• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI

Dalam dokumen Scale: ALL VARIABLES (Halaman 53-58)

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPRASIONAL

Bab ini membahas kerangka konsep, hipotesis penelitian dan definisi oprasional penelitian. Kerangka konsep terdiri dari konsep-konsep yang akan diteliti oleh peneliti. Hipotesis penelitian berisi tentang pernyataan yang harus dibuktikan dalam penelitian. Sedangkan definisi oprasional terdiri dari bagaimana penggunaan alat ukur beserta hasil ukur yang akan digunakan pada saat penelitian.

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti atau kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Jadi kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variable Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Peneliti Tingkat Pengetahuan

Remaja terhadap Pubertas

Gambaran Diri Remaja Sikap remaja

menghadapi perubahan fisik

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : Ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja pubertas terhadap gambaran diri di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur. Sub hipotesis yang dapat disusun adalah:

1. Ada hubungan tingkat pengetahuan terhadap gambaran diri di SMP Corpatarin Utama.

2. Ada hubungan sikap remaja pubertas terhadap gambaran diri di SMP

Corpatarin Utama.

3.3 .Variabel dan Definisi Operasional

Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiawan, 2013). Penelitian ini terdiri dari tiga variable yaitu tingkat pengetahuan remaja dan sikap remaja pubertas sebagai variable independen sedangkan gambaran diri sebagai variabel dependen. Variable dapat diukur dengan menggunakan instrument atau alat ukur, maka dari itu variabel harus diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiawan, 2013). Dalam penelitian ini, definisi oprasional variabel penelitiannya adalah sebagai berikut:

Table 3.3 Variabel dan Definisi Oprasional

No. Variable Definisi Operasional

Alat ukur Hasil Ukur Skala

1. Tingkat Pengetahuan Remaja

Segala sesuatu yang diketahui oleh

remaja tentang masa pubertas meliputi pengertian, kesiapan, ciri- ciri

seks sekunder, pemahaman remaja

tentang pubertas.

Kuesioner Skala Likert, dengan bobot nilai:

SS = 4 S = 3 TS = 2 STS = 1

1.Pengetahuan Baik, jika responden menjawab 76- 100%

2.Pengetahuan Sedang, jika responden menjawab 56- 75%

3.Pengetahuan Kurang, jika responden menjawab 0- 59%,Arikunto (2006).

Ordinal

2. Sikap remaja Pandangan atau Kusioner 1. Sikap baik, Ordinal

pubertas respon anak remaja tentang masa pubertas

Skala Likert, dengan bobot nilai:

SS = 4 S = 3 TS = 2 STS = 1

jika responden menjawab 76- 100%

2.Sikap sedang, jika responden menjawab 56- 75%

3.Sikap Kurang, jika responden menjawab 0- 59%,

Arikunto (2006) 3. Gambaran

Diri Remaja

Gambar diri remaja pada saat terjadi puberas, gambar diri positif dan

Kusioner Skala Likert, dengan bobot nilai:

1. Gambaran diri Baik, jika responden menjawab 76- 100%

Ordinal

gambar diri negatif

SS = 4 S = 3 TS = 2 STS = 1

2. Gambaran diri Sedang, jika responden menjawab 56- 75%

3. Gambaran diri Kurang, jika responden menjawab 0- 59%,Arikunto (2006)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dan prosedur selama melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja pubertas terhadap gambaran diri di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur.

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian dapat diperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian.

Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2013). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam penelitian sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2013).

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Setiadi, 2013).

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Hidayat, 2015). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 87 orang yaitu remaja putra dan putri usia 12-15 tahun di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur.

