• Tidak ada hasil yang ditemukan

41 d. Usaha tani salak dapat memberikan keuntungan

Dalam hal pemasaran hasil produksi buah salak, petani dapat menentukan harga jual yang tinggi pada musim panen kecil yaitu pada bulan Februari karena semua pedagang mencari buah salak yang saat itu sangat sedikit jumlahnya. Pada saat panen raya harga dari buah salak ditentukan oleh pedagang.

Jika produksi buah salak pada luas lahan 1 Ha rata-rata menghasilkan buah salak sebanyak 4 ton pada saat musim panen raya dengan harga yang diberikan oleh pedagang sekitar Rp 8.000/kg kepada petani.

42 c. Belum optimalnya dukungan infrastruktur

Tidak optimalnya dukungan dari infrastruktur disebabkan karena jalan menuju kelokasi pertanian salak tidak bisa dilewati dengan kendaraan hanya bisa dilewati dengan jalan kaki sehingga menghambat petani dalam mengangkut hasil pertaniannya.

Tabel 17. Identifikasi Faktor – Faktor eksternal Strategi Pengembangan Agribisnis Buah Salak Di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats) 1. Dukungan pemerintah daerah

2. Dukungan pelaku usaha yang besar

3. Permintaan pasar yang cukup besar

4. Adanya industri-industri yang menggunakan buah salak 5. Adanya diversifikasi produk

olahan salak

1. Harga buah salak yang tidak menentu

2. Banyaknya pesaing 3. Perubahan iklim

4. Berkembangnya pertanaman salak diluar daerah

5. Saluran pemasaran belum efektif

Sumber : Data Primer yang Telah Diolah, 2015

Pada Tabel 17. Terlihat bahwa peluang dan ancaman yang dimiliki di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yaitu :

Peluang (Opportunities)

1. Dukungan pemerintah daerah

Dukungan pemerintah daerah sangat berperan terhadap pengembangan usaha salak sebab dengan adanya bantuan permodalan dan alat-alat mesin dalam pengelolahan buah salak. Pemerintah Kabupaten Enrekang dan Dinas Perindustrian dan Perekonomian telah mendukung produksi para petani di Desa Sumillan berupa modal.

43 2. Dukungan pelaku usaha besar

Dengan adanya usaha atau industri yang mengelolahan buah salak menjadi produk yang ada di Kabupaten Enrekang yaitu home industri kripik salak. Industri tersebut bernama “Kripik Salak Farhan Kalosi”, buah salak juga digunakan oleh wanita kelompok tani dalam pembuatan dodol salak. Kelompok tersebut bernama ”Perempuan Penjahit Bumi” yang terletak sekitar 34 km dari Kecamatan Alla dapat meningkatkan permintaan pasar terhadap buah salak.

3. Permintaan pasar yang cukup besar

Banyaknya olahan makanan yang berasal dari buah salak yang menyebabkan permintaan buah salak dipasaran itu meningkat. Buah salak selain diolah menjadi berbagai prodak buah salak juga dapat dijadikan sebai buah meja yang dapat langsung dimakan. Permintaan pasar yang cukup besar menimbulkan semangat bagi para petani salak untuk lebih meningkatkan produksi panen salak miliknya.

4. Adanya industri-industri yang menggunakan buah salak

Industri-industri yang berbahan baku salak misalnya home industri Farhan Kalosi dan kelompok tani pengolahan dodol salak yang ada di Kabupaten Enrekang dan industri-industri lain yang ada di Sulawesi, Dengan adanya industri-industri yang tersebut sangat mendukung dalam peningkatan hasil produksi salak di Desa Sumillan Kecamatan Alla.

5. Adanya diversifikasi produk olahan salak

Dengan adanya industri yang mengelolah buah salak menjadi berbagai macam produk seperti dodol salak, manisan salak, kripik salak dll.

44 Ancaman (treaths)

1. Harga buah salak yang tidak menentu

Harga buah salak berfluktuasi dipengaruhi oleh tingkat produksi dan kualitas buah. Pada saat musim panen raya harga salak cenderung turun misalkan dari harga yang seharusnya Rp 8.000/kg bisa berubah menjadi Rp 5.000 sampai Rp 6.000/kg. Namun pada saat musim panen sedang atau kecil permintaan harga akan stabil kembali. Harga buah salak bervariasi pada masing- masing pelaku pemasaran. Harga ditingkat petani paling murah sebab jumlah petani lebih banyak dibanding jumlah pedagang sehingga harga pada umumnya ditetapkan oleh pedagang.

