BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data Dan Analisis
Pada tahap ini, peneliti melakukan penyajian informasi melalui bentuk teks naratif terlebih dahulu. Selanjutnya, hasil teks naratif
24Kasiram, Metodologi Penelitian. 120.
25Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, 297.
35
tersebut diringkas ke dalam bentuk bagan yang menggambarkan alur proses perubahan kultural: dari monokulturalitas ke interkulturalitas.
Masing-masing komponen dalam bagan merupakan abstraksi dari teks naratif data lapngan. Kemudian, peneliti menyajikan informasi hasil penelitian mendasarkan pada susunan yang telah diabstraksikan dalam bagan tersebut.26
c. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap ini, peneliti selalu melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data. Disamping menyandarkan pada klarifikasi data, peneliti juga memfokuskan pada abstraksi data yang tertuang dalam bagan. Setiap data yang menunjang komponen bagan, diklarifikasi kembali: baik dengan informan di lapangan maupun melalui diskusi-diskusi dengan sejawat. Apabila hasil klirifikasi memperkuat kesimpulan atas data, pengumpulan data untuk komponen tersebut siap dihentikan.27
Namun, ketiga tahapan tersebut berlangsung secara simultan. Oleh karena itu, teknik bongkar pasang dalam menyusun laporan hasil penelitian terpaksa dilakukan oleh peneliti manakala ditemukan fakta atau pemahaman baru yang lebih akurat. Data-data yang dipandang tidak memiliki relevansi dengan maksud dikesampingkan.28
26Ibid, 297.
27Ibid, 297-298.
28Ibid, 298.
37
2. Tahap Pelaksanaan a) Mengumpulkan data b) Menganalisis data
c) Konsultasi kepada dosen pembimbing 3. Tahap penyelesaian
a) Menyusun kerangka laporan hasil penelitian b) Konsultasi kepada dosen pembimbing.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran pembahasan yang sistematis maka peneliti akan menjelaskan mengenai kerangka penulisan yang digunakan dalam penelitian ini. Tujuannya agar mempermudah dalam melakukan penelitian. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut.
Bab I: Pendahuluan, yang berisi latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II: Kajian Pustaka, yang berisi penelitian terdahulu dan
kajian teori yang meliputi: pengertian nilai-nilai edukasi, nilai-nilai edukasi dalam surat Luqman ayat 13-19, pengertian akhlak dan proses pembentukan akhlak.
Bab III: Metode Penelitian, yang berisi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data.
Bab IV: Penyajian Data dan Analisis yang berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan.
Bab V: Penutup, berisi kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah, serta saran-saran untuk hasil penelitian. pada bagian terakhir tercantum pula daftar pustaka serta lampiran-lampiran.
39
BAB 1V
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya TPQ Darul Hidayah
TPQ Darul Hidayah adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh tokoh masyarakat setempat yang ada di dalam Pondok Pesantren, yang keberadaanya lebih dulu ada dari pada TPQ Darul Hidayah.
TPQ Darul Hidayah didirikan oleh hafidzul qur’an KH.Syamsul Arifin yang juga sebagai penggagas metode Tartili yang ada di dusun Demangan desa Kesilir Wuluhan Jember, pada tahun 2000.
Maksud dan tujuan digagasnya metode Tartili ini yaitu; untuk ikut serta dalam nasyrul ilmi atau menyebarkan ilmu agama dalam mengembangkan metode cepat belajar Al-Qur’an untuk kalangan sendiri.
Sehingga dapat ikut serta dalam meningkatkan keterampilan membaca Al- Qur’an sesuai denganilmu tajwid di masyarakat.1
2. Visi dan Misi TPQ Darul Hidayah
Adapun Visi dari TPQ Darul Hidayah adalah “Terampil dalam membaca Al-Qur’an cepat dan tepat” Adapun Misi dari TPQ Darul Hidayah adalah
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwa kepada tuhan yang maha Esa
1Sumber data,Hasil interview dengan ketua yayasan TPQ Darul Hidayah, Kyai Samsul Arifin, tanggal 17 oktober 2017
b. Meningkatkan keterampilan anak dalam membaca Al-Qur’an c. Ikut serta dalam mensukseskan pendidikan anak bangsa
d. Sumber data kantor pondok pesantren Darul Hidayah kesilir wuluhan jember
3. Letak geografis TPQ Darul Hidayah
TPQ Darul Hidayah ini ada di dalam pondok pesantren, tepatnya di Dusun Demangan Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember dengan batasan sebagai berikut;
a. Sebelah selatan ;Berbatasan dengan sungai irigasi b. Sebelah Barat ;Berbatasan dengan rumah tetangga c. Sebelah Timur ;Berbatasan dengan jalan
d. Sebelah Utara ;Berbatasan dengan Pekarangan Sumber data; Hasil Observasi selasa 17 Oktober 2017
