BAB IV GAMBARAN UMUM KAMPUNG KAJANG
B. KEADAAN DEMOGRAFIS
1. Penduduk
Berdasarkan hasil penelitian lapangan bahwa sebagian besar warga masyarakat Kampung Kajang RT 04 khususnya kepala keluarga dan isterinya dominan merupakan penduduk urbanisasi dari Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Adapun jumlah penduduk yang ada di Kampung Kajang ini yaitu 537 jiwa yang terdiri dari 121 kepala keluarga (KK), yang mana pada keseluruhan kepala keluarga ini terdiri dari 269 laki-laki (LK) dan 268 Perempuan (PR). Dalam kurun waktu 2010-2015, jumlah penduduk Kelurahan Tamangapa meningkat setiap tahun.
Berdasarkan Laporan Bulanan Data Perkembangan dan Perolehan Penduduk Desa/Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala, tampak bahwa jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 awal bulan Desember sekitar 9.909 jiwa, berdasarkan jenis kelamin tampak bahwa jumlah penduduk laki-laki sekitar 5.002 jiwa dan perempuan sekitar 4.907 jiwa dan pada akhir bulan Desember 2010 sekitar 9.904 jiwa dengan jumlah penduduk
30
laki-laki sekitar 5.002 jiwa dan perempuan sekitar 4.902 jiwa.Sedangkan jumlah penduduk tahun 2015 mengalami peningkatan, ini dapat dilihat pada laporan bulanan yakni jumlah penduduk awal bulan Desember 2015 jumlah penduduk sekitar 10.616 dengan jumlah penduduk laki-laki sekitar 5.325 jiwa dan perempuan sekitar 5.291 jiwa dan akhir bulan Desember 2015 mengalami peningkatan menjadi 11.365 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 5.455 jiwa dan perempuan 5.910 jiwa.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Nama RW di Kelurahan Tamangapa
No. Nama RW
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. RW 01 527 635 1.162
2. RW 02 948 1.073 2.021
3. RW 03 823 942 1.765
4. RW 04 1.431 1.460 2.891
5. RW 05 828 778 1.606
6. RW 06 611 683 1.294
7. RW 07 287 339 626
Kelurahan 5.455 5.910 11.365 Dari Tabel 4.1 di atas, terlihat jumlah penduduk di Kelurahan Tamangapa tiap RW Tahun 2015 yang paling banyak penduduknya
Jumaisa
31
terdapat pada RW 04 dengan jumlah penduduk secara keseluruhan 2.891 jiwa, yang mana jumlah penduduk laki-laki 1.431 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 1.460 jiwa. Adapun jumlah penduduk paling sedikit yang ada di Kelurahan Tamangapa yakni RW 07 dengan jumlah keseluruhan penduduknya 626 jiwa, yang mana jumlah penduduk laki-laki 287 jiwa dan perempuan 339 jiwa.Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Nama RT di RW 01 Kelurahan Tamangapa
No. Nama RT
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. RT 01 204 218 422
2. RT 02 127 135 262
3. RT 03 35 43 78
4. RT 04 63 62 125
5. RT 05 98 177 275
RW 01 527 635 1.162
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk secara keseluruhan yang ada di RW 01 sebanyak 1.162 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 527 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 635 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak di RW 01 terdapat pada RT 01 yakni 422 jiwa, dengan jumlah penduduk laki- laki 204 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 218 jiwa.
32
Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat pada RT 03 dengan jumlah penduduk laki-laki 35 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 43 jiwa, dari jumlah keseluruhan penduduknya 78 jiwa.Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Nama RT di RW 02 Kelurahan Tamangapa
No. Nama RT Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. RT 01 107 134 241
2. RT 02 118 117 235
3. RT 03 78 113 191
4. RT 04 116 90 206
5. RT 05 168 157 325
6. RT 06 179 245 424
7. RT 07 182 217 399
RW 02 948 1.073 2.021
Dari Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak yang ada di RW 02 di Kelurahan Tamangapa pada tahun 2015 terdapat pada RT 06 sebanyak 424 jiwa, dengan jumlah penduduk
Jumaisa
33
laki-laki 179 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 245 jiwa. Dan jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada RT 03 dengan jumlah penduduk 191 jiwa, yang mana jumlah penduduk laki-laki 78 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 113 jiwa. Dari jumlah penduduk secara keseluruhan yang ada di RW 02 di Kelurahan Tamangapa sebanyak 2.021 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 948 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 1.073 jiwa.Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Nama RT di RW 03 Kelurahan Tamangapa
No. Nama RT
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. RT 01 143 124 267
2. RT 02 136 148 284
3. RT 03 165 187 352
4. RT 04 157 120 277
5. RT 05 82 97 179
6. RT 06 140 266 406
RW 03 823 942 1.765
Dari Tabel 4.4 di atas menunjukkan jumlah penduduk secara keseluruhan yang ada di RW 03 sebanyak 1.765 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 823 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 942
34
jiwa. Jumlah penduduk paling banyak di RW 04 terdapat pada RT 06 yakni sebanyak 406 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 140 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 266 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat pada RT 05 dengan jumlah penduduk secara keseluruhan 179 jiwa, yang mana jumlah penduduk laki-laki 82 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 97 jiwa.Adapun jumlah penduduk laki-laki terbanyak yang ada di RW 03 yakni terdapat pada RT 03 dengan jumlah 160 jiwa dan jumlah perempuan terbanyak terdapat di RT 06 dengan jumlah 266 jiwa.
