Dalam bab II secara berturut-turut peneliti telah memaparkan hasil data dan temuan datanya yang terjadi dilapangan, yaitu pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) Desa Rumak Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Pada Bab III ini peneliti akan membahas lebih lanjut mengenai data dan hasil temuan-temuan atau pernyataan yang ditemukan peneliti dilapangan lokasi penelitian. Bedasarkan paparan data dan temuan yang peneliti peroleh dilapangan dengan mengumpulkan data- data yang peneliti perlukan sesuai dengan rumusan masalah yang diangkat setelah peneliti melakukan pengelolaan data dengan menjadikan Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) Desa Rumak, Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Sebagai lokasi penelitian maka data-data dan temuan peneliti akan peneliti bahas pada Bab III ini.
62 Hasil wawancara dengan donatur (volunteer) Dr. Dhani dalam pelayanan kesehatan di Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) Desa Rumak, 8 April 2022.
42
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan tentang pendampingan anak yatim melalui program charity pada Organisai Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) Desa Rumak Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Melalui hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti lakukan, peneliti menemukan berbagai informasi dari beberapa informan tentang anak yatim yang berada pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) dan peneliti juga bertujuan untuk mengetahui tentang apa bentuk program-program charity dalam pendampingan anak yatim yang dilaksanakan pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu), dan apa hambatan-hambatan pelaksanaan program charity dalam pendampingan anak yatim pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu). Karena hal tersebut merupakan fokus kajian yang dipilih oleh peneliti.
Selanjutnya berikut paparan hasil data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan. Adapun temuan-temuan yang didaptkan oleh peneliti dilapangan dikaji menggunakan kerangka teori serta dilakukan berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
A. Bentuk Program-Program Charity dalam Pendampingan Anak Yatim yang Dilaksanakan pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu)
Pada bab sebelumnya telah dipaparkan bentuk program charity dalam pendampingan anak yatim yang dilakukan oleh Organisasi Bayati (Bale Penyantun Yatim Piatu) bertujuan untuk dapat memnuhi hak-hak sebagai anak yatim. Sebagaimana pendamping adalah penyuluh yang memiliki kepedulian tinggi dalam melakukan proses pembelajaran untuk memfasilitasi dalam artian bukan menggurui yang berada sejajar dengan yang didampingi. Melalui proses pendampingan tersebut dapat menciptakan kesejahteraan bagi anak yatim, kesejahteraan itu sendiri dapat dilihat dari dua sisi yaitu kesejahteraan dilihat dari terpenuhinya kebutuhan hidup sedangkan sisi kedua kesejahteraan terlihat pada Sebagian aspek diantaranya kebutuhan akan sandang, pangan, papan (perumahan), kesehatan, pendidikan, pekerja dan kemauan pada tingkat
43
tertentu.63 Dapat dilihat indikator kesejahteraan dalam Islam terdiri dari tiga dasar yaitu: Tauhid (aspek spritualis), pemenuhan kebutuhan pokok meliputi (sandang, pagan dan papan), dan keamanan serta ketentraman sosial. Selain itu, pendampingan juga dapat dikatakan sebagai fasilitator sebagaimana fasilitator merupakan agen pembangunan yaitu mendampingi membimbing dan mengarahkan.64
Dalam upaya mensejahterakan anak yatim dalam pemenuhan hak-hak anak yatim dapat dilakukan melalui program charity sebagaimana dalam KBBI charity adalah memotivasi atau membantu orang lain yang membutuhkan dengan tujuan derma, kebajikan, amal, dan rasa belas kasihan serta kemurahan hati atau dalam artian sempitnya adalah kegiatan amal. Hal tersebut dapat dilakukan secara perorangan maupun komunitas. Dengan demikian melalui program tersebut dapat membantu anak yatim sebagaimana anak yatim termasuk dalam golongan anak yang harus dapat dimuliakan karena memiliki kedudukan yang istimewa disisi Allah swt dan rasulNya selain itu, anak yatim tidak hanya membutuhkan bantuan yang berupa fisik saja seperti pakaian makanan, minumam, dan tempat tinggal melainkan ank yatim juga membutuhkan curahan kasih sayang dan hal tersebut berlaku dalam Islam.
Sebagaimana umat Islam diminta untuk memperlakukan anak yatim sebagaimana anak sendiri, tidak boleh dibeda-bedakan dan jangan sampai anak yatim merasa tersakiti sebagaimana yang termuat dalam Al-Qur’an pada surah al-Ma’un ayat 1-3 yang artinya “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
“menjadi sebuah dosa besar bagi umat Islam yang memakan harta anak yatim, sementara anak yatim ini adalah anak yang lemah.
