• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

5. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Sorogan

mengaplikasikan pembelajaran dengan menggunakan metode sorogan ini agar bisa memperoleh hasil sebagaimana yang diinginkan.

a. Kelebihan

Adapun kelebihan-kelebihan metode sorogan adalah sebagai berikut :

1). Terjadi hubungan yang erat dan harmonis antara guru dan murid

2). Memungkinkan bagi seorang guru untuk mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang murid dalam menguasai bahasa arab.

3). Murid mendapatkan penjelasan yang pasti tanpa harus mereka- reka tentang interprestasi suatu kitab karena berhadapan dengan guru secara langsung yang memungkinkan terjadinya tanya jawab.

4). Guru dapat mengetahui secara pasti kualitas yang telah dicapai muridnya.

5). Murid dapat cepat mampu membaca kitab yang disorog.

6). Murid dapat lebih mengerti dan memahami maksud dari kitab.

7). Murid dengan sendirinya mampu menerapkan kaidah bahasa Arab.

8). Murid dapat mengartikan isi kitab yang dibacanya, 9). Murid lebih serius dalam menelaah pelajaran.

10).Guru dapat mempengaruhi dan mengontrol santrinya sehubungan dengan kemajuan belajar.38

b. Kelemahan

Metode sorogan selain memiliki kelebihan, juga memiliki kelemahan diantaranya adalah

1). Dalam belajar membutuhkan waktu yang relatif lama

2). Bentuk pelajaran dengan sistem sorogan ini relatif berjalan lambat karena kurangnya disiplin.

3). Dalam metode ini hanya sedikit yang dapat mengikuti pelajaran.39

4). Murid menjadi pasif.

5). Kegiatan pembelajaran terpusat pada guru.40

6). Tidak efisien karena hanya menghadapi beberapa murid, sehingga kalau menghadapi murid yang banyak metode ini kurang begitu tepat.

7). Membuat murid cepat bosan karena metode ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin pribadi.

8). Murid kadang hanya menangkap kesan verbalisme semata terutama mereka yang tidak mengerti terjemahan dari bahasa

38Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), 150

39Ibid, 151

40 Depag RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000), 45.

tertentu.41 2. Al-Qur’an

a. Pengertian Al Qur’an

Secara etimologi Al-Qur‟an berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan atau qur’anan yang berarti mengumpulkan (aljam’u) dan menghimpun (al-dhammu) huruf huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain secara teratur.42 Penggumpulan huruf-huruf tersebut, yang dihimpun menjadi satu mushaf yaitu Al-Qur‟an.

Al-Qur‟an menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Shalih berarti „bacaan., asal kata „qaraaa‟.

Kata Al-Qur‟an itu berbentuk masdhar dengan arti maf‟ul yaitu maqru )dibaca). Dr. M. Quraish Shihab mengatakan bahwa : Kata Iqra‟ yang terambil dari kata „qaraa‟ pada mulanya berarti „meng -himpun. Iqra‟

yang diterjemahkan dengan „bacalah‟, tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca,tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Sehingga dapat ditemukan dalam kamus-kamus bahasa beraneka ragam arti antara; menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya dan sebagainya, yang kesemuanya dapat dikembalikan kepada hakikat „menghimpun‟ yang

41Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, 151.

42 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Kencana, 2007), 32.

merupakan arti akar kata tersebut.Kemudian dipakai kata „Qur‟an‟ itu untuk al-Qur‟an yang dikenal sekarang ini.43

Menurut sebagian ulama, Al-Qur‟an adalah sebuah kitab Allah swt yang menjadi mukjizat dan diturunkan kepada nabi Muhammad saw yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya menjadi ibadah.44

Adapun Menurut Istilah (Terminologi) definisi Al-Qur‟an ialah

“kalam Allah SWT. Yang merupakan mu‟jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad saw. dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah”.45Al-Qur‟an yang secara harfiah berarti “ bacaan sempurna “ merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur‟an al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu“.46

Di Indonesia sebagian besar menganut madzhab Imam Shafi‟I.