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Nama RT di RW 04 Kelurahan Tamangapa
No. Nama RT
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. RT 01 224 220 444
2. RT 02 559 591 1.150
3. RT 03 379 381 760
4. RT 04 269 268 537
RW 04 1.431 1.460 2.891
Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk keseluruhan yang ada di RW 04 tahun 2015 sebanyak 2.909 jiwa.
Jumlah penduduk paling banyak di RW 04 yakni terdapat pada RT 02 dengan jumlah penduduk secara keseluruhan 1.150 jiwa, yang mana jumlah penduduk laki-laki 559 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
Jumaisa
35
591 jiwa. Jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat pada RT 01 dengan jumlah keseluruhan penduduknya 444 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 224 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 220 jiwa. Sedangkan RT 04 menempati urutan ketiga jumlah penduduk terbanyak yang ada di RW 04 dengan jumlah penduduk keseluruhan 537 jiwa, yang mana jumlah penduduk laki-laki 269 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 268 jiwa. Adapun jumlah penduduk laki-laki dan perempuan terbanyak di RW 04 terdapat di RT 02, dengan jumlah 559 jiwa dan 591 jiwa.Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Nama RT di RW 05 Kelurahan Tamangapa
No. Nama RT
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. RT 01 127 125 252
2. RT 02 109 99 208
3. RT 03 202 195 397
4. RT 04 224 197 421
5. RT 05 166 162 328
RW 05 828 778 1.606
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang ada di RW 05 secara keseluruhan yakni sebanyak
36
1.606 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 828 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 778 jiwa. Adapun jumlah penduduk terbanyak yang ada di RW 05 terdapat pada RT 04 dengan jumlah penduduk keseluruhan 421 jiwa, yang mana jumlah penduduk laki-laki 224 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 197 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di RW 05 terdapat pada RT 02 sebanyak 208 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 109 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 99 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan terbanyak yang ada di RW 05 terdapat di RT 04 yakni 224 jiwa dan 197 jiwa.Tabel 4.7
Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Nama RT di RW 06 Kelurahan Tamangapa
No. Nama RT
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. RT 01 145 167 312
2. RT 02 284 296 580
3. RT 03 95 120 215
4. RT 04 87 100 187
RW 06 611 683 1.294
Berdasarkan Tabel 2.7 di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang ada di RW 06 sebanyak 1.294 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 611 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 683
Jumaisa
37
jiwa. Adapun jumlah penduduk terbanyak yang ada di RW 06 terdapat pada RT 02 dengan jumlah penduduk secara keseluruhan 580 jiwa, yang mana jumlah penduduk laki-laki 284 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 286 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di RW 05 terdapat pada RT 04 sebanyak 187 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 87 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 100 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan terbanyak yang ada di RW 06 terdapat di RT 02 yakni 611 jiwa dan 683 jiwa.Tabel 4.8
Jumlah Penduduk Dirinci Berdasarkan Nama RT di RW 07 Kelurahan Tamangapa
No. Nama RT
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. RT 01 140 135 275
2. RT 02 101 91 192
3. RT 03 128 141 268
RW 07 287 339 626
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang paling banyak di RW 07 terdapat di RT 03 yakni 267 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 128 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 139 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling rendah terdapat di RT 01 yang hanya 167 jiwa dengan jumlah
38
penduduk laki-laki 58 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 109 jiwa. Dari jumlah penduduk secara keseluruhan yang ada di RW 07 yakni 626 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 287 jiwa dan penduduk perempuan 339 jiwa. Adapun jumlah penduduk laki-laki terbanyak di RW 07 terdapat pada RT 01 yakni 140 jiwa dan jumlah penduduk perempuan terbanyak terdapat pada RT 03 dengan jumlah 141 jiwa.Tabel 4.9
Pertumbuhan Penduduk RT 04, RW 04 (1995-2015)
No. Periode
Jumlah Penduduk (Jiwa) Total (Jiwa) Laki-Laki Perempuan
1. 1995-1997 6 7 13
2. 1998-2001 33 25 58
3. 2002-2010 101 97 198
4. 2011-2015 269 268 537
Dari Tabel 4.9 di atas terlihat jelas bahwa penduduk Kampung Kajang mengalami pertumbuhan ditiap periodenya. Pada periode I atau dalam waktu tiga tahun pertama (1995-1997), jumlah orang Kajang yang terdapat di Kampung Kajang berkisar 13 jiwa yang terdiri dari 6 laki-laki dan 7 perempuan. Orang yang ada pada periode inilah yang merupakan pelaku langsung migrasi dari daerah Kajang.