Berdasarkan ayat di atas dapat kita pahami akan pentingnya memberikan kasih sayang kepada anak yatim serta memenuhi kebutuhan hidupnya yang menjadi dasar pokok hak-hak anak yatim.
63 https://www.kemenpppa.go.id,”IndeksKompisitKesejahteraanAnak”, hlm. 9 diakses tanggal 2 April 2022.
64 Era Istighasah, “Penguatan Kelembagaan Saylapas (Santunan Anak Yatim Luar Panti Asuhan) Sebagai Fasilitator Pendampingan Anak Yatim/Yatim Piatu Di Lahat Sumatera Selatan”, (Skripsi, FDK UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya 2020), hlm. 24.
44
Berkaitan dengan teori di atas, bahwa bentuk program-program charity dalam pendampingan anak yatim pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Demikian hasil wawancara maupun observasi yang peneliti lakukan pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) Desa Rumak Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat bahwa bentuk program-program charity dalam pendampingan anak yatim meliputi:
1. Program Santunan
Memberikan santunan untuk anak yatim yang sudah ditinggal orang tuanya terlebih khusus yang ditinggal oleh ayahnya karena sosok ayah sangat berperan dalam menopang keberlangsungan hidup dikeluarganya sebagai pencari nafkah.
Dengan demikian memberikan bantuan santunan untuk anak yatim adalah salah satu program yang ada dalam Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) tersebut, dalam pemberian santunan kepada anak yatim tetap dilaksanakan tiap pekan dan lokasi kegiatan santunan paling sering dilakukan di area masjid.
Selanjutnya, dalam pelaksanaan kegiatan santunan untuk anak yatim kondisi dampingan yang diharpkan dalam kegiatan santunan kepada anak-anak yatim dan rangkaian kegaiatan lainnya adalah terpartinya dalam hati anak-anak yatim akan pengenalan serta kecintaan pada masjid dengan ketiga makna simboliknya yang diharapkan kelak mereka akan menjadi pribadi yang ma’rifat karena mengenal dan mecintai Allah swt serta menjadi pribadi yang manfaat akibat rajin membaca dan belajar sehingga akalnya menjadi cerdas yang mampu berkarya dan beraktifitas dalam kemanfaatan banyak umat atau bermanfaat ditengah-tengah masyarakat.65
Dalam pelaksanaan program santunan kepada anak yatim semata-mata untuk memberikan hak-hak sebagai anak yatim serta sebagai upaya untuk membangun keharmonisan dengan anak yatim.
2. Program Pendidikan
Sebagaimana yang kita ketahui pendidikan merupakan hal yang sangat penting serta menjadi dasar karena dengan adanya
65 Sri Mulyanti,”Menanamkan Tiga Simbolis Nilai Masjid Pada Anak-Anak Yatim Dalam Program Santunan”, Vol. 19, Nomor 1 Mei 2019, hlm. 102.
45
pendidikan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa serta berperan dalam memajukan negara. Oleh karena itu, peendidikan juga telah diatur di dalam undang-undang. Adapun pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.66 Selain itu juga, Ki Hajar Dewantara pernah mengatakan bahwa
“Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidup lahiriahnya, sedangkan merdekanya hidup batiniyah itu terdapat dari Pendidikan”.67
Oleh karena itu, fungsi akan Pendidikan menjadi sangat penting, sebagaimana Pendidikan dalam artian mendidik adalah memberi bantua kepada anak agar anak yang berusia mud aini dapat tumbuh normal sebagai manusia lainnya. Mendidik pada lazimnya adalah memberi tuntunan, pertolongan, bantuan kepada peserta didik untu memberdayakan potensi yang dimiliki untuk dapat berkembang dengan berkembang melalui pendidikan sekolah, dan akan terus berkembang melalui pendidikan lanjutan guna dapat hidup secara mandiri, dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan nyata.
Bantuan pendidikan untuk anak yatim menjadi sangat penting dan berpengaruh akan keberlanjutan hidup anak yatim sehingga dalam pemberian pendidikan untuk anak yatim sangat lekat dengan Pendidikan anak yatim berbasis kecakapan hidup. Hal ini menjadi penting yang diharapkan dapat memberikan yang terbaik bagi anak yatim dan inilah salah satu cara dan bentuk memuliakan anak yatim sebagaimana yang telah diperintahkan Allah swt untuk memuliakan anak yatim. Adapun istilah kecakapan hidup (life skills) diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan
66 Amos Neolaka, dkk., “Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup”, (Depok: PT Kharisma Putra Utama 2017), hlm. 2.
