektif
Arus Jenuh Dasar
Ukuran kota Fcs
Hambatan samping FSF
Kelaind aian FG
Parkir FP
Belok kanan FRT
Belok Kiri FLT
Nilai disesauikan
smp/jam hijau S
U P 7 4200 1 0.94 1.00 1.00 1.08 1.00 4256
S P 2.5 1500 1 0.96 1.00 1.00 1.09 0.97 1527
S O 2.5 1500 1 0.96 1.00 1.00 1.09 1.00 1576
T P 7.0 4200 1 0.94 1.00 1.00 1.18 0.99 4586
B P 4.5 2700 1 0.94 1.00 1.00 1.02 0.93 2422
29 Tabel 4.6 Kapasitas Jalan di Simpang Bersinyal Jalan Ngemplak Simongan
No Kaki
Simpang Nama Jalan Kapasitas (smp/jam)
1 Utara
Jl. Pamularsih Raya- Kaligarang-Gedung Batu
Utara V
1113
2 Selatan Jl. Pamularsih Dalam 215
3 Timur Jl. Pamularsih Raya 1227
4 Barat Jl. Ngemplak Simongan 414
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui kapasitas masing-masing kaki simpang pada jam hijau adalah lebih rendah dibandingkan dengan kapasitas di ruas jalan, hal ini dikarenakan terdapat faktor berupa sinyal yang menghentikan suatu kendaraan.
Sehingga kapasitasnya akan berkurang.
4.3 Kinerja Lalu Lintas pada Simpang Bersinyal
Penentuan tingkat pelayanan pada suatu simpang bersinyal dipengaruhi oleh beberapa factor, factor yang pertama derajat kejenuhan yang didapatkan dari nilai volume dan kapasitas. Untuk derajat kejenuhan pada masing-masing kaki simpang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Nilai Derajat Kejenuhan (DS) Pada Simpang Bersinyal Jalan Ngemplak Simongan
No Kaki
Simpang Volume (Q) Kapasitas (C)
Derajat Kejenuhan
(DS)
1 Utara 1031 1113 0,926
2 Selatan 199 215 0,926
3 Timur 1136 1227 0,926
4 Barat 384 414 0,926
Selanjutnya factor yang perlu diperhatikan yaitu panjang antrian, hal ini juga berpengaruh terhadap tingkat pelayanan pada suatu simpang bersinyal, semakin Panjang antriannya maka tingkat pelayanannya semakin rendah, adapun untuk Panjang antrian di simpang Jalan Pamularsih Raya-Jalan Simongan adalah sebagai berikut:
30 Tabel 4.8 Panjang Antrian pada Simpang Jalan Ngemplak Simongan
No Kaki Simpang Panjang Antrian (m)
1 Utara 160
2 Selatan 144
3 Timur 177
4 Barat 116
Faktor yang berpengaruh lainnya yaitu kendaraan terhenti pada suatu persimpangan. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dalam penentuan tingkat pelayananan atau kinerja simpang. Untuk itu, pada Simpang Jalan Ngemplak Simongan memiliki kendaraan terhenti sesuai dengan tabel dibawah ini:
Tabel 4.9 Kendaraan Terhenti pada Simpang Jalan Ngemplak Simongan
No Kaki Simpang
Rasio kendaraan stop/smp NS
Jumlah kendaraan terhenti smp/jam N
sv
1 Utara 1,405 734
2 Selatan 2,341 85
3 Timur 1,411 805
4 Barat 1,752 219
Total (smp/jam) 1843
Rata-rata (stop/smp) 1,73
Untuk jumlah kendaraan terhenti yaitu sebanyak 1843 smp/jam sedangkan untuk rata rata angka henti kendaraan 1,73 stop/smp (rata-rata berhenti pada setiap smp termasuk berhenti berulang pada antrian).
Faktor terakhir yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan yaitu tundaan dalam sebuah persimpangan. Tundaan dibagi menjadi dua yaitu yang pertama tundaan lalu lintas yang berdasarkan lalu lintas yang terjadi pada persimpangan. Sedangkan untuk yang kedua adalahtundaan geometrik yang dipengaruhi geometrik jalan seperti rasio belokan atau percepatan serta perlambatan ketika memasuki simpang bersinyal.
