• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MASYARAKAT DAN ARAH KIBLAT

A. Mengenal Desa Wora

3. Keadaan sosial

Sumber air yang ada di Desa Wora meliputi air sungai yang digunakan untuk sarana irigasi persawahan dan ladang pertanian, dan juga kadang digunakan untuk tempat cucian dan pemandian masyarakat masyarakat lain pada umumnya, sedangkan sumber air yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (air bersih) untuk minum dan memasak berasal dari air sumur gali, sumur pompa bor, pengambilan air bersih dari gunung menggunakan pipa Paralon yang diprogramkan oleh pemerintah Desa Wora.

Masyarakat desa wora identik dengan kebersamaan dalam segala hal sebagai contok ketika tiba salat Idul Fitri masyarakat akan berbondong-bondong membersikan Lapangan. Hal tersebut merupakan prilaku social. Kebersamaan itu lahir karena beberapa kemungkina yang pertama atas dasar kesadaran yang kedua atas dasar tanggung jawab dan menurut penulis kedua-duanya masuk karena dasar kesadaran begitupun karana tanggung jawab.

Table 2.2

Jumlah pendidikan formal dan non formal No Pendidikan formal No Non formal 1 SDN Inpres Wora

Dalam

1 TPQ ABUL BAE 2 MI Wora Dalam 2 TPQ ABU EFO 3 MTs (Madrasa

Tsanawiah) Wora

3 TPQ GURU MUHTAR 4 MA Nurul Huda Wora 4 TPQ IBU ASNI

5 SD Negeri 9 Wera 5 TPQ GURU TAMU 6 SMP 9 Satap Wora

Dalam

6 TPQ GURU SEFO Data jumlah pendidikan formal dan non formal Desa Wora.23

23Arif Fugiyanto, Menejemen Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur‟an Al-Abdadi Dalam Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an studi di TPQ Al-Abdadi Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima (Skripsi, Uin Mataram,2021 ), hlm.52.

19 a. Jumlah Tempat Peribadatan

Di desa wora kecamatan wera kabupaten bima memiliki beberapa masjid dan mushallah sebagai sarana tempat malangsungkan ibadah baik itu ibadah salat, zhikir dan lain sebagainya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya remaja dan masyarakat yang berkumpul untuk malakukan ibada, secara tidak langsung masjid maupun mushallah adalah tempat ibadah bagi umat Islam akan tetapi sewalaupun masyarakat memiliki hal yang demikian ketika salat idul fitri mereka akan melangsungkan di lapangan. Dalam pembangunan masjid sesuai data yang ada dan hasil wawancara dengan para pihak seperti tokoh agama tokoh masyarakat dan para tetua ketika membangun suatu masjid mereka akan melakukan pengukuran arah kiblat dengan alat yang canggih tapi hal yang bede yang dipraktekkan ketika dilapangan mereka secara terang-terangan memberikan pernyataan bahwa pengukuran arah kiblat yang dilakukan di Lapangan tidak perlu menggunakan alat.

Tabel 2.3

Jumlah Masjid dan Musholah di Desa Wora MASJID DAN MUSHOLAH DESA WORA No Nama Masjid Dan Musholah Keterangan

1 Masjid Taqwa Dusun Sigi

2 Masjid Muhajirin Dusun Muhajirin

3 Musholah Nurul Abror Dusun Dadi Woha

4 Musholah Oi Mbou Oi Mbou

Jumlah masjid dan mushallah di Desa Wora.24

24Ibid, hlm. 21.

