BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
3. Kehadiran Penelitian
Tujuan utama kehadiran peneliti di lokasi penelitian adalah untuk mendapatkan data yang diinginkan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berfungsi sebagai instrument kunci dalam kehidupan orang-orang yang menjadi objek penelitian. Dengan keterlibatan tersebut, peneliti akan mengetahui kejadian-kejadian yang dihadapi pada waktu melakukan pengamatan. Dalam melakukan penelitian melalui pengamatan, peneliti mengamati subyek pada situasi yang diiinginkan untuk dipahami. Jadi, dalam hal ini peneliti tidak sepenuhnya menyerap informasi dari peristiwa- peristiwa yang diketemukan di lapangan.44
42 Riyanto Yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: PT. Usaha Nasional, 2011), h. 23.
43 Sugiyono, Op. Cit; h. 8.
44 Ibid….., h. 20.
4. Sumber dan Jenis Data a. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab, baik pertanyaan yang tertuliis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.45
Adapun yang menjadi sumber data untuk mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah kepada mereka yang mengetahui dan memahami pada bidangnya, dan ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian, sumber data yang dimaksudkan adalah dari karyawan PT. Bentoel Grouf Rarang Lombok Timur. Tujuannya adalah agar dapat diperoleh data yang dipercaya dan akurat sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Adapun sumber klasifikasi data menurut sumber perolehannya yaitu:
1) Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber yang dimaksud disini adalah data hasil wawancara dengan karyawan PT. Bentoel Grouf Rarang Lombok Timur. Adapun tujuan penggunaan data primer
45 Suharsimi Op. Cit; h. 114.
adalah untuk memperoleh data yang valid atau data yang diperoleh langsung dari lapangan.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa keterangan-keterangan atau data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, yang diperoleh dari file, buku, keterangan-keterangan lain atau publikasi atau data pendukung lainnya. Adapun tujuan data sekunder adalah dalam rangka memperkaya dan melengkapi data primer yang telah diperoleh.46
b. Jenis Data
Data merupakan fakta empiric yang sudah dikumpulkan oleh peneliti untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Berdasarkan sifatnya, jenis data dibagi menjadi dua yaitu:
1) Data kualitatif artinya metode yang digunakan untuk mendapatkan data mendalam, suatu data yang mengandung makna.47
2) Data kuantitatif adalah data penelitian yang diperoleh peneliti berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik dari kuisioner.48
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data untuk memperoleh data yang diperlukan oleh peneliti, ada beberapa teknik yang dapat digunakan peneliti dalam pengumpulan data penelitian, yaitu:
46 Ibid, h. 376.
47 Ibid, h. 9
48 Ibid, h. 7
a. Pengamatan/Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung adalah terjun ke lapangan terlibat seluruh pancaindra. Secara tidak langsung adalah pengamatan yag dibantu melalui media visual/audiovisual, misalnya teleskop, handycam, dan lain sebagainya.
Dalam kaitannya dengan pengumpulan data, metode ini akan dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang terjadi pada objek penelitian seperti dengan cara mengamati keadaan sekitar lokasi, proses jual beli, serta fasilitas yang ada di perusahaan tersebut. 49
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah pertemuan dua orang bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.50
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam wawancara ini peneliti langsung melakukan tanya jawab dengan nara sumber.Narasumber atau informasi
49 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Banndung: CV.
Alfabeta: 2014), h. 105.
50 Ibid., h. 231
yang dimaksud adalah petani mitra,petani biasa dan Pegawai Lapangan (PL) daripada pihak Perusahaan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.51 Metode ini digunakan untuk menguatkan data-data yang telah didapatkan. Adapun dokumen-dokumen tersebut diperoleh dari PT. Sadhana Arif Nusa Sikur Lombok Timur berupa dokumen- dokumen tertulis serta gambar kegiatan yang ada di PT. Sadhana Arif Nusa Sikur Lombok Timur.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola kategori dan dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.52
Mengingat peneliti hanya mengumpulkan data-data kualitatif, maka metode analisa data yang digunakan adalah metode induktif. Dengan demikian data yang terkumpul tersebut dibahasskan dan ditafsirkan secara induktif sehingga diberikan gambaran yang tepat mengenai hal-hal yang sebenarnya terjadi.