4. Keadaan Asatidz TPQ Darul Hidayah.
Tabel 1. Data Asatidz
NO NAMA TUGAS
1 2 3 4 5
Evi Muhazatun Ni’mah Neli Fitrotin
Nadzifah
Himmatul Khoiriyah Siti Masruroh
Tartili 1 Tartili 2 Tartili 3 Tartili 4
Al-Qur’an dan Gharib
NO NAMA KELAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Abellia Randika Firmansyah P Adinda Novita Sari
Ahmad Thoriqy Rahlial Arrum Laila Septiawan Chilla Putri Eka Apriliani Elica Fahra Irzafani Fajriyah Dela Sari Khusnul Khotimah M. Firdaus
Moch. Bintang Adikara Moch. Fauzi Hidayat Moch. Mariq Saputra
Moh. Risky Ari Setyo Prawiro Mohammad Rio Riswandy Muhammad Choky Ramadhan W Nur Hendri Dia Amelia
Nur Muhammad Rizky Pramono
Rifki Johan Prasetio Rizqi Putri Andini
Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 1 Tartili 2 Tartili 2 Tartili 2 Tartili 2 Tartili 2 Tartili 2 Tartili 2 Tartili 3
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Sisil Dwi Anggraeni Siti Ayu Hoiria
Tamrin Dulhaji Djeroban Zasqiah Ainiyah Syafira Afriawansyah Alunfah Dafit
Farrel Ramadhan Pramudya Hanin Fitriatul Hasanah M. Roby
Faisal Hayyun
Nur Fadilah Djeroban
Mochammad Nadzir Aufa Tabrani Muhammad Abdu Wafa
Muhammad Naba'il Adhim
Tartili 3 Tartili 3 Tartili 3 Tartili 3 Tartili 3 Tartili 3 Tartili 4 Tartili 4 Tartili 4 Tartili 4 Tartili 4 Tartili 4 Tartili 4 Tartili 4
43
7. Struktur organisasi TPQ Darul Hidayah.
Bendahara Nadzifah Sekretaris
Siti Masruroh
Kepala TPQ Ustadz Nur Bayyin
Ketua Yayasan Kyai Samsul Arifin
Ustadzah Tartili 1 Siti Masruroh
Ustadzah Tartili 2 Eni Fitrotin
Ustadzah Tartili 3 Nadzifah
Ustadzah oribAl-Qur’an dan Ghorib
Siti Masruroh Ustadzah Tartili 3
Himmatul Khoiriyah
8. Jadwal Pelajaran TPQ Darul Hidayah.
Tabel 3. Jadwal Pelajaran
No Hari Pelajaran
1 2 3 4 5 6
Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Ahad
Tartili Do’a Harian Tartili Tartili Imla’
Tartili
B. Penyajian Data Dan Analisis
Setiap penelitian haruslah disertai dengan penyajian data sebagai penguat dalam penelitian. Sebab data inilah yang akan dianalisis, sehingga dari data yang dianalisis tersebut akan menghasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian ini. Sesuai dengan teknik pengumpulan datayang digunakan dalam penelitian ini, maka penelitiakan menyajikan pengumpulan data yaitu hasil observasi yang dilakukan penelitian yang kemudian akan diperkuat dengan hasil interview.
Berdasarkan observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan peneliti untuk mengetahui bagaimana implementasi metode tartili dalam meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur’an di pondok pesantren Darul Hidayah Kesilir Wuluhan Jember. Baik dari segi kurikulum dan metode . Maka
45
peneliti akan menyajikan data yang didapat dari penelitian yang telah terlaksana;
1. Perencanaan Metode Tartili dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Al-Qur’an di TPQ Darul Hidayah Kesilir Wuluhan Jember Tahun 2017/2018.
Salah satu aspek pendidikan agama yang kurang mendapat perhatian adalah pendidikan membaca Al-Quran . Pada umumnya orang tua lebih menitik beratkan pada pendidikan umum saja dan kurang memperhatikan pendidikan agama termasuk pendidikan Al-Qur’an.
Sebagai langkah awal adalah meletakkan dasar agama yang kuat pada anak sebagai persiapan untuk mengarungi hidup dan kehidupannya.