20 b. Ekonomi

Sumber daya ekonomi masyarakat rata-rata berprofesi sebagai petani. Masyarakat Desa Wora memiliki pendapatan dari persawahan seperti menanam Padi, Bawang, Kacang, Jagung. pendapatan dalam menananm kacang, dan juga jagung itu hanya satu kali dalam satu tahun sebab masyarakat hanya bercocok tanam ketika musim hujan, karena jarangnya dataran yang bisa dipakai untuk melakukan cocok tanam ketika musim panas dan mau tidak mau masyarakat yang tidak mempunyai lahan untukcocok tanam ketika musim panas lebih milih merantau di berbagai wilayah seperti di Kalimantang, di Negara tetangga Malaysia dan lainnya.

c. Politik

Desa Wora berada di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya di pulau Sumbawa,suatu wilayah yang berada di ujung timur Kabupaten Bima. Dinamika perpolitikan masyarakat Desa Wora sangat dinamis dan bergejolak pada setiap jenjang pemilihan mulai dari capres dan cawapres, pemilihan calon bupati, pemilihan DPRD. Dalam diskursus politik setiap jenjang pemilihan diatas masyarakat Desa Wora seperti kebanyakan daerah lain juga terjebak dalam hegemoni money politik atau yang lajim dikenal dengan istilah politik uang, praktek money politik yang paling nampak ketika perhelatan pemilihan calon kepala desa dan pemilihan BPD. Money politik di kalangan masyarakat Desa Wora begitu membudaya di semua kalangan, hal ini menjadi membudaya pada setiap perhelatan politik, praktek money politik merupakan ajang memamerkan kekayaan dengan tujuan memenangkan jabatan tersebut.

4. Agama dan kepercayaan masyarakat

Kehidupan keagamaan masyarakat Desa Wora mayoritas beragama Islam bisa dibilang 100%. desa wora memiliki banyak adap dan budaya akan tetapi dalam Agama masyarakat di Desa Wora hanya beragama Islam, Praktek keagamaan yang sangat kental dan banyak orang-orang alin dan ahli ilmu pengetahuan.

Sekalipun masyarakat di Desa Wora rata-rata beragama Islam,

21

masyarakat masih memiliki kepercayaan terhadap tempat tertentu sebagai tempat untuk berdoa yakni rade naru (artinya kubur yang panjang).

Masyarakat biasa berdoa disana ketika ada hal-hal yang ingin diminta atau ketika kekeringan di Desa Wora, ketika pada musim hujan akan tetapi hujan jarang turun masyarakat akan melakukan doa bersama. Tidak ada ritual-ritual tertentu hanya saja kepercayaannya bahwa di tempat tersebutlah tempat yang cocok untuk berdoa. Dan juga ketika momen pemilihan kepala desa masyaraka atau tetua di desa akan melakukan doa secara bersama di tempa tersebut dalam hal ini sebelum malakukan doa biasanya harus meminta ijin terlebih dahulu ke orang yang dinilai keturun dari dari nade naru yakni H. Akadir biliau adalah keturun dari nade naru sehingga masyarakat sebelum melakukan doa terlebih dalu meminta ijin atau meminta ke bapak H. Akadir untuk memimpin doa.

B. Metode penentuan arah kiblat yang dilakukan di Desa Wora ketika salat Idhul Fitri di Lapangan

Sebelum melakukan wawancara ke tokoh masyarakat yang mengukur arah kiblat terlebih dulu saya mewawancarai sekertaris Desa selaku pemerintah Desa yakni bapak Aliasmin dia berkata:

Sehari sebelum salat Idhul Fitri masyarakat akan pergi kelapangan, masyarakat biasanya melakukan pengukuran arah kiblat ketika salat di Lapangan sehari sebelum dilaksananya salat Idhul Fitri, dalam pengukuran kami percayakan kepada H. Ifran selaku tetua desa Wora dan masyarakat lain akan membersihkan Lapangan dan saya akan mengiapkan shoundsystem dan kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan.25

Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa pengukuran arah kiblat itu dilakukan oleh masyarakat sehari sebelum salat Idhul Fitri

25Aliasmin, Wawancara, Wora 26 Desember 2022.

22

dan yang melakukan pengukuran adalah H. Ifran diiringi dengan masyarakat yang membersihkan Lapangan.

