• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa a. Keadaan Guru dan Pegawai

Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, guru berkewajiban menjelaskan materi pelajaran membimbing dan mengarahkan pencapaian tujuan pengajaran yang telah direncanakan, dalam hal ini dibutuhkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlashiyah Perampuan berjumlah 17 orang dan 2 orang guru negeri. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan guru MI Al-Ikhlashiyah perampuan adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Data Keadaan Guru dan Pegawai MI Al-Ikhlashiyah Perampuan Tahun Pelajaran 2011/201227

No Nama guru dan Pegawai Jenis

Kelamin NIP Bidang Studi 1 TGH. Gafur Hamdani

Ketua Yayasan L Bimbingan Konseling

2 L. Wirsa, S.Pd.

Kepala Sekolah L - PKn

3 Suharto Hafidz L - Mata Pelajaran Agama Kls V

4 Junaidi, A.Ma. L - Mapel B. Arab, Quran H. dan MTK Kelas III dan VI

5 Lukmin, A.Ma. P - Wali Kelas II a

Mapel Umum dan Agama

6 Miskah, S.pd. P - Wali Kelas VI

Umum dan Agama

7 Marwani, A.Ma. P - Wali kelas I

Umum dan Agama

8 Rohaniah, S.Pd. P - Wali Kelas II

Umum dan Agama

9 Zuhriah P - Wali Kelas III

Mapel Umum

10 Sujaah P - Mapel Agama Kelas III

Mapel Agama

11 Rosiana Andayani P - Wali Kelas IV

Mapel Umum 12 Muhammad Widan, A.Ma. L - Mapel Agama Kelas IV

13 Suhardi L - Wali Kelas V

Mapel Umum

14 Bahkani L - PENJASKES

15 Hasbullah, S.Pd. L - SKI

16 Sujiran L - Mapel Agama

17 Murahani P - TU

27 Ibid

b. Keadaan Siswa

Dalam proses belajar mengajar siswa menduduki peranan yang sangat penting, karena dalam proses belajar mengajar siswa yang akan menjadi tolak ukur untuk berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, keberadaan dan peranan siswa sangant diperlukan dalam proses pembelajaran.

Adapun data dan jumlah siswa MI Al-Ikhlashiyah Perampuan tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 130 siswa demgam rincian sebagai berikut:

Tabel 3

Data jumlah Siswa-siswi MI Al-Ikhlashiyah Perampuan Tahun Pelajaran 2011/2012 28

No Kelas Jumlah

1 I (satu) 24 orang

2 IIa (dua a) 18 orang

3 IIb (dua b) 17 orang

4 III (tiga) 19 orang

5 IV (empat) 20 orang

6 V (lima) 15 orang

7 VI (enam) 17 orang

Jumlah 130 orang

28 Ibid

c. Struktur Organisasi

Dalam suatu lembaga pendidikan diperlukan adanya suatu organisasi yang baik dan terarah dalam rangka membantu kelancaran belajar mengajar. Organisasi tersebut sangat urgen dalam menunjang maju mundurnya proses belajar mengajar dalam suatu lembaga pendidikan.

Adapun struktur organisasi MI Al-Ikhlashiyah Perampuan adalah sebagai berikut

Struktur Organisasi MI Al-Ikhlashiyah Perampuan Tahun Pelajaran 2011/201229

B. Hasil Penelitian

29 Ibid

WAKA Humas Suharto Hafidz

Kepala Madrasah (MI) L. Wirsa, S.Pd.

Komite Madrasah Suharto Hafidz

WAKA Sarana Suhardi

WAKA Kurikulum Miskah, S.Pd.

WAKA Kesiswaan M. Wildan,

A M Keuangan Zuhriyah, S.Pd.

Staf TU Murahani

Sataf TU BP / BK

TGH. Gafur H.

Drs. SUHAIDI

Ketua Tata Usaha

GURU-GURU SISWA-SISWI

Penelitian dilakukan selama 2 bulan, yaitu bulan Juli dan Agustus 2011.

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan 3 siklus, walaupun pada siklus I atau siklus II ketuntasan secara klasikal dapat mencapai 85% dan ketuntasan individu telah mencapai nilai ≥ 80, pelaksanaan siklus berikutnya tetap dilaksanakan berdasarkan desain PTK30 yang telah direncanakan.

Data hasil penelitian ini bersifat kualitatif berkabolarasi dengan kuantitatif.