Jumaisa
39
Pada periode ke II atau rentang waktu empat tahun (1998- 2001), jumlah orang Kajang yang terdapat di Kampung Kajang Makassar meningkat menjadi 58 jiwa. masing-masing terdiri dari 33 laki-laki dan 25 perempuan. Dengan kata lain, dalam rentang empat tahun periode II terdapat tambahan 45 jiwa.Sedangkan pada periode ke III dalam rentang sembilan tahun (2002-2010), jumlah orang-orang yang menghuni Kampung Kajang kembali meningkat 198 jiwa. Masing-masing terdiri dari 101 laki-laki dan 97 perempuan. Hal ini berarti bahwa dalam rentang waktu sembilan tahun periode ketiga terdapat tambahan 140 jiwa.
Adapun di periode keempat (2011-2015), jumlah penduduk Kampung Kajang mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan pada periode sebelumnya. Jumlah penduduknya mencapai 537 jiwa yang terdiri dari 269 laki-laki dan 268 perempuan.
Meskipun rentang waktu hanya lima tahun, namun terdapat pertambahan 339 jiwa. Singkatnya waktu pada periode inilah laju pertumbuhan penduduk di Kampung Kajang mulai sangat meningkat dibandingkan pada periode ke tiga.
2. Pendidikan
Pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah PAUD di Kelurahan Tamangapa sebanyak 1 sekolah ,TK sebanyak 3 sekolah dan SD sebanyak 5 sekolah. Untuk Tingkat SMP baik negeri maupun swasta
40
sebanyak 2 sekolah dan untuk tingkat SMA negeri maupun swasta terdapat 3 sekolah.Tabel 4.10
Keadaan Sarana Pendidikan di Kelurahan Tamangapa Dirinci Berdasar Jenis Sekolah dan Jumlahnya
No. Jenis Sekolah Banyaknya (Buah)
1. Pendidikan Anak Usia Dini 1
2. Taman Kanak-Kanak (TK) 3
3. Sekolah Dasar (SD) 5
5. SMP Negeri 1
6 SMP Swasta 1
7 SMA Negeri 1
8 SMA Swasta 2
Jumlah 14
Dari Tabel 4.10 di atas, terlihat jelas bahwa prasarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Tamangapa terbilang memadai. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa semua prasarana pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) itu terdapat di Kelurahan Tamangapa. Adapun jumlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di Kelurahan Tamangapa sebanyak 1 buah, Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 3 buah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 5 buah, SMP Negeri sebanyak 1 buah, SMP Swasta sebanyak 1 buah, SMA Negeri
Jumaisa
41
sebanyak 1 buah, dan SMA Swasta 2 buah. Sehingga jumlah keseluruhan sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Tamangapa sebanyak 14 buah.3. Kesehatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Lurah Tamangapa mengenai ketersediaan prasarana kesehatan, dapat diketahui bahwa prospek kesehatan di Kelurahan Tamangapa terbilang kurang. Tabel di bawah ini akan memberikan rincian mengenai jenis sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Tamangapa.
Tabel 4.11
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis dan Jumlahnya di Kelurahan Tamangapa
No. Jenis Sarana Kesehatan Banyaknya (Buah)
1. Rumah Sakit Umum/Khusus -
2. Puskesmas 1
3. Pustu 1
4. Rumah Bersalin -
5. Posyandu 6
Jumlah 8
Dari Tabel 4.11 di atas, terlihat jelas bahwa prasarana kesehatan yang ada di Kelurahan Tamangapa terbilang kurang memadai. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa prasarana Rumah Sakit Umum/Khusus dan Rumah Bersalin belum terdapat di Kelurahan
42
Tamangapa. Adapun jumlah keseluruhan jenis prasarana kesehatan yang ada di Kelurahan Tamangapa yaitu 8 buah di mana memiliki 1 Puskesmas, 1 Pustu, dan 6 Posyandu.4. Agama
Di tinjau dari agama yang dianut, tercatat bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Tamangapa adalah beragama Islam. Jumlah tempat ibadah di Kelurahan Tamangapa cukup memadai karena terdapat 19 buah Masjid dan 1 Mushollah.
Tabel 4.12
Banyaknya Fasilitas Ibadah Menurut Jenisnya di Kelurahan Tamangapa
No. Jenis Sarana Ibadah Banyaknya (Buah)
1. Masjid 19
2. Mushollah 1
3. Gereja -
4. Pura -
5. Vihara -
Jumlah 20
Melihat dari tabel 4.12 di atas banyaknya fasilitas Ibadah menurut jenisnya di Kelurahan Tamangapa tahun 2015 yakni terdapat 19 Masjid dan 1 Mushollah. Sehingga jumlah keseluruhan sarana ibadah yang ada di Kelurahan Tamangapa sebanyak 20 buah.
BAB V
KAMPUNG KAJANG DI MAKASSAR
JUMAISA
REKAM JEJAK KEDATANGAN ORANG KAJANG DI MAKASSAR
44 A. KEDATANGAN ORANG KAJANG DI MAKASSAR
Kedatangan orang Kajang di Makassar secara Historis belum ditemukan angka pasti. Data wawancara yang diperoleh baik dari kalangan orang Kajang yang berdomisili di daerah itu maupun masyarakat setempat (Tamangapa), mereka mengatakan bahwa pada umumnya orang Kajang di daerah Makassar ini tidak begitu jelas sejak kapan mereka menetap di Makassar.
Menurut Pak Ramli salah seorang tokoh masyarakat di Kampung Kajang dan mantan RT di Kampung Kajang Kelurahan Tamangapa bahwa:
“Saya saja 1987, adama di Makassar tapi tinggal ka di daerah Maccini Raya, tidak sampai 1 tahun di situ karena kebakaran itu waktu. Baru pindah ka ke sukaria di Ta mau-mau disana ka tinggal kurang lebih 8 tahun baru pindah ke sini ma (Kampung Kajang. Dari jaman nenek-nenekku saja dulu sudah turun memang mi ke makassar pada zaman Belanda ta 1 hari baru sampai Kajang ke makassar naik kuda”.12
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa orang Kajang ke Makassar itu sejak zaman Belanda sekitar abad ke-17, J. Maetsuyker menjadi Gubernur Jendral pada waaktu itu sudah banyak daerah- daerah yang ditaklukkan VOC salah satunya adalah Makassar pada tahun 1667, atau lebih awal dari itu. Yang pasti mereka datang itu
12 Ramli, Wawancara, di Kampung Kajang tanggal, 27 Februari 2016.
Jumaisa
45
mendahului Kedatangan orang-orang Eropa (Belanda, Inggris, dan lain-lain) di Makassar. 13Kedatangan orang Kajang ke Makassar rata-rata berasal dari masyarakat Kajang kawasan luar. Secara geografis masyarakat adat Amma Toa terbagi atas Kawasan Dalam (Tana Kekea) dan Kawasan Luar (Tana Lohea). Masyarakat kawasan dalam tersebar di beberapa desa antara lain Desa Tana Toa, Bonto Baji, Malelleng, Pattiroang, Batu Nilamung dan bagian wilayah Desa Tambangan. Kawasan masyarakat Adat Kawasan Dalam secara keseluruhan berbatasan dengan tuli di sebelah utara, dengan Limbah sebelah timur dengan Seppa di sebelah selatan dan dengan Doro di sebelah Barat.
