BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
B. Saran
Berikut memperluas saran dalam mendukung kesuksesan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan usaha kecil dan menengah.
1. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan perekonomian masyrakat.
2. Perlu adanya pelatihan khusus untuk masyrakat, agar mereka lebih terampil untuk mengelola usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
Awandana. http://id.Shvoong.com/social-sciences/1867898. Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat.
A . M. W. Pranarka dan vidhandika moeljarto. ( 1996 ). “ Pemberdayaan ( Empowermen )”.
Hikmat , Harry. ( 2010 ). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Humaniora Utama Pres.
Jamasy, O. (2004). Keadilan, Pemberdayaan, Dan Penanggulangan Kemiskinan.
Jakarta Selatan : Blantika.
Kartasasmita, G. ( 1996 ). Power And Emperwerment : Sebuah Telaah Mengenai Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Michael P. Todaro, ( 2000 ). economic development, seventh edition, neyyork university Addison mesley.
Nurhajati, ( 2005 ). Paradigm baru pengembangan usaha kecil menengah untuk meningkatkan daya saing ekonomi, ( malang : UNISMAH).
Nursalam, ( 2010 ). Pemberdayaan usaha kecil menengah.
Prijono Dan A.M.W pranarka ( EDS ), ( 1996 ). Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan Dan Implementasi, lsis, Jakarta,
Rukminto, ( 2008 ). Pemberdayaan Masyarakat : Yogyakarta.
Ranis, ( 1995 ). Kebijakan Pembangunan Pedesaan Dinegara Negara Berkembang, Skala Permasalahan Dan Hakekatnya Dalam Kebijakan Public Dan Pembangunan IKIP Malang.
Rahmana, arief. ( 2008 ). Definisi dan criteria ukm menurut lembaga dan Negara asing. ( Online ).
Raharjo, MD. ( 1994 ). transpormasi pertanian industry dan kesempatan kerja Jakarta : ui pres.
Sumodinigrat, (1999) Konsep Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Konsep Alternative Teori Pemberdayaan Masyarakat.
Sumardjo, (1996) “ Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani : Khusus Di Provinsi Jawa Barat”.
Disertai Dokter. Bogor : Program Pascasarjana Institute Pertain Bogor.
Slamet, M. ( 2003 ). Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Membentuk Pola Prilaku Manusia Pembangunan Di Sunting Oleh Ida Yustina Dan Adjad Sudradjat . Bogor. IPB Pers.
Sulistiyani, A.T . ( 2004 ). Kemitraan Dan Model – Model Pemberdayaan.
Jogjakarta : Gaya Melia.
Sutrisno, Bambang. DKK ( 2003 ). Akses peran serta masyarakat ; lebih jauh memahami community development Jakarta : ICSD ( Indonesia center for sustainable development ).
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBENGUNAN EKONOMI USAHA KECIL DAN MENENGAH DI DESA LALOLANG KECAMATAN
TANETERILAU KABUPATEN BARRU
1ASMAUL FADILAH, 2ANWAR PARAWANGI, 3IHYANI MALIK
1) Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fisipol Unismuh
2)Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol Unismuh
3)Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fisipol Unismuh ABSTRACT
The objective of this study is to investigate the community empowerment and the impact of the community empowerment towards the development of small and medium enterprises in Lalolang, TaneteRilau district, Barru regency. The type of this research is qualitative research which consists of two data resources; primary and secondary data.
To collect the data, the researcher conducted observation and interview towards the stakeholders in the research location. Hence, the researcher attempted to examine the result of the research dealing with the community empowerment towards the development of small and medium enterprises in Lalolang, TaneteRilau district, Barru regency. Based on the finding, the researcher concludes that to increase the communities’ economy which is relatively low, they have received accommodation from the government in venture capital form. The positive impact is that the community empowerment in Lalolang has improved. However, the negative impact is that the economic growth has not guaranteed the proportional income distribution yet.
Key word : Community empowerment, Economic development, small and medium enterprises.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat dan dampak pemberdayaan masyarakat terhadap pengembangan ekonomi usaha kecil dan menengah di Kelurahan Lalolang Kecamatan Taneterilau Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dimana penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data skunder, untuk memperoleh data, peneliti melakukan observasi dengan pihak-pihak yang terkait pada lokasi penelitian dan wawancara. Berdasarkan hal tersebut peneliti terdorong untuk melihat hasil penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan ekonomi usaha kecil dan menengah di kelurahan lalolang kecamatan taneterilau kabupaten barru. Dapat disimpulkan bahwa untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat yang masih tergolong miskin, dan kini mendapat bantuan dari pemerintah yaitu modal usaha.Terdapat dampak positif dan negatif yaitu pemberdayaan masyarakat dikelurahan lalolang mulai ada peningkatan, kemudian dampak negatif adalah dimana pertumbuhan ekonomi belum menjamin adanya distribusi pendapatan yang propesional.
Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan ekonomi, Usaha Kecil dan Menengah
1
PENDAHULUAN Pemberdayaan masyarakat secara luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuaan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat.
Ada 3 tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri
masyarakat. Kemampuan
masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, mencari informasi, mengelola kegiatan dalam pertanian dan masih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan dihadapi oleh masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sebagaimana telah disinggung di atas, salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat, salah satu sektor yang dapat diberdayakan sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat yaitu dengan
adanya pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Perilaku masyarakat yang perlu diubah tentunya perilaku yang merugikan masyarakat atau yang menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelola kegiatan atau program yang mereka kembangkan.
Disini masyarakat dapat membentuk panitia kerja, melakukan pembagian, saling mengawasi, merencanakan kegiatan, dan lain-lainnya, upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologinya.
Menurut Mc Ardle sebagaimana yang dikutip Harry Hikmat ( 2010 ) mengartikan : pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut.
Orang orang yang telah mencapai
2
tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi pengetahuan, ketrampilan dan sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan eksternal. Namun
demikian, McArdle
mengimplikasikan hal tersebut bukan untuk mencapai tujuan, melainkan makna pentingnya proses dalam pengambilan keputusan.
Menurut Kartasasmita (1996), Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu paradigma baru pembangunan. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.
Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered, participatory, empowering, and sustainable”
Menurut Prijono dan Pranarka (1996), manusia adalah subyek dari dirinya sendiri. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan
kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.
Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya dapat menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat.
Upaya pemberdayaan masyarakat ini kemudian pada pemberdayaan ekonomi rakyat.
Keberdayaan dalam konteks
3
masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalammasyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, tentunya memiliki keberdayaan yang tinggi. Keberdayaan masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa yang di dalam wawasan politik disebut sebagai ketahanan nasional.
Artinya bahwa apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebut merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional.
Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada
masyarakat agar individu lebih berdaya.
Sumardjo (1996) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu : (1) mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan) (2) mampu mengarahkan dirinya sendiri (3) memiliki kekuatan untuk berunding (4) memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan, dan (5) bertanggung jawab atas tindakannya.
Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus
4
dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab.
Jamasy(2004) mengemukakan bahwa konsekuensi dan tanggung jawab utama dalam program pembangunan melalui pendekatan pemberdayaan adalah masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau kemampuan.
Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip- prinsip pemberdayaan.
Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan yang dimiliki.
Daya kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik / material.
Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seseorang dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi kognatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk dan diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pemberdayaan masyarakat. Kondisi afektif adalah merupakan perasaan yang dimiliki oleh individu yang diharapkan dapat di intervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan psikomotorik merupakan kecakapan keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya mendukung masyarakat dalam rangka melakukan aktivitas pembangunan.
Sesuai dengan visi pemberdayaan masyarakat terwujudnya kemandirian masyarakat yang berbasis kepada pembangunan manusia seutuhnya
5
menuju kesejahteraan masyarakat”, maka tujuan pemberdayaan masyarakat adalah : (a) terwujudnya peningkatkan kemampuan sumber daya manusia aparatur pemerintahan Desa / Kelurahan dan masyarakat melalui potensi dan sarana yang ada.
(b) terwujudnya pengembangkan usaha ekonomi kerakyatan di sektor informal dengan mendaya gunakan potensi ekonomi desa, peningkatan lembaga ekonomi dan stimulan dana pembangunan sebagai upaya pengentasan kemiskinan. (c) terwujudnya pengembangkan dan pemanfaatkan teknologi tepat guna (TTG) secara optimal dan sumber daya Desa melalui kerjasama antar lembaga. (d) terwujudnya
optimalisasi lembaga
kemasyarakatan termasuk peran perempuan dalam upaya peningkatkan partisipasi masyarakat.
(e) terwujudnya aparatur pemerintahan Desa, kelembagaan masyarakat Desa / Kelurahan dalam pemberdayaan melalui manajemen perencanaan partisipatif serta pelayanan kepada masyarakat. (f) terwujudnya peningkatan kompetensi aparatur yang berdaya
guna dan berhasil guna melalui budaya kerja yang disiplin dan profesional.
Memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya / kemampuan yang dimiliki.
Mahidin (2006),
mengemukakanbahwa
pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau kelompok sehingga mampu melaksanakan tugas dan kewenangannya sebagaimana tuntutan kinerja tugas tersebut.