Data hasil tes masuk kedalam data kuantitatif, sedangkang untuk data hasil observasi dimasukkan kedalam data kualitatif dan dideskripsikan secara kualitatif.

Hasil data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dipisahkan dalam empat tahap, yaitu: Perencanaan penelitian, pelaksanaan tindakan, observasi pengaruh, dan refleksi

1. Siklus I a. Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MI Al-Ikhlashiyah Perampuan kelas V dengan jumlah peserta didik 15 orang. Dalam perencanaan tindakan kelas ini guru telah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagaimana yang telah terlampir dalam deskripsi setting penelitian. Tahapan perencanaan dapat dilakukan tanpa ada hambatan yang berarti. Pada awalnya penerapan metode dengan membentuk kelompok memerankan sebuah drama anak.

30 Achmad, Penelitian Tindakan Kelas, h. 128.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan 2 kali seminngu dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Untuk penelitian siklus I ini dilakukan dengan 2 kali pertemuan.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanngal 25 Juli 2011 yang mana pada pertemuan pertama diisi pembagian naskah drama pada masing-masing siswa dan tes awal,. Kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran yang telah direncanakan yang diawali dengan menjelaskan tentang metode pembelajaran yang akan digunakan, penyampaian tujuan pembelajaran, dan apersepsi materi pembelajarn yang akan diajarkan. Langkah selanjutnya guru/peneliti menjelaskan tentang lafal, intonasi, mimik, dan ekspresi, kemudian siswa ditugaskan untuk membaca naskah drama dengan menggunakan keempat keterampilan dalam berbicara yang telah dijelaskan sebelumnya.

Guru/peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih sendiri teman/patner dalam mendemonstrasikan atau memerankan drama pendek anak-anak yang naskahnya telah dibaca sebelumnya. Langkah selanjutnya siswa diminta untuk maju kedepan kelas dengan patnernya yang terdiri dari 3 orang untuk memerankan naskah drama dengan menggunakan lafal, intonasi, mimik, dan ekspresi yang sesuai dengan karakter masing-masing tokoh yang diperankan. Guru/peneliti kembali

menekankan kepada siswa bahwa pada pembelajaran ini siswa harus berusaha untuk menghayati naskah drama sesuai dengan peran masing- masing sehingga keterampilan berbicara yang meliputi lafal, intonasi,mimik, dan ekspresi dapat terlihat pada setiap kalimat-kalimat yang diucapkan siswa dalam memerankan naskah drama.

Pada setiap akhir demonstrasi naskah drama guru/peneliti memberi kesempatan pada masing-masing siswa untuk mengajukan pertanyaan seputar naskah drama yang telah diperankan, sehingga hal ini dapat menjadi evaluasi bagi siswa yang lain terhadap peran yang telah di demonstrasikan.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu tanngal 27 Juli 2011, dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Pada pertemuan kedua ini dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan tambahan yang berupa pengulangan materi atau kegiatan evaluasi dengan memberikan tugas kepada masing-masing kelompok/grop yang telah terbentuk dan terdidri dari 3 orang siswa untuk memerankan naskah drama dan mendemonstrasikannya didepan kelas.

c. Kegiata observasi

Pada tahap ini guru/peneliti melakuakn eksperimen pada masing- masing kelompok/grop dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.

Pada tahap ini, siswa melakukan tindakan, sedangkan guru/ peneliti

melakukan pemantauan dengan menggunakan pedoman observasi terhadap semua kegiatan siswa. Guru/peneliti mengamati dengan seksama kegiatan siswa sebagai fasilitator yang memberi tugas atau memandu dalam kelompok/grup. Selanjutnya menganalisis nilai individu dan memberikan nilai kelompok. Kegiatan observasi yang dilakukan dalam penilitian ini meliputi observasi aktifitas siswa dan observasi kegiatan guru.

1) Hasil observasi aktivitas siswa

Hasil observasi yang diperoleh dalam pengamatan yang dilakukan oleh guru/observer dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Tujuan dari observasi ini adalah untuk menilai proses belajar mengajar dengan menggunakan penerapan metode bermain peran. Observasi terhadap kegiatan siswa dilakukan dengan cara mengamati prilaku siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaraan dengan menggunakan metode bermain peran.

Berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa pada siklus I memperlihatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif. Hal ini dapat dilihat dari duabelas indikator masih ada diskriptor yang belum tercapai, diantaranya pada indikator kegiatan inti terdapat ada dua diskriptor

yang belum tercapai dan pada kegiatan penutup keempat diskriptor belum tercapai.