4.2.2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013).Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa/i di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

4.2.2.1. Kriteria Inklusi adalah karakter karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2014). Karakteristik penelitian seperti berikut:

1. Remaja usia 12-15 tahun

2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini 3. Remaja yang mengisi kuesioner dengan lengkap 4. Dapat membaca dan menulis

5. Sehat jasmani dan rohani

6. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

4.2.2.2. Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena pelbagai sebab (Nursalam, 2014), antara lain:

1. Remaja dibawah usia 12 tahun atau diatas 15 tahun 2. Remaja yang tidak bersedia menjadi responden 3. Remaja yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap 4. Tidak dapat membaca dan menulis

5. Mengalami gangguan kesehatan jasmani dan rohani 6. Tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian

{(zα+zβ)}2

N= + 3

{0,5In[1+r)/1-r]}2

Keterangan:

N= Besaran Sampel

Zα= Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% hipotesis dua arah, sehingga Za=1,96

Zβ= Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 95% hipotesis satu arah, sehingga Zβ =

1,64

r = 0,39 ( penelitian Marga, 2007)

{(zα+zβ)}2

N= + 3

{0,5In[1+ 0,39)/1- 0,39]}2

{(1,96 + 1,64)}2

N= + 3

{0,5In[1,39)/ 0,61]}2

{(1,96 + 1,64)}2

N = + 3

{0,5In[2,2786]}

{(1,96 + 1,64)}2

N = + 3

{0,4117}

{(3,6)}2

N = + 3

{0,4117}

N = {8,7442}2+ 3 N = {76}+3 N= 79 sampel

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka ditemukan jumlah sampel yang diambil sebanyak 79 orang. Jadi, sampel minimal yang diperlukan untuk pengambilan data dari peneliti adalah 79 orang.

79+ drop out 10%

= 79+7,9

=86,9

= 87 sampel

Jadi jumlah responden di tambahkan 10% untuk mengurangi drop out adalah sejumlah 87 sampel.

4.3. Tempat dan Waktu Penelitian 4.3.1. Tempat

Tempat adalah lokasi yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2014). Penelitian ini akan dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur.

4.3.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2013). Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2018, dimulai dengan penyusunan proposal sejak bulan Juni 2017.

4.4. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner atau angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sebelum responden menjawab kuesioner tersebut peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu cara pengisiannya

4.5. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, hak-hak responden dilindungi dan dijamin kerahasiannya. Semua data yang diperoleh tidak akan disalah gunakan oleh peneliti untuk keperluan lain selain terkait dengan penelitian ini. Berikut ini etika penelitian yang harus dilakukan:

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data hasil penelitian yang akan disajikan

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

4. Menghargai Martabat Manusia (Self Determination)

Prinsip self determination ini mengandung arti bahwa subjek mempunyai hak untuk memutuskan secara sukarela apakah dia ingin berpartisipasi dalam suatu penelitian, tanpa beresiko atau dihukum, dipaksa, atau diperlakukan tidak adil.

5. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang ditimbulkan (Balancing Harms and Benefits).

Pelaksanaan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi. Penelitian meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek (nonmaleficence).

Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stress tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stress, maupun kematian subyek penelitian.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan berupa kuesioner. Jenis kuesioner ini dalam bentuk checklist (√) atau cek yang merupakan daftar yang berisi pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban dengan membubuhkan tanda checklist (√).

Kuesioner terdiri dari tiga bagian besar, yaitu : tingkat pengetahuan, sikap remaja pubertas dan gambaran diri di SMP Corpatarin Utama.

1. Untuk variabel tingkat pengetahuan. Kusioner ini menggunakan Skala Likert, dengan bobot nilai : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS =1

2. Untuk variabel sikap remaja pubertas. Kusioner ini menggunakan Skala Likert, dengan bobot nilai : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS =1

3. Untuk variabel gambaran diri. Kusioner ini menggunakan Skala Likert, dengan bobot nilai : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS =1

4.7 Validasi dan Reabilitasi 4.7.1 Uji Validitas

Menurut Riwidikdo (2010), validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument pengukuran mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data, Nursalam (2014).

N∑XY- ( ∑X) ( ∑Y) rxy =

√{N∑X 2 –( ∑X ) 2 {N∑Y 2 - ( ∑Y ) 2} Keterangan :

N = Jumlah responden

rxy = Koefisien korelasi product moment x = Skor pertanyaan

y = Skor total

xy = Skor pertanyaan dikalikan skor total

4.7.2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan perlu diperhatikan bahwa reliabel belum tentu akurat, Nursalam (2014).

Reabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010). Untuk mengetahui riliabel Alpha Cronbach.

k Si ri = 1- k-1 St2

Keterangan :

ri = Realiabilitas Instrumen k = Banyaknya butir Instrumen Si2 = Jumlah varian butir St2 = Varians total

4.8. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang telah dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut:

1. Peneliti menentukan permasalahan, subjek penelitian, tempat penelitian, tujuan dan manfaat penelitian.

2. Setelah proposal yang diajukan mendapat persetujuan dari koordinator dan pembimbing dari dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Binawan, dilakukan dengan membawa surat permohonan dari institusi yang diajukan kepada Kepala Sekolah SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur.

3. Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah untuk melakukan uji instrument kepada remaja SMP Corpatari Utama Jakarta Timur.

4. Setelah peneliti mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditemukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden.

5. Keinginan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner demografi, tingkat pengetahuan terhadap pubertas dan sikap remaja pubertas terhadap gambaran diri.

6. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan atau pernyataan yang kurang jelas.

7. Batas waktu pengisian kuesioner 45 menit. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan didalam kuesioner.

8. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisis oleh peneliti.

4.9. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-langkah pengolahan data antaranya:

1. Editing, yaitu proses pengecekan kembali lembar observasi yang telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan, relevansi, serta konsistensi jawaban responden. Data yang belum lengkap akan dikembalikan kepada responden dan untuk diisi kembali pada saat itu juga.

2. Coding, merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode numeric ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

3. Entry data, adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau data base computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias dengan membuat table kontigensi.

4. Processing data, yaitu proses pemasukan data kedalam program komputer. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer pengolahan data statistik.

5. Cleaning¸ yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah dimasukan untuk melihat ada tidaknya kesahalan, terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan, maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan.

6. Scoring, yaitu suatu proses pengubahan jawaban instrumen menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif dari suatu jawaban terhadap item dalam instrumen. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : tingkat pengetahuan, sikap dan gambaran diri dengan menggunakan skala likert. Jawaban sangat tidak setuju (STS) bernilai 1, jawaban tidak setuju (TS) bernilai 2, jawaban setuju (S) bernilai 3, dan jawaban sangat setuju (SS) bernilai 4.

4.10. Analisa Data

Analisa data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian (Sujarweni, 2014). Setelah pengumpulan data dilakukan oleh peneliti, maka tahap selanjutnya adalah mengolah data dan menganalisa data.

Maka data dikelompokan berdasarkan karakteristiknya masing-masing. Analisa data yang digunakan adalah distribusi data, frekuensi, dan pengukuran terhadap variabel. Jenis data yang digunakan peneliti adalah univariat dan bivariat.

4.10.1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti (Hastono, 2007). Masing- masing variabel yang diteliti adalah variabel bebas (tingkat pengetahuan dan sikap remaja pubertas), variabel terikat (gambaran diri) dan juga data demografi. Data demografi yang diolah adalah usia, suku, agama, dengan rumus:

f

P = x 100%

N Keterangan : P = Persentasi f = Frekuensi

N = jumlah responden

4.10.2 Analisa Bivariat

Penelitian analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel, Notoadmodjo, 2005 (dalam Sujarweni). Analisa ini digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik yang sesuai dengan skala yang ada. Uji statistik yang digunakan Spearman Rho.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

6∑bi2

p = 1-

n(n2 – 1)

Keterangan : p = rho

n = Rumlah sampel

bi = Pengukuran rangking X1 dengan rangking X2

Table 4.10.3 Analisa Data

No Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan korelasi (r)

0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,00

Sangat Lemah Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat 2. Nilai p (dalam SPSS,

ditunjukan dengan nilai Sig.

P < 0,05

P > 0,05

Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.

Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Pelaksanaan Penelitian

Bab ini merupakan hasil penelitian tentang Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja pubertas terhadap gambaran diri di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur. Pengambilan data yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden, selanjutnya yaitu melakukan tahapan pengolahan data. Dari data terdapat 88 responden yang akan dilakukan analisis. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan 7 Juni 2018 yang didahului dengan uji validitas terlebih dahulu kepada 41 responden diluar sampel penelitian.

5.2 Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini akan menggambarkan distribusi frekuensi dari ketiga variabel yang terdiri dari tingkat pengetahuan, sikap dan gambaran diri.

5.2.1. Tingkat Pengetahuan Responden

tabel 5.1

Distribusi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persen

Baik 20 23,0

Cukup 37 42,5

Kurang 30 34,5

Total 87 100

Berdasarkan hasil di atas didapatkan hasil responden berdasarkan tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 20 orang (23%) responden, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (42,5%) responden dan yang kurang sebanyak 30 orang (34,5%) responden.

5.2.2 Sikap

Tabel 5.2

Distribusi Berdasarkan Sikap

Sikap Frekuensi Persen

Baik 47 54

Cukup 33 37,9

Kurang 7 8

Total 87 100

Berdasarkan hasil diatas didapatkan hasil distribusi responden berdasarkan sikap yang baik sebanyak 47 orang (54%) responden, sikap yang cukup sebanyak 33 orang (37,9%) responden dan kurang sebanyak 7 orang (8%) responden.

5.2.3 Gambaran Diri

Tabel 5.3

Distribusi Berdasarkan Gambaran Diri

Gambaran Diri Frekuensi Persen

Baik 24 27,6

Cukup 15 17,2

Kurang 48 55,2

Total 87 100

Berdasarkan data diatas didapatkan hasil distribusi responden berdasarkan gambaran diri yang baik sebanyak 24 orang (27,6) responden, gambaran diri cukup sebanyak 15 orang (17,2%) responden dan kurang sebanyak 48 orang (55,2%) responden.

5.3 Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan uji Spearman Rho untuk melihat apakah terjadi hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan, sikap dan gambaran diri.

5.3.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Pubertas Terhadap Gambaran Diri

Tingkat Pengetahuan

Gambaran Diri Remaja

Pubertas Total

P

Value r

1 2 3

Baik 16

18,4%

2 2,3 %

2 2,3%

20 23%

0,000 0,624

Cukup 7

8%

10 27%

20 23%

37 42,5%

Kurang 1

27,6%

3 3,4%

26 29,9%

30 34,5%

Total 24

27,6%

15 17,2%

48 55,2%

87 100%

Berdasarkan hasil dari tabel diatas bahwa responden yang dalam tingkat pengetahuan baik dengan gambaran diri remaja pubertas yang baik sebanyak 16 orang (18,4%), sedangakan responden dengan tingkat pengetahuan cukup dengan gambaran diri remaja pubertas baik sebanyak 7 (8%), dan responden pada tingkat pengetahuan kurang dengan gambaran diri remaja pubertas baik sebanyak 1 (27,6%). Berdasarkan hasil uji Spearmen Rho diperoleh nilai signifikan atau nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap gambaran

diri remaja pubertas di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur. Dan didapatkan hasil analisa Spearmen Rho menunjukan bahwa korelasi didapatkan 0,624** yang artinya terdapat korelasi antara kedua variabel tersebut kuat. Nilai korelasi kuat dengan nilai ukur 0,60-0,799.

. 5.3.2 Hubungan Sikap Terhadap Gambaran Diri Remaja Pubertas

Sikap Gambaran Diri Remaja

Pubertas Total

P

Value r

1 2 3

Baik 17

19,5%

5 5,7%

7 8,0%

29 33,3%

0,000 0,573

Cukup 7

8,0%

8 9,2%

18 20,7%

33 37,9%

Kurang 0

0%

2 2,3%

23 26,4%

25 28,7%

Total 24

27,6%

15 17,2%

48 55,2%

87 100,0%

Berdasarkan hasil dari tabel diatas bahwa responden yang dalam sikap baik dengan gambaran diri remaja pubertas yang baik sebanyak 17 orang (19,5%), sedangakan responden dengan sikap cukup dengan gambaran diri remaja pubertas baik sebanyak 7 (8,0%), dan responden pada sikap kurang dengan gambaran diri remaja pubertas