Pemberdayaan merupakan proses yang dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pemberian wewenag, meningkatkan partisipasi, memberikan kepercayaan sehingga setiap orang atau kelompok dapat memahami apa yang akan dikerjannya, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Menurut Rukminto, 2008 konsep pemberdayaan yang
6
dilakukan bertujuan pada pemberdyaan bidang ekonomi dan bidang social dengan maksud kelompok sasaran dapat mengelolah usahanya, kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relative stabil dan agar kelompok sasaran dapat menjalankan fungsi sosialnya kembali sesuai dengan peran dan tugas sosialnya.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini di gunakan pendekatan kualitatif dimana penulisan menggunakan wawancara (Interviuw), data sekunder yang dimaksud yaitu data yang diperoleh penulis dari buku- buku, beberapa dokumen berupa laporan-laporan tertulis dan peraturan-peraturan yang ada hubungannya dengan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan ekonomi usaha kecil dan menengah teknik pengumpulan data dikumpulkan dengan menggunakan instrument berupa observasi ialah metode pengumpulan data dengna cara mengamati dan mengadakan komunilasi secara langsung dengan
sumber informasi dengan kondisi penelitian. Wawancara metode yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau percakapan dengan para informan untuk memperoleh data, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sumber data utama dalam penelitian kualtitaif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain. Dimana data hasil penelitian didapatkan melelui dua sumber data yaitu data sekunder dan data primer.
Data tersebut di analisis secara deksriptif di interprestasi pada informan kemudian mengecek kembali data tersebut untuk memahami secara mendalam serta teori-teori yang sesuai dengan data yang dikumpulkan agar dapat menghasilkan penelitian bermutu.
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses memberdayakan masyarakat dalam pembangunan ekonomi usaha kecil dan menengah.
Hal ini dapat dilihat dari salah satu
7
informan diatas mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan ekonomi usaha kecil dan menengah memampukan dan mendirikan perekonomian masyarakat agar dapat berjalan lancar, meningkatkan pertumbuhan perekonomian akan semakin meningkat, kemiskinan semakin berkurang. Pemberdayaan masyarakat dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan perekonomian semakin meningkat.
Pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat adalah hal yang sangat lumrah dibicarakan untuk kemajuan dan perubahan bangsa saat ini kedepan, apalagi jika dilihat dari skill masyarakat indonesia kurang baik sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri, konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian pembangunan masyarakat dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sebagai proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan
masyarakat, perubahan perilaku masyrakat, dan pengorganisasian masyarakat jadi penulis dapat
menyimpulkan bahwa
pemberdayaan masyarakat dapat membangun manusia dengan cara melalui pengembangan kemampuan, perubahan dan organisasi.
Pemberdayaan masyrakat ini dapat membantu perekonomian keluarga dan bisa mengurangi pengangguran yang ada. Proses pengembangan pada akhirnya akan menyediakan sebuah ruang kepada masyarakat yang mempunyai kualitas yang meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang semakin meningkat dengan mendirikan perekonomian.
Bagi UKM pemerintah mengupayakan terciptanya iklim usaha yang kodusif dengan mengusahakan kententraman dan keamanan berusaha serta penyediaan prosedur perizinan usaha dan penanaman modal.
Proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan
8
keinginan masyarakat dan terciptanya iklim yang kondusif.
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan, artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu sendiri, dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkanya.
Pengembangan kemitraan ialah saling membantu antara UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untu k menghindari monopoli dalam usaha. Selain itu juga untuk memperluas pasar dan pengelolaan bisnis yang efesien.
Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM, pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha
yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
Adanya pengembangan kemitraan adalah kegiatan untuk memberdayakan dan meningkatkan
pengetahuan UKM agar
terwujudnya UKM yang tangguh dan mandiri dan mendorong tumbuhnya kemitraan usaha UKM dengan usaha besar lainnya.
Pembangunan selalu
didefinisikan sebagai suatu proses yang dinamis menuju keadaan sosial ekonomi yang lebih baik atau yang lebih modern. Batasan tersebut jelas
menggambarkan bahwa
pembangunan merupakan suatu gejala sosial yang berdimensi banyak dan haruslah didekati dari berbagai disiplin ilmu.
Pembangunan dan
pemberdayaan mayarakat adalah sekelumit hal yang patut dijunjung untuk meningkatakan stabilitas dan mobilitas sosial masyarakat dan juga pertumbuhan ekonomi sautu negara, wilayah, dan juga daerah.
