• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Kerangka Berpikir

3. Kepuasan Kerja guru

a. Pengertian Kepuasan Kerja Guru

Pada kenyataanya kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung tak terbatas. Karena kebutuhan tersebut akan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan manusia selalu berusaha dengan segala kemampuan untuk memuaskan kebutuhannya.

keadaan emosional yang positif, yang merupakan hasil dari

14Keith Davis job satisfaction is the favor-ableness or

15Artinya, kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja.Selanjutnya Menurut Tiffin, karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara

16Menurut Wexley dan Yukl, -

17

Dari beberapa pengertian mengenai kepuasan kerja yang diungkapkan di atas bahwa kepuasan kerja pada dasarnya satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, selain itu kepuasan kerja berhubungan dengan perasaan senang seseorang, dan perasaan tersebut bisa saja berubah- ubah. Oleh karena itu perasaan tersebut dirasakan oleh seseorang sebagai individu maka kepuasan kerja seseorang bisa berbeda-beda dengan individu lain dengan melakukan penilaian terhadap kinerjanya sendiri, bukan kinerja orang lain. Artinya

14Ibid.,h.13.

15 Anwar PrabuMangkunegara, ManajemenSumberDayaManusia, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015), h. 117.

16

(Skripsi, UniversitasNegeri Yogyakarta., Yogyakarta, 2015), h. 14.

17 Wilson Bangun, ManajemenSumberDayaManusia, (Jakarta: ERLANGGA, 2012), h.

327.

kepuasan kerja pendidik/guru merupakan rasa menyenangkan danbahagia yang dirasakan oleh pendidik di dalam mengajar karena memperoleh sesuatu yang diharapkan yang berhubungan dengan faktor dalam pekerjaan, faktor di luar pekerjaan, ataupun di dalam dan di luar pekerjaan. Hal itu ditunjukan dengan sikap baik terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Berbagai macam sikap seseorang terhadap pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak mrenyenangkan, pekerjaan yang menyenangkan untuk dikerjakan dapat dikatakan bahwa pekerjaan itu memberi kepuasan bagi pemangkunya. Kejadian sebaliknya, ketidakpuasan akan diperoleh bila suatu pekerjaan tidak menyenangkan untuk dikerjakan.

b. Teori Kepuasan Kerja

Beberapa teori dibangun untuk menjelaskan apa saja yang dapat membuat seseorang merasa puas dengan pekerjaan mereka.

Ada berbagai teori yang menjelaskan hal-hal yang membuat seseorang puas terhadap pekerjaan mereka.Menurut Wexley dan

antara lain : teori ketidaksesuaian (discrepancy theory), teori keadilan (equity theory), dan teori dua faktor (two factor theory).

1) Teori Ketidaksesuaian 2) Teori Keadilan

3) Teori Dua Faktor

Berdasarkan pendapat Wexley dan Yukl, terdapat tiga teori tentang kepuasan kerja yaitu: teori ketidaksesuaian (discrepancy theory), teori keadilan (equity theory), dan teori dua faktor (tow factor theory). Adapun maksud dari teori yang pertama yaitu teori ketidaksesuaian adalah jika yang diberikan dan yang diterima samaatau seimbang maka dapat dikatakan pekerjaan tersebut memberikan kepuasan kerja, sedangkan jika Semakin besar kekurangan atau selisih dari yang diberikan dan yang diterima, maka semakin besar ketidakpuasannya.

Teori yang kedua yakni teori keadilan.Yaitu, memberikan arti bahwa seseorang merasa puas atau tidak puas atas suatu situasi tergantung pada perasaan adil (equity) atau tidak adil (inequity).Serta teori yang ketiga yakni teori dua faktor, teori ini membagi kelompok karyawan menjadi dua faktor yaitu faktor kepuasan dan faktor ketidakpusan. Dimana faktor kepuasan tersebut berpengaruh terhadap prestasi dan semangat kerja, adapun faktor-faktornya antara ain, prestasi (achievement), pengakuan (recognition), pekerjaan itu sendiri (work it self), tanggung jawab (responsibility), dan kemajuan (advancement). Selanjutnya, faktor ketidakpuasan disebut sebagai motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation), karena faktor-faktor yang menimbulkannya bukan dari diri seseorang melainkan dari luar dirinya.Faktor-faktor tersebut yaitu

kebijakan dan administrasi perusahaan (company policy and administration), pengawasan (supervision), penggajian (salary), hubungan kerja (interpersonal relation), kondisi kerja (working condition), keamanan kerja (job security), dan status pekerjaan (job status).

