• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Keabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam penelitian kualitatif yaitu untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Apabila

peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara cermat dan menggunakan teknik yang tepat, maka akan diperoleh hasil penelitian yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dari berbagai segi.

Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Namun dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Menurut Sugiyono triangulasi sumber berarti untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.44

G. Tahap-tahap Penelitian

Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai penulisan laporan.45

Adapun tahap dalam penelitian yang harus dilakukan oleh peneliti antara lain :

1. Pra lapangan, peneliti mempersiapkan proposal terlebih dahulu sebagai perancang awal.

44 Sugiyono,Memahami penelitian kualitatif,(Bandung,Alfabeta,2016), 127.

45 Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,( Jember : IAIN Jember Press, 2015), 76.

2. Kegiatan lapangan, peneliti turun ke lapangan untuk mendapatkan informasi dengan metode yang sudah ada. yaitu metode obserasi, interview, dokumenter.

Analisis intensif, yaitu setelah data terkumpul maka peneliti mendeskripsikan dengan sebuah laporan.

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

1. Sejarah Singkat PT. Bank BRI Unit Rambipuji Jember

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Bank BRI) (BBRI) didirikan 16 Desember 1895. Kantor pusat bank BRI berlokasi di gedung Bank BRI I, Jl Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210. Saat ini BBRI memiliki 19 kantor wilayah, 1 kantor inspeksi pusat, 19 kantor inspeksi wilayah, 462 kantor cabang domestik, 1 kantor cabang khusus, 603 kantor cabang pembantu, 983 kantor kas, 5.360 BRI, 3.178 teras dan 1 teras kapal.

Bank BRI juga memiliki 2 kantor cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands dan Singapura, 2 kantor perwakilan yang berlokasi di New York dan Hong Kong, serta memiliki 4 anak usaha yaitu Bank Rakyat Indonesia Argoniaga Tbk (AGRO), PT Bank BRI Syariah, PT Asuransi Jiwa Sejahtera (Bringin Life) dan BRI Remittance Co. Ltd. Hong Kong. Dimana masing-masing anak usaha ini dimiliki oleh bank bri sebesar 87,23%, 99,998875%, 91,001% dan 100% dari total saham yang dikeluarkan.46

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah

46 www.britama.com/index.php/2012/10

Sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang- Undang pokok perbankan dan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia unit bidang rural dan ekspor impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu

Bank Rakyat Indonesia dan bank ekspor impor indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang perbankan No.

7 tahun 1992 dan peraturan pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.47

2. Visi dan Misi Bank BRI a. Visi BRI

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakn kepuasan nasabah.

b. Misi BRI

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan pelayanan prima kepada semua nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya

47 www.bri.co.id

manusia yang profesional dengan melaksanakan Good Corporate Governance.

3. Memberikan keuntungan dan manfaat optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Struktur Organisasi Bank BRI Rambipuji Jember Tabel 4.1

K.Unit Ardito Berdiatno

Cleaning Service Wasirullah Customer Service Riska Nuraini Oktavia

Tanjung Rizki W.R Dian Wahyu P

Mantri Dwi Angga Doni

Ulfa Ruwaidah Widya Rahmawati

Novi Ade Febri Hidayat

Septa Restu Hendratno Agus

Susilo

Supervisor Aisyah Ameiny

PA KUR

Eko Prasetyo Nugroho

Teller Dian Rahmawati

Rosida Fauzi Penissa Gabby A

Security Tri Budi Nugroho

Kantor Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember terletak di Jl.Gajah Mada No.163 Rambipuji Jember 68152 No. Telepon: (0331)711258, 713414.

Dari struktur organisasi di atas dapat dijelaskan lebih lanjut mengenai tugas jabatan masing-masing bagian sebagai berikut:

A. Kepala BRI Unit (K.UNIT) Tugas dan Wewenang:

1. Kepala Unit membawahi mantri-mantri, deksman, dan teller.

2. Melaksanakan prosedur kredit.

3. Mendiskusikan rapat kerja anggaran dengan unit bisnis manajerial dan menegosiasikan dengan assistant manajer bisnis mikro/ pimpinan cabang.

