BAB III PEMBAHASAN
B. Kendala-kendala Yang Dihadapi Guru
kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan
Dalam pendidikan formal guru merupakan faktor yang memegang peranan penting di dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini gurulah yang merancang, mengatur dan mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung. Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, menuntut guru lebih kreatif dan inovatif menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan. Seorang guru akidah akhlak yang profesional dapat melaksanakan pembelajaran akidah akhlak di kelas dengan baik, seperti menguasai materi pembelajaran akidah akhlak, mampu menyajikannya sesuai dengan komponen proses pembelajaran dalam pembelajaran saintifik yaitu, mengamati, menanya, mengumpulkan data dan menalar. Kemampuan guru mengelola hal ini merupakan keharusan agar ia menjadi guru yang profesional, sehingga dalam setiap pembelajaran yang dilakukannya efektif dan optimal.
Guru mempunyai kewajiban untuk merancang, menyusun, dan me-manage proses pembelajaran secara aktif dan menyenangkan.
Sementara siswa difasilitasi dalam proses pengamatan, bertanya, pengolahan data, penyajian data, penyimpulan hasil, dan penciptaan produk (kesimpulan).
Kesulitan guru adalah adanya masalah karena guru tersebut merasa tidak puas dengan apa yang sedang terjadi dan dia memandangnya sebagai suatu yang perlu diprioritaskan. 64 Kesulitan dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses mengajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu bagi seorang guru dalam kegiatan mengajarnya untuk memperoleh hasil yang ingin dicapai, hambatan itu mungkin disadari ataupun tidak disadari oleh seorang guru, baik bersifat psikologis, sosiologis atau fisiologis dalam proses mengajar.65 Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan, yaitu :
1. Faktor Guru
Dalam Kurikulum 2013 guru memiliki peranan penting yaitu sebagai fasilitator. Namun, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, guru mendidik dan membimbing peserta didik agar kegiatan pendidikan terlaksana dengan baik, guru yang profesional tidak hanya cukup memenuhi persyaratan administratif, melainkan bagaimana guru dapat memberikan pengertian, pemahaman dan dapat mendorong peserta didik ke arah aktivitas secara individual terhadap ilmu yang
64 (Hamalik, 2014: 12-13).
65(Asep, 2008: 7)
diberikannya. Karena tuntutan sebagai guru dalam implementasi kurikulum seperti diatas itulah sangat wajar guru akan mengalami kesulitan. Hal ini di indikasikan bahwa guru masih bingung dan mengeluhkan bahwa penerapan pembelajaran saintifik dirasakan sangat sulit karena kurangnya pelatihan dan pengetahuan yang dimiliki guru untuk menerapkan Kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran saintifik pada proses pembelajarannya.
Berdasarkan dari wawancara peneliti terhadap guru pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan yang menerapkan Kurikulum 2013, guru mengakui bahwa pada saat ia mengajar banyak kesulitan yang dialami, seperti guru sulit dalam menentukan model pembelajaran apa yang akan digunakan dan model pembelajaran apa yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Termasuk kesulitan yang dialami oleh guru MI Nurul Jannah adalah belum sepenuhnya menguasai Kurikulum 2013 yang berbasis pendekatan saintifik karena kurangnya pelatihan serta fasilitas yang kurang mendukung.
2. Faktor Siswa
a. Siswa cenderung pasif dan gaduh karena belum tebiasa melakukan kegiatan pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013.
Banyak siswa yang pasif dalam kegiatan pemeblajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas
V MI Nurul Jannah NW Ampenan, merupakan masalah utama yang dihadapi oleh Bapak Basori selaku wali kelas V sehingga sedikit siswa yang mau aktif bertanya, menjawab pertanyaan yang disampaikan terkait materi yang dipelajari.