Bertolak dari penjelasan diatas, peneliti menggunakan metode ini adalah untuk hasil observasi, wawancara, dan hasil penelitian lainnya.
51Djam’an Satori & Aan Komariah, Op. Cit; h. 148.
52 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 103.
Metode induktif ini adalah untuk menilai faktor-faktor empiris yang ditemukan dan kemudian dicocokkan dengan landasan teori yang ada.
Dengan demikian maka dapat ditegaskan bahwa teknik yang digunakan dalam menganalisa data penelitian ini adalah teknik induktif dimana peneliti terlebih dahulu menguraikan peristiwa-peristiwa atau data yang bersifat khusus, kemudian menyimpulkan menarik generalitasnya ke yang lebih umum.
7. Uji Keabsahan Data
Ketika data telah terkumpul kemudian dianalisis langkah selanjutnya adalah memeriksa keabsahan data. Kreadibilitas data dapat diartikan sebagai kepercayaaan terhadap data apakah menggambarkan keadaan yang sebenarnya ataukah sebaliknya.53 Untuk memperoleh keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yaitu triangulasi, pemeriksaan dengan teman sejawat, kecukupan referensi, dan ketekunan pengamatan.
a. Triangulasi
Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lebih luas. Data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.54 Hal tersebut dapat dilakukan dengan:
1) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.
2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
53 Ibid., h. 173.
54 Ibid….., h. 330.
3) Membandingkan persepsi sumber data satu dengan pendapat dan pandangan sumber data lain.
b. Pemeriksaan dengan teman sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam diskusi dengan rekan-rekan sejawat.55 Pemeriksaan teman sejawat bertujuan untuk mencari kelemahan tafsiran yang kurang jelas serta untuk mendiskusikannya dengan pihak yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang relevan, seperti dengan dosen pembimbing, dosen peneliti, teman kuliah atau orang yang menguasai masalah tersebut.
c. Kecukupan Referensi
Teknik ini digunakan bila data yang diperoleh dari bahan dokumentasi dan catatan yang ditemukan di lokasi penelitian, dan perlu diperkuat dengan dokumen atau catatan referensi lain dari hasil penelitian terdahulu dengan menambahkan referensi. Peneliti mengecek kembali keabsahan data dan informasi yang diperoleh dari lokasi penelitian.
d. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalaan atau isi yang sedang dicari dan kemudian memusatkan pada hal-hal yang secara rinci. Ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. Dalam
55 Ibid….., h. 332.
hal ini peneliti menggunakan teknik ini dengan menggunakan pengamataan yang diteliti dan rinci berkesinambungan terhadap fokus penelitian.56
H. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan, peneliti mengungkapkan secara ringkas latar belakang masalah sehingga memunculkan keinginan untuk mengkaji permasalahan yang menjadi tema dasar penelitian ini dan diuraikan juga fokus kajian, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka terhadap penelitian yang relevan, serta kerangka teoritik. Pada bab ini dipaparkan juga metode penelitian yaitu pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, sumber dan jenis data, tekhnik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab II Paparan dan temuan data, yaitu data primer maupun sekunder dari penelitian yang dilakukan di lapangan. Pada bagian ini dipaparkan secara deskriptif tentang gambaran lokasi penelitian dan temuan-temuan yang berkaitan dengan tema penelitian.
Bab III Pembahasan dan analisis terhadap data-data hasil temuan yang telah dipaparkan pada bab II dan diinterpretasikan secara mendaalam dengan menggunakan teori-teori yang diungkapkan dalam kerangka teoritik pada bab I.
Bab IV Penutup, yaitu berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang merupakan jawaban dari fokus kajian dan saran-saran.
56 Ibid... ..,h. 175
37 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Kabar.57
Desa Kabar pada awalnya merupakan salah satu Dusun yang berada di bawah Pemerintahan Desa Rumbuk, dan pertama kali dihuni oleh manusia pada tahun 1700 M. penduduk dusun Kabar pada waktu itu berjumlah kurang lebih 10 orang yang berasal dari berbagai wilayah diantaranya dari Kabupaten Sumbawa, Bagek Nyaka Desa Aikmel Kecamatan Aikmel, Desa Korleko Kecamatan Labuan Haji dan Desa Montong Tangi Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur.