4. Mengoptimalkan kinerja BRI Unit.

5. Berperan serta secara aktif dalam strategi pengembanagan bisnis serta menjalin hubungan professional dengan debitur dan dana dari masyarakat yang terkait.

B. Mantri

Tugas dan wewenang:

1. Melaksanakan prosedur kredit di unit kerjanya.

2. Mempelajari dan melakukan analisis terhadap potensi ekonomi di wilayah kerjanya.

3. Mempersiapkan dan melaksanakan rencana bisnis prioritas terhadap debitur dan menetapkan prioritas pembinaan atas debitur yang di kelolanya.

4. Bertindak sebagai pemrakarsa/penganalisa dan atau perekomendasian untuk setiap permohonan kredit.

5. Melaporkan situasi dan kondisi bisnis debitur baik yang masih lancar maupun memburuk serta memberikan usul, saran pemecahan /penanggulangannnya yang sudah diputus Kepala Unit.

C. Supervisor

1. Bertanggung jawab penuh terhadap tugas oprasional di unit.

2. Bertanggung jawab terhadap administrasi di unit

3. Bertanggung jawab atas terselenggaranya layanan dan operasional kantor yang cepat, tepat dan handal, serta taat dengan ketentuan yang berlaku, kaidah akuntansi, azas kepatutan dan kehati-hatian.

4. Bertanggung jawab atas keberadaan, pencatatan, dan keamanan asset dan/investasi milik kantor

5. Bertanggung jawab atas terselenggaranya layanan berkualitas yang ramah, profesional dan amanah, dengan mengedepankan kualitas tanpa mengabaikan kepatuhan dan ketaatan pada ketentuan

6. Bertanggung jawab atas pengembangan kompetensi, disiplin dan produktifitas staf di bawah kordinasinya.

7. Bertanggung jawab atas pengelolaan resiko kantor, serta menjaga kualitas BRI unit

D. PA (Pelaksana Administrasi) KUR Tugas dan wewenang:

1. Mengumpulkan, menyediakan dan mengolah data-data yang berkaitan KUR Mikro.

2. Melaksanakan pemeriksaan dan registrasi permohonan KUR Mikro untuk memastikan kelengkapan, keamanan, dan keabsahan dokumentasi kredit dan tertib administrasinya.

3. Menyiapkan dokumen-dokumen dan nota-nota/dokumen pembukuan kredit untuk mendukung proses penyelesaian operasional administrasi KUR Mikro di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk unit.

4. Mengelola berkas pinjaman KUR Mikro untuk memastikan kelengkapan, keabsahan, keamanan, dan tertib administrasinya.

5. Mengagenda dan mendokumentasikan surat/dokumen keluar masuk.

6. Membuat draft surat/dokumen/laporan dengan analisis sederhana E. Teller

Tugas dan wewenang:

1. Membuat aplikasi tambahan kas awal dan menerima uang dari supervisor.

2. Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokan dengan tanda setoran.

3. Meneliti keabsahan bukti yang diterima masuk kelengkapan MCS sebesar dibayarkan kepada yang berhak.

4. Memastikan membayar uang kepada nasabah dan menelti keabsahan bukti kas yang diterima guna memastikan kebenaran dan keamanan transaksi.

5. Meminta pengesahan/ flat bayar kepada pejabat yang berwenang atas transaksi yang melebihi batas.

6. Mengelola dan menyetorkan uang fisik kas kepada supervisor baik selama pelayanan kas maupun akhir hari.

7. Memelihara kerjakan register perincian sis akas.

8. Membayar biaya-biaya hutang realisasi kredit dan transaksi lainnya yang kwitansinya telah disahkan oleh pejabat yang berwenang.

F. Customer Service ( CS )

1. Membuat nota pembukuan adjusment mengurang accrued interest dan tanda tangan sebagai maker.

2. Membuat nota pembukuan adjustment menambah accrued interest dan tanda tangan sebagai maker

3. Menatakerjakan register restrukrisasi

4. Mencetak data statis, rekening koran sebelum sebelum dilakukan maintenance dan restrukrisasi

5. Mencetak rekening koran dan data statis setelah dilakukan maintenance restrukrisasi

6. Melayani calon nasabah dengan memberikan penjelasan dan berbagai informasi tentang produk pinjaman serta fasilitas dan ketentuan- ketentuan yang berlaku

7. Setelah calon nasabah bersedia untuk meminjam uang seorang CS menyerahkan berbagai form yang harus diisi oleh calon nasabah 8. Setelah semua form dan persyaratan diterima CS memeriksa

keabshannya serta menginputnya ke dalam computer dan memberikan buku pinjaman kepada nasabah.