c. Indikataor Kepuasan Kerja

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan

18Berdasarkan definisi di atas, indikator kepuasan kerja adalah:

1) Kebebasan memanfaatkan waktu luang 2) Kebebasan bekerja secara mandiri

3) Kebebasan berganti-ganti pekerjaan dari waktu ke waktu 4) Kebebasan bergaul

5) Gayaa kepemimpinan atasan langsung 6) Kopetensi pengawai

7) Tugas yang perveen

Dimana hal tersebut terlihat dari:

a) Moral kerja : kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.

18Neneng,

b) Kedisiplinan : kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai- nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

c) Prestasi kerja : hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan.

Pendapat lain, menurut Strauss & Sayles, sikap pegawai yang memiliki kepuasan dan ketidakpuasan kerja adalah sebagai berikut.

Karyawan yang tidak memperoleh kepuasankerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan, karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan, dan (kadang-kadang) berprestasi kerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.19

Istijanto, juga menjelaskan bahwa,

Karyawan yang tidak puasdengan pekerjaan akan bosan terhadap pekerjaan, merasa tidak nyaman, tidak menyukai atau kecewa atas pekerjaan, dan mempunyai perasaan negatif lain.Karyawan memandang pekerjaan sebagai paksaan, beban, atau

19Ibid.,h. 16.

tidak tertarik terhadap pekerjaan dan berupaya menghindari pekerjaan.20

Sedangkan, kepuasan dan ketidakpuasan kerja menurut Edy Sutr

21

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat di kesimpulan bahwa indikator kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja pendidik dapat dilihat dari pendididk tersebut apakah dia menyukai pekerjaannya dan mencintai pekerjaannya. Dimana Sikap tersebut dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.Selain itu indikator kepuasan kerja pendidik dapat dilihat penyelesaian bekerja secara mandiri, dan keluarnya pegawai tanpa izin (turnover).Sikap guru yang tidak puas dalam bekerja dapat ditunjukan dengan sikap seperti malas dalam mengajar,dan mempunyai semangat yang lemah, sehingga cepat lelah dan bosan.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Faktor-faktor kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya.Menurut Sutrisno, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah:

1) Faktor pisikologis, merupakan faktor yang berhubungandengan kejiwaan karyawan, yang meliputi

20Ibid.,h. 17.

21Ibid.,h.17.

minat, ketenteraman dalam bekerja, sikap terhadap pekerjaan, bakat dan keterampilan.

2) Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar karyawan maupun karyawan dengan atasan.

3) Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu bekerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya.

4) Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam- macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya.22

Anwar Prabu Mangkunegara, mengungkapkan bahwa ng mempengaruhi kepuasan kerja pegawai ada dua, yaitu - faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1) Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, keperibadian, emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap kerja.

2) Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan financial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.23

Sedangkan, menurut Robbins faktor yang mendorong kepuasan kerja secara ringkas adalah sebagai berikut: 1) Kerjaan yang secara mental menantang, 2) Ganjaran yang pantas, 3)

22 -faktor yang MenentukanKepuasanKerjapadaKaryawan SMA Yayasan AL- Skripsi,Universitas Lampung., Bandar Lampung, 2016), h. 15.

23Ibid., h. 20-21

Kondisi kerja yang mendukung, 4) Rekan kerja yang mendukung, dan 5) Kesesuaian keperibadian pekerjaan.24

(1) Kerjaan yang secara mental menantang

Karakteristik pekerjaan yang menantang yaitu pekerjaan memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik.Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal.

Kondisi tantangan yang sedang akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

(2) Ganjaran yang pantas

Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi adil sesuai dengan harapan mereka. Bila upah adil sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan tingkat keterampilan maka akan menghasilkan kepuasan.

(3) Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan peduli dengan lingkungan kerja yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan dalam mengerjakan tugas.

24

Skripsi, UniversitasNegeri Yogyakarta., Yogyakarta, 2015), h. 22.

(4) Rekan kerja yang mendukung

Bekerja merupakan kebutuhanakan interaksi sosial.