Dengan dasar agama yang kuat, maka setelah menginjak dewasa akan lebih arif dan bijaksana dalam menentukan sikap, langkah dan keputusan hidpnya karena pendidikan agama adalah jiwa dari pendidikan. Sesuai dengan hal ini peneliti juga mengintervew kepala TPQ Darul Hidayah yang menyatakan bahwa;
Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari pemilihan metode dan menggunakan metode itu sendiri. Banyak sekali metode pengajaran oleh pendidikan Islam, karena dengan metode ini kemudian banyak berdiri lembaga- lembaga pendidikan pengajaran Al-Qur’an sepert TPA, TPQ yang semuanya itu bertujuan untuk memberikan pengajaran terhadap anak- anak dalam membaca Al-Qur’an. Diantaranya metode Tartili, dan metode ini ditetapkan di TPQ Darul Hidayah , karena meode ini lebih
menekankan pendekatan kepada anak yang sesuai dengan psikologi anak.2
Demikian juga yang disampaikan oleh ustadah Evi Muhazatun Ni’mah;
‘’Yang dimaksud keterampilan membaca Al-Qur’an dengan fasih adalah pemahaman santri pada bacaan yang dibacanya. Karena membaca merupakan kunci pertama dalam pelajaran Al-Qur’an pada anak. Dan untuk menguasai membaca Al-Qur’an dengan fasih maka beberapa komponen yang harus dikuasai oleh para santri diantaranya santri harus menguasi tempat keluarnya huruf-huruf, sifat-sifat huruf, dan tajwidnya. Kalau santri sudah bisa menguasai tiga komponen tersebut maka santri bisa trampil dalam membaca Al-Qur’an dengan fasih’’3
Begitu juga yang disampaikan oleh Baitur Rahmah, salah satu santri TPQ Darul Hidayah;
‘’Untuk bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih maka cara belajar Al- Qur’an yang pertama wajib diketahui oleh kami adalah dapat membaca huruf hijaiyah dan dapat menghafalkan dengan terang dan jelas sehingga dengan itu kami bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih.
Isamping itu di perlukan ketekunan dan selalu belajar supaya jelas dan terang dalam menghafal huruf demi huruf dengan fasih dan benar’’4. Berkaitan dengan sebelum guru mengajarkan materi kepada murid, terlebih dahulu guru belajar menguasai materi yang akan disampaikan yaitu dengan melihat Jilid yang akan diajarkan dan halaman yang akan
2 Sumber; hasil interview dengan kepala TPQ Darul Hidayah yaitu ustadzah Nadzifah pada tanggal 17 oktober 2017.
3Sumber data; hasil interview dengan ustadzh Evi Muhazatun Ni’mah di TPQ Darul Hidayah tanggal 08 November 2017
4Sumber data; hasil interview dengan Baitur Rahmah selaku santri di TPQ Darul Hidayah tanggal 12 November 2017
47
dijelaskan. Dan guru juga menelaah buku penunjang seperti buku tajwid dan Gharaib yakni buku yang menjelaskan bacaan-bacaan asing dalam al- Quran. Persiapan ini dilakukan bagi guru yang mengajar mulai jilid 2 sampai jilid 4 karena di jilid 2 sampai 4 ini sudah membahas tentang materi bacaan mad dan qasr dan khususnya dalam bacaan asing dengan tanpa menjelaskan materi tajwid dan gharib tersebut karena akan dipelajari tersendiri setelah murid bisa membaca al-Quran dengan lancara dan tartil.
2. Pelaksanaan Metode Tartili dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Al-Qur’an di TPQ Darul Hidayah Kesilir Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2017/2018
Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran al-Quran, Pada hari senin tanggal 14 November 2017 sekitar pukul 15.00 peneliti kembali datang ke TPQ Darul Hidayah untuk melihat langsung aktifitas proses belajar mengajar khusus hari ini peneliti mau mengobservasi keterampilan santri TPQ Darul Hidayah dalam membaca Al-Qur’an dengan fasih. Peneliti melihat suasana cukup baik dan sedikit ramai dengan lantunan ayat-ayat suci al-qur’an yang diajarkan oleh ustadzah Neli Zakiyah. Dengan telaten memberikan contoh cara membaca dan melafalkan makhorijil huruf dengan fasih dan benar serta sesekali menguji santri yang dianggap bisa membaca Al-Qur’an dengan baik. Terlihat semangat yang terpancar di wajah ustadzah sampai-sampai suaranya serak karena sering mencontohkan cara membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar dan
begitu juga semangat yang terpancar di wajah santri-santri sehingga suasana TPQ Darul Hidayah jadi hidup.5
Al-Qur’an adalah hiasan bagi suara, maka suara bagus akan menembus hati setiap pendengarnya. Hal ini juga dijelaskan dalam Al- Qur’an bahwa dalam membaca Al-Qur’an dianjurkan dibaca dengan tartil dan perlahan-lahan supaya jelas dan enak didengar. Begitu juga komentar Ustadzah Nadzifah saat peneliti menginterview keterampilan membaca Al-Qur’an dengan tartil.6