G. Security

Security memiliki tugas sebagai berikut :

1. Mengawasi seluruh lingkungan di dalam yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Membukakan pintu pada saat nasabah masuk ke area banking hall.

3. Menyambut kedatangan nasabah.

4. Memberikan nomor antrian.

5. Mengarahkan nasabah dalam transaksi.

6. Sigap terhadap nasabah yang terlihat kebingungan.

H. Cleaning service

Cleaning service memiliki tugas sebagai berikut : 1. Membantu pengarsipan.

2. Menjaga kebersihan.

3. Dan inventarisasi dokumen bank.

4. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Bank BRI Rambipuji Jember Menghimpun dana dari masyarakat (funding). Produk simpanan Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia). Beberapa produk simpanan BRI sebagai bentuk layanan publik antara lain tabungan BRI, deposito BRI, dan giro BRI.

1. Tabungan BRI

Fasilitas tabungan BRI terdiri dari beberapa produk, antara lain:

a. Tabungan Britama, produk tabungan ini didukung dengan fasilitas e-banking dan sistem real time online. Dengan fasilitas tersebut, nasabah dapat melakukan transaksi tanpa mengenal ruang dan waktu. Artinya dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.

b. Simpedes, produk tabungan dengan mata uang rupiah.

Pelayanan simpedes dapat dilakukan di berbagai kantor cabang khusus BRI, kanca BRI, KCP BRI, BRI unit, maupun teras BRI.

Jumlah setoran dan pengambilan juga tidak dibatasi. Program ini tentu sangat membantu masyarakat pedesaan yang memiliki keterbatasan dalam mengakses bank.

c. Britama Junior, yaitu produk tabungan yang dikeluarkan oleh Bank BRI dengan sasaran penabung anak-anak. Produk ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur menarik bagi anak-anak.

d. Tabunganku, yaitu produk tabungan perorangan dengan berbagai kemudahan masyarakatnya. Produk ini juga dikeluarkan oleh bank-bank lain di Indonesia untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya menabung bagi masyarakat.

e. Tabungan haji, produk ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji di tanah suci.

2. Deposito BRI

Terdiri dari tiga produk utama, yaitu : a. Deposito rupiah

b. Deposito BRI valas c. Deposito on call 3. Giro BRI

a. Giro BRI rupiah b. Giro BRI valas

Menyalurkan dana (landing). Fasilitas kredit/pinjaman Bank BRI.

Beberapa pinjaman di Bank BRI antara lain :

1. Pinjaman mikro BRI, produk pinjaman mikro yang dikeluarkan oleh Bank BRI adalah KUPEDES, yaitu fasilitas kredit dengan bunga sangat ringan yang ditujukan untuk perorangan dan dapat dilayani di unit maupun teras BRI.

2. KUR BRI, kredit modal kerja dan atau kredit investasi dengan plafon kredit sampai dengan 20 juta yang diberikan kepada usaha mikro.

B. PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Penyajian data merupakan bagian yang menggungkapkan data yang dihasilkan dalam penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah dan analisa data yang relevan. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Secara berurutan akan disajikan data-data dari hasil penelitian yang mengacu pada fokus penelitian.

1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pinjaman Bermasalah Pada Produk KUPEDES BRI Unit Rambipuji Jember

Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember melakukan pengelolaan dana yang di peroleh dari simpanan para nasabah berupa tabungan (Simpedes dan Britama) dan deposito yang disalurkan dalam bentuk kredit (kredit umum pedesaan/ KUPEDES) kepada pengusaha kecil yang tinggal di pedesaan, karena salah satu ciri umum yang melekat dalam masyarakat pedesaan adalah permodalan yang masih lemah. Kekurangan modal ini membatasi ruang gerak aktifitas usaha yang dilakukan masyarakat desa. Pemilikan dana yang terbatas dan sumber dana dari luar yang sulit diperoleh membuat masyarakat desa mengalami kesulitan dalam usaha untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kredit umum pedesaan

merupakan satu-satunya kredit yang dilayani di BRI Unit untuk mengembangkan usaha masyarakat agar tercapainya tujuan dalam mensejahterakan usaha rakyat.

