• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga Sakinah

Dalam dokumen LEMBAR PERNYATAAN (Halaman 68-73)

BAB IV: DAMPAK NUSYUZ DALAM KEHARMONISAN RUMAH

B. Keluarga Sakinah

58

ٍََٖۡىِئ ْآُُْ٘ن ۡعَزِّى ب وو ََٰٗ ۡشَأ ٌُۡنِعُفَّأ ٍِِّۡ ٌُنَى َقَيَخ َُۡأ ٓۦِِٔزٌََٰاَء ٍَِِۡٗ

َوَعَوَٗ ب

َُُٗسانَفَزٌَ ًٖ َۡ٘قِّى ٖذٌََٰٓ َلۡ َلِى ََٰذ ًِف اُِئ ًخََ ۡحَزَٗ وحادَ٘اٍ ٌُنٍََْۡث ٤٨

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”69

Rumah tangga atau keluarga yang bahagia dan sejahtera bisa disebut sebagai keluarga sakinah, yitu keluarga yang tenang, tenteram, rukun, dan damai. Karena, dalam keluarga itu\ terjalin hubungan mesra dan harmonis diantara semua anggota keluarga dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Keluarga sakinah adalah, keluarga yangn mendapat limpahan rahmat dan berkah dari Allah SWT, menjadi dambaan dan idaman setiap insan sejak merencanakan pernikahan, serta merupakan tujuan utama dari pernikahan itu sendiri.70

Karena, sejatinya tujuan pernikahan itu salah satunya adalah agar bisa membentuk keluarga sakinah. Membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu peran suami dan istri dianggap sangat penting disini karena harus saling membantu, dan melengkapi agar asing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan dan materi.

69 Aplikasi Elektronik, Qur‟an Digital, Surat Ar-Rum ayat 21

70 Andi Hakim Nasution, Membina Keluarga Bahagia, (Jakarta; Pustaka Anatara, 1993) h. 15-16

60

Yang dimaksud sakinah adalah, suatu kondisi yang dirasakan suasana hati dan fikiran (jiwa) para anggota keluarga hidup dalam tenang dan tenteram, seia-sekata, seiring-berjalan, lunak hati/lapang dada, demokratis serta secara rendah hati dan penuh hormat tidak saling melunturkan wibawa, mengedepankan kebenaran dan kebersamaan bukan egosentris, saling memberi misi dinamis membangun tanpa menyakiti, bahkan meredam kegundahan dan kegelisahan. Hal ini dapat dikembangkan melalui motivasi keimanan, akhlaq, ilmu dan amal sholeh.

Adapun yang dimaksud dengan mawaddah adalah, kehidupan anggota keluarga dalam suasana cinta-mencintai, hormat- menghormati, dan saling membutuhkan satu dengan yang lain. Yang dimaksud dengan rahmah adalah, pergaulan anggta keluarga yang dengan sesamanya saling menghargai, saling menyayangi, saling melindungi, mempunyai ikatan batin yang kuat satu sama lain. Bila ketiga hal ini sudang diwujudkan dalam kehidupan berumah tangga, maka kehidupan rumah tangga yang digambarkan oleh Rasulullah SAW “Rumahku adalah surgaku (Baity Jannaty)” akan terwujud.71 2. Unsur-unsur yang Membentuk Keluarga Sakinah

Unsur utama dalam pembentukan keluarga sakinah, agama islam menentukan patokan dalam memilih jodoh. Agama Islam menetapkan aspek keberagaman dari pasangan hidup berumah tangga.

71 Mardani, Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 26-27

Aspek keberagaman ini merupakan faktor yang amat penting yang akan mewujudkan saling pegertian dan mempercayai antara suami dan istri.

Islam sangat menekankan pentingnya kesamaan agama antara suami dan istri. Kesamaan agama antara suami dan istri sangat penting dalam mewujudkan keluarga sakinah dan mewujudkan keharmonisan rumah tangga. Sedangkan perbedaan agama akan menimbulkan situasi konflik pada gillirannya akan mengakibatkan ryntuhnya kehidupan keluarga.