Wilayah Dusun Kabar sebelum diadakan pemekaran pada tahun 1928 masih dalam wilayah Pemerintahan Desa Rumbuk Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur. Sejak terjadinya pemekaran Desa maka untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat telah dibentuk wilayah pemerintahan sebanyak 2 bagian yang dipimpin oleh seorang keliang, masing-masing antara lain:
a. Kekeliangan Kabar b. Kekeliangan Presak
Sejalan dengan laju tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat maka dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pada
57 Arsif Profil Desa Kabar, Dikutip Tanggal 21 mei 2021
tahun 1983 sesuai dengan Perda Kabupaten Lombok Timur No.7 tahun 1981 istilah Kekeliangan dirubah menjadi Dusun dan sekaligus meningkatkan fungsi dan peran sebagai suatu Pemerintahan di bawah Pemerintahan Desa yang dibagi menjadi 2 wilayah Kekeliangan dikembangkan menjadi 4 Dusun, tiap-tiap Dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun yang masing-masing antara lain:
a. Dusun Kabar Utara b. Dusun Kabar Selatan c. Dusun Presak Bongkot d. Dusun Presak Idik.
Pada tahun 2012, berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2011 Desa Kabar dengan jumlah dusun tersebut di atas dimekarkan lagi menjadi 2 (dua) Desa yaitu Desa Kabar (Induk) dan Desa Peresak (Pemekaran). Setelah Pemekaran, maka secara Administrasi Desa Kabar memiliki 5 (lima) Dusun, yakni :
a. Dusun Kabar Utara b. Dusun Kabar Selatan c. Dusun Perenang d. Dusun Dasan Agung e. Dusun Terentem.
2. Tingkat Pendidikan masyarakat.58
Pendidikan merupakan aspek penting dalam membangun bangsa, karna itu hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam program pembangunan nasional. Sumber daya manusia yang bermutu yang merupakan produk pendidikan, merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu Negara.
Pada bidang pendidikan, jumlah penduduk Desa Kabar yang menamatkan sekolah baik dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi mengalami peningkatan yang cukup signifikan rata-rata diatas 15 %, sementara itu jumlah penduduk buta aksara 100%. Untuk lebih jelasnya, mengenai jumlah penduduk Desa Kabar berdasarkan tingkat pendidikannya untuk tahun 2013/2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 1
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Kabar
No Tingkat pendidikan Jumlah
1 Buta aksara -
2 Usia 3-6 tahun yang masuk TK/PAUD
dan kelompok bermain 102 0rang
3 Anak Cacat fisik dan mental 5 orang 4 Tidak tamat SD/sederajat 716 orang
5 Tamat SD/sederajat 516 0rang
6 Sedang SD/sederajat 502 orang
7 sedang SMP/sederajat 217 orang
58 Ibid.
8 Tamat SMP/sederajat 300 orang
9 Sedang SMA/sederajat 180 orang
No Tingkat pendidikan Jumlah
10 Tidak tamat SMP/sederajat 447 orang
11 Tamat SMA/sederajat 249 orang
12 Sedang D-1 5 orang
13 Tamat D-1 15 orang
14 Sedang D-2 12 orang
15 Tamat D-2 25 orang
16 Sedang D-3 15 orang
17 Tamat D-3 45 orang
18 Sedang S-1 80 orang
19 Tamat S-1 185 orang
20 Sedang S-2 3 orang
21 Tamat S-2 2 orang
22 Tamat S-3 -
23 Cacat fisik dan mental 5 orang
Jumlah 3976 orang
Sumber data : Arsif Profil Desa Kabar 3. Tingkat Ekonomi Masyarakat.59
Setiap masyarakat senantiasa menghendaki kesejahteraan dalam kehidupan. Di Desa Kabar Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur, meskipun setiap tahunnya terjadi pertambahan penduduk namun masih dalam batas kewajaran serta dapat dikendalikan dengan adanya program Keluarga Berencana.