Ardito Berdiatno Selaku Kepala Unit BRI Rambipuji Jember mengatakan bahwa:

“produk kupedes didirikan sejak 16 Desember 1895 dalam bentuk kredit kepada pengusaha kecil yang tinggal di pedesaan, karena salah satu ciri umum yang melekat dalam masyarakat pedesaan adalah permodalan yang masih lemah. Dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan produksi guna mencapai kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik.”48

Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember ini memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan.

Dengan kata lain, bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember ini telah berhasil menjalankan salah satu misinya, karena gerak Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember tersebut dapat menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi dan budaya dimana BRI tersebut berada dan juga di tunjang dengan persyaratan KUPEDES yang mudah, prosedur yang sederhana dan pencairan KUPEDES yang cepat serta lokasi Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember yang strategis dan mudah di jangkau oleh penduduk sekitar. Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan

48 Interview, Ardito Berdiatno selaku kepala Unit BRI Rambipuji Jember, (Kamis:24 Agustus 2017).

menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga, dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.

Dalam menjalankan program ini tidak semua nasabah diberikan pinjaman KUPEDES. Ardito Berdiatno selaku kepala Unit BRI Rambipuji Jember mengungkapkan bahwa:

“Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember ini lebih memprioritaskan KUPEDES untuk golongan pengusaha kecil dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan produksi guna mencapai kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik. Sebelum KUPEDES di berikan kepada nasabah ada penilaian umum yang dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.”49

Hal serupa juga dikemukakan oleh Dwi Angga Doni selaku Mantri BRI Unit Rambipuji Jember bahwa :

“Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember untuk mendapatkan nasabah yang benarbenar layak untuk di berikan kupedes adalah melakukan analisis 5C dan 7P yang meliputi Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Personality, Party, Perpose,

49 Interview, Ardito Berdiatno selaku kepala Unit BRI Rambipuji Jember, (Kamis:24 Agustus 2017).

Prospect, Payment, Profitability, Protection nasabah sebagai dasar penilaian kepada calon nasabah apakah layak untuk di berikan kredit atau tidak.”50

Dalam hal ini Sebelum fasilitas KUPEDES di berikan kepada nasabah maka pihak Bank Rakyat Indonesia Unit Rambipuji Jember harus merasa yakin bahwa KUPEDES yang diberikan benar-benar akan kembali.

Keyakinan tersebut di peroleh dari hasil penilaian kredit (analisis kredit) sebelum KUPEDES di salurkan. Penilaian ini tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi calon debitur dan kegunaannya agar pemberian kredit tersebut diharapkan lebih terarah, memberikan hasil dan aman. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

Meskipun pihak BRI Rambipuji Jember dalam memberikan suatu fasilitas KUPEDES kepada seorang debitur telah benar-benar di dasarkan pada prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat serta di dukung oleh itikad baik dari para pejabat kredit, namun kemungkinan timbulnnya KUPEDES bermasalah tetap ada mengingat bahwa pemberian kredit mengandung resiko yang tinggi dan tidak kembalinya sebagian/seluruh Kupedes beserta bunganya.

50 Interview, Dwi Angga Doni selaku mantri BRI Unit Rambipuji Jember, (Kamis, 24 Agustu

2017).

Ulfa Ruwaidah selaku Mantri BRI Unit Rambipuji Jember mengatakan bahwa :

“kemacetan kredit kupedes disebabkan oleh dua faktor, yakni dari pihak Bank dan pihak nasabah, adapun dari pihak nasabah terjadi karena disengaja dan tidak disengaja. Disengaja disisni adalah nasabah tidak jujur, nasabah serakah, nasabah tidak kompeten.