Pengukuran arah kiblat yang dilakukan oleh tetua di Desa Wora diketahui oleh seluruh masyarakat karena sebelum proses pengukuran pemerintah akan mengumumkannya di Masjid dan mushallah bahwa akan dilakukannya proses pengukuran arah kiblat di Lapangan. Penduduk akan diarahkan untuk bergotong royong baik dari pihak yang muda maupun yang tua. Organisasi kepemudaan di desa biasanya akan ikut andil gotong royong tersebut seperti Karang Taruna Merdeka Jaya desa (KTMJ), Forum Pemuda Membangun Desa (FPMD) dan organisasi Remaja Masjid dan lain-lain.

Lebih lanjut peneliti mewawancara langsung tokoh yang melakukan pengukuran arah kiblat yakni H. Ifran. Dalam hal arah kiblat beliau menjelaskan sebagai berikut:

“Nami senai sawatipo ara raja ma pengumuman wauku aka sigi lake ndei bade kaiba penduduk dei desa Wora ake ndei perlu ndai bade pengukuran de pada musim auku ede ampo ta ukur arah kiblat, waursi bade musim edere ta loaku patokan misalkain ara raja ke musim hujan artin de arah kiblat wara sa takirina satoi misalkain arah kiblat kamarau de arah kiblat ke kanan satoi sesuai liro”

Terjemahanya: kita terlebih harus tahu terlebih dahulu dalam hari raya Idhul Fitri ataupun Idhul Adha jatuh pada musim apa dan jika musimnya musim hujan berarti arah kiblatnya miring ke kiri atau sebelah kiri sedikit dengan tempat jatuhnya Matahari sebaliknya jika hari raya nya jatuh pada musim panas berarti arah kiblatnya sebelah kanan Matahari.26 Karena biasanya pada musim hujan Matahari terbit sebelah kanan dan jika musim kamarau Matahari biasanya terbit sebelah kiri.27

26Musim yang dimaksud adalah ketika masyarakat mulai bercocok tanam. Biasanya musim hujan terjadi pada Desember sampai dengan Juni dan musim Kamarau biasanya terjadi pada Juni sampai Desember.

27H. Ifran, wawancara, Wora, 26 January 2022.

23

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa yang dia tahu arah kiblat adalah arah barat dan Matahari sebagai patokan karena arah kiblat untuk Indonesia atau Desa Wora adalah arah barat. Pengukuran arah kiblat akan dilakukan ketika selesai salat ashar waktu tersebut dinilai tepat untuk pengukuran karena menurutnya ada beberapa alasan yang pertama waktu luang bagi masyarakat untuk gotong royong, dan kedua waktu tersebut secara penglihatan beliau waktu yang akurat untuk menunjuk arahnya. Setelah selesai salat ashar masyarakat akan dengan sendirinya pergi ke Lapangan. pada waktu itu dinilai waktu yang tepat untuk melakukan pengukuran atau yang lebih tepatnya menunjuk arah kiblat sesuai dengan Matahari.

Pengukuran yang dilakukan tanpa melibatkan ilmu hisab atau hitung-hitungan, pengukuran dilakukan dengan cara menunjuk arah kiblatnya sesuai dengan arah Matahari, setelah dinilai arah kiblatnya sudah tepat para tetua desa akan mengarahkan masyarakat untuk membuat tanda tali yang kemudian tali tersebut sebagai patokan shaf.

Arah kiblat yang ditunjuk oleh tetua peneliti menemukan hasil pengukuran yang dilakukan berada dikisaran arah kiblat 292˚ arah kiblat Desa Wora.

Pada tanggal 1 Mei 2022 tetua di Desa Wora melakukan pengukuran arah kiblat sesuai dengan kebiasaanya sehari sebelum jatuh idhul fitri masyarakat akan mengukur, kebetulan hari raya idhul fitri jatuh pada tanggal 2 Mei 2022 pengukuran yang dilakukan pada jam 16: 15 selesai salat ashar dan kebiasaan itu sampai sekarang masih dilakukan, pengukuran g dilakukan pada waktu sore hari,

Untuk mengetahui azimuth Matahari pengukuran arah kiblat yang diukur pada tanggal 1 Mei 2022 langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Data yang diperlukan untuk mengetahui azimuth Matahari a. Lintang tempat (фx) -8˚ 27‟ LS

b. Bujur (λx) 118˚ 45‟ BT c. Bujur daerah (λd) 120

d. Waktu pengukuran (WD) 16: 15

e. Deklinasi pada waktu pengukuran 15˚ 06‟ 27”

f. Equation of time (e) 0˚ 2‟ 53”