2. Banyaknya pesaing

Dengan adanya pesaing dalam memproduksi buah salak sudah menjadi ancaman bagi petani salak. Di Kabupaten Enrekang terdapat beberapa daerah yang mengembangkan tanaman salak, selain dari Kecamatan Alla, Kecamatan Baraka dan daerah Pinrang juga sudah berkembang dalam memproduksi buah salak. Dimana dalam hal ini petani salak harus lebih memperhatikan kualitas hasil produksinya sehingga dapat bersaing dengan hasil produksi salak lainnya.

3. Perubahan iklim

Adanya pemanasan global mengakibatkan terjadinya perubahan iklim yang tidak menentu beberapa tahun belakangan ini. Hal ini merupakan ancaman yang dihadapi dalam usaha pengembangan tanaman salak. Musim kemarau yang berkepanjangan menimbulkan adanya kekeringan dbanyak lahan pertanian yang berujung pada kurangnya buah pada tanaman salak akibat kekurangan air.

45 Demikian dengan adanya perubahan cuaca yang eksterm mengakibatkan pertumbuhan tanaman salak terganggu sehingga menimbulkan dampak menurunnya kualitas dan produktivitas lahan tanaman salak.

4. Berkembangnya pertanaman salak diluar daerah

Untuk saat ini sudah banyak daerah-daerah yang sudah mengembangkan tanaman salak sehingga terjadi persaingan semakin besar. Dengan berkembangnya produksi salak diluar daerah akan mempengaruhi harga buah salak saat musim panen tiba. Daerah yang memproduksi buah salak diluar Kabupaten Enrekang yaitu Pinrang.

5. Saluran pemasaran belum efektif

Pelaku pemasaran buah salak di Desa Sumillan dimulai dari petani sebagai produsen. Jalur pemasaran dilakukan dengan 2 pola yaitu

Pola I = Petani Pedagang Pengumpul Konsumen Pola II = Petani Pedagang Pengecer Konsumen

Petani yang menghasilkan buah salak sedikit karena luas lahan yang sempit akan menjual buah salaknya kepedagang pengumpul. Keuntungannya yaitu petani tidak perlu menanggung biaya transportasi menuju tempat pemasaran, meskipun harga ditingkat pedagang pengumpul lebih rendah dari pada pengecer.

Petani yang menghasilkan buah salak dengan jumlah besar maka petani memilih langsung menjual kepedagang pengecer tergantung mana yang memberikan harga yang paling tinggi.

46 5.2 Tahap Analisis

Setelah tahapan analisis tersebut selesai maka, faktor-faktor internal dan eksternal diberi bobot. Hasil pemberian bobot dan skala rating faktor-faktor internal dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Faktor Strategi Internal Agribisnis Salak

Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating B x R Kekuatan (Strenghts)

1. Ketersediaan lahan yang cukup 2. Tersedianya tenaga kerja

3. Tingginya motivasi pateni salak

4. Usaha tani salak dapat memberikan keuntungan

0,16 0,16 0,16 0,13

4 4 3 3

0,64 0,64 0,48 0,39

Jumlah Komulatif 2,15

Kelemahan (Weaknesses) 1. Kurangnya modal

2. Produksi masih rendah

3. Belum optimalnya dukungan infrastruktur

0,15 0,15 0,09

2 2 3

0,30 0,30 0,27

Jumlah Komulatif 0,87

Total 1,00 3,02

Sumber: Data primer setelah diolah, 2015

Pada Tabel 18, terlihat bahwa strategi internal menunjukkan nilai komulatif rata-rata faktor kekuatan sebesar 2,15 lebih besar dari pada faktor kelemahan sebesar 0,87 jadi sudah jelas bahwa faktor kekuatan lebih besar daripada faktor kelemahan.

Kelemahan utama dalam pengembangan usaha agribisnis salak yaitu kurangnya modal yang dimiliki petani salak, produksi hasil panen petani masih rendah dan dukungan dari penyuluh pertanian belum optimal. Sedangkan yang menjadi kekuatan dalam pengembangan usaha agribisnis salak yaitu tersedianya lahan pertanian untuk pengembangan tanaman salak, tersedianya enaga kerja,

47 tingginya motifasi petani salak dan usaha tani salak dapat memberikan keuntungan.

