BAB II TINJAUAN TEOROTIS
B. Kemampuan Belajar Anak Usia Dini
Menurut pandangan islam, anak merupakan amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada setiap orang tua yang wajib dijaga, dibina diberikan perawatan serta dipelihara dengan sebaik mungkin dari sejak lahir telah dibekali dengan berbagai potensi-potensi yang nantinya dapat dikembangkan sehingga mampu menjadi penunjang kehidupannya di masa yang akan datang. Untuk itu kewajiban orang tua untuk memelihara anak demi Kesehatan dan keselarasan pertumbuhan rohani dan jasmani.5
4Heri Rayubi. Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. (Bandung: Nusa Media, 2016). h. 37.
5La Hadisi. "Pendidikan karakter pada anak usia dini." Al-TA'DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan 8, no. 2 (2015). h. 11.
Menurut National Association for the education Young Children (NAEYC) menyatakan bahwa “early childhood” atau biasa disebut dengan anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentan usia nol sampai dengan delapan tahun. Pada masa ini disebut proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek dalam rentang kehidupan manusia. Proses pembelajaran terhadap anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki dalam tahap perkembangan anak.6
Menurut Eka Damayanti, dkk., bahwa Pendidikan anak usia dini sejak di sahkan oleh UU No 20 Tahun 2003 serta keluarnya aturan tentang pengakuan jenjang Taman Kanak-kanak (TK). Jenjang Pendidikan ini merupakan Pendidikan formal sebelum memasuki Sekolah Dasar (SD). Walaupun dalam pendidikan anak usia dini bukan hanya TK, akan tetapi ada juga Kelompok Bermain (KB) serta Taman Penitipan Anak (TPA) yang termasuk dalam kategori Pendidikan non informal dan informal.7
Menurut Dahlia Patiung, dkk., Anak usia dini merupakan kelompok individu yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Secara umum, perkembangan anak usia dini meliputi aspek-aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif. Karena anak-anak merupakan aset dan generasi masa depan bangsa, penting untuk memberikan perhatian yang mendalam agar perkembangan mereka berkualitas. Beberapa ahli telah mengembangkan aspek- aspek perkembangan ini menjadi lebih rinci. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
6Ahmad Susanto., Pendidikan Anak Usia Dini: Konsep Dan Teori. (Jakarta: Bumi Aksara, 2021). h. 5.
7Eka Damayanti, dkk., “Manajemen penilaian pendidikan anak usia dini pada taman kanak- kanak Citra Samata Kabupaten Gowa”. Nanaeke: Indonesian Journal of Early Childhood Education, no. 1 (2018). h. 14.
dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 mengenai kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, pasal 5 menyatakan bahwa aspek-aspek pengembangan dalam kurikulum PAUD mencakup nilai agama, moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.8
Menurut Aisyah, dkk., dalam maulana seorang anak Ketika lahir membawa berbagai karakteristik yang khas, kekhasan tersebut tumbuh dan berkembang membangun berbagai konsep dalam dirinya. Berbagai karakteristik tersebut meliputi: a) rasa keingintahuan yang besar, b) anak merupakan individu yang unik, c) memiliki kemampuan berimajinasi dan berfantasi, d) memiliki sifat egosentris, e) kemampuan konsentrasinya pendek, f) merupakan makhluk sosial, g) masa paling potensial untuk belajar.9
2. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan anak usia dini mencakup enam aspek diantaranya, aspek nilai agama dan moral, aspek fisik motorik, aspek bahasa, aspek kognitif, aspek sosial dan emosional, dan aspek seni atau kreativitas.
a. Aspek perkembangan moral agama
Aspek moral agama pada anak mencakup kemampuan memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan buruk, serta menunjukkan tindakan yang baik dan terpuji sesuai dengan ajaran agama dan norma-norma yang berlaku. Hal ini tercermin dalam pemahaman anak terkait perilaku yang dianggap baik atau buruk, kebiasaan anak dalam menunjukkan perilaku positif, kebiasaan berdoa
8Dahlia Patiung, dkk., “Pencapaian Pada Aspek Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini”. Nanaeke: Indonesian Journal of Early Childhood Education, Vol. 2 No. 1 (2019). h. 27
9Redi Awal Maulana. Anak Usia Dini Math: untuk PAUD. Vol. 1. (Sumedang: IGI PD Kabupaten Sumedang, 2019). h. 35.
sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, serta kebiasaan menjawab salam dan memberi salam kepada orang lain.