Oleh karena itu, rekan kerja yang ramah dan mendukung akan berpengaruh pada kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan, dan (5) Kesesuaian keperibadian pekerjaan

Kecocokan yang tinggi antara keperibadian seseorang karyawan dan pekerjaan akan menghasilkan seseorang individu yang terpuaskan.

Selanjutnya, Caugemi & Claypool mengemukakan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan rasa puas dan tidak -faktor yang menyebabkan rasa puas adalah:

prestasi, penghargaan, kenaikan jabatan, dan pujian. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja yaitu :

25

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari berbagi penjelasan tersebuat adalah terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru.Diantaranya,faktor pisikologis, kejiwaan, minat, ketenteraman dalam bekerja, sikap terhadap pekerjaan, bakat dan keterampilan.faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar pegawai maupun pegawai dengan atasan. Faktor pegawai,

25Ibid.,h. 23.

dimana kecerdasan khusus, (IQ), umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, keperibadian, emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap kerja. Faktor pekerjaan, yaitu yang mempengaruhi pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, hubungan kerja, pekerjaan yang secara mental akan menantang, dimana kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, kesesuaian keperibadian pekerjaan, prestasi, penghargaan, kenaikan jabatan, dan pujian.akan menghasilkan kerja yang baik.

3. Hipotesis Penelitian

Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypodan katathesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat.

Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama mennjadi hypothesisdan penyebutan dalam dialek Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui

penelitian. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dimaksud dengan data dilapangan. 26

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal.27

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah:Terdapat Perbedaan Tingkat Kepuasan Tenaga Pendidik Dan Tenaga Pendidik Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Yayasan Pondok Pesantren Ihyaulumudin Pada Tahun Pelajaran 2020/2021.

26H.M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2011), hal.

85. 27Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif(Jakarta:

Rajawali Pers, 2014), hal. 76.

BAB III

METODE PENELIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitiankomparatif deskriftip, di mana tujuannya membandingkan tingkat kepuasan kerja antara guru dan pendidik yang berjenis laki-laki dan guru yang berjenis perempuan. variabel-variabel yang akan diteliti sudah ada dan terjadi secara alami. dan variabel kepuasan kerja pendidik sudah terjadi ketika peneliti melakukan penelitian, sehingga tidak ada rekayasa maupun pemberian perlakuan tertentu terhadap variabel yang diteliti.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya28.Menurut Suharsimi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian29. Dan menurut pendapat Suharsimi Arikuntoapabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi.30

28Sugiono, StatistikaUntukPenelitian (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 61.

29SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik (Jakarta: PT RinekaCipta, 2010), hlm. 173.

30 Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi ke XI, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998 ), hlm.120

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa populasi merupakan sekumpulan objek yang akan diteliti sebagai sasaran dalam memperoleh data. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalahsemua pendidik Yayasan Pondok PesantrenIhyaulumudin.

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti melihat permasalahan yang terjadi dimana para pendidik tidak merasakan kepuasan dalam mengajar, yakni salah satunya dari segi pasilitas dalam mengajar yang kurang memadai, dan gaji yang tidak sesuai yang diharapkan.

2. Sampel Penelitian

Sampel jenuh penelitian adalah semua populasi di jadikan sampel.

Dari pendapat tersebut dipahami bahwa sampel jenuh adalah ssemua dari individu yang menjadi objek penelitian.Dalam penelitian ini, sampel jenuh yang digunakan peneliti dalam memperoleh data yaitu semua Guru Yayasan Pondok Pesantren Ihyaulumudin tahun pelajaran 2020/2021.

C. . Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan di SD Ihyaulumudin Batu Tumpeng Kecamatan Kediri yang rencananya akan dilakukan dari tanggal 28 november sampai 07 Desember tahun 2020, mulai dari pengajuan penelitian sampai menyelesaikan laporan.

D. . Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan satu jenis variabel, dimana Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau Independent variabel (X).

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).31

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi variabel penyebab dalam penelitian ini adalah perbedaan tingkat kepuasan kerja pendidik dan tenaga pendidik berdasarkan jenis kelamin pada Yayasan Pondok Pesantren Ihyaulumuddin Batu Tumpeng Kecamaatn Kediri pada Tahun Pelajaran 2020/2021.