Hal ini dikarenakan banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru akidah akhlak serta belum terbiasa berani bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik.66
Masalah tersebut dialami oleh bapak Rohmat Basori dalam menerapkan prinsip belajaran kurikulum 2013 pada kegiatan pembelajaran akidah akhlak dengan menngunakan pendekatan saintifik di kelas V MI Nurul Jannah NW Ampenan, sehingga beliau belum bisa menerapkan prinsip pembelajaran kurikulum 2013 secara menyeluruh. Prinsip-prinsip tersebut menurut M.
Fadlillah adalah sebagai berikut:
a) Berpusat pada peserta didik
b) Mengembangkan kreativitas peserta didik
c) Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang d) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestika
66
e) Menyediakan pengalaman belajar yang beragama melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.67
Masalah ini disebabkan karena sejak dini siswa masih menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Sehingga siswa masih terbiasa menerima materi langsung dari penjelasan guru dan baru belajar untuk aktif (bertanya, menjawab, berpendapat), mencari dan mengkaji materi sendiri yang nantinya akan diluruskan oleh guru.
Senada dengan hal ini, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar adalah faktor lingkungan social sekolah yang dipaparkan oleh Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni dalam bukunya Teori Belajar dan Pembelajaran bahwa lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan teman- teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa.68 Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran pada jenjang sekolah sebelumnya menggunakan KTSP, di mana kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga membuat siswa menjadi pasif dalam kegiatan pemebelajaran dan terbiasa pasif dalam kegiatan pembelajaran. Makan kebiasaan pasif tersebut juga terbawa dalam kegiatan pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan
67
68
pendekatan saintifik pada siswa kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan pada kurikulum 2013.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Adapun yang menjadi kendala yang dihadapi oleh guru MI Nurul Jannah NW Ampenan, seperti yang telah dipaparkan oleh Ibu Melisa, S.Pd.I selaku Waka Kurikulum, Ketika guru dituntut untuk bisa menerapkan Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran dengan maksimal, justru dukungan untuk sarana dan prasana dirasa masih kurang dan belum merata. Sehingga guru-guru hanya menggunakan sumber belajar seadanya pada kegiatan pembelajaran.
Hal tersebut sangat menghambat penerapan prinsip dalam kurikulum 2013 pada proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas V MI Nurul Jannah NW Ampenan, karena menurut M. Fadlillah adalah “Dari guru satu-satunya sumber belajar menjadi berbasis aneka sumber belajar”.69 Dan untuk menerapkan prinsip tersebut, siswa harus membandingkan dua atau lebih sumber belajar berupa buku untuk bisa memahami meteri dengan mudah. Jika tidak, maka akan terjadi kesalahfahaman karena buku yang digunakan siswa untuk belajar hanya terbatas dari satu buku.
69 M. Fadlillah, Op.cit. hlm. 174
C. Cara guru mengahdapi kedala-kendala dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan
Cara guru mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik dari tiga kendala, sebagaimana hasil wawancara dan observasi dilakukan selama di lapangan di MI Nurul Jannah Ampenan.
1. Faktor Guru
Dalam Kurikulum 2013 guru memiliki peranan penting yaitu sebagai fasilitator. Namun, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, guru mendidik dan membimbing peserta didik agar kegiatan pendidikan terlaksana dengan baik, guru yang profesional tidak hanya cukup memenuhi persyaratan administratif, melainkan bagaimana guru dapat memberikan pengertian, pemahaman dan dapat mendorong peserta didik ke arah aktivitas secara individual terhadap ilmu yang diberikannya. Karena tuntutan sebagai guru dalam implementasi kurikulum seperti diatas itulah sangat wajar guru akan mengalami kesulitan.
Seperti yang telah dipaparkan oleh Ibu Melisa selaku Waka Kurikulum para guru diharuskan untuk mengikuti pelatihan dan workshop terkait dengan diberlakukannya kurikulum 2013 agar guru memiliki wawasan yang luas mengenai kurikulum 2013 tersebut. Maka dengan begitu tidak akan merasa bingung ataupun kesulitan saat proses
belajar mengajar. Dan peserta didik akan mudah diarahkan dan mudah mengikuti proses pembelajaran.