Angkatan kerja merupakan salah satu variable dalam menggerakan roda perekonomian suatu wilayah. Fenomena angkatan kerja di Desa
59 Ibid.
Kabar Kecamatan Sakra Kabupaten Lombik Timur, cenderung fluktuatif sebagai akibat dari kondisi prekonomian pada umumnya.
Jumlah penduduk usia kerja (15-56 tahun) pada tahun 2013 sebanyak 2.857 jiwa. Sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dibandingkan dengan jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 2010 jumlah penduduk usia kerja (15-56 tahun) sebanyak 3.536 jiwa, berarti terjadi penambahan dari tahun 2013 ke tahun 2014 sebesar 679 jiwa.
Kegiatan perekonomian di Desa Kabar Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur cukup menyenangkan dan berimplikasi bagi peningkatan pendapatan masyarakat, prekonomian masyarakat masih didomonasi oleh sektor pertanian.
Secara umum struktur mata pencaharian masyarakat Desa Kabar berdasarkan data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Tabel. 2
Mata Pencaharian Masyarakat Desa Kabar
Sektor pertanian Jumlah
Petani padi 200 orang
Petani buah-buahan dan sayur mayur 95 0rang
Petani tembakau 135 orang
Buruh tani 705 orang
Stoker 45 orang
Pemilik usaha pertanian 227 orang
Sektor industry kecil 103 orang
Sektor industry menengah dan besar 21 orang
Sektor jasa Jumlah
Pegawai negeri sipil 161 orang
TNI 2 orang
POLRI 4 orang
Perawat swasta 3 orang
Dosen swasta 2 orang
Guru swasta 56 orang
Pensiunan PNS 15 orang
Pengacara 1 orang
Pembantu rumah tangga 4 orang
Sektor jasa Jumlah
Sopir 18 orang
Jumlah 1792 orang
Sumber data : Arsif Profil Desa Kabar
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Desa Kabar mata pencahariannya adalah lebih banyak pada sektor pertanian yang rata-rata penduduk Desa Kabar adalah sebagai petani dan sebagian kecil masyarakat adalah pada sektor lainnya.
4. Karakter Masyarakat Desa Kabar.60
Karakter masyarakat Desa Kabar pada umumnya taat menjalankan ajaran agama, karena seluruh masyarakat memeluk Agama Islam. Secara garis besar mereka mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Komunikatif
b. Sifat tolong menolong masih hidup, ini terlihat dari apabila tetangga atau masyarakat yang mendapat musibah sakit atau kematian
60 Ibid.
c. Mempunyai sifat gotong royong yang masih tinggi d. Sangat mengandalkan hasil pertanian bercocok tanam e. Tidak terkurung oleh adat (Rujukan semuanya pada agama)
f. Dalam musyawarah tokoh agama, tokoh masyarakat bersama pemerintah selalu saling tukar pendapat dan keputusan diselesaikan secara demokratis
g. Cepat menerima perubahan (Inovatif) terhadap hal-hal yang mendatangkan manfaat.
h. Dalam pembagian warisan ketentuan agam lebih banyak diikuti.
i. Sifat tolong menolong masih hidup, ini terlihat dari apabila tetangga atau masyarakat yang mendapat musibah sakit atau kematian.
j. Mempunyai sifat gotong royong yang masih tinggi.
k. Sangat mengandalkan hasil pertanian bercocok tanam.
l. Tidak terkurung oleh adat (Rujukan semuanya pada agama).
m. Dalam musyawarah tokoh agama, tokoh masyarakat bersama 5. Agama dan kepercayaan masyarakat desa Kabar
Masyarakat desa Kabar yang terbagi dalam jumlah lima dusun diantaranya Kabar Utara, Kabar Selatan, Perenang, Dasan Agung dan Terentem 100% menganut Agama Islam.
B. Jual beli tembakau antar petani terhadap perusahaan
Dalam proses jual beli tembakau antara petani dengan perusahaan di Desa Kabar Kec Sakra Lombok Timur. Pihak perusahaan hanya membeli tembakau
dari petani yang telah terikat kontrak kerjasama dengan perusahaan itu sendiri (petani mitra).