67 Ibid…, hlm. 8.
46
penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara protektif dan kreatif mencari serta menemukan solusi untuk mampu mengatasinya.68
Dalam program pendidikan untuk anak yatim penting adanya pembiayaan atau bantuan dalam serangkaian kegiatan pendidikan untuk anak yatim. Pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) ini sangat memperdulikan akan hal tersebut untuk anak asuhnya melalui program pembiayaan pendidikan serta adanya program beasiswa yang diberikan untuk anak yatim dalam melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi.
3. Program Kesehatan
Secara tradisional, definisi kesehatan dalam kamus adalah
“bebas dari penyakit atau rasa sakit”. Sedangkan menurut konstitusi WHO mendefinisikan kesehatan merupakan keadaan sejahtera sempurna secara fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau ketidakmampuan.69 Pusat pelayanan atau penitipan anak yang beropreasi dalam sebuah organisasi memiliki peran yang sangat efektif dalam mempromosikan sumber daya manusia di kalangan anak-anak usia dini khusunya pada kalangan anak yatim.
Organisasi tersebut sedikit serupa dengan sekolah formal akan tetapi, didalam organisasi tersebut lebih diberikan pelayanan khusus dalam artian perhatian lebih kepada anak yatim terhadap penanaman kemampuan sosial melalui instruksi-instruksi diantaranya dalam pelayanan kesehatan dan pelayanana akan kebutuhan makanan pokok untuk penunjang kesehatan anak yatim. Program-program kesehatan yang diberikan bertujuan sebagai langkah dalam pembangunan sosial serta sebagai capaian prestasi yang dimuat anak dalam mengenyam pendidikan. Seperti tinjauan ulang myang dilakukan oleh Miguel (2005) dari penelitian literatur menunjukkan prestasi sekolah dapat terhambat oleh kesehatan yang tidak baik, gizi yang buruk, dan tekanan emosional. Oleh karena itu, pentingnya
68 Abdurrahman Misno Bambang Prawiro, “Pendidikan Berkarakter Islami Bagi Anak Yatim”, 2017, hlm. 247.
69 George Pickett, Jhon J. Hanlon,”Kesehatan Masyarakat Administrasi dan Praktik”, (Jakarta: EGC 2008), hlm. 5.
47
ada tunjangan kesehatan dalam setiap organisasi dalam mencapai tujuan.70
Anak-anak yang kurang beruntung adalah anak -anak yang terlantar dari keluarganya dan telah ditinggal oleh kedua orang tuanya (yatim dan piatu) maka, anak yang kurang beruntung ini sangat membutuhkan kepedulian di dalamnya salah satunya kepedulian akan kesehatan dikarenakan kesehatan anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, karena anak yang sehat tentu akan lebih cepat tumbuh dan berkembang.71
Pada organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) ini memang benar adanya program kesehatan yang terdapat didalamnya dan hal tersebut menjadi salah satu bentuk program dari Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) yang bertujuan guna memastikan semua anak asuh yang berada pada Oraganissai Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) ini memiliki kondisi yang sehat jasmani dan rohani sebagai hasil dari pendampingan anak yatim menuju tingkat efektivitas.
4. Program Rekreasi (Wisata Edukasi)
Pendidikan fisik memiliki hubungan dekat dengan program rekreasi, sehingga beberapa instansi atau Lembaga memasukkan program-program tersebut dalam penawaran pendidikan jasamani mereka. Dalam rekreasi melibatkan sejumlah aktivitas-aktivitas yang bermanfaat dan berterima secara sosial dimana, seseorang secara sukarela berpartisipasi selama masa-masa luang dalam peluang untuk mengembangkan fisik, mental, emosi dan sosial.
Field trip atau wisata edukasi merupakan kegiatan keluar dari lingkungan sekolah selama satu hari bahkan lebih. Tujuan utama dari kegeiatan tersebut untuk menghindari murid atau anak asuh dari rasa bosan belajar di kelas dan mengajak murid untuk refreshing sejenak dari berbagai macam kegiatan di sekolah. Field trip atau
70 James Midgley, “Pembangunan Sosial Teori & Praktik”, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press 2020), hlm. 120-133.
71 Sofie Egita Vermalia, dkk., “Kapal (Kesehatan Anak Panti Asuhan Milenium) Guna Meningkatkan Pola Hidup sehat Pada Anak Panti Asuhan Di Dusun Tenggulunan Candi Kabupaten Sidoaro”, Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 5, Nomor 2, Mei- Agustus 2017.