Untuk tundaan pada Simpang Jalan Ngemplak Simongan adalah sebagai berikut:
31 Tabel 4.10 Kendaraan Terhenti pada Simpang Jalan Ngemplak Simongan
No Kaki Simpang
Tundaan lalulintas rata-rata det/smp (DT)
Tundaan geometrik rata-
rata det/smp (DG)
Tundaan rata-rata det/smp (D=DT+DG)
Tundaan total smp.det
(D.Q)
1 Utara 62 3,4 65,2 67145
2 Selatan 118 6,4 124,7 24791
3 Timur 68 4,7 73,2 83139
4 Barat 84 4,0 87,5 33572
Total 208647
Tundaan rata-rata simpang (det/smp) 87,64
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tundaan total selama 1 jam sesuai dengan smp yang melintas di simpang Jalan Ngemplak Simongan adalah 208.647 detik. Sedangkan untuk tundaan rata-rata yaitu sebanyak 87,64 det/smp.
Setelah didapatkan nilai tundaan, dapat kita tentukan tingkat pelayanan pada Simpang Jalan Pamularsih Raya-Jalan Simongan berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.11 Kriteria Tingkat Pelayanan pada Simpang Bersinyal berdasarkan Tundaan henti tiap kendaraan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pelayanan jalan di Simpang Jalan Ngemplak Simongan termasuk ke dalam tingkat pelayanan F dikarenakan nilai tundaan rata-rata > 60 detik yaitu nilainya 87,64 detik.
32
4.4 Optimalisasi Waktu Siklus a. Waktu Siklus
Waktu siklus (cyclus time) adalah waktu total dari sinyal lampu lalu-lintas untuk menyelesaikan satu siklus. Waktu siklus yang disesuaikan berdasarkan pada waktu hijau yang telah diperoleh dan telah dibulatkan, dapat ditentukan dari rumus:
c = ∑g + LTI dimana:
g = waktu hijau (detik )
LTI = waktu hilang total per siklus ( detik )
Tabel 4.12Waktu siklus yang disarankan
Jika waktu siklus lebih rendah dari waktu yang disarankan, akan menyebabkan kesulitan bagi para pejalan kaki untuk menyebrang jalan. Siklus yang melebihi 130 detik harus dihindari kecuali pada kasus sangat khusus (simpang sangat besar), karena hal itu sering kali menyebabkan kerugian dalam kapasitas keseluruhan. Jika perhitungan menghasilkan waktu siklus yang jauh lebih tinggi dari batas yang disarankan, maka hal ini menandakan bahwa kapasitas dari denah simpang tersebut adalah tidak mencukupi.
Pada Simpang Jalan Ngemplak Simongan, memiliki tipe pengaturan 4 fase, maka untuk waktu siklus yang di sarankan ada di rentang 80 – 130 detik, pada analisa kali ini dipilih untuk waktu siklusnya adalah 126 detik, yang dimana angka tersebut di dapat dari pengolahan data di microsoft excel pada bagian SIG-IV.
Tabel 4.13Waktu Siklus di Simpang Bersinyal Jalan Ngemplak Simongan
Kaki Simpang Waktu Siklus (c)
Tundaan LoS Merah Kuning Hijau
Utara 90 3 33 65,2 F
Selatan 105 3 18 124,7 F
33
Timur 89 3 34 73,2 F
Barat 102 3 21 87,5 F
Pada Simpang Bersinyal Jalan Pamularsih Raya-Jalan Simongan, memiliki tipe pengaturan 4 fase, maka untuk waktu siklus yang di sarankan ada di rentang 80 – 130 detik, pada analisa kali ini dipilih untuk waktu siklusnya adalah 126 detik, yang dimana angka tersebut di dapat dari pengolahan data di microsoft excel pada bagian SIG-IV.