Seperti yang dipaparkan oleh H. Samsul Hakim selaku petani non mitra persuhaan:
Kami sebagai petani non mitra yang tidak menjalin kontrak kerja sama dengan perusahan. Salah satunya PT . BENTOEL GROUP yang paling diminati oleh para petani untuk menjual produksi tembakaunya dikarenakan dari sekian banyaknya perusahaan tembakau di Lombok Timur PT. BENTOEL GROUP yang lebih unggul dalam hal penetapan harga tembakau sesuai dengan ekspetasi para petani.
Oleh karena itu kami para petani yang tidak memiliki kontrak kerjasama dengan perusahaan kualahan dalam hal penjualan tembakau produksi kami, mengingat dengan berapa banyak biaya yang telah kami keluarakan dari masa pembibitan hingga pada tahap pemetikan tembakau.
Pada proses pemetikanpun kami masih mengeluarkan biaya untuk proses pengeringan tembakau dengan cara di oven dengan bahan bakar kayu, sehingga itu yang membuat pengeluaran cukup besar.
Oleh karena itu kami lebih memilih perusahaan yang lebih unggul dalam hal penetuan harga yang sesuai dengan ekspetasi petani.
Akan tetapi setiap perusahaan hanya akan membeli tembakau produksi dari petani mitranya sendirinya,sehingga itu yang membuat para petani yang tidak miliki kontrak kerjasama dengan perusahaan terpaka harus membeli jatah yang di milik oleh para petani mitra mitra perusahaan, meskipun kami terkesan tidak rela dengan penetuan harga jatah yang ditawarkan pada kami, mau tidak mau terpakasa kami beli dengan tujuan tembakau kami bisa dibeli oleh perusahaan.61
Supaya lebih memahami dan mengetahui tentang kemitraan, peneliti akan memaparkan bentuk kontrak kemitraan dalam jual beli tembakau virginia Lombok.
61 H. Samsul Hakim, Petani Non Mitra
1. Kontrak kerja sama kemitraan antara petani dan perusahaan.
Salah satu persyaratan bagi perusahaan untuk memperoleh izin dari pemerintah adalah bahwa perusahaan tersebut memiliki petani sendiri.
Petani ini dibentuk dengan pola kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak dalam bentuk kemitraan. Kerjasama yang dilakukan antara petani dengan perusahaan berupa kerjasama penyediaan sarana produksi kerjasama, produksi pengolahan, dan jasa pendukung lainnya.
Kemitraan didasarkan atas dasar saling menguntungkan, saling memperkuat, dan saling ketergantungan dengan petani mitra sampai terpenuhinya hak dan kewajiban masing-masing. Dalam kemitraan ini terdapat perjanjian tertulis antara petani dan perusahaan. Muhamad Hamdi menuturkan untuk isi perjanjian semua sudah tertulis dan dirumuskan oleh perusahaan tidak ada campur tangan petani dalam merumuskan isi perjanjian tersebut.62
Tahap-tahapan dalam menjalin hubungan kemitraan petani dengan perusahaan adalah:
a. Mengenal calon mitra
b. Menilai hasil temuan dan membuat keputusan c. Pembuatan perjanjian kemitraan
Hak petani dalam kontrak kemitraan ini adalah memperoleh pembinaan, bantuan berupa pembiayaan yang besarnya minimal 40% dari
62 Muhamad Hamdi, Petani Binaan PT. Bentoel Group
biaya produksi, sedangkan kewajibannya adalah menyediakan tembakau untuk di jual ke perusahaan, melunasi hutang pembiayaan, dan menaati prosedur dan sistem yang telah ditetapkan perusahaan dalam kontrak perjanjian kemitraan.63 Sedangkan hak perusahaan adalah memproleh pasukan tembakau dari petani mitra, mencabut perjanjian kemitraan dari petani yang melanggar prosedur, dan kewajiban perusahaan adalah memberikan pembinaan kepada petani, bantuan pembiyaan, dan membeli tembakau hasil produksi petani.64
Pembiayaan diberikan kepada petani mitra berupa pupuk, pestisida, dan tehnologi dalam produksi tembakau virginia, petani yang dimaksud adalah petani yang telah memenuhi persyatan sebagai sebagai petani binaan perusahaan sesuai standar yang di tentukan perusahaan. Persyaratan untuk menjadi mitra perusahaan dalam bisnis tembakau virginia yaitu memiliki lahan, memiliki oven, dan bersedia mematuhi standar teknis yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Seperti yang telah di paparkan diatas tentang kemitraan yang telah di jalin antara petani dengan perusaahan. Petani dan perusahaan memiliki hak dan kewajiban, kewajiban untuk membina para petani yang telah terikat kontrak kerjasama oleh perusahaan, dan petani berkewajiban untuk menjual tembakau produksi mereka ke perusahaan.