2) Hasil Observasi Keterampilan berbicara siswa

Pada tahap ini guru/peneliti melakukan eksperimen pada masing-masing grup/kelompok dalam memerankan naskah drama sesuai dengan karakter masing-masing tokoh yang diperankan.

Guru/peneliti mencatat semua hasil keterampilan berbicara siswa yang meliputi empat aspek, yaitu: lafal, intonasi, mimik, dan ekspresi. Guru/peneli mengamati keterampilan berbicara siswa sebagai fasilitator yang memberi tugas dan memandu siswa dalam grup/kelompok dan mencatat hasil keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan lembar penilaian yang telah disiapkan.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus I keterampilan berbicara siswa masih kurang. Hal ini bisa dilihat dari ketuntasan klasikal hanya sebesar 33,33%, artinya ketuntasan klasikal masih jauh dari ketuntasan klasikal yang sudah ditetapkan, yaitu 85%.

3) Hasil observasi kegiatan guru

Hasil observasi kegiatan guru dilakukan dengan mengamati Guru oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus I kegiatan guru dalam proses pembelajaran cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari duabelas indikator, karena pada kegiatan awal tiga deskriptor terlaksana dengan baik, pada kegiatan inti tiga deskriptor telah tercapai, sedangkang pada kegiatan penutup hanya dua yang terlaksana dengan baik.

Adapun Data hasil observasi aktivitas siswa, hasil observasi keterampilan berbicara siswa, dan kegiatan guru siklus I selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4, 5, dan 6.

Tabel 4

Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No KEGIATAN

SKOR

SIKLUS I SIKLUS II IKLUS III

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Kesiapan belajar √

2 Konsentrasi √

3 Respon terhadap guru √

4 Antosias dalam mengikuti

proses pembelajaran √

5 Intraksi siswa dengan siswa √ 6 Aktivitas siswa dalam

melaksanakn proses pembelajaran

7 Kerjasama dalam kelompok √

8 Partisipasi siswa dalam dalam

menyimpulkan hasil √

9 Mencatat kesimpulan √

10 Refleksi terhadap

pembelajaran √

11 Evaluasi √

12 Melaksanakan kesan tindak

lanjut √

Jumlah 4 2 1 4 1

Total 36

Tabel 5

Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I

N

0 NAMA

ASPEK

Jlh

Skor Nilai Ketuntasan

Lafal Intonasi Mimik Ekspresi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Tuntas Tidak

1 Devi Sukma

Dewi √ √ √ √ 17 85 √ 2 Laila Safriani √ √ √ √ 18 90 √

3 Marlina √ √ √ √ 13 65 √ 4 Dewi Andriani √ √ √ √ 20 80 √

5 Halimatussakd

iyah √ √ √ √ 14 70 √ 6 Husnul

Khotimah √ √ √ √ 15 75 √ 7 Nurbaiti √ √ √ √ 17 85 √

8 Pitawati √ √ √ √ 15 75 √ 9 Khairul Azmi √ √ √ √ 14 70 √ 10 Asruddin √ √ √ √ 12 60 √ 11 Jaelani √ √ √ √ 16 80 √

12 Sulthon Hadi √ √ √ √ 13 65 √ 13 Ifandi √ √ √ √ 14 70 √ 14 Satriawan √ √ √ √ 13 65 √ 15 M. Yusuf √ √ √ √ 13 65 √ Jumlah 1 4 8 2 4 9 2 8 5 1 1 7 6 1 115 1100 5 10

Nilai rata-rata 73,33

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 65

Siswa yang tuntas 5

Siswa tidak tuntas 8

Ketuntasan klasikal 33,33

Keterangan: Nilai maksimal untuk masing-masing aspek keterampilan adalah. 25 Nilai 1 = 5

Nilai 2 = 10 Nilai 3 = 15 Nilai 4 = 20 Nilai 5 = 25

Tabel 6

Data Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

No KEGIATAN

SKOR

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran √

2 Motivasi siswa √

3 Apersepsi √

4 Aktifitas guru dalam

pembelajaran √

5 Aktifitas guru dalam

membimbing peserta didik √ 6 Mampu menciptakan suasana

yang kondusif √

7 Memberi materi yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran √ 8 Adanya intraksi siswa dengan

guru √

9 Simpulan √

10 Refleksi pembelajaran √

11 Evaluadsi √

12 Pesan tindak lanjut √

Jumlah 3 2 6 1

Total 41

d. Refleksi

Tahapan refleksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru/peneliti guna mengkaji secara menyeluruh tindakan penelitian yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang terkumpul. Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan, didiskusikan, dianalisis, dan dievaluasi oleh guru/peneliti, kemudian guru/peneliti dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan, yaitu yang meliputi faktor-faktor pendukung, penghambat dari aspek internal dan eksternal guru/peneliti dan siswa, kemudian untuk tahap siklus berikutnya diadakan perbaikan-perbaikan secara kualitas dan kuantitas berdasarkan hasil daripada refleksi dari siklus yang telah dilaksanakan.