2. Faktor Siswa
a. Menghadapi siswa yang cenderng pasif dan gaduh karena belum terbiasa melakukan proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013
Dalam mengahdapi siswa yang pasif untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang disampaikan pada proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas V MI Nurul Jannah NW Ampenan, Bapak Rohmat Basori biasa memberikan umpan kepada siswa sehingga siswa mau bertanya dan menjawab pertanyaan yang disampaikan. Di samping memberikan umpan untuk bertanya dan mejawab tersebut, Bapak Rohmat Basori juga biasa menunjuk siswa untuk bertanya dan menjawab.
Dari solusi di atas, Bapak Rohmat Basori memaparkan bahwa karena belum terbiasa belajar menggunakan kurikulum 2013, maka siswa dilatih terus menerus dengan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 agar siswa akan terbiasa bisa menerapkannya selama proses pembelajaran berlangsung terutama dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan.
Kedua solusi yang diterapkan oleh Bapak Rohmat Basori dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik tersebut sesuai dengan teori belajar dan pembelajaran yakni aliran behaviorisme.
Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respon.
Menurut teori ini, dalam belajar yang terpenting adalah adanya input berupa stimulus dan output yang berupa respon.70
Konsep dasar belajar yang dikembangkan oleh Thordinke dan Waston yang telah dikutip oleh Suryono dan Hariyanto adalah sebagai berikut:
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus atau ransangan yang berupa serangkaian kegiatan yang bertujuan agar mendapatkan respon belajar dari objek penelitian.
Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar yang dapat berupa fikiran, perasaan atau tindakan.
Sejalan dengan teori belajar dan pembelajaran yang dianut oleh aliran behaviorisme tersebut, solusi yang diterapkan oleh Bapak Rohmat Basori dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekata saintifik pada kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan juga menggunakan konsep dasar stimulus dan respon untuk menghadapi siswa yang cenderung pasif.
70 Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (teori dan Konsep Dasar), (Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 59
Stimulus yang diberikan Bapak Rohmat Basori adalah berupa umpan pertanyaan maupun jawaban yang mengganjal.
Respon yang diharapkan beliau dari siswa adalah berupa keaktifan siswa dalam bentuk bertanya maupun menjawab.
3. Faktor Sarana dan Prasarana
Dalam menghadapi masalah ini, Bapak Basori Rohmat Basori hanya menggunakan sumber seadanya yakni, buku LKS dan menyampaikan materi-materi akidah akhlak tambahan yang tidak ada di LKS dengan cara mencatat poin-poin pentingnya saja oleh siswa. Selain buku LKS Bapak Basori jugak menggunakan buku yang ada diperpustakaan sebagai sumber tambahan untuk memperluas materi akidah akhlak akhlak yang disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
1. Pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan dilakukan dengan cara mengamati, aktif bertanya, dan mampu mencari sendiri informasi yang terkait dengan pembelajaran yang dipelajari.
2. Kendala-kendala dan cara mengatasi masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan. Ada dua faktor yaitu:
a. Faktor Guru
guru mengakui bahwa pada saat ia mengajar banyak kesulitan yang dialami, seperti guru sulit dalam menentukan model pembelajaran apa yang akan digunakan dan model pembelajaran apa yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Guru di MI Nurul Jannah adalah belum sepenuhnya menguasai Kurikulum 2013 yang berbasis pendekatan saintifik karena kurangnya pelatihan serta fasilitas yang kurang mendukung.
b. Faktor Siswa
Siswa pasif karena belum terbiasa melaksanakan proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013.
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Sumber belajar yang masih kurang, dan bahan-bahan untuk proses pembelajaran juga yang belum merata.
