Dimensi 4 Lingkungan
37. Kearifan Lingkungan
Kearifan lingkungan (ecological wisdom) merupakan pengetahuan yang diperoleh dari abstraksi pengalaman adaptasi aktif terhadap lingkungannya yang khas.
Pengetahuan tersebut diwujudkan dalam bentuk ide, aktivitas dan peralatan.
Kearifan lingkungan yang diwujudkan ke dalam tiga bentuk tersebut dipahami, dikembangkan, dipedomani dan diwariskan secara turun-temurun oleh komunitas pendukungnya. Kearifan lingkungan dimaksudkan sebagai aktivitas dan proses berpikir, bertindak dan bersikap secara arif dan bijaksana dalam mengamati, memanfaatkan dan mengolah alam sebagai suatu lingkungan hidup dan
kehidupan umat manusia secara timbal balik. Kearifan lingkungan dapat digali dari kearifan lokal yang salah satu fungsinya untuk konservasi dan pelestarian sumberdaya alam. Pengetahuan rakyat yang memiliki kearifan ekologis dikembangkan, dipahami dan secara turun-temurun diterapkan sebagai pedoman mengelola lingkungan terutama dalam mengolah sumberdaya alam.
Kearifan lokal (indigenous knowledge atau local knowledge) dapat dipahami sebagai pengetahuan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat tertentu yang mencakup di dalamnya sejumlah pengetahuan kebudayaan yang berkaitan dengan model-model pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam secara lestari (Zakaria, 1994: 56). Bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa:
nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Oleh karena bentuknya yang bermacam-macam dan hidup dalam aneka budaya masyarakat maka fungsinya menjadi bermacam-macam seperti untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam (Setyowati dkk, 2013).
Penilaian aspek kearifan lingkungan terdiri dari komponen skor upaya menjaga/mempertahankan/melestarikan kearifan lingkungan yang ada di desa, keberadaan peraturan/regulasi yang mengatur pelestarian lingkungan di desa, keberadaan kegiatan pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal di bidang lingkungan di desa, dan skor pemanfaatan energi baru terbarukan di desa.
a. Apakah terdapat atraksi alam/sumberdaya alam/keindahan alam di desa?
Mengidentifikasi ADA atau TIDAK ADA atraksi alam/sumberdaya alam/ keindahan alam di desa. Atraksi alam/sumberdaya alam/keindahan alam yang dimaksud seperti hutan adat, air terjun, bukit, lembah, gunung, teluk, mangrove/hutan bakau, dsb. Pertanyaan hanya untuk pendataan dan tidak dilakukan penilaian.
b. Apakah terdapat upaya menjaga/mempertahankan/melestarikan kearifan lingkungan berupa atraksi alam/sumberdaya alam/keindahan alam yang ada di desa
Mengidentifikasi keberadaan kearifan lingkungan sebagai upaya menjaga/mempertahankan/melestarikan atraksi alam/sumberdaya alam/keindahan alam yang ada di desa yang diukur berdasarkan klasifikasi berikut:
• Klasifikasi 1. Tidak ada upaya
• Klasifikasi 2. Hanya ada 1 atraksi alam/sumberdaya alam/keindahan alam yang ada di desa yang dijaga/ dipertahankan/dilestarikan
• Klasifikasi 3. Terdapat lebih dari 1 atraksi alam/sumberdaya alam/keindahan alam yang ada di desa yang dijaga/ dipertahankan/dilestarikan.
Pertanyaan ini akan dilakukan penilaian.
c. Apa saja upaya menjaga/mempertahankan/melestarikan kearifan lingkungan berupa atraksi alam/sumberdaya alam/keindahan alam yang ada di desa?
Jika terdapat upaya menjaga/mempertahankan/melestarikan kearifan lingkungan berupa atraksi alam/sumberdaya alam/keindahan alam yang ada di desa, selanjutnya menyebutkan bentuk upaya tersebut.
Kearifan lingkungan diantaranya dapat berupa norma pelarangan bagi masyarakat untuk mendekat dan memasuki apalagi memanfaatkan tempat- tempat atau zona-zona yang ditetapkan sebagai ‘larangan’, seperti hutan larangan, lubuk larangan, sistem tumpangsari, pelestarian burung dan ular, pelestarian sumber air dan sungai, dan sebagainya (yang diiringi dengan beragam mitologi/legenda/pantangan untuk mencegah orang-orang yang bermaksud melakukan aktivitas destruktif). Beberapa contoh kearifan lingkungan, antara lain Sistem Sasi di Maluku Tengah yang merupakan larangan memanen sumber daya alam tertentu demi melindungi kualitas & populasinya, baik berupa tumbuhan maupun hewan, juga situs keramat alami di Baduy Dalam, Tana Toa, dsb yang pembatasan area situs bertujuan untuk memelihara ekosistem alami di tengah lingkungan sekitar yang terdegradasi.
Pertanyaan hanya untuk pendataan dan tidak dilakukan penilaian.
d. Apakah terdapat peraturan/regulasi yang mengatur terkait pelestarian lingkungan di Desa?
Mengidentifikasi ADA atau TIDAK ADA peraturan/regulasi yang mengatur terkait pelestarian lingkungan di desa.
Sebagai contoh, peraturan/regulasi yang mengatur terkait pelestarian lingkungan di desa dapat berbentuk peraturan desa tentang pelestarian lingkungan hidup, ataupun yang bersifat hukum adat seperti Awik-awik yang ada di wilayah Bali dan Lombok.
Pertanyaan ini akan dilakukan penilaian.
e. Apakah terdapat kegiatan pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal di bidang lingkungan di Desa?
Mengidentifikasi ADA atau TIDAK ADA kegiatan pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal di bidang lingkungan di desa.
Sebagai contoh pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal adalah Lembaga Adat Panglima Laot di Aceh yang menjamin kepentingan masyarakat dalam mencari penghasilan di kawasan laut & melestarikan lingkungan laut/pesisir, Upacara Adat masyarakat di Kepulauan Aru sebelum proses pengambilan hasil laut untuk keseimbangan alam dengan kuantitas hasil tangkapan yang seimbang sesuai kondisi alam, serta sistem Subak di Bali yang telah mengatur waktu pemanenan dan penanaman yang juga memerhatikan hari besar keagamaan untuk menjaga keselarasan dengan alam.
Pertanyaan ini akan dilakukan penilaian.
f. Apakah terdapat pemanfaatan Energi Baru Terbarukan di desa?
Mengidentifikasi ADA atau TIDAK ADA keberadaan pemanfaatan energi baru terbarukan di desa.
Pertanyaan ini akan dilakukan penilaian.
g. Jika terdapat, apa jenis pemanfaatan Energi Baru Terbarukan yang ada di desa?
Jika terdapat pemanfaatan energi baru terbarukan, selanjutnya mengidentifikasi dengan menyebutkan jenis pemanfaatan energi baru terbarukan yang ada di desa. Beberapa contoh yang energi baru terbarukan mecakup Tenaga Surya, Angin, Mikrohidro, Biomassa, Pasang Surut Air Laut, Arus Laut, dan sebagainya.
Pertanyaan hanya untuk pendataan dan tidak dilakukan penilaian.
h. Peruntukan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan yang ada di Desa
Mengidentifikasi peruntukan penggunaan energi terbarukan yang ada di desa.
Sebagai contoh pemanfaatan energi terbarukan adalah untuk kebutuhan rumah tangga masyarakat desa, penerangan jalan utama, dan sebagainya.
Pertanyaan hanya untuk pendataan dan tidak dilakukan penilaian.