Setelah dilakukan perbaikan dan lebih mengaktifka siswa, guru/peneliti memberikan arahan pada setiap kelompok dalam memerankan naskah drama dengan lafal, intonasi, mimik, dan ekspresi yang dapat membangkitkan gairah penonton/siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara secara maksimal. Adapun kekurangan yang masih tampak pada pelaksanaan siklus I akan diperbaiki pada siklus II sehingga siswa lebih serius dan antosias dalam memerankan naskah drama untuk menyempurnakan lafal, intonasi, mimik, dan ekspresi, sehingga kualitas berbicara siswa menjadi lebih baik dan sempurna.

Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus I, ada beberapa hal yang sangat penting perlu diperhatikan dan diperbaiki untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Terkait dengan aktifitas guru dan siswa yang masih dalam katagori cukup dan hasil tes belum mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan.

Dalam penerapan metode bermain peran pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru/peneliti antara lain, yaití :

1) Pelaksanaan sumbang saran membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran tidak terlaksana dengan baik;

2) Sebagian siswa bermain peran, tetapi sebagian besar siswa tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran;

3) Guru/peneliti mengalami kesulitan dalam mengontrol siswa pada saat bermain peran, karena pada saat memerankan naskah drama siswa lebih banyak malu-malu dan bermain-main;

4) Siswa yang bertindak sebagai penonton/audien ramai dan ribut pada saat temannya bermain peran.

Hal tersebut terjadi karena guru/peneliti belum menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan baik dan siswa juga masih merasa malu-malu pada saat memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam naskah drama. Untuk mengatasi masalah ini guru/peneliti haruslah

menguasai langkah-langkah pembelajaran, lebih bisa mengelola kelas, dan memotifasi siswa agar tidak malu-malu dalam memeran tokoh- tokoh yang ada dalam naskah drama dan lebih menjiwai karakter tokoh yang diperankannya.

2. Siklus II

a. Perencanaan tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pada siklus II ini perlu diadakan suatu perbaikan, dimana perbaikan-perbaikan ini nantinya akan memberikan motivasi bagi guru/peneliti untuk lebih menyempurnakan langkah-langkah pembelajaran begitu juga bagi siswa dengan adanya perubahan pada siklus II ini akan menambah semangat siswa dalam pembelajaran terutama dalam memerankan suatu naskah drama. Adapun rencana dan perbaikan tindakan pada siklus II meliputi:

Menyusun desain pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran, Menyusun rencana perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi aktivitas siswa siklus II, menyusun lembar observasi kegiatan guru siklus II, mengadakan pembaikan tugas antara guru dan peneliti dimana peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran dan guru mengisi lembar observasi. Dan menyiapkan sumber belajar yang diperlukan berupa naskah drama.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pada siklus II tidak jauh beda dengan siklus I, yaitu 2 x Pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 8 Agustus 2011 yang membahas materi tentang drama dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan pendahuluan, apersepsi mengenai materi yang akan diajarkan, penyampaian tujuan pembelajaran, dan menjelaskan kembali metode yang akan digunakan. Langkah selanjutnya guru/peneliti harus lebih sering menampilkan metode dengan teknik yang berbeda. Guru/peneliti kembali menegaskan bahwa pada pembelajaran ini siswa harus harus lebih aktif dan berkonsentrasi dalam memerankan karakter tokoh-tokoh yang ada dalam naskah drama baik yang menyangkut lafal, intonasi, mimik, dan ekspresi, sementara guru/peneliti memposisikan diri sebagai pasilitator, pembimbing, dan pembantu jika ada siswa yang merasa mengalami kesulitan dalam memerankan tokoh yang ada dalam naskah drama. Pada pertemuan siklus II ini siswa nampak lebih teratur, terkontrol, dan tidak merasa malu-malu lagi dalam memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam naskah drama dikarenakan siswa mulai menghayati dan memahami kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode bermain peran.