3. Selanjutnya cara guru mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu:
a. Faktor Guru
para guru diharuskan untuk mengikuti pelatihan dan workshop terkait dengan diberlakukannya kurikulum 2013 agar guru memiliki wawasan yang luas mengenai kurikulum 2013 tersebut. Maka dengan begitu tidak akan merasa bingung ataupun kesulitan saat proses belajar mengajar. Dan peserta didik akan mudah diarahkan dan mudah mengikuti proses pembelajaran.
b. Faktor Siswa
Memberikan umpan kepada siswa sehingga siswa mau bertanya dan menjawab pertanyaan yang disampaikan. Di samping memberikan umpan untuk bertanya dan mejawab tersebut, Bapak Rohmat Basori juga biasa menunjuk siswa untuk bertanya dan menjawab. Siswa juga dilatih terus menerus dengan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 agar siswa akan terbiasa bisa menerapkannya selama proses pembelajaran berlangsung terutama dalam proses pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kelas V di MI Nurul Jannah NW Ampenan.
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Bapak Basori Rohmat Basori hanya menggunakan sumber seadanya yakni, buku LKS dan menyampaikan materi-materi akidah akhlak tambahan yang tidak ada di LKS dengan cara mencatat poin-poin pentingnya saja oleh siswa. Selain buku LKS Bapak Basori jugak menggunakan buku yang ada diperpustakaan sebagai sumber tambahan untuk memperluas materi.
B. Saran-saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru-guru agar dapat menerapkan pendekatan saintifik dengan baik dan juga dapat meminimalisir kendala yang dihadapi dengan cara saling bertukar pengetahuan dengan rekan guru lainnya.
2. Diharapkan kepada guru-guru agar lebih banyak lagi memberikan perhatian kepada peserta didik agar mereka selalu merasa senang dan termotivasi dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).
---, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktis Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002.
---. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta,2007.
Daryanto, pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013, ( yogyakarta: Gava Media, 2014).
Departemen Agama RI. 2004. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu. Jakarta, Dirjen Kelembagaan Agama Islam.
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999).
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kuriku
Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013 (Cet. III; Bogor:
Ghalia Indonesia, 2016)
Ishlah Seillariski. Skripsi, “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Rembang Tahun Ajaran 2014/015”. Tahun 2015.
Koenjaraningrat, Metode Penelitian Kualitatf Jakarta: 1983.
Lincoln dan Guba, Prosedur Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif .
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatf. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Nur Alfiah Rasyid, Skirpsi, “Pengaruh Penerapan Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MA Manongkoki Kab.Takalar Tahun Ajaran 2017/2018”, Tahun 2018.
Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menegah
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Bumi Aksara.
Sitti Mania, Asesmen Autentik untuk Pembelajaran Aktif dan Kreatif;
Implementasi Kurikulum 2013.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sugiono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung:CV. Alfabeta, 2012.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta PT Rineka Cipta, 1990.
Sutrisno Hadi, Metode Penelitian, Yogyakarta : Andi Offset, 1986.
Syaiful sagala. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Yoga Prasetya, Skripsi, “Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matri Geometri Kelas X SMA Negeri 2 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2015/2016”, Tahun 2016.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Uswatun Amrina Rosada
Tempat, Tanggal Lahir : Kuang Berora, 02-04-1997
Alamat Rumah : Kuang Berora, Desa Kuang Baru Kec.
Sakra, Kabupaten Lombok Timur.
Nama Ayah : H. Jalaludin
Nama Ibu : Hj. Rehanun
B. Riwayat Pendidikan Pendidikan Formal
1. SD/MI : MIN Karang Baru Mataram
2. SMP/MTs : MTs Al-Aziziyah
3. SMA/SMK/MA : MA Mu’allimat NW Pancor C. Riwayat Pekerjaan : -
D. Prestasi/Penghargaan : - E. Pengalaman Organisasi
1. PMII
2. PRAMUKA
3. HIMMAH NW MATARAM
Mataram, Desember 2019
Uswatun Amrina Rosada 150.106.083.1
LAMPIRAN
Prosen Belajar Mengajar
Wawancara Dengan Waka Kurikulum
Wawancara Dengan Wali Kelas V