48
wisata edukasi tidak hanya bersenang-senang saja, akan tetapi di dalam kegiatan wisata tersebut diisi dengan pelajaran dan peengalaman yang menyenangkan.72
Program rekreasi (Wisata Edukasi) merupakan salah satu dari bentuk program yang terdapat pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu), hal tersebut dilaksanakan pada waktu libur panjang anak yatim sekolah dengan tujuan untuk menambah wawasan kepada anak yatim sekaligus berlibur dengan demikian dengan adanya kegaiatan tersebut dapat menambah keharmonisan yang terjalin antara pengurus Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) dengan anak yatim serta menambah keakraban sesama yatim serta mengembalikan keceriaan.
B. Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Program Charity dalam Pendampingan Anak Yatim pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu)
Setiap pelaksanaan kegiatan pasti memiliki beberapa hambatan yang terdapat didalmnya terlebih dalam lembaga atau organisasi tertentu. Adapun yang menjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program charity dalam pendampingan anak yatim pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) sebagai berikut:
1. Saranan dan prasarana belum memadai (tidak ada sekertariat) Dalam pelaksanaan program charity tentunya tidak lepas dari sarana dan prasarana karena sarana dan prasarna merupakan hal yang wajib diperhatikan demi keberlanjutan pelaksanaan program serta dapat mencapai efektivitas dalam berkegiatan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana ini bertujuan untuk mempermudah anak-anak yatim dan pengasuh atau pendamping dalam pelaksanaan kegiatan serta sarana dan prasarana ini sebagai pendukung kemajuan serta keterampilan yang harus anak asuh miliki.73
72 https://wisatasekolah.com/ketahui-manfaat-dan-tujuan-fieldtrip-atau-wisata- edukasi-dalam-tumbuh-kembang-anak-menuju-remaja/, diakses tanggal 12 April 2022, pukul 13.43.
73 Novita Lia Ningrum, “Pembinaan Anak Yatim Dan Dhuafa Di Panti Asuhan Yatim Dan Dhuafa Al-Hakim (Sinar Melati 2) Dusun Padasan Kecamatan Pakem
49
Namun, temuan peneliti dilapangan perihal sarana dan prasarana masih kurang memadai dan bahkan bisa dibilang belum memiliki sarana dan prasaran yang akan dijadikan titik kumpul sebagaimana sarana dan prasarana memiliki pengaruh besar dalam berjalannya pelaksananan kegiatan yang ada dalam program pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu). Oleh karena itu, sarana dan prasaran ini menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan program charity untuk anak yatim.
2. Keaktifan Pengurus
Keaktifan pengurus dalam sebuah organisasi sangatlah penting hal tersebut menjadi koordinator dalam keberlangsungan program-program yang ada. Namun keaktifan pengurus ternyata menjadi salah satu hambatan yang ada pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) dengan kurangnya keaktifan pengurus menjadi sedikit sulitnya dalam mengatur atau mengkoordinasi kegiatan anak-anak yatim dalam setiap pelaksanaan program sehingga anak yatim.
3. Donatur Tidak Menetap
Donatur tidak menetap adalah seseorang yang secara tidak tetap dalam menyalurkan bantuan baik berupa sumbangan tunai dan non tunai kepada lembaga sosial seperti panti asuhan, yayasan, dan orang-orang yang membutuhkan. Dalam memberikan sumbangan yang tidak menetap maka, orang-orang memberikan sumbangan tersebut tergantung dari keadaan atau kondisi donatur. Akan tetapi ini menjadi tanggung jawab bersama sebagaimana pemenuhan kesejahteraan anak tidak hanya menjadi kewajiban orang tua saja terlebih lagi dalam pemenuhan hak untuk anak yatim yang tidak memiliki orang tua hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab bersama baik kewajiban pemerintah, masyarakat, bangsa dan negara.74 Sebagaimana telah disebutkan dalam pasal 59 UU Perlindungan Anak “Pemerintah dan Lembaga Negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan
Kabupaten Sleman”, (Skripsi, FID Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2011).
Hlm. 106
74 Annisa Sikumbang, “Pemenuhan Hak-Hak Anak Dalam Perspektif Hukum Perdata Indonesia”, (Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 2018), hlm. 1.
50
perlindungan khusus dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang terekspolitasi secara ekonomi dan atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), anak korban penculikan, penjualan, perdaganan, anak korban kekerasan, baik fisik atau mental, anak yang menyandang cacat, dan ank korban perlakuan salah dan penelantaran”.75
Adapun yang termuat dalam UUD 1945, pasal 34 ayat (1) UUD 1945 yang menjelaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar anak yatim piatu dipelihara oleh Negara.76 Namun pada Organisasi Banyati (Bale Santunan Yatim Piatu) memiliki hambatan dalam pendanaan dan donatur yang tidak tetap dalam pelaksanaan program-program charity yang ada pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) serta sering kali mendapatkan bantuan atau sebagian besar bersumber dari donatur atau volunteer akan tetapi donatur tersebut besrifat tidak tetap atau menganut kesukarelaan dalam beramal dan hal tersebut menjadi salah satu penghambat dalam pelaksanaan kegiatan. Sedangkan bantuan dari para donatur sangat diperlukan dalam keberlanjutan program-program.
4. Pelayanan Akses Kesehatan
Prinsip pelayanan dalam sistem panti atau organisasi adalah menjunjung tinggi, menghargai dan menghormati harkat martabat anak untuk dapat memperoleh haknya tanpa adanya perbedaan latar belakang. Anak berhak untuk memperoleh dan menentukan nasibnya sendiri serta setiap anak memiliki kesempatan yang sama tanpa ada diskriminasi.77 Aksesabilitas dan relevansi prinsip yang meyakini bahwa pelayanan akan efeketif jika mampu menyediakan akses bagi anak yang membutuhkan telebih khususnya dalam pelayanan kesehatan.
75 UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
76 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2011.
77 Chatarina Rusmiyati, Rahayu Anggraheni., “Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan dan Perlindungan Sosial Anak Berbasis Institusi Institutional Based Social Service and Protection Implementation Effectivity”, PKS, Vol. 14, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 60.
51
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting terlebih bagi anak yatim yang sangat memerlukan akan kepedulian dalam segi kesehatan dalam mencapai kesejahteraan anak yatim. Akan tetapi, dalam melakukan penelitian peneliti menemukan salah satu hambatan dalam Organisasi Bayati (Bale Penyantun Yatim Piatu) dalam segi pelayanan kesehatan sumber hambatan tersebut bersumber dari kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) dan KIS (Kartu Indonesia sehat) hal tersebut tidak semua anak yatim memiliki akses tersebut sehingga adanya sedikit hambatan dalam setiap pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi anak yatim yang akan melakukan rujukan. Namun, hal tersebut sedikit tidak dapat diusahakan untuk dibantu oleh volunteetr yang secara sukarelawan untuk membantu dalam segi kesehatan bagi anak yatim.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu), peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam pendampingan anak yatim melalui program charity pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) memiliki beberapa bentuk program-program dan hal tersebut tidak terlepas dari berbagai hambatan dalam pelaksanaan program-program.
b. Berikut bentuk program-program charity dalam pendampingan anak yatim pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) yaitu : a) Program santunan, b) Program pendidikan, c) Program kesehatan, d) Program rekreasi (wisata edukasi).
c. Berikut hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program charity dalam pendampingan anak yatim pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) yaitu : a) Sarana dan prasarana belum memadai (tidak ada sekertariat), b) Keaktifan pengurus, c) Donatur tidak menetap, d) Pelayanan akses kesehatan.
B. Saran
52
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka terdapat beberapa saran yang akan diberikan hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendampingan anak yatim pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) Desa Rumak Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Dengan tidak mengurangi rasa hormat peneliti kepada semua pengurus Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu).
1. Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) hendakanya lebih meningkatkan kualitas pendampingan untuk anak yatim dengan menambahkan beberapa program didalamnya untuk program- program pelatihan untuk menambah skill dan kemandirian anak yatim.
2. Untuk Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) untuk dapat secepatnya dalam membangun sekertariat untuk mempermudah dalam pelaksanaan program-program yang terselenggara.
3. Untuk pengurus Organissai Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) untuk lebih aktif berkontribusi dalam memaksimalkan setiap program guna mencapai tingkat efektifitas pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu).
4. Untuk anak yatim pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) agar lebih aktif juga dalam kegiatan yang terselenggara terutama dalam kegiatan pendidikan guna menciptakan anak yang cerdas dan berakhlakul karimah.
5. Untuk pemerintah untuk membantu dalam mendukung semua program-program yang ada pada Organisasi Bayati (Bale Santunan Yatim Piatu) serta membantu anak yatim dalam mengakses pelayanan untuk penunjang kesejahteraan bagi anak yatim.
6. Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai pendampingan anak yatim.