• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN BELAJAR 3 : PENGELOMPOKAN DAN KLASIFIKASI JALAN

4.1. Kompetensi Dasar dan Indikator Hasil Belajar

Kompetensi yang akan dicapai dalam pembahasan kegiatan belajar 3 ini adalah mampu mengelompokan jalan sesuai dengan fungsi dan status jalan

Adapun indikator hasil belajar yang harus dicapai adalah : a) Mengelompokkan jalan sesuai peruntukkannya b) Menjelaskan sistem jaringan jalan

c) Mengelompokkan jalan sesuai fungsinya d) Mengelompokkan jalan sesuai statusnya 4.2. Uraian Materi Kategori Jalan

4.2.1. Kategori jalan sesuai dengan peruntukannya

Sesuai UU nomor 38 tahun 2004 Tentang Jalan, Jalan dibagi sesuai dengan peruntukannya menjadi jalan umum dan jalan khusus.

a) Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, kelas, spesifikasi dan penyediaan prasarana jalan.

b) Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan. Yang dimaksud dengan jalan khusus, antara lain, adalah jalan di dalam kawasan pelabuhan, jalan kehutanan, jalan perkebunan, jalan inspeksi pengairan, jalan di kawasan industri, dan jalan di kawasan permukiman yang belum diserahkan kepada pemerintah.

4.2.2. Sistem Jaringan Jalan

Sesuai UU nomor 38 tahun 2004 Tentang Jalan, sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan.

Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:

30 a) Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan

wilayah, pusat kegiatan lokal

b) sampai ke pusat kegiatan lingkungan;

c) Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.

Sistem jaringan primer yang masuk kota (perkotaan) tidak boleh terputus harus tetap mengutamakan arus menerus dan berfungsi sesuai klasifikasinya.

Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

4.2.3. Kategori jalan sesuai dengan fungsinya

Sesuai UU nomor 38 tahun 2004 Tentang Jalan, Jalan umum dapat dibagi berdasarkan fungsinya. Berdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan.

Fungsi jalan terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.

Pada sistem jaringan primer dibedakan atas arteri primer, kolektor primer, lokal primer, dan lingkungan primer. Jalan dengan fungsi dinyatakan sebagai jalan arteri primer, jalan kolektor primer, jalan lokal primer, dan jalan lingkungan primer. Pada sistem jaringan sekunder dibedakan atas arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder, dan lingkungan sekunder. Jalan dengan fungsi sebagai jalan arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, jalan lokal sekunder, dan jalan lingkungan sekunder.

a) Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.

b) Jalan kolektor menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.

c) Jalan lokal menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan.

31 d) Jalan lingkungan primer menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan

perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.

e) Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

f) Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.

g) Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.

h) Jalan lingkungan sekunder menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan.

Tabel 1.2 Standar Baku Jalan sesuai dengan Fungsinya

FUNGSI JALAN

Jenis Angkutan yang dilayani

Jarak Perjalanan

Kecepatan Rata- rata/Rencana

(Km/Jam)

Persimpangan Sebidang

Jumlah Akses

Leban Badan Jalan Minimum

(m) Arteri Angkutan

Utama Jauh Tinggi

Diatur Dibatasi 11.00 VRmin = 60

Kolektor

Pengumpul atau Pembagi

Sedang

Sedang

Diatur Dibatasi 9.00 VRmin = 40

Lokal Angkutan

Setempat Dekat Rendah

Tidak Diatur Tidak

Dibatasi 7.50 VRmin = 20

Lingkungan Angkutan

Lingkungan Dekat Rendah

Tidak Diatur Tidak

Dibatasi 3.50-6.50 VRmin = 10-15

4.2.4. Kategori jalan sesuai dengan statusnya

Sesuai UU nomor 38 tahun 2004 Tentang Jalan, jalan umum menurut statusnya dikelompokkan atas:

a) Jalan nasional sebagaimana terdiri atas:

1) jalan arteri primer;

2) jalan kolektor primer yang menghubungkan antaribukota provinsi;

3) jalan tol; dan

4) jalan strategis nasional.

32 b) Jalan provinsi terdiri atas:

1) jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota;

2) jalan kolektor primer yang menghubungkan antaribukota kabupaten atau kota;

3) jalan strategis provinsi; dan

4) jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta c) Jalan kabupaten terdiri atas:

1) jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi 2) jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota

kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antaribukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antardesa;

3) jalan sekunder yang jalan sekunder dalam kota; dan jalan strategis kabupaten.

d) Jalan kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota.

e) Jalan desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan kabupaten di dalam kawasan perdesaan, dan merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa.

4.2.5. Kategori jalan sesuai dengan kelas Jalan

Sesuai UU nomor 29 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jalan dapat dibagi menurut kelas jalan menjadi:

a) Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton.

b) Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.

c) Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan

33 muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton. Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan kelas III ini dapat ditetapkan kurang dari 8 (delapan) ton.

d) Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.

4.3. Ringkasan Materi

Pemahaman tentang sistem jaringan jalan serta pengelompokkan jalan berdasarkan peruntukkan, fungsi dan statusnya perlu diketahui untuk mempermudah dalam proses perancangan. Suatu jalan merupakan wewenang dari suatu instansi pemerintah sesuai dengan statusnya. Selain itu suatu jalan juga memiliki standar yang perlu dipenuhi sesuai dengan fungsi dan sistem jaringan jalannya.

4.4. Latihan

Diskusikan beberapa kategori klasifikasi jalan sesuai dengan UU nomor 38 tahun 2004 Tentang Jalan dan UU nomor 29 tahun 2009.

34

KEGIATAN BELAJAR 4 : KONSEP KAPASITAS DAN EKIVALEN

Dokumen terkait