Tabel 19. Faktor Strategi Eksternal Agribisnis Salak

Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating B X R Peluang (Opportunities)

1. Dukungan pemerintah daerah 2. Dukungan pelaku usaha yang besar 3. Permintaan pasar yang cukup besar

4. Adanya industri-industri yang menggunakan bahan baku salak

5. Adanya diversifikasi produk olahan salak

0,18 0,17 0,16 0,12 0,15

3 4 3 3 2

0,54 0,68 0,48 0,36 0,30

Jumlah Komulatif 2,36

Ancaman (Threts) 1. Harga buah salak tidak menentu

2. Banyaknya produksi salak di luar daerah 3. Perubahan iklim

4. Berkembang pesatnya pertanaman salak di luar daerah

5. Saluran pemasaran belum efektif

0,02 0,10 0,04 0,04 0,02

4 2 3 3 4

0,08 0,12 0,12 0,12 0,08

Jumlah Komulatif 0,52

Total 1,00 2.88

Sumber: Data primer setelah diolah, 2015

Pada tabel 19, terlihat bahwa strategi eksternal menunjukkan bahwa nilai kumulatif rata-rata untuk faktor peluang sebesar 2,36 lebih besar daripada nilai rata-rata fakrot ancaman yang hanya sebesar 0,52. sudah jelas bahwa faktor peluang lebih besar dari faktor ancaman.

Ancaman yang paling besar dalam pengembangan usaha agribisnis salak yaitu Harga buah salak tidak menentu, dan saluran pemasaran belum efektif.

Sedangkan yang menjadi peluang dalam pengembangan usaha agribisnis salak yaitu Permintaan pasar yang cukup besar, dan dukungan pemerintah daerah.

48 Total dari matriks internal dan eksternal dapat dilihat pada posisi usaha dalam bentuk matriks berikut:

Tabel 20 . Total Nilai Matriks Internal dan Eksternal TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL

3,02

4,0 Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Rendah 1,0

Pada Tabel 20, dapat diketahui bahwa posisi usaha Desa Sumillan berada pada daerah IV, yaitu pertumbuhan melalui stabilitas sehingga pengembangan usaha memiliki peluang untuk terus dipertahankan dan terus dipelihara.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada matriks SWOT yang dapat digunakan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Desa Sumillan. Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi pengembangan usaha agribisnis

I

Pertumbuhan melalui integrasi

vertikal

II Pertumbuhan

melalui integrasi horizontal

III Penciutan melalui ”turn

around”

IV Stabilitas

V Pertumbuhan

melalui integrasi stabilitas

VI Divestasi

VII Pertumbuhan

melalui difersifikasi

konsentrik

VIII Pertumbuhan

melalui diferensifikasi

konglomerat

IX Likuidasi Besar

3,0

Rata-Rata

2,0

Rendah

1,0 TOTAL SKOR

FAKTOR EKSTERNAL

2,88

IV Stabilitas

49 salak di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang yang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal. Matriks ini menghasilkan empat alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T.

Strategi S-O :

Strategi S-T :

Strategi W-O :

Strategi W-T :

Strategi menggunakan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang.

strategi menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman.

strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang.

strategi yang bersifat defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman.

50 Tabel 21. Diagram Matriks SWOT Dalam Pengembangan Usaha Agribisnis

Salak di Desa Sumillan Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.

Faktor Internal (IFAS)

Faktor Eksternal (EFAS)

Kekuatan (strengths)

1. Ketersediaan lahan yang cukup

2. Tersedianya tenaga kerja 3. Tingginya motivasi petani

salak

4. Usaha tani salak dapat memberikan keuntungan

Kelemahan(Weaknesses)

1. Kurangnya modal 2. Produksi masih rendah 3. Belum optimalnya

dukungan infrastruktur

Peluang (Opportunity)

1. Dukungan pemerintah daerah

2. Dukungan pelaku usaha yang besar

3. Permintaan pasar yang cukup besar

4. Adanya industri-industri yang menggunakan bahan baku salak

5. Adanya diversifikasi produk olahan salak

Strategi S –O(Agresif)

a. Mengoptimalkan penggunaan lahan serta dukungan tenaga untuk memanfaatkan potensi pasar., (S1,S2,O1).

b. Mengoptimalkan usahatani salak agar dapat

memberikan keuntungan dengan memanfaatkan dukungan pelaku usaha, (S4,O2).