E. . Desain Penelitian

Setiappenelitianperludiadakanperencanaan agar tujuanpenelitian yang di harapkandapatdicapai. Desainpenelitianmerupakanrencanatentang cara mengumpulkan data dan cara menganalisis data agar dapatdilaksanakan secara ekonomis sertaserasidengantujuanpenelitian32. F. .Instrument/ Alat dan Bahan Penelitian

Pada perinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian.

Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian.

31Sugiono, MetodePenelitinKuantitatif, Kualitatif, danKombinasi (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 96.

32Nasution, Metode Research (Jakarta: BumiAksara, 2009), hlm. 23.

Pada perinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Berkenaan dengan jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket langsung dan tertutup. Angket langsung dimaksudkan agar dapat diperoleh data dari responden secara langsung tanpa melalui perantara atau informasi. Sedangkan angket tertutup sudah disediakan beberapa alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang akhirnya diperlukan dan diperoleh hasil sesuai arah penelitian dan hasil itu dapat memudahkan dalam menganalisis. Mengenai data yang diperoleh dari angket tersebut mencakup tentang kinerja pendidik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel di bawah ini.

Tabel.1 kisi-kisi intrument tentang angket kepuaspendidik

Variabel Indikator

Item

Kepuasan pendidik

1. Kebebasan memanfaatkan waktu luang 1,2,3 2. Kebebasan bekerja secara mandiri 5,6,7 3. Kebebasan berganti-ganti pekerjaan

dari waktu ke waktu

,13,14, 15

4. Kebebasan bergaul 4,8,11

5. Gaya kepemimpinan atasan langsung 9,10, 12

6. Kopetensi pengawas 16,19,

20

7. Tugas yang perveen 17,18

Angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam tekhnik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab pertanyaan tertulis yang diberikan secara langsung.

Peneliti menggunakan metode ini untuk mendapatkan data mengenai Analisis tingkat kepuasan kerja pendidik pada Yayasan Pondok Pesantren Ihyaulumuddin Batu Tumpeng Kecamaatn Kediri pada Tahun Pembelajaran 2020/2021.

Angket diisi sesuai dengan keadaan sebenarnya.Angket ini berbentuk skala Guttman. Skala Guttman adalah alat untuk mengukur secara tegas dan konsisten tentang sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu yang ingin diketahui.

Dalam skala Guttman, hanya disediakan dua alternatif jawaban, misalnya : STM-Saudara merasa pernyataan tersebut sangat tidak memuaskan saudara, TM-Saudara merasa pernyataan tersebut tidak memuaskan saudara, M-Saudara merasa pernyataan tersebut memuaskan saudara, SM- Saudara merasa pernyataan tersebut sangat memuaskan saudara. Apabila jawaban Stm, maka akan diberi skor 4 dan apabila jawaban Tm, maka skornya , apabila jawaban Sm, maka sekornya 2, apabila jawaban Sm, maka sekorny1. Jumlah soal sebanyak 20 butir dengan 4 poin jawabanyaitu: Stm, Tm, M, Sm. Angket ini berguna untuk memperoleh data hasilkepuasan kerja pendidik, dengan bantuan program SPSS, manual dan Excel

G. Tehnik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan

lewat angka, simbol, kode dan lain-lain33.Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah.

Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Angket

Angket adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.34

Peneliti menggunakan metode angket ini yaitu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan serta pernyataan-pernyataan kepada responden yang dijadikan sampel oleh peneliti sekaligus dengan jawabannya dengan tujuan peneliti mendapatkan jawaban dan tanggapan yang peneliti inginkan.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperolehdata berbentuk dokumen atau tulisan. Didalam melaksanakan metode dokumentasi,

33M. Iqbal Hasan, Pokok-PokokMateriMetodologiPenelitian Dan Aplikasinya (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 82.

34Sugiyono, Metode penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011 ). hlm.142

penelitian menyelidiki benda benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, catatan harian dan sebagainya.