24 2. Mencari sudut waktu dengan

rumus: t = WD + e - (λd - λx) / 15-12=… x 15

= 16˚15‟ 0” + 0˚2‟53” - (120 – 118˚45‟0”) / 15 – 12 =… x 15

= 4˚12‟53” x 15

= 63˚13‟15”

3. Mencari arah Matahari

Rumus: cotan A: tan δ x cos фx / sin t – sin фx / tan t

= tan 15˚06‟27” x cos - 8˚27‟0”/ sin 63˚13‟15”/ tan 63˚13‟15”

= 0˚ 9‟ 3.44”

4. azimuth Matahari

360 - 0˚ 9‟ 3.44” = 359˚ 50‟ 56.5”

C. Respon Masyarakat di Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima Terhadap Metode Penentuan Arah Kiblat Yang Ditentukan di Lapangan

1. Respon Masyarakat Desa Wora Terhadap Metode Penentuan Arah Kiblat di Lapangan

Setelah melakukan wawancara dengan tetua desa yang mengukur arah kiblat penulis mewawancarai masyarakat yanga ada di desa keterkaitan dengan bagaimana responnya terhadap metode pengukuran arah kiblat yang di ukur oleh para tetua. Proses wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak struktur. Penulis mewawancarai Afrin sebagai responden pertama kedua Muhtar Emo, ketiga Fahri S.H, keempat H. Munawir, ke lima Rostati, ke enam Yusdin, Ke tujuh Superman spd, ke delapan Drs. H. Ajudin.

Pertama penulis mewawancarai Afrin selaku penduduk desa wora dusun dadi 1 rt 015 dan rw 006.

“Ra bade ba nami re ukur arah kiblat ara ake de douma tua dei desa, sawatip ukur masyarakat karaso wau Lapangan, H. Ifran biasa kain arah kiblat bermpa lao kai liro”

Terjemahannya: yang saya tau tahapan penentuan arah kiblat yang dilakukan oleh tetua Desa, mulai dengan

25

tahapan membersihkan lapangan sebagai tempat ibadah bersama seluruh masyarakat dan pemerintah desa setempat, pada waktu yang bersamaan H. Ifran akan melakukan pengukuran arah kiblat dengan metode melihat arah Matahari, termasuk memberi tanda untuk shaf dan hal itu sah-sah saja jika tidak bertentangan dengan keyakinan umum.28

Berdasarkan dari pernyataan bapak Afrin dia memandang penentuan arah kiblat dengan metode pengukuran mengikuti Matahari ketika salat Idul Fitri yang dilakukan oleh tetua desa merupakan hal yang wajar-wajar saja sepanjang tidak bertentangan dengan keyakinan umum. dia tidak mempermasalahkan pengukuran yang dilakukan oleh para tetua di Desa selama hal tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan umum artinya jika tidak ada pertentangan dalam prose pengukuran yang dilakukan hal tersebut sah-sah saja.

Pendapat yang sama dipaparkan oleh Muhtar Emo seperti halnya pendapat Afrin . Muhtar Emo adalah warga Desa Wora yang berada di dusun Woha dadi RT 018 dan RW 008 beliau di desa selaku guru ngaji katanya

“Ma paling penting dei ibadah de yakin terhadap au ra rawi ndai sehingga na loa taho na”

Terjemahannya: Yang paling penting dalam sebuah ibadah adalah meyakini bahwa kita tidak salah dalam melakukan ibadah tersebut (arah kiblat) segala sesuatu itu kembali ke pribadi kita masing-masing yakin itu adalah arah kiblat yang benar.”29

Dari hasil wawancara dengan Muhtar Emo selaku guru ngaji Desa Wora sarat dalam suatu ibadah adalah keyikinan terhadapa apa yang dilakukan oleh kita,

28Afrin, wawancara, Wora, 4 Februari 2022.