63 Sukri pegawai lapangan PT. Bentoel Group
64 Ibid
2. Petani mitra
Adapun yang dimaksud dengan Petani mitra adalah para petani yang telah mendaptarkan diri sebagai mitra perusahaan dan telah terikat kontrak kerja sama dalam perjanjian tertulis.
Dalam perjanjian tersebut antara petani dan perusahaan sama-sama memilik hak dan kewajiban yang harus terpenuhi seperti yang telah diuraikan diatas.
3. Petani non mitra
Petani non mitra adalah para petani yang tidak terikat kontrak kerjasama dengan pihak perusahaan perusahan.
Pada proses penjualan tembakau oleh petani kepada pihak perusahaan. Perusahaan hanya membeli tembakau dari petani mitra atau petani yang telah terikat kontrak kerjasama dengan perusahaan, sementara di Desa Kabar Kec Sakra Lombok Timur masih banyak petani yang tidak mempunyai mitra dengan perusahaan.
Dalam hal ini petani non mitra untuk penjualan tembakau produksinya, maka dia harus membeli jatah atau kuota penjualan tembakau di petani mitra perusahaan tersebut, mengingat dari ketentuan prusahaan yang tidak menerima pembelian tembakau selain daripada petani mitranya sendiri.
4. Jatah / Kuota penjualan tembakau
Jatah atau kuota penjualan adalah salah satu hak dalam perjanjian tertulis antara petani dan perusahaan yang harus di berikan oleh
perusahaan kepada para petani mitra, karena pihak perusahaan juga mempunyai target pembelian dalam setiap musim.
Kemudian banyak atau tidaknya jumlah jatah yang di peroleh petani mitra tersebut tergantung luas lahan yang meraka pakai untuk menanam tembakau, jika luas lahan 1 hektar are pihak perusahaan memberikan jatah penjualan 4 sampai 5 ton tembakau yang sudah di oven.65
C. Praktik Jual Beli Jatah / Kuota penjualan
Muhamad Hamdi salah satu petani mitra perusahaan PT. Bentoel Group mengatakan bahwa :
Terkait dengan jual beli jatah penjualan yang sering terjadi antar petani tembakau ini bukan merupakan hal yang baru, akan tetapi ini merupakan transaksi yang dilakukan sejak dulu, dalam hal penjualan jatah ini meskipun kami para petani yang sudah menjalin mitra dengan perusahaan contohnya seperti PT. BENTOEL GROUP kita dibatasi untuk menjual tembakau mengingat jatah penjualan yang sudah di tetapkan oleh perusahaan kepada kami.
Banyak tidaknya jumlah jatah penjualan yang kita peroleh tergantung dari seberapa luas lahan yang kita pakai untuk menanam tembakau,misalkan ketika kita memiliki luas lahan 2 hektar kadang kita diberikan jatah penjualan sekitar 8 sampai 9 ton. Dalam hal ini kami para petani mitra perusahaaan juga khawatir apabila tembakau kita tidak semuanya laku terjual, apalagi petani yang tidak mejalin mitra.
Oleh karena itu kami sebagai petani mitra tidak ingin menjual jatah penjualan kami dengan harga yang murah.66
Saruji salah satu petani mitra PT. Shadana Arif Nusa mengatakan bahwa:
65 Sukri, Pegawai Lapang PT. Bentoel Group
66 Muhamad Hamdi (Petani binaan PT. Bentoel Group) Pengamatan Lapangan (observasi), dan Wawancara, Desa Kabar, 2 Juli 2021