Strategi W-O (Turn Around)

a. Memanfaatkan bantuan pemerintah berupa modal usaha dapat meningkat produksi salak.,(W1,O1) b. Meningkatkan produksi

salak serta diversifikasi olahan salak untuk

memenuhi permintaan pasar yang cukup

besar(W3,O5,O1)

Ancaman (Threats)

1. Harga buah salak tidak menentu

2. Banyaknya produksi salak di luar daerah

3. Perubahan iklim 4. Berkembangnya

pertanaman salak di luar daerah

5. Saluran pemasaran belum efektif

Strategi S-T (Diversifikasi)

a. Memanfaatkan tingginya motivasi petani serta meningkatkan perhatian pemerintah daerah dalam penguatan modal dan alat- alat pengolahan buah salak untuk menghadapi

persaingan para petani.,(S3,T4).

b. Memanfaatkan dukungan tenaga kerja petani salak untuk mengefektifkan saluran pemasaran baik produksi maupun sarana produksi

(S2,T3)

Strategi W – T (Defensi)

a. Meningkatkan dukungan infrakstruktur yang dibarengi dengan peningkatan pembinaan petani baik budidayanya maupun teknologi pengolahan hasil sehingga tananam salak dapat berkembang di luar daerah (W1,T3)

b. Meningkatkan produksi salak dan distribusi saluran pemasaran secara luas serta memonitoring harga komoditi salak (W4,T5)

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

51 5.4. Strategi Pengembangan Agribisnis Salak Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan agribisnis salak yang dapat dilakukan pada hasil penelitian di Kabupaten Enrekang berdasarkan analisis SWOT, masih perlu adanya perbaikan dan mendapatkan perhatian dari instansi-instansi Pemerintah terkait yaitu sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan penggunaan lahan serta dukungan tenaga kerja untuk memanfaatkan potensi pasar.

b. Mengoptimalkan usahatani salak agar dapat memberikan keuntungan dengan memanfaatkan dukungan pelaku usaha.

c.

Memanfaatkan bantuan pemerintah berupa modal usaha dapat meningkat produksi salak

d. Memanfaatkan tingginya motifasi petani serta meningkatkan perhatian pemerintah daerah dalam penguatan modal dan alat-alat pengolahan buah salak petani untuk menghadapi persaingan antara petani salak.

e. Memanfaatkan dukungan tenaga kerja petani salak untuk mengefektifkan saluran pemasaran baik produksi maupun sarana produksi.

f. Meningkatkan dukungan infrakstruktur yang dibarengi dengan peningkatan pembinaan petani baik budidayanya maupun teknologi pengolahan hasil sehingga tananam salak dapat berkembang di luar daerah.

g. Meningkatkan produksi salak dan distribusi saluran pemasaran secara luas serta memonitoring harga komoditi salak.

52

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai komulatif dari faktor kekuatan

lebih besar yaitu 2,15 daripada nilai komulatif faktor kelemahan yaitu 0,87 maka score dari bobot dan rating faktor internal yaitu 3,02 dan nilai komulatif dari faktor peluang lebih besar yaitu 2,36 daripada nilai komulatif faktor ancaman yaitu 0,52 maka score dari bobot dan rating faktor eksternal yaitu 2,88. Maka berdasarkan matriks SWOT usaha Desa Sumillan berada pada posisi stabilitas artinya memiliki peluang untuk terus dipertahankan dan dikembangkan dengan menggunakan strategi pengembangan agribisnis salak yaitu Mengoptimalkan penggunaan lahan serta dukungan tenaga kerja untuk memanfaatkan potensi pasar, Memanfaatkan tingginya motivasi petani serta meningkatkan perhatian pemerintah daerah dalam penguatan modal dan alat-alat pengolahan buah salak petani untuk menghadapi persaingan antara petani sala, Meningkatkan produksi salak dan distribusi saluran pemasaran secara luas serta memonitoring harga komoditi salak.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan pengembangan usaha agribisnis salak maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam upaya meningkatkan pengembangan usaha agribisnis salak perlu keterlibatan semua pihak baik pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku usaha yang bersangkutan dalam bidang agribisnis yang diikuti dukungan

53 kuat oleh petani dengan memperlihatkan kesungguhan untuk melakukan kegitan usahatani salak secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

b. Perlunya pembinaan yang insentif secara teknis untuk melakukan pembinaan perbaikan teknik budidaya salak sesuai anjuran sehingga produksi akan lebih baik dan menigkat.

c. Perlunya keterlibatan instansi terkait untuk membantu petani dalam penentuan harga, memudahkan pemasaran, serta memberikan modal kepada petani.

54

Dokumen terkait