PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Hal ini menyebabkan remaja memiliki sikap positif dan negatif dalam menanggapi perubahan fisik tersebut dan sikap tersebut sangat berpengaruh. Dengan demikian berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: “Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap citra diri di SMP Corratarin Utama Jakarta Timur”.
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Manfaat Teorotis
- Manfaat Praktis
- Bagi Institusi Keperawatan
- Bagi Institusi SMP Corpatarin Utama Jakarta Timur
- Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap citra diri. Hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja pubertas terhadap konsep diri.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menggambarkan dan memisahkan kemudian menemukan hubungan antar komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2007) menunjukkan bahwa 17,3% dan 53,5% remaja putri usia 12 sampai 19 tahun memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda pubertas tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak. wanita mengetahui pertumbuhan payudara, 5,2% wanita muda mengetahui bahwa gairah seksual yang meningkat merupakan tanda pubertas pada wanita, sebanyak 75,4%.
Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
- Faktor Internal
- Faktor Eksternal
Penelitian yang dilakukan oleh Raras Ambar Rukmi (2011) menunjukkan bahwa 97,05% remaja putri yang disurvei memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pubertas. Hal ini menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja pria dan wanita tentang pubertas.
Remaja
- Definisi Remaja
- Karakteristik Perkembangan Remaja
Tumbuhnya rambut atau bulu di sekitar kemaluan dan ketiak, pembesaran payudara dan bertambahnya ukuran pinggul. Masa remaja merupakan masa dimana perkembangan jati diri (identity), perkembangan identitas diri merupakan faktor utama dalam masa remaja yang memberikan dasar menuju masa dewasa.
Gambaran Diri
- Gambaran Diri Positif dan Negatif
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gambaran Diri
- Teori Perkembangan
- Significant Other (Orang yang Terpenting atau yang
- Self Perception (persepsi diri sendiri)
- Usia
- Jenis Kelamin
- Agama
- Suku Bangsa
Banyak hal yang menyebabkan anak remaja memiliki citra diri yang buruk, diantaranya adalah alasan pribadi dan lingkungan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara citra diri dengan tingkat kecemasan ibu pascamenopause.
Masa Pubertas
Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja remaja terhadap citra diri di SMP Corratarin Utama Jakarta Timur. Bab ini merupakan hasil penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan pubertas dengan sikap citra diri di SMP Corratarin Utama Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode Spearman Rho untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap citra diri di SMP Corratarin Utama Jakarta Timur.
Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja remaja terhadap citra diri di SMP Induk Corratarin Jakarta Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap citra diri di SMP Corratarin Utama Jakarta Timur.
Perubaha Fisik pada Masa Remaja
- Perubahan Ukuran Tubuh
- Perubahan Proporsi Tubuh
- Perubahan Ciri Seks Sekunder
- Perubahan Ciri Seks Primer
Sikap
- Komponen Sikap
- Tingkatan Sikap
- Ciri-Ciri Sikap
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
- Sifat Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmojo, 2012). Komponen Kognitif (cognitive), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana orang memandang objek sikap. Komponen afektif (komponen emosional), merupakan komponen yang berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang terhadap objek sikap.
Komponen konatif disebut juga komponen perilaku adalah komponen sikap yang berkaitan dengan disposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya (Sunaryo, 2015) Sikap memiliki 4 tingkatan, dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi yaitu: 1). Kuitansi. Sikap dapat berubah, oleh karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah jika ada syarat dan ketentuan tertentu.
Kerangka Teori
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI
Hipotesis Penelitian
Bab ini membahas metode penelitian dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan pubertas dengan sikap citra diri di SMP Corratarin Utama Jakarta Timur. Kuesioner terdiri dari tiga bagian utama yaitu: tingkat pengetahuan, sikap pubertas dan citra diri di SMP Corratarin Utama. Bab ini akan membahas hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap citra diri.
Tabel 5.3 menunjukkan distribusi responden berdasarkan citra diri remaja remaja SMP Corratarin Utama Jakarta Timur. Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan gambaran diri remaja putri di SMP Negeri 1.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Setiadi, 2013). Populasi adalah seluruh subjek penelitian yang akan diteliti yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan (Hidayat, 2015). Populasi penelitian ini terdiri dari 87 individu yaitu remaja putra dan putri berusia 12-15 tahun di SMP Corratarin Utama Jakarta Timur.
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi sasaran yang dapat dicapai dan akan diteliti (Nursalam, 2014).
Tempat dan Waktu Penