• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Akses Jalan Penghubung Antar Dusun Yang Kurang Baik

Kukerta Mafatih 2023 | Desa Bandungrejo, Kec. Bantur, Kab. Malang

42

Desa Bandungrejo memiliki wilayah yang terbentang luas dari utara Pulau Jawa hingga ujung selatan pulau yang bertepatan dengan area pantai selatan dengan luas wilayah 40.80 KM2. Desa Bandungrejo sendiri terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Sumber Agung dan Dusun Sumberjo dengan jarak antar dusun yang terbilang cukup jauh. Desa Bandungrejo terdiri dari 61 RT dengan jumlah sekitar 3000an KK.

Dengan wilayah yang cukup luas Desa Bandungrejo belum memiliki akses jalan yang layak untuk menghubungkan dusun-dusun yang ada di desa. Jalan yang ada di Desa Bandungrejo dapat di bagi menjadi 4 jenis, jalan aspal, jalan cor semen, jalan timbunan batu koral dan jalanan tanah. Kontur jalan yang berbatu dan berlumpur di sebagian titik tentunya dapat menghambat segala macam aktivitas masyarakat desa.

Dari hasil observasi kami dapati jalan-jalan yang berada di Desa Bandungrejo sebagian besar tidak layak untuk di lalui. Bebatuan koral yang sulit dilalui oleh kendaraan roda dua dan beberapa jalan cor-coran semen berlumut yang tentu saja licin untuk dilalui ketika hujan. Sebagian jalan masih berupa jalan tanah yang akan berubah menjadi licin dan berlumpur ketika hujan turun.

Kukerta Mafatih 2023 | Desa Bandungrejo, Kec. Bantur, Kab. Malang

43

Jalan yang ada di Desa Bandungrejo menjadi akses terhubungnya kegiatan-kegiatan yang ada di desa, baik pendidikan, administrasi, kesehatan dan lain sebagainya. Dengan jeleknya akses jalan yang harus dilalui maka kegiatan-kegiatan masyarakat yang ada di desa akan terhambat dan memakan waktu yang lama. Setiap

dusun di Desa Bandungrejo memiliki akses jalan yag buruk, hanya Dusun Krajan saja yang memiliki jalan aspal yang terbilang bagus, karena merupakan jalan lintas antar kecamatan.

2. Berkurangnya Antusias Warga dalam Gotong Royong

Dahulu masyarakat desa Bandungrejo ini dahulu sangat kuat dan erat dengan kegiatan kegiatan kemasyarakatan, baik dalam gotong-royong, bantu warga yang kesusahan, bersih-bersih desa. Mereka sangat antusias mengenai hal-hal ini dan tidak membeda bedakan antar masyarakat sekitar. Akan tetapi sekarang antusias masyarakat desa Bandungrejo berkurang tidak seperti dahulu. Faktor yang mempengaruhi hal ini salah satunya adalah sejak adanya bantuan sosial dari pemerintah, bank BRI, atau bantuan-bantuan sosial lainnya. Hal ini menjadi faktor penurunan antusias masyarakat karena hanya sebagian yang dapat bantuan sosial dan tidak merata, sehingga yang tidak dapat bantuan tersebut menjadi malas atau kurang antusiasnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan karena yang dapat bantuan-bantuan sosial tidak merata. Akan tetapi, masyarakat desa Bandungrejo masih solid dan masih sering melakukan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti gotong-royong walaupun tidak sesering dahulu. Jika kita mengadakan kegiatan gotong-royong dan bersih bersih desa, masyarakat desa Bandungrejo bersedia melakukan hal tersebut. Hal ini tinggal di koordinasikan oleh RT atau RW setempat.

3. Perubahan Dari Perkebunan Sawit Menjadi Perkebunan Tebu

Dahulu sekitar tahun 2012 ada sebuah yayasan yang berafiliasi dengan perusahaan sawit asal blitar menawarkan masyarakat Desa Bandungrejo untuk

Kukerta Mafatih 2023 | Desa Bandungrejo, Kec. Bantur, Kab. Malang

44

menanam sawit dengan keuntungan yang menggiurkan. Yayasan tersebut memberikan bibit dan pupuk kepada masyarakat dan menyuruh masyarakat untuk menanam sawit dan menyuplai pabriknya yang di Blitar dengan hargajual sawit sekitar seribu dua ratus per kilogram. Disitulah masyarakat yang memiliki lahan luas yang kosong mulai menanami lahannya dengan sawit.