Pertumbuhan dan pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan oleh
9
skiil masyarakat itu sendiri dan juga harus di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Pemerintah dapat melakukan pelatihan-pelatihan yang terkait dengan UKM dan kegiatan-kegiatan waorkshop, sehingga UKM dapat meningkatkan hasil maksimal atau tujuan yang efisien.
Pemerintah memberikan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi, dan pengetahuan serta
keterampilannya dalam
pengembangan usahanya.
Pengembangan serta pembinaan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya.
Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan dilapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan. Untuk meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besar rakyat Indonesia, khususnya melalui pelatihan UKM.
Perlu di bangun suatu lembaga
yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.
Bantuan dana usaha perintah peran UKM bentuk pemberdayaan masyarakat melalui bantuan dari pemerintah melalui kegiatan usaha kecil dan menengah di Kelurahan Lalolang Kecamatan Taneterilau Kabupaten Barru. Kelompok masyrakat penerima bantuan membentuk kelompok yang terdirir dari 3 orang untuk masing masing kegiatan usaha.
Pemberdayaan masyarakat sebagai proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui bantuan pemerintah masing-masing kelompok usaha 3 orang. Beberapa bantuan yang diterima oleh masyarakat kelurahan lalolang dalam rangka pemberdayaan penanggulangan kemiskinan Desa / Kelurahan. Jumlah bantuan untuk satu kelompok berkisar Rp. 50 juta hingga Rp. 140 juta pada tahun 2014,
10
hingga tahun 2015 semua Desa dan Kelurahan di Kabupaten Barru sudah mendapatkan bantuan dana penanggulangan kemiskinan.
Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat- syarat yang tidak memberatkan bagi UKM. Usaha golongan ekonomi lemah harus mendapat perlindungan pemerintah yang bermuara saling menguntungkan untuk membantu peningkatan permodalan, baik melalui sektor jasa finansial. Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah meningkatkan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses kedalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar.
Dengan adanya pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian dengan memanfaatkan dana bantuan pemerintah pada tahun 2014 sejumlah 50 juta hingga 140 juta membantu masyarakat usaha kecil menengah akan semakin meningkat, kemiskinan semakin berkurang. Pemberdayaan
masyarakat usaha kecil dan menengah sebagai sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai social.
Salah satu pedagang campuran di kelurahan Lalolang yang berusia 48 tahun dan telah berdagang selama 5 tahun pembeli termasuk banyak dan meningkat, perhari bisa sampai Rp.50.000,- dan masih penghasilan termasuk kotor.
Adanya bantuan pemerintah, bahwa pemberdayaan usaha kecil dan menengah merupakan langkah yang strategi dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besar rakyat.
Pedagang kain di Kelurahan Lalolang yang telah berdagang sejak 9 tahun, dengan adanya bantuan dari pemerintah pertumbuhan perekonomian meningkat, perhari mendapat keuntungan sejak berdagang maksimal sebesar Rp.
100.000,-. Pemberdayaan usaha kecil dan menengah dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besar rakyat Indonesia dan membentuk lembaga-lembaga atau organisasi
11
yang bertanggung jawab dalam kegiatan UKM.
Salah satu pengusaha conter di kelurahan Lalolang yang berusia 27 tahun mendapat bantuan dari pemerintah untuk modal usaha membantu menghidupan keluarga, biasanya saya mendapat keuntungan perhari Rp. 100.000.
Pemerintah melindungi usaha yang bergolongan ekonomi lemah untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Perlindungan dan pemeliharaan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat.
Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdikan yang kecil dan melunglikan yang lemah.
Melindungi harus dilihat dari upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta ekspolritasi yang kuat atas yang lemah.
Dampak positif pemberdayaan masyarakat terhadap pengembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kelurahan Lalolang Kecamatan Taneterilau Kabupaten Barru.
Pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Lalolang dalam 10 tahun terakhir terus mengalami peningkatan, namun masih berada dalam kelompok menengah dari seluru Kabupaten / Kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Dapat disimpulkan bahwa meskipun angka kemiskinan dan pengangguran terus menunjukkan penurunan, namun permasalahan kemiskinan dan pengangguran bukanlah permasalah statistik atau angka semata, melainkan persoalan nyata yang dihadapi oleh masyarakat.
Pemberdayaan sebagai penyediaan lapangan kerja, peningkatan unit UMKM wanita / perempuan, mengurangi angka kemiskinan, dan memberikan dampak positif terhadap masyarakat yang sangat berkepentingan dalam pembangunan perekonomian. Upaya pegentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan perbaikan kualitas sumber daya manusia harus lebih dimaksimalkan.
UKM mempunyai dampak positif bagi masyarakat adalah membantu masyarakat dan pemerintah dalam menyediakan