Sedangkan yang tidak sengaja disebabkan karena bencana alam dan kondisi perekonomian dan dari pihak perbankan sendiri biasanya kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah.”51

Pemberian suatu fasilitas kredit mengandung suatu resiko kemacetan. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Sepandai apa pun analis kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit, kemungkinan kredit tersebut macet pasti ada. Hanya saja dalam hal ini, bagaimana meminimalkan resiko tersebut seminimal mungkin. Dalam praktiknya kemacetan suatu kredit disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut :

a. Dari Pihak Perbankan

Artinya dalam hal melakukan analisisnya, pihak analis kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam melakukan perhitungan. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif dan akal-akalan.

51 Interview, Ulfa Ruwaidah selaku Mantri BRI Unit Rambipuji Jember, (Jumat:25 Agustus 2017).

b. Dari Pihak Nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat dua hal, yaitu :

1. Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar, walaupun sebenarnya nasabah mampu.

2. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya debitur mau membayar, akan tetapi tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengaami musibah seperti kebakaran, hama, kebanjiran, dan sebagainya, sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.

2. Penanganan Pinjaman Bermasalah Pada Produk Kupedes BRI Unit Rambipuji Jember

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan, sehingga bank tidak mengalami kerugian.

Widya Rahmawati selaku Mantri BRI Unit Rambipuji Jember mengatakan bahwa :

“Penanganan pinjaman bermasalah pada produk kupedes perlu dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab.”52

Dalam rangka memelihara kelangsungan usahanya, Bank Rakyat Indonesia perlu melakukan penangan pinjaman bermasalah pada produk kupedes untuk mengantisipasi risiko tidak tertagihnya penyaluran dana dalam bentuk kredit. Serta untuk mengantisipasi kerugian Bank wajib memelihara dan meningkatkan tingkat kesehatan Bank dangan menerapkan prinsip kehati-hatian dan memenejemen resiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan pendekatan resiko baik secara individual maupun secara konsolidasi.

Dalam hal ini penanganan kredit bermasalah ada beberapa kriteria kredit bermasalah yang terjadi pada produk kupedes BRI Rambipuji Jember.

Ardito Berdiatno selaku Kepala Unit BRI Rambipuji jeember mengatakan bahwa :

“biasanya kriteria kredit bermasalah yang terjadi pada produk kupedes BRI yakni, kurang lancar, diragukan ,macet. Dalam hal ini dikatakan kurang lancar apabila debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya selama 90 hari, sedangkan dikatakan diragukan apabila debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya selama 180

52 Interview, Widya Rahmawati selaku Mantri BRI Unit Rambipuji Jember, (Senin:28 Agustus 2017).

hari, dan dikatakan macet apabila debitur tidak dapat memenuhi kewajibanya melampaui 270 hari.”53

Hal serupa diungkapkan oleh Dwi Angga Doni selaku Manti Unit BRI Rambipuji Jember:

“dalam kriteria kredit bermasalah pada produk kupedes BRI, ada tiga kriteria kolektibilitas kredit yaitu, kurang lancar, diragukan ,dan macet. Serta untuk menyelesaikan kredit bermasalah dapat di tempuh melalui dua cara/ strategi yaitu penyelamtan dan penyelesaian.”54

Dalam hal ini kolektibilitas kredit digolongkan menjadi tiga golongan yakni, kurang lancar, diragukan, dan macet.

Digolongkan ke dalam kredit kurang lancar apabila terdapat tunggakan angsuran pokok ataupun denda yang telah melampaui 90 hari, atau sering terjadi cerukan, frekuensi mutasi rekening relatif rendah.

Digolongkan ke dalam kredit diragukan apabila terdapat tunggakan angsuran pokok ataupun denda yang telah melampaui 180 hari atau cerukan yang bersifat permanen.

Digolongkan ke dalam kredit macet apabila terdapat tunggakan angsuran ataupun denda yang telah melampaui 270 hari atau dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.

53 Interview, Ardito Berdiatno, selaku Kepala Unit BRI Rambipuji Jember, (Kamis, 24 Agustus 2017).

54 Interview, Dwi Angga Doni selaku Mantri Unit BRI Rambipuji Jember, (Kamis, 24 Agustus 2017).

Dokumen terkait