29Muhtar Emo, wawancara, Wora, 4 Februari 2022.

26

Setelah melakukan wawancara ke Muhtar Emo kemudian penulis melakukan wawancara ke Fahri. Dalam merespon arah kiblat yang diukur oleh para tetua desa al-ustadz Fahri S.H mengatakan sebagai berikut:

Arah kiblat itu terbagi menjadi tiga macam yang “pertama kiblat zhon yaitu arah kiblat yang hanya atas dasar perkiraan dan dalam hal ini arah kiblat kita ketika melaksanakan sholat idhul fitri di Lapangan Desa Wora.

yang kedua kiblat ijtihad yaitu arah kiblat yang diukur oleh orang-orang sebelum kita (para tetua). dan ketiga kiblat al-yaqin yaitu arah kiblat yang kita yaikini bahwa itu arah yang tepat dan hal yang dilakukan oleh masyarakat ketika melaksanakan salat Idhul Fitri itu tidak salah karena termasuk dalam kategori kiblat zhon dan kiblat yaqin.”30

Dari hasil wawancara dengan bapak Fahri beliau membagi arah kiblat dalam tiga bagian kiblat zhon, kiblat ijtihad dan kiblat yaqin. Istila kiblat zhon, ijtihad dan yakin adalah istilah arah kiblat yang dibagi ole Imam Syafi‟i. Dalam pendapatnya beliau membenarkan metode pengukuran arah kiblat Desa Wora yang di ukur oleh para tetua Desa Wora kerena arah kiblat Lapangan adalah arah kiblat kira-kira seperti yang dilakukan orang yang salat di Rumah.

Setelah melakukan wawancara ke bapak Fahri S.H penulis mewawancarai H. munawir dan dia adalah salah satu warga Desa Wora yang berada di dusun lewi RT 012 dan RW 010 dalam merespon metode penentuan arah kiblat Desa Wora yang dilakukan oleh orang tua desa beliau berkata bahwa

“nami ke ma batu lalo mpa aur kesimpulan ra ukur bo tetua desa dan tokoh agama ba ndai”

30Fahri S.H, Wawancara, Wora, 7 Februari 2022.

27

Terjemahannya: kita hanya mengikuti apa yang menjadi pengukuran arah kiblat oleh orang tua kita, yang menjadi hasil keputusannya kita ikuti”31

Dapat dipahami dari bahwa dalam hal pengukuran masyarakat masih banyak yang tidak paham dengan metode yang gunakan H.

Munawir sendiri hanya mengikuti apa yang menjadi kebiasaan yang terjadi kemudian peneliti mencoba menanyakan apakah menghadap arah kiblat itu wajib beliau menjawab sangat wajib karena sudah jelas perintahnya dalam Al-Qur‟an dan Hadist.

Setelah mewawancarai H. Munawir penulis mewawancarai Ibu Rostati, dan dia adalah salah satu warga Desa Wora yang berada di dusun rade RT 011 dan RW 006 dalam merespon metode penentuan yang dilakukan oleh H. ifran Rostati pun memberikan pernyataan yang yang sama dengan H. munawir sebagai berikut:

“nami ma batu mpa au ra ukur ba tetua di desa mpa dan menurut nami wati wara masala nani dan ndai sebagai generasi de aindu permasalahkan si”

Terjemahannya: kami hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh tetua Desa kita selama selama ini taka da masalah dan sebagai generasi kita tak usah mempermasalahkannya yang menimbulkan masalah”32

Dari penjelasan ibu rostati dapat kita pahami bahwa selama tidak ada permasalahan dan hal ini dilatarbelakangi oleh ketidaktahunya dalam hal pengukuran arah kiblat, ditambah metode pengukuran arah kiblatnya peninggalan nenek moyong masyarakat di desa.

Setelah selesai mewawancari ibu Rostati penulis mewawancari Bapak Yusdin, bapak Yusdin adalah salah satu warga Desa Wora yang berada di Dusun Woha Rasa RT 010 and RW 004 ketika merespon metode pengukuran arah kiblat di Lapangan sebagai berikut:

31H. Munawir, wawancara, Wora, 7 Februari 2022.