Sedangkan Kawasan Luar tersebar di hampir seluruh Kecamatan Kajang dan beberapa desa di wilayah kecamatan Bulukumba, di antaranya di Desa Jojjolo, Desa Tibona, Desa Bino, Minasa, dan Desa Batu Lohe.14
Masyarakat yang bertempat tinggal di Kawasan Dalam itu masih kuat melestarikan warisan leluhurnya, mereka masih berpegang teguh pada ajaran dan adat Ammatoa, mereka mempraktikkan cara hidup yang sangat sederhana, dan mereka berkeyakinan bahwa pengaruh teknologi sangat buruk kepada manusia. Oleh karena itu,
13 Yudistira Sukatanya dan Goenawan Monoharto, Makassar Doloe Makassar Kini Makassar Nanti. (Makassar, Yayasan Losari,2000). Hlm. 10.
14 Rammli Palammai dan Andika Mappasomba. Sejarah Eksistensi Ada’ Lima Karaeng Tallua di Kajang . (Bulukumba: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba, 2012). Hlm. 12.
46
mereka menolak segala sesuatu yang berbau teknologi karena dianggap dapat merusak lingkungan dan alam semesta. Sedangkan masyarakat yang bertempat tinggal di Kawasan Luar telah mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman.15Masyarakat yang berada di Kawasan Luar inilah yang pergi meninggalkan daerah asalnya untuk mencari kebutuhan hidup finansial atau untuk memperbaiki kehidupan ekonominya sebagaimana yang di kemukakan oleh pak Ramli pada saat wawancara di Kampung Kajang bahwa:
“Orang-orang di Kajang Bulukumba kalau musim kemarau itu pergi ke luar daerah cari pekerjaan seperti ke Makassar karena di Kajang itu kalau musim kemarau kering sekali tidak ada tanaman yang bisa tumbuh dengan subur. Karena disana itu pekerjaannya orang rata-rata petani, itu mi disana kalau musim kemarau biasanya ma tanam jagung ji orang tidak ada pekerjaan yang lain dari pada tinggal ji dirumah tidak tahu apa mau na kerja lebih baik pergi cari-cari kerja itu mi orang- orang disana pergi ke Makassar untuk pekerjaan. Yang orang- orang ini yang pergi kalau bagus mi pekerjaan dan penghasilannya di Makassar itu kebanyakan beli rumah baru menetap mi di Makassar”.16
Awalnya orang Kajang meninggalkan daerah asalnya karena faktor ekonomi, apabila musim kemarau disana tanahnya itu sangat kering sehingga menyebabkan tanaman sangat sulit untuk tumbuh
15 Juma Darmapoetra. Kajang Pencipta Kebersamaan dan Pelestari Alam. (Makassar: Arus Timur, 2014). Hlm. 5.
16 Ramli, Wawancara, di Kampung Kajang tanggal, 27 Februari 2016.
Jumaisa
47
dengan subur. Sehingga beberapa warga disana berinisiatif meninggalkan daerahnya untuk mencari pekerjaan lain demi pemenuhan kebutuhan mereka. Karena masyarakat disana itu dominan bekerja hanya sebagai petani, melihat kondisi tanah yang kekeringan merekapun harus mencari pekerjaan di daerah lain di waktu musim kemarau seperti di daerah Makassar. Mereka yang meninggalkan daerah asalnya setelah mendapatkan pekerjaan yang layak dan bisa meningkatkan perekonomian mereka, maka merekapun mencari tempat tinggal dan hidup menetap di mana tempat mereka mendapatkan pekerjaan seperti di daerah Makassar .Orang-orang Kajang yang ikut dalam migrasi tersebut mayoritas berasal dari lingkungan petani namun tidak memiliki tanah yang luas untuk digarap. Hal itulah yang dilakukan oleh Ramli dan kedua orang tuanya17 yang memilih Makassar sebagai daerah tujuan migrasi.
Perjalanannya untuk sampai di daerah Kelurahan Tamangapa khususnya daerah Kampung Kajang terbilang cukup panjang.
Bermula dari tahun 1986, beliau dan kedua orang tuanya memutuskan untuk meninggalkan daerah asalnya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Yang menarik sewaktu tiba di Makassar, beliau dan keluarganya tidak langsung tinggal di Kampung Kajang melainkan tinggal di daerah Maccini Tengah selama dua tahun.