Seperti halnya pada siklus I, pertemuan pertama diakhiri dengan guru/peneliti memberikan tugas pada setiap kelompok/grup untuk

memerankan naskah drama yang disertai dengan lafal, intonasi, mimik, dan ekspresi yang sesuai dengan masing-masing karekter tokoh yang diperankan.

Pada setiap akhir dari bermain peran guru/peneliti memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dari setiap karekter tokoh yang telah diperankan, hal ini sekaligus menjadi evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok/grup terhadap peran masing-masing sebagai suatu keseluruhan. Pada tahap tes proses pembelajaran dengan penerapan metode bermain peran, guru/peneliti membahas kendala serta kesulitan yang dialami siswa pada saat memerankan naskah drama.

Pertemuan kedua dilaksanakan hari senin tanggal 10 Agustus 2011 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pertemuan ini guru/peneliti melakukan diskusi kelas, yaitu meminta masing-masing kelompok/grop kesan atas pembelajaran yang dilakukan dan beberapa kendala yang dihadapi sebelumnya oleh guru/peneliti. Setelah itu, guru/peneliti melakukan tes untuk siklus II dalam bentuk naskah drama yang akan diperankan oleh siswa.

c. Kegiatan Observasi

1) Hasil observasi aktivitas siswa

Pada tahap ini guru/peneliti melakukan eksperimen pada masing- masing kelompok/grup dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia. Pada tahap ini, siswa melakukan tindakan, sedangkan peneliti bertindak sebagai pelaksana pebelajaran dan guru melakukan pengisian lembar observasi dengan menggunakan pedoman observasi terhadap semua kegiatan siswa. Guru/peneliti mengamati dengan seksama kegiatan siswa sebagai fasilitator yang memberi tugas atau memandu dalam kelompok/grup. Selanjutnya menganalisis nilai individu dan memberikan nilai kelompok.

Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Tujuan dari observasi ini adalah untuk melihat kelangsungan dari proses pembelajaran dengan penerapan metode bermain peran. Observasi terhadap terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan cara mengamati prilaku siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran .

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan menunjukkan aktifitas dalam proses pembelajaran mencapai katagori aktif, hal ini dapat dilihat dari duabelas indikator yang ada pada kegiatan inti keempatnya sudah tercapai begitu juga dengan indikator kegiatan penutup, yaitu dari empat indikator yang ada tiga deskriptor sudah tercapai.

2) Hasil keterampilan berbicara siswa

Pada tahap ini Peneliti sebagai pelaksana pembelajaran, sedangkan guru mencatat semua hasil keterampilan berbicara siswa, yang meliputi empat aspek, yaitu: lafal, intonasi, mimik, dan ekspresi.

Guru/peneli mengamati keterampilan berbicara siswa sebagai fasilitator yang memberi tugas dan memandu siswa dalam grop/kelompok dan mencatat hasil keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan lembar penilaian yang telah disiapkan.

Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 53,33% dari 33,33% menjadi 86,66%, artinya ketuntasan klasikal pada siklus II sudah melampaui ketentuan yang sudah ditetapkan, yaitu 85%.

3) Hasil observasi kegiatan guru

Hasil observasi terhadap kegiatan guru dilakukan dengan mengamati kegiatan guru/peneliti oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan oleh guru/peneliti.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan menunjukkan pada siklus II ini kegiatan guru dalam proses pembelajaran baik sekali. Hal ini dapat dilihat dari duabelas indikator yang ada sembelas deskriptor terlaksana dengan baik,

sedangkan satu diantaranya tidak terlaksana dengan baik. Artinya pada siklus II ini terjadi peningkatan kegiatan guru jika dibandingkan pada siklus I.

Adapun Data hasil observasi aktivitas siswa, hasil observasi keterampilan berbicara siswa, dan kegiatan guru siklus I selengkapnya dapat dilihat pada tabel 7, 8, dan 9.