baik sebanyak 0 (0%). Berdasarkan hasil uji Spearmen Rho diperoleh nilai signifikan atau nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) artinya terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap gambaran diri remaja pubertas di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur. Dan didapatkan hasil analisa Spearmen Rho menunjukan bahwa korelasi didapatkan 0,573** yang artinya terdapat korelasi antara kedua variabel tersebut sedang. Nilai korelasi kuat dengan nilai ukur 0,40-0,599

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja pubertas terhadap gambaran diri. Penelitian ini menggunakan metode Spearman Rho untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja pubertas terhadap gambaran diri di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur.

6.1 Pembahasan Analisa Univariat

Pembahasan analisa univariat akan memaparkan hasil distribusi frekuensi yang telah diteliti dan mengaitkan hasil yang telah diteliti dengan penelitian atau teori terkait.

6.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pada tabel 5.1 dapat dilihat dari hasil analisa yang telah dilakukan di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur mengenai tingkat pengetahuan remaja didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 20 orang (23%) responden, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (42,5%) responden dan yang kurang sebanyak 30 orang (34,5%) responden.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang.

Faktor-faktor yangn mempengaruhi pengetahuan adalah usia, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, lingkungan, sosial-budaya, dan lain-lain (Notoadmojo,2012).

Hasil distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja pubertas memiliki hasil yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liberty (2013) menunjukan hasil yang selaras dengan penelitian yang telah di lakukan yaitu mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 5 orang (15,2%) responden, sedangkan responden dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 orang (60,6%) responden, dan pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (24,2%) responden. Sehingga mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang termasuk kategori cukup gambaran diri.

Persamaan dalam penelitian ini adalah jumlah hasil tingkat pengetahuan mayoritas dengan kategori sedang atau cukup baik.

Penelitian ini menunjukan bahwa faktor internal dan faktor eksternal juga dapat mengandung hal yang negatif. Lingkungan, informasi, usia dan tingkat pendidikan yang didapatkan sangat berpengaruh besar terhadap pengetahuan seseorang. Dapat dilihat hasil penelitian bahwa tingkat pengetahun menunjukan bahwa sebagian responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Mempunyai ruang lingkup yang kecil dalam menjalani hubungan dengan teman sebaya juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Faktor informasi yang diberikan berpengaruh untuk meningkatkan pengetahuan seseorang, sehingga remaja memiliki tingkat

pengetahuan yang tinggi karena aktif memperoleh informasi dari penyuluhan yang pernah didapat tentang gambaran diri pubertas Notoadmodjo (2010 dalam Sumiati 2012 ).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi dkk (2013) di SMP Darul Hijrah Putri Banjarbaru, menunjukan hasil yang selaras dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu pada distribusi frekuensi dan persentasi tingkat pengetahuan baik adalah 11 orang (61,1%) responden sedangkan tingkat pengetahuan cukup 19 orang (54,3%) responden dan responden tingkat pengetahuan kurang 9 orang (19,1%). Hal ini menunjukan bahwa pendidikan, usia, pengalaman dan kepribadian sangat mendukung tingkat pengetahuan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan pengetahuan yang sebagian besar dikategorikan baik dapat disebabkan karena remaja memiliki pengalaman dalam hal ini memperoleh informasi dari teman atau orang terdekat yang sudah melewati masa pubertas, remaja memperoleh informasi dari media serta pengaruh dari lingkungan sosial (keluarga). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, usia, pengalaman, kepribadian, lingkungan, informasi dan budaya. Remaja akan mencari informasi tentang siapa dirinya dalam lingkungan sosialnya, seperti kelompok teman sebaya dan kelompok agama (Soetjiningsih, 2006).

6.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat distribusi responden berdasarkan sikap remaja di SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur. Pada

Dalam dokumen Scale: ALL VARIABLES (Halaman 53-58)

Dokumen terkait