Pertumbuhan moral dan agama anak tercermin dalam pemahaman anak terhadap agama yang mereka anut, cara anak meniru gerakan shalat dengan urutan yang benar, kemampuan anak memberi salam dan menjawab salam, kebiasaan berdoa sebelum dan setelah melakukan aktivitas, seperti sebelum dan setelah makan atau menjalankan ibadah. Selain itu, hal ini juga tercermin dalam perilaku anak yang jujur, adil, sopan, sportif, serta kepedulian anak terhadap kebersihan diri dan lingkungan, serta kemampuan mereka dalam menunjukkan sikap toleransi terhadap agama orang lain.10
b. Aspek fisik motorik
Perkembangan fisik merupakan fondasi utama dalam kemajuan perkembangan secara keseluruhan. Ketika aspek fisik berkembang secara optimal, anak dapat lebih mandiri dalam mengembangkan keterampilan dan eksplorasi lingkungan tanpa memerlukan bantuan dari orang tua. Perkembangan fisik tercermin dalam peningkatan kemampuan motorik anak, baik motorik halus maupun kasar.
Perkembangan fisik anak tidak dapat dipisahkan dari pola makan yang sehat serta rangsangan yang diberikan pada tahap awal kehidupannya. Hal ini memastikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung sesuai dengan tahapan usianya.
10Umar Sulaiman, dkk., “Tingkat Pencapaian Aspek Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini”. Nanaeke: Indonesian Journal of Early Childhood Education. Vol. 2 No. 1. (2019). h. 55.
c. Aspek Bahasa
Pada umumnya, setiap anak memiliki dua tipe perkembangan bahasa, yaitu egocentric speech (anak berbicara kepada dirinya sendiri atau monolog dan socialized speech (anak berbicara kepada teman atau lingkungannya).
Perkembangan ini dibagi menjadi lima bentuk, diantaranya: 1) adapted information (penyesuaian informasi), terjadi saling tukar gagasa atau adanya tujuan bersama yang dicari; 2) critism (kritis), menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain; 3) command (perintah), request (permintaan), dan threat (ancaman); 4) questions (pertanyaan); dan answer (jawaban). Bahasa pada anak berkembang melalui beberapa tahapan umum, diantaranya:
1) Mengoceh (usia 3-6 bulan)
2) Memahami kata pertama (usia 6-9 bulan)
3) Memahami instruksi sederhana (usia 9-12 bulan) 4) Mengucapkan kata pertama (usia 10-15 bulan)
5) Menambah dan menerima lebih dari 300 kata (pada usia dua tahun) 6) Perkembangan yang lebih pesat lagi menjelang tiga tahun ke depan.
d. Aspek sosial emosi
Perkembangan0sosial emosional pada anak0merupakan perkembangan tingkah laku pada anak0untuk dapat0menyesuaikan diri dengan0aturan yang berlaku0dalam lingkungan0masyarakat. Kemampuan adaptasi yang baik pada anak akan mempermudah mereka dalam mengembangkan keterampilan bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Proses perkembangan sosial
merupakan bagian dari pembelajaran untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Saat lahir, seorang anak belum memiliki naluri sosial, yang berarti mereka belum memiliki kemampuan alami untuk berinteraksi dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar bagaimana beradaptasi dengan orang lain. Ini bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan cara mereka sendiri, baik itu melalui interaksi dengan orang tua, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya.
Emosi merupakan kondisi yang kompleks, dapat berupa perasaan atau keadaan jiwa yang dicirikan oleh perubahan biologis yang muncul seiring dengan perilaku yang terjadi. Emosi terdiri dari dua jenis, yaitu emosi yang bersifat positif dan emosi yang bersifat negatif. Oleh karena itu, perkembangan sosial-emosional merujuk pada kemampuan anak untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain saat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Aspek kognitif
Kognitif atau “cognitive atau knowing” berarti mengetahui.11 Dengan kata lain, memahami sebuah0informasi yang diperoleh0dari hasil0belajar atau0dari hasil0pengalaman. Perkembangan0kognitif mengacu pada kemampuan0berfikir manusia seperti0perhatian, daya ingat, penalaran, imajinasi, kreativitas, dan bahasa. Kemampuan0kognitif juga dapat0diartikan dengan0kemampuan belajar0atau berfikir0yaitu kemampuan0mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan untuk memahami apa yang terjadi di lingkungannya, serta
11Hijriati, "Tahapan perkembangan kognitif pada masa early childhood." Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak 1, no. 2 (2017). h. 208.
keterampilan menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana.12 Perkembangan kognitif menggambarkan proses bagaimana pemikiran anak berkembang dan beroperasi sehingga mereka dapat berpikir. Untuk merangsang dan meningkatkan pola pikir, anak perlu menerima rangsangan dan pengetahuan yang dapat memperkuat dan memaksimalkan perkembangan serta fungsi kognitifnya. Piaget menyatakan bahwa pengetahuan diperoleh melalui proses eksplorasi dan manipulasi. Dengan demikian, perkembangan kognitif terkait dengan kemampuan anak untuk menerima, mengelola, dan memahami berbagai informasi dan konsep.
Menurut Piaget dalam Khoiriyati berpendapat bahwa perkembangan kognitif melalui empat tahap, diantaranya:
1) Tahap sensor-motorik
Pada fase sensorimotor (0-2 tahun), bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia dengan menyatukan pengalaman sensorik dengan gerakan, sehingga memperoleh pemahaman mengenai konsep objek yang konsisten atau permanen.
2) Tahap pra-operasional
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), anak mulai memahami realitas dilingkungan dengan menggunakan fungsi simbol atau tanda-tanda dan pemikiran intuitif.
12Konstantinus Dua Dhiu., Aspek Perkembangan Anak Usia Dini." (Jawa Tengah: Nasya Expanding Management, 2021). h. 5-6.
3) Tahap operasional konkret
Pada fase operasional konkret (7-12 tahun), anak telah mencapai tingkat kematangan untuk menggunakan pemikiran logis atau operasional, namun hanya pada objek fisik yang dapat dihadiri saat ini.
4) Tahap operasional formal
Tahap operasional formal (12-dewasa), pada tahap ini anak remaja sudah berfikir logis dan abstrak.13
Berdasarkan uraian tahapan diatas dapat disimpulkan bahwa tahap sensorimotor anak masih menggunakan panca inderanya, tahap pra-operasional anak dapat berfikir secara simbolis, pada tahap operasional konkret anak mulai dapat mempertimbangkan pada dua aspek dan pada tahap operasional formal pada usia 12 tahun anak mulai dapat berfikir secara abstrak.
f. Aspek seni atau kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menghasilkan hal baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya. Aktivitas bermain membantu anak-anak mengembangkan kreativitas mereka dengan mencoba ide- ide baru, baik baik menggunakan mainan maupun tanpa mainan. Melalui kreativitas, anak akan merasakan kegembiraan dan kepuasan yang mempengaruhi perkembangan kemampuannya.
Terdapat beragam jenis permainan yang mendukung pengembangan kreativitas anak, seperti bercerita, melukis, bermain alat musik sederhana,
13Salis Khoiriyati dan Saripah, "Pengaruh Media Sosial Pada Perkembangan Kecerdasan Kognitif Anak Usia Dini." AULADA: Jurnal Pendidikan Dan Perkembangan Anak 1, no. 1 (2018). h. 1-15.
menggunakan lilin atau plastisin, permainan menulis dengan stiker, bermain dengan balok konstruksi, dan sejenisnya.14