Tabel 7

Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No KEGIATAN

SKORT

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Kesiapan belajar √

2 Konsentrasi √

3 Respon terhadap guru √

4 Antosias dalam mengikuti

proses pembelajaran √

5 Intraksi siswa dengan siswa √

6 Aktivitas siswa dalam melaksanakn proses pembelajaran

7 Kerjasama dalam kelompok √

8 Partisipasi siswa dalam dalam menyimpulkan hasil

9 Mencatat kesimpulan √

10 Refleksi terhadap

pembelajaran

11 Evaluasi √

12 Melaksanakan kesan tindak lanjut

Jumlah 1 7 4

Total 50

Tabel 8

Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II

Keterangan: Nilai maksimal untuk masing-masing aspek keterampilan adalah. 25 Nilai 1 = 5

Nilai 2 = 10 Nilai 3 = 15 Nilai 4 = 20 Nilai 5 = 25

No NAMA

ASPEK

Jlh

skor Nilai Ketuntasan

Lafal Intonasi Mimik Ekspresi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Tuntas Tidak

1 Devi Sukma

Dewi √ √ √ √ 19 95 √ 2 Laila Safriani √ √ √ √ 20 100

3 Marlina √ √ √ √ 15 75 √ 4 Dewi

Andriani √ √ √ √ 18 90 √ 5 Halimatussak

diyah √ √ √ √ 17 85 √ 6 Husnul

Khotimah √ √ √ √ 17 85 √ 7 Nurbaiti √ √ √ √ 20 100 √ 8 Pitawati √ √ √ √ 17 85 √ 9 Khairul Azmi √ √ √ √ 17 85

10 Asruddin √ √ √ √ 14 70 √ 11 Jaelani √ √ √ √ 17 85

12 Sulthon Hadi √ √ √ √ 17 85 √ 13 Ifandi √ √ √ √ 17 85 √ 14 Satriawan √ √ √ √ 17 85 √ 15 M. Yusuf √ √ √ √ 17 85

Jumlah 2 4 9 2 5 8 2 8 5 2 6 7 259 1295 13 2

Rata-rata 86,33

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 70

Siswa yang tuntas 13

Siswa tidak tuntas 2

Ketuntasan klasikal 86,66

Tabel 9

Data Hasil )bservasi Kegiatan Guru Siklus II

No KEGIATAN

SKORT

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran √

2 Motivasi siswa √

3 Apersepsi √

4 Aktifitas guru dalam

pembelajaran √

5 Aktifitas guru dalam

membimbing peserta didik √

6 Mampu menciptakan suasana

yang kondusif √

7 Memberi materi yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran √

8 Adanya intraksi siswa dengan

guru √

9 Simpulan √

10 Refleksi pembelajaran √

11 Evaluasi √

12 Pesan tindak lanjut √

Jumlah 1 3 8

Total 54

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh guru/peneliti, untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II dan untuk mengetahui tingkat keterampilan berbicara siswa terhadap materi yang sudah dipelajari dengan penerapan metode bermain peran.

Berdasarkan data pengamatan yang telah dilakukan oleh guru/peneliti, menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II ini telah bisa dikatakan mencapai hasil yang sangat baik, hal ini dapat dilihat dari peningkatan keterampilan berbicara siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata siswa serta presentase ketuntasan yang telah mencapai 86,33% sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini ada peningkatan dan perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya untuk memperbaiki kekurangan yang masih ada.

3. Siklus III

a. Perencanaan tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, maka pada siklus III tidak perlu diadakan suatu perbaikan, dimana perbaikan-perbaikan yang sudah dilakukan pada siklus II sangat baik dan memberikan motivasi bagi guru/peneliti dalam melaksanakan pembelajaran begitu juga bagi siswa dengan adanya siklus III ini akan menambah semangat dan keterampilan siswa dalam pembelajaran terutama dalam memerankan suatu naskah

drama. Adapun pelaksanaan pada siklus III tidak jauh beda dengan pelaksanaan siklus II yang meliputi: Menyusun desain pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran, Menyusun rencana pemantapan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II, menyusun lembar observasi aktivitas siswa siklus III, menyusun lembar observasi kegiatan guru siklus III, mengulangi pembagian tugas antara guru dan peneliti seperti pada siklus II dimana peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran dan guru mengisi lembar observasi. Dan menyiapkan

sumber belajar yang diperlukan berupa naskah drama.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pada siklus III tidak jauh beda dengan siklus II, yaitu 2 x Pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 16 Agustus 2011 yang membahas materi tentang drama dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan pendahuluan, apersepsi mengenai materi yang akan diajarkan, penyampaian tujuan pembelajaran, dan menjelaskan kembali metode yang akan digunakan. Langkah selanjutnya guru/peneliti harus lebih sering menampilkan metode dengan teknik yang berbeda. Guru/peneliti kembali menegaskan bahwa pada pembelajaran ini siswa harus lebih aktif dan berkonsentrasi dalam memerankan karakter tokoh-tokoh yang ada dalam naskah drama baik

Dokumen terkait