17 Ramli, Wawancara, di Kampung Kajang tanggal, 27 Februari 2016.
48
Kemudian pindah ke daerah Maccini Raya tidak cukup satu tahun tinggal disana beliau dan keluarganya pindah ke daerah Sukaria tepatnya di Jl. Ta’ Mau-Mau, disini mereka tinggal kurang lebih lima tahun.Tahun 1995, ia dan kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Kecamatan Manggala Kelurahan Tamangapa tepatnya di Kampung Kajang. Kepindahannya tersebut murni dilandasi oleh persoalan ekonomi. Adapun alasan dipilihnya daerah Kelurahan Tamangapa (Kampung Kajang sekarang) sebagai daerah tempat tinggal baru, karena di wilayah ini tanahnya lumayan murah dibanding tanah yang lain yang ada di Makassar dan dekat dari tempat kerja orang tua dan beliau sendiri yaitu TPA yang ada di Kecamatan Manggala yang mana pekerjaan orang tua dan beliau sendiri itu sebagai sopir mobil pengangkut sampah. Namun karena penghasilan pak Ramli kurang sehingga beliau pun berhenti bekerja sebagai sopir mobil pengangkut sampah dan beralih menjadi sopir taxi setelah berhenti beliaupun beralih menjadi sopir mobil kampas.
Tahun 1996 beliaupun menikah dengan ibu Ramlah dan isterinya menyuruh pak Ramli untuk kembali bekerja di Dinas Kebersihan Kota Makassar sebagai sopir pengangkut sampah karena ini merupakan pekerjaan sebelumnya bersama ayahnya, sehingga beliaupun kembali bekerja di Dinas Kebersihan Kota Makassar sebagai sopir pengangkut sampah karena kebetulan nama pak Ramli belum dihapus di Dinas Kebersihan Kota Makassar. Setelah beberapa tahun
Jumaisa
49
mengabdi di Dinas Kebersihan Kota Makassar beliaupun diangat menjadi PNS pada tahun 2006.Sama halnya dengan Samsuddin18 dan Nurlia Lipsa serta beberapa orang lainnya yang bersal dari Kajang Kabupaten Bulukumba yang mengaku datang ke Kampung Kajang juga karena persoalan ekonomi. Seperti Nurlia Lipsa datang ke Kampung Kajang pada tahun 2008 bersama keluarganya. Sedangkan Samsuddin dan isterinya Jumrani mengaku datang di Kampung Kajang pada tahun 1998. Keduanya meninggalkan daerah asalnya Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, lantaran kesulitan memperoleh pekerjaan.
Lebih jauh dari penuturannya keduanya mengaku tidak menyesal telah meninggalkan daerah asalnya. Bagi mereka sangat tidak etis dan tidak terhormat jika harus hidup melarat di daerah sendiri.
Tindakan beberapa orang Kajang memilih meninggalkan daerah asalnya tidak terlepas dari persoalan klasik, yakni kemiskinan.
Menurut Mattulada19, ada tiga kemungkinan yang dapat menyebabkan seseorang menjadi miskin, yakni :
1) Sebab kemalasan, kebodohan, ketidakmampuan fisik atau mental (cacat), dan penyebab dari dalam pribadi seseorang.
18 Samsuddin, Wawancara, di Kampung Kajang tanggal, 6 April 2016.
19 Mattulada. Kebudayaan, Kemanusiaan, dan Lingkungan Hidup.
(Makassar: Hasanuddin University Press, 1997). Hlm. 131.
50
2) Sebab struktural, yakni terjadinya kemiskinan karena kelemahan atau kebodohan struktural yang berada di luar kemampuan pribadi seseorang atau sekelompok orang untuk menghindari atau mengatasinya.3) Sebab kultural, ialah yang tumbuh dari sistem nilai budaya yang menghargai cara-cara kehidupan yang “menghindari kesenangan hidup duniawi”.
B. AWAL MULA KAMPUNG KAJANG
Berdasarkan hasil penelitian lapangan bahwa sebagian besar warga masyarakat Kampung Kajang RT 04 khususnya kepala keluarga dan istrinya dominan merupakan penduduk urbanisasi dari Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Adapun jumlah penduduk yang ada di Kampung Kajang ini yaitu 537 jiwa yang terdiri dari 121 kepala keluarga (KK), yang mana pada keseluruhan kepala keluarga ini terdiri dari 269 laki-laki (LK) dan 268 Perempuan (PR). Dalam kurun waktu 2010-2015, jumlah penduduk Kelurahan Tamangapa meningkat setiap tahun.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa kondisi awal Kampung Kajang pada tahun 1995 itu masih berupa sebuah hutan dan rawa-rawa, daerah ini dulunya merupakan jalur perampok dan sangat sunyi. Pada tahun 1995 daerah ini pertama kalinya dihuni oleh satu keluarga yakni keluarga Almarhum Puang Ambo yang kerap dikenal dengan sebutan Dg. Rapi.