32Rostati, wawancara, Wora, 13 Februari 2022.

28

“ selama wati wara ndei mai kaiba ncau ra ncaka de wati wara masalana menurut nami”

Terjemahannya: selama tidak bertentangan dengan masyarakat hal tersebut tak usah dipermasalahkan.33

Berdasarkan hasil wawancara dari bapak Yusdin ketika sholat Idhul Fitri beliau hanya melakukan salat yang dia tahu pengukuran udah dilakukan menurutnya beliau tidak mempermasahkan hal tersebut, selama tetap menghadap ke barat karena arah kiblat masjid yang ada di desa menghadap ke barat.

Akan tetapi pendapat yang berbeda kemudian disamapaikan oleh Superman dan H. Ajudin menurutnya arah kiblat adalah hal yang paling fital dalam ibadah salat kerana ketika tidak menghadap ke arah kiblat salat yang dilakukan akan batal.

Superman Spd.i adalah salah satu warga Desa Wora yang berada di dusun Dadi Woha RT 018 dan RW 008 beliau berkata bahwa penentuan

arah kiblat adalah wajib dan kami perlu melakukan pengukuran secara resmi dengan mengundang para ahli, seharusnya yang melakukan pengukuran arah kiblat itu Kantor Urusan Agama.34

Hasil wawancara dengan bapak Superman Spd.i pengukuran arah kiblat sebaiknya dilakukan oleh orang yang paham dan menggunakan alat seperti Theodolite dan alat-alat astronomi lainnya seperti yang dilakukan orang pada umumnya lebih tepatnya pengukuran arah kiblat harus mengundang Kantor Urusan Agama. Pendapat yang sama yang disampaikan oleh H. Ajudin sebagai berikut.

penentuan arah kiblat harus memiliki metode yang jelas setidaknya harus menggunakan kompas atau alat lain akan tetapi pada kenyataanya metode yang digunakan di Desa

33Yusdin, wawancara, Wora, 16 Februari 2022.

34Superman, wawancara, Wora, 19 Februari 2022.

29

kita ini hanya mengikuti apa yang diarahkan sama tetua desa (H. Ifran).35

Tugas dan kenerja Kantor Urusan Agama adalah selain sebagai pusat pernikahan yang diketahui oleh masyarakat juga Penentuan arah kiblat adalah tugasnya. Menurtnya sebaiknya pengukuran arah kiblat itu harus dilakukan oleh orang yang ahli dengan bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama untuk mendapatkan pengukuran yang tepat sekalipunsalat yang dilakukan adalah salat sunnah karena perintah menghadap kiblat itu sangat jelas dalam Al-Qur‟an dan Hadist. Menurutnya juga seharusnya pemerintah desa membuat panitia untuk mengatur segala keperluan seperti pengukuran yang secara ilmiah atau setidaknya pemerintah desa melakuakan kerja sama dengan kantor urusan agama Kecematan Wera untuk melakukan pengukuran secara resmi sesuai dengan metode ilmiah.

Tabel 2.4

Pemabagian yang keberatan dan tidak

Tidak Keberatan Yang keberatan

1 Afrin 1 Superman

2 Muhtar Emo 2 Drs. H. Ajudin

3 Fahri S.H 4 H. Munawir 5 Rostiati 6 Yusdin

35H. Ajudin, wawancara, Wora, 19 Februari 2022.

30 2. Metode berfikir masyarakat

Desa Wora adalah desa yang cukup agamais dan berpendidikan, para pemuda dan pemudi rata-rata sudah berpendidikan akan tetapi Sifat mondominasi masih sangat kental oleh orang tua di desa persoalan agama masyarakat masih berpegang teguh dengan keyakinan yang diajarkan oleh guru mereka yakni TGH A Wahab. (Abu la ijo) sehingga pemahaman mereka terkait dengan sesuatu hal yang baru mereka ketahui, dan yang sifatnya baru mereka dengar sangat sulit diterima olehnya.