H. Tekhnik Analisis Data

Metode analisis data adalah cara utama untuk menyusun dan mengolah data mentah yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk itu penulis diisyaratkan untuk tidak menambah atau mengurangi data yang diperoleh. Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan tekhnik analisis uji t, namun sbelumnya dilakukan uji persyaratan yakni uji homogenitas sebagai berikut :

. 1. Uji Hipotesa dengan uji t

Uji signifikasi individual atau yang lebih dikenal dengan uji statistik t merupakan proses analisis data secara parsial. Uji t ini nantinya akan menunjukkan berapa banyak pengaruh variabel independen secara parsial, terhadap variabel dependen. Uji t tujuannya untuk melihat sejauh mana pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

1) Uji Validitas

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Rumus :

2 2

2 x 2 N y y

x N

y x

xy rxy N

Keterangan :

xy = Koefisienkorelasiantaravariabel x dan y XY = Jumlahproduk dari variabel x dan y X2 = Hasilpengkuadratan dari variabel y Y2 = Jumlahsampel yang akan diteliti.35

Jika nilai koefisien Product Moment Pearson (r) yang diperoleh adalah positif, kemungkinan butir yang diuji tersebut adalah valid.

Walaupun positif perlu pula nilai Product Moment Pearson (r) tersebut diuji signifikan atau tidaknya. Jika korelasi signifikan maka item instrumen valid. Untuk menguji signifikasi Product Moment Pearsonberdasarkan hasil analisis itu dibandingkan dengan nilai koefesien Product Moment Pearsontabel pada taraf signifikasi. Berikut ini keriteria keputusan bahwa instrumen butir ke i valid atau tidak.

a) Instrumen valid, jika b) Instrumen tidak valid, jika

Tabel 2. Koefisien korelasi36

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

35Ibid., h.183

36Riduwan, Dasar-dasarStatistika, hal. 228

0,00 0,199 SangatRendah

0,20 0,399 Rendah

0,40 0,599 Cukup

0,60 0, 799 Kuat

0,80 1,000 SangatKuat

2) Uji Reliabilitas

Setelah melalui proses validitas suatu insturmen, maka selanjutnya akan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown ( Split Half ) dengan rumus sbb :37

ri = 2rb 1 + rb

Dimana :

ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi prosuct momen antara belahan pertama dan kedua

3) Tekhnik Analisis Data

Metode analisis data adalah cara utama untuk menyusun dan mengolah data mentah yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat

37Ibid., h.131

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk itu penulis diisyaratkan untuk tidak menambah atau mengurangi data yang diperoleh. Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan tekhnik analisis uji t, namun sbelumnya dilakukan uji persyaratan yakni uji homogenitas sebagai berikut :

4) Uji Homogenitas

Tehnik uji homogenitas sampel bertujuan untuk menguji kesamaan atau homogenitas beberapa bagian sampel yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.Untuk uji homogenitas peneliti juga menggunakan program SPSS dengan uji one way anova. Jika signifikansi kurang dari 0,5, maka kesimpulannya data tidak homogen atau tidak sama. Tetapi jika signifikansi lebih dari 0,5, maka kesimpulannya data homogennya sama.

2 2

2 1

S F S

Keterangan:

F = Koofesien F hitung S12 = Varians terbesar S22 = Varians terkecil

Jika Fhitung < Ftabel, makavarians homogen dan jika Fhitung > Ftabel, maka varians tidak homogen.

5) Uji Hipotesa dengan uji t

Uji signifikasi individual atau yang lebih dikenal dengan uji statistik t merupakan proses analisis data secara parsial. Uji t ini nantinya akan menunjukkan berapa banyak pengaruh variabel independen secara parsial, terhadap variabel dependen. Uji t tujuannya untuk melihat sejauh mana pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t lebih sering digunakan untuk data yang jumlahnya lebih sedikit yaitu kurang dari 30.

Selain itu, Uji t digunakan jika nilai parameter sudah diketahui (ditentukan) dan data terdistribusi normal. Uji t dibagi menjadi 3 jenis yaitu uji t 1 sampel, 2 sampel berpasangan dan sampel bebas. Caranya dengan membandingkan ttabel denganthitung.

Setiap nilai t hasil perhitungan, akan dibandingkan dengan t tabel yang didapatkan menggunakan taraf nyata (biasanya 0,05).

Uji t pada dasanya adalah suatu pengujian untuk melihat apakah nilai tengah (nilai rata-rata) suatu distribusi nilai (kelompok) berbeda secara nyata (significant) dari nilai tengah dan dari distribusi nilai (kelompok) lainnya.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbedaan dengan menggunakan rumus uji t.

Dokumen terkait