Menurut Imam Shafi‟I :

Kata Al-Qur‟an ditulis dan dibaca tanpa memakai huruf hamzah,yaituAl-Quran bukan al-Qur‟an dengan ber-hamzah. Dia tidak

43 M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1994), 167.

44 Ulfah Hayati Muzayanah, Lilis Fauziyah, Al-Qur’an Hadits, (Surabaya, MDC Jatim, 2005), 2.

45M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1994), 999

46 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1996), 3

merupakan mustaq dari kata apapun.Ia merupakan nama yang secara khusus diberikan oleh Allah swt untuk kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw sebagaimana halnya kata Injil dan Taurat yang juga khusus dipergunakan sebagai nama-nama kitabullah, yang masing-masing diturunkan kepada nabi Isa dan nabi Musa.47

Perhatian kaum muslimin terhadap Al-Qur‟an sedemikian besar, sehingga mereka juga menghitung jumlah juz, surat bahkan ayat yang ada di dalam Al-Qur‟an. Di dalam Al-Qur‟an terdapat 30 Juz, 114 surat dan 6666 ayat. Maka dengan demikian tidak mungkin seseorang bisa mengotak-atik Al-Qur‟an yang sudah Jelas jumlah juz, surat dan ayatnya.

Itulah kenapa Al-Qur‟an dikatakan sebuah kitab yang sangat mulia, yaitu merupakan rangkuman kitab-kitab Allah swt sebelumnya, yaitu kitab zabur, taurat dan injil. Jadi Al-Qur‟an adalah sebuah wahyu Allah dimana di dalamnya mengisahkan proses penciptaan manusia pertama kali sampai kehidupan di akhirat nanti yang tidak bisa kita bayangkan nantinya. Allah berfirman tentang kemuliaan Al-Qur‟an dalam QS. Al- Waqi’ah ayat 77-80:





















 



47Rif‟at Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta : Bulan Bintang 1988), 34.











Artinya : “Sesungguhnya Al -Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. diturunkan dari Rabbil 'alamiin.”48

Dapat disimpulkan bahwa Al-Qur‟an merupakan firman Allah swt yang berbentuk mushaf, berbahasa Arab yang turun secara berangsung- angsur kepada Nabi Muhammad saw, melalui perantara malaikat Jibril dan disampaikan kepada umatnya hingga sekarang ini sebagai pedoman hidup dalam kehidupan manusia, khususnya bagi umat Islam, dan yang membacanya merupakan ibadah. Jadi kita tidak perlu ragu lagi tentang kemurnian Al-Qur‟an karena Allah swt telah menjaminnya.

b. Keistimewaan Al-Qur’anul Karim.

Al-Qur‟anul Karim dalam uslubnya yang menakjubkan mempunyai beberapa keistimewaan, diantaranya :

a. Kelembutan Al-Qur‟an secara lafdzah yang terdapat dalam susunan suara dan keindahan bahasanya.

b. Keserasian Al-Qur‟an baik untuk awam maupun kaum cendekiawan dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan Al-Qur‟an.

48 Qardhawi Yusuf, Berinteraksi dengan Al-Qur'An, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999). 127.

c. Sesuai dengan akal dan perasaan, dimana Al-Qur‟an memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.

d. Keindahan sajian-sajian Al-Qur‟an serta susunan bahasanya, seolah- olah merupakan suatu bingkai yang dapat menemukan akal dan memusatkan tanggapan serta perhatian.

e. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam dalam bentuknya, dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafaz dan susunan yang bermacam-macam yang semuanya indah dan halus.

f. Al-Qur‟an mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global (ijmal) dan bentuk yang terperinci (tafshil).

g. Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (yang dikemukakan).49

c. Pentingnya Belajar Al-Qur’an

Al-Qur‟an adalah firman Allah SWt yang bersifat atau berfungsi sebagai mu‟jizat )sebagai bukti kebenaran atas kenabian nabi Muhammad) yang diturunkan kepada nabi yang tetulis dalam mushaf- mushaf, yang dinukilkan atau diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan

49 H.S. Agil Husin Al Munawar, I’jaz, Al-Qur’an dan Metodologi Tafsir, (Semarang: Dina Utama, 1994), 5