Gambar 4.3 Pengaturan fase dan waktu siklus di Simpang Bersinyal Jalan Ngemplak Simongan
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas simpang tersebut memiliki 4 fase yang artinya simpang tersebut adalah simpang protected. Dari Gambar 4.1 diperoleh waktu siklus selama 126 detik, waktu All Red selama 2 detik dan Intergreen selama 5 detik. Sehingga dapat di ilustrasikan sebagai berikut:
1) Fase 1
Gambar 4.4 Ilustrasi Fase 1
34 2) Fase 2
Gambar 4.5 Ilustrasi Fase 2 3) Fase 3
Gambar 4.6 Ilustrasi Fase 3
35 4) Fase 4
Gambar 4.7 Ilustrasi Fase 4
36
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Volume kendaraan dari arah Utara adalah 1031 dan kapasitasnya 1113, jadi derajat kejenuhannya 0,926. Volume kendaraan dari arah Selatan adalah 199 dan kapasitasnya 215, jadi derajat kejenuhannya 0,926. Volume kendaraan dari arah Timur adalah 1136 dan kapasitasnya 1227, jadi derajat kejenuhannya 0,926.
Volume kendaraan dari arah Barat adalah 384 dan kapasitasnya 414, jadi derajat kejenuhannya 0,926.
2. Kapasitas jalan dalam satuan smp/jam pada kaki simpang arah utara yaitu 1113, kaki simpang arah selatan yaitu 215, kaki simpang arah timur yaitu 1227 dan kaki simpang arah barat adalah 414.
3. Berdasarkan nilai tundaan simpang rata-rata yang diperoleh yaitu 87,6 detik (lebih dari 60 detik) maka simpang di Simpang Bersinyal Jalan Pamularsih Raya-Jalan Simongan masuk ke dalam kategori F dengan keterangan arus tidak stabil, kecepatan rendah yang berbeda-beda, dan volume mendekati kapasitas.
4. Waktu hijau untuk kaki simpang arah utara adalah 33 detik, kaki simpang arah selatan 18 detik, kaki simpang arah timur 34 detik, kaki simpang arah barat 21 detik.
Dan total waktu siklusnya adalah 126 detik.
5.2 Saran
1. Untuk mengurangi adanya konflik diantara pejalan kaki dengan kendaraan alangkah baiknya, ditambahkan lampu lalu lintas untuk pejalan kaki, supaya keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tetap terjamin.
2. Sebagai jangka panjang, tentunya perlu dikaji ulang waktu siklus yang telah dibuat, terutama pada waktu siklus arah utara dan timur, karena pada fase lampu warna hijau masih terjadi beberapa konflik antara pengendara yang ingin berbelok dan pengendara yang ingin lurus dan juga ruas jalan yang besar sehingga surveyor kesulitan menghitung kendaraan dengan akurat.
3. Untuk memudahkan surveyor dalam proses survey, sebaiknya menggunakan aplikasi pembantu seperti counting app pada smartphone.
37
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
I Nyoman, Agung. 2017. Studi Simpang Bersinyal. Denpasar : Universitas Udayana MKJI 1997
Ishak, I., & Dewi, S. (2021). ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL (Studi Kasus: Persimpangan Jalan Ahmad Yani Ekor Lubuk Kota Padang Panjang). Ensiklopedia Research and Community Service Review, 1(1), 165-172.
Keputusan Walikota Semarang Tentang Perubahan Atas Keputusan Walikota Semarang Nomor 621/97272016. “TENTANG PENETAPAN STATUS RUAS-RUAS JALAN SEBAGAI JALAN KOTA DAN FUNGSINYA SEBAGAI JALAN LOKAL DAN JALAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KOTA SEMARANG.”
Rezkia, Salsabila Miftah. 2021. “Metode Pengolahan Data : Tahapan Wajib yang Dilakukan Sebelum Analisis Data.” https://dqlab.id/metode-pengolahan-data-tahapan-wajib- yang-dilakukan-sebelum-analisis-data. Diakses pada 20 November 2022 pukul 08.47.
Sandroto,Tri. (2018). Laporan Survey Lalu Lintas Dan Kecepatan Kendaraan Di Jalan IPDA TUT HARSONO.
38
LAMPIRAN
Gambar 5.1 Dokumentasi keadaan simpang dan surveyor
39 Gambar 5.2 Hasil Tangkap Layar Perhitungan Volume Kendaraan MC, LV, dan HV Keluar Jalur
Arah Selatan 07.00-08.00