Metode berfikir masih sangat kental dengan keyakinan leluhur masih mendara daging di kehidupan masyarakat Desa Wora, ini yang diterapkan dikehidupan sehari-hari dalam melakukan pengukuran arah kiblat pun masyarakat mempercayai sepenuhnya ke tetua Desa Wora Kecamatan Wera Bima tampa mereka melakukan pengamatan apakah yang dilakukan adalah benar atau sebaliknya salah. Sikap yang dikelaurkan oleh masyarakat ini menggambarkan bahwa mereka sangat fanatic dengan tetua desa- nya sikap fanatik ini juga ditunjukan dalam ibadah sunnah yakni salat tarawih masyarakat di Desa Wora sangat berpegang-tuguh dengan keyakinan dan kepercayaan salat tarawih 23 rakaat, pada tahun 2019 pernah ada satu imam yang datang dari kota Bima dipersilahkan jadi Imam akan tetapi salat tarawih yang dilakukan 8 rakaat dan hal itu ditegur secara terang-terangan oleh tetua desa dan pemuka Agama.

Arah kiblat yang masyarakat ketahui adalaht arah barat dan sesuai Matahari kebanyakan masyarakat masih memandang bahwa arah kiblat cukup diperkirakan sesuai dengan arah Masjid dalam yang ada tanpa mereka sadari bahwa para ahli falak sudah merumuskan metode dan tatacara penentuan arah kiblat dengan alat dan cara tertentu ada yang praktis da nada pula yang memakai aplikasi sebagai instrument untuk mengukur arah kiblat yang tepat dan benar.

31 BAB III

PENENTUAN ARAH KIBLAT DI LAPANGAN

A. Analisis Metode Penentuan Arah Kiblat di Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima

Pengukuran arah kiblat adalah mencari arah terdekat ke Ka‟bah karena perintah Allah Swt adalah menghadap ke Masjidil Haram sehingga mau tidak mau orang Muslim yang jauh dari Kota Mekah akan melakukan ijtihad untuk menemukan arah terdekat menuju Ka‟bah. Pengukuran arah kiblat yang dilakukan oleh Masyarakat di Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima mengikuti arah Matahari sebagai patokannya. Seperti yang dijelaskan oleh H. Ifran pengukuran arah kiblatnya mengikuti arah Matahari dan disesuaikan Musim, Musim yang dimaksud adalah ketika masyarakat mulai bercocok tanam. Biasanya musim hujan terjadi pada Desember sampai dengan Juni dan musim Kamarau biasanya terjadi pada Juni sampai Desember.

Jika pengukuranya atau hari raya idhul fitri jatuh pada musim hujan maka arah kiblatnya sebelah kiri jatuhnya Matahari sebaliknya jika waktu pengukuran hari raya jatuh pada musim kamarau artinya arah kiblatnya sebelah kanan jatuhnya Matahari.

Metode pengukuran yang hanya mengikuti arah Matahari otomatis arah kiblat yang menjadi patokan akan mengarah ke Afrika dan bahkan ke Eropo sebab Matahari itu akan berputar di porosnya kadang kala di Utara equator dan sebelah Selatan equator. Sebelah Utara equator diberi tanda (+) dan bernilai positif, sedangkan yang berada di sebelah selatan di beri tanda (-) bernilai nagatif. Matahari akan selalu berubah- ubah dari waktu ke waktu selama satu tahun, tetapi pada tanggal tertentu yang sama deklinasi Matahari yang sama pula. Deklinasi positif (utara) mulai pada 21 Maret sampai dengan pada tanggal 23 September, dari tanggal 23 September sampai tanggal 21 Maret deklinasi nagatif (selatan). Setelah tanggal 21 Maret Matahari bergerak secara perlahan dari equator ke arah utara dan semakin lama semakin jauh jaraknya ke equator dan pada tanggal 22 Juni Matahari mencapai titik jauh perjalananya ke utara sebesar 23 1/2 º. Kemudian berbalik arah dari utara ke equator secara perlahan. Semakin lama semakin dekat

Dokumen terkait