Islam sangat menekankan aspek kehormatandalam arti terpeliharanya kesucian diri dari kedua calon mempelai suami istri yang ingin membentuk keluarga sakinah. Aspek ini dinilai sangat penting karena disamping untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani guna menjaga harmonisasi hubungan bathin antara suami dan istri yang slaing membutuhkan, juga untuk memelihara kemurnian keturunan. Allah telah berfirman dalam Qur‟an surat An-Nur ayat 3, sebagai berikut;

ٍُاَش الَِّئ ٓبَُٖحِنٌَْ َلَّ ُخٍَِّااصىٱَٗ وخَمِس ۡشٍُ َۡٗأ ًخٍَِّاَش الَِّئ ُحِنٌَْ َلَّ ًِّااصىٱ ٍٍَِِِْ ۡإَُۡىٱ ىَيَع َلِى ََٰذ ًَِّسُحَٗ كِس ۡشٍُ َۡٗأ ٣

Artinya: “Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin”72

72 Aplikasi Elektronik, Qur‟an Digital, Surat An-Nur ayat 3

62

Islam mencegah terjadinya pernikahan antara keluarga yang terlalu dekat (cosanguin). Disatu pihak, pernikahan dengan keluarga yang dekat ini ada baiknya, yaitu untuk lebih memperdekat dan memperkuat jalinan hubungan keluarga. Tetapi di lain pihak pernikaham semacam ini bisa berakibat fatal, semakin retak dan jatuhnya hubungan keluarga bila terjadi kemelut antara suami istri.73

Terwujudnya keluarga sakinah dan sejahtera adalah suatu dambaan setiap keluarga. Dalam membentuk keluarga sakinah pada dasarnya ada liam unsur yang dapat di terapkan dalam membentuk keluarga sakinah, yaitu:

1. Penghayatan dan kepatuhan melaksanakan ajaran agama Islam.

Karena, tapa penghayatan dan pengamalan agama, keluarga akan hampa dan gersang, sunyi dari rahmat dan berkah Allah, rumah tangga menjadi sangar, tidak membawa ketenangan dan kedamaian.

2. Penghormatan kepada kedua orangtua. Hormat anak kepada orangtuanya merupakan suatu yang sanngat mahal, bahkan tidak dapat dibeli dan dicari. Hormat anak kepada orangtuanya hanya bisa dilaksanakan melalui pendidikan yang berlangsung terus- menerus, yang pelaksanaannya di lakukan dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keteladanan oleh orang tuanya sendiri.

73 Andi Hakim Nasution, Membina Keluarga Bahagia, (Jakarta: Pustaka Antara, 1993), h.

17-19

3. Pembiayaaan keluarga berasal dari rizki yang halal. Rizki yang didapat dengan cara yang halal akakn memberikan dampak positif bagi keluarga dan mendatangkan berkah. Sebaliknya, rizki yang didapat dengan cara yang tidak halal akan menimbulkan dampak negative dan tidak mendatangkan berkah bagi diri dan keluarga.

Sekalipu pintu riski terbuka lebar-lebar, tetapi akkan merasa kurang sehingga tidak membawa kebahagiaan, bahkan sebaliknya.

4. Hidup sederhana, hemat dalam membelanjakan harta, tidak kikir dan tidak pula berlebih-lebihan sesuai dengan ketentuan agama.

5. Menyadai kekhilafan dan kesalahan. Setiap orang pasti dapat melakukan kesalahan, namun setiap orang pula di tuntut untuk segera memohon ampun kepada Allah bila merasa telah melakukan dosa, meminta maaf bila bersalah, srta saling maaf-memaafkan bila ada kesalahan diantara anggota keluarga dan menimbulkan kerenggangan, keretakan hubungan, sehingga menganggu kemesraan dan keharmonisan didalamnya.74

Dalam dokumen LEMBAR PERNYATAAN (Halaman 68-73)

Dokumen terkait