Ustadzah Nadzifah juga mengatakan bahwa:
“Para santri dibagi perkelas yang akan dibimbing oleh seorang ustadzah. Para ustadzah menyampaikan materi terlebih dahulu tentang membaca halaman yang akan dibaca, kemudian para santri membaca sendiri-sendiri sebelum membaca di depan ustadzah dengan satu persatu (tes individu). Setiap jilid mempunyai target yang harus dicapai oleh setiap santri. Jadi ustadzah bertanggung jawab terhadap setiap kelas yang diasuhnya.7
Sedangkan menurut Kyai Samsul Arifin pelaksanaan metode tartili adalah;
para santri dibagi perkelas sesuai dengan kemampuannya kecuali santri yang baru karena otomatis diberi jilid satu. Jilid satu mengajarkan tentang pengenalan huruf hijaiyyah yang terpisah, dan mayoritas (sampai halaman 42) berharokat fathah “a” serta sedikit pengenalan harokat kasroh “i” dan dhommah “u” . pada jilid 2 santri di kenalkan dengan huruf sambung, tanwin dan bacaan panjang (tetapi tidak diberi tahu bahwa itu bacaan mad thobi’i). Setelah menyelesaikan jilid baru anak akan diberi materi tajwid kemudian dilanjutkan dengan bacaan ghorib (bacaan yang tidak biasa).8
5Sumber data; hasil observasi saat ustadzah Neli Zakiyah mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dengan fasih tanggal 20 November 2017
6Sumber data; hasil interview dengan bendahara yayasan TPQ Darul Hidayah tanggal 25 November 2017
7Sumber data,Hasil interview dengan ustadzah nadzifah, tanggal 25 november 2017
8Sumber data,Hasil interview dengan ktua yayasan TPQ Darul Hidayah, Kyai Samsul Arifin, tanggal 17 oktober 2017
49
Demikian pula, peneliti melakukan observasi lanjutan9 terkait bagaimana guru menyampaikan materi terkait al-quran dengan metode Tartili, dimana seorang guru berdiri di depan murid dengan mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan doa kemudian guru menyampaikan materi pokok pada halaman dari materi sebelumnya kemudian semua murid menirukan bersama-sama dari yang dibacakan guru dan dilanjut dengan guru menyuruh murid satu persatu maju ke depan untuk membaca materi yang sudah disampaikan hingga murid tersebut dapat memahaminya.
3. Evaluasi Metode Tartili dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Al-Qur’an di TPQ Darul Hidayah Kesilir Wuluhan Jember Tahun Pelajaran 2017/2018
Evaluasi yang digunakan dalam metode tartili ada 2 macam, yaitu : a. Evaluasi Harian
Evaluasi dilaksanakan oleh ustadz/ ustadzah dikelasnya masing- masing melalui privat individu, yang bertujuan untuk mengetahui kualitas baca pada tiap-tiap santri dan menentukan materi yang diberrikan di hari berrikutnya,diulang atau diteruskan. Sesuai namanya, evaluasi ini dilakukan setiap hari. Jika santri mendapat nilai B maka dia melanjutkan pada halaman berikutnya di jilid yang sama. Namun jika nilai yang didapat adalah C maka santri harus mengulang besoknya sampai ia mendapat nilai B.
9Sumber data; hasil observasi saat ustadzah Neli Zakiyah mengajarkan cara membaca Al-Qur’an dengan fasih tanggal 20 November 2017
Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat bahwa dalam evaluasi harian yaitu evaluasi per halaman, dimana guru menyuruh santri untuk mempelajari halaman sesuai dengan kemampuan kemudian guru menyimak dan membetulkan ketika ada bacaan yang salah. Dalam tes ini guru berhak menaikkan atau memindah halaman ketika murid dapat membaca dengan lancar tanpa ada salah. Namun ketika murid masih banyak kesalahan maka guru berhak tidak menaikkan atau memindah ke halaman berikutnya dan murid disuruh mengulangi halaman tersebut sampai benar-benar lancar tanpa salah.
b. Evaluasi Tingkat
Evaluasi tingkat dilaksanakan oleh Kepala TPQ atau ustadz/
ustadzah yang ditunjuk dan mempunyai kemampuan untuk menilai, pada saat santri telah selesai melaksanakan proses dalam target tertentu, misalnya khatam jilid 1, khatam al-Qur’an 10 Juz yang awal dan lain- lain.
Dalam evaluasi tingkat atau evaluasi naik jilid biasanya yang mengevaluasi kepala TPQ yang bertujuan supaya kemampuan membaca murid-murid sama merata dalam suatu lembaga tersebut.
Yaitu dengan cara santri yang sudah tuntas dalam suatu jilid bisa tes kepada kepada kepala TPQ dan kemudian kepala TPQ mengevaluasi sesuai dengan standart yang sudah ditentukan. Kemudian apabila murid sudah lancar guru boleh menaikkan jilid tersebut.
51