Setelah menanam sekitar 3-4 tahun masyarakat sekitar mulai memanen sawitnya akan tetapi masyarakat Desa Bandungrejo mendapatkan informasi bahwa harga sawit turun dan hanya dihargai setengah harga atau sekitar lima ratus rupiah per kilogram. Masyarakat dilema dan di rundung karena harga sawit tidak sesuai kesepakatan yang seharusnya sekitar seribu dua ratus menjadi setengah harga, masyarakat merasa rugi karena pengambilan sawit itu membutuhkan tenaga dan biaya yang ekstra. Hal ini juga disebabkan karena pabrik yang hanya ada satu di daerah sekitar itu, masyarakat tidak bisa mengoper ke pabrik yang lain sehingga kata Pak Iyan pabrik yang ada di blitar itu menaikan dan menurunkan harga sesuka hati mereka karena mereka yang memonopoli harga pasar sawit di daerah sini. Para warga mau tidak mau dengan berat hati menjual sawitnya ke pabrik itu dengan setengah harga per kilogramnya. Masyarakat desa Bandungrejo merasa ditipu oleh Pabrik itu akhirnya sebagian warga menebang habis perkebunan sawit yang ada di lahannya dan mengganti dengan menanam tebu karena masyarakat Desa Bandungrejo merasa lebih menguntungkan dari pada menanam sawit.

Pabrik tebu di daerah ini ada dua, pabrik di gudanglegi dan di brebet. Dua pabrik ini saling bersaing untuk meninggikan harga agar Masyarakat sekitar pergi ke pabrik mereka untuk menjual hasil panen tebunya. Akhirnya banyak masyarakat setempat

Kukerta Mafatih 2023 | Desa Bandungrejo, Kec. Bantur, Kab. Malang

45

berbondong-bonding menanam tebu di lahannya untuk sebagau mata pencaharian mereka karena perkebunan tebu mendapatkan hasil yang lebih memuaskan dari pada menanam sawit.

Sekarang Tebu merupakan hasil tani yang cukup terkenal di desa Bandungrejo ini, bahkan tebu disini merupakan tebu dengan kualitas terbaik. Oleh karena itu, cukup banyak kebun-kebun tebu yang kami jumpai dibeberapa wilayah di desa Bandungrejo.

Di samping itu pula tebu sangat mudah dibudidayakan, karena ketika masa panen petani hanya cukup memotong bagian pangkalnya saja dan membiarkan sisa batang yang tertinggal tersebut atau pun meninggalkan tunas yang baru tumbuh kembali dan tidak perlu repot-repot untuk menanam kembali. Hal ini yang menjadi salah satu faktor para petani di desa Bandungrejo memilih tanaman tebu.

Di sini para petani tebu sangat memperhatikan hasil panen mereka.

Sebagaimana tanaman lainnya, tebu juga membutuhkan pupuk demi menghasilkan kualitas yang maksimal. 1 sak pupuk bersubsidi berharga Rp. 600.000 bahkan ada juga yang mengatakan hingga mencapai 1 juta rupiah. Pupuk tersebut adalah pupuk dengan kualitas yang bagus, sedangkan harga pupuk dengan kualitas rendah berada di kisaran harga Rp. 150.000. Akan tetapi ternyata pupuk tersebut merupakan campuran dengan suatu bahan seperti batu putih yang akhirnya beberapa petani merasa kecewa akan hal tersebut dan sedikit yang memakainya (jelas Pak Bukhori menambahkan).

Terkait penjualan tebu, apabila di awal musim panen harga tebu per kuintalnya berada di kisaran harga Rp. 50.000 hingga Rp. 80.000. Adapun jika di akhir musim panen maka harganya naik menjadi kisaran Rp. 100.000 hingga Rp. 150.000. Hal ini yang membuat masyarakat Desa Bandungrejo sekarang memilih menanam tebu di lahan mereka dari pada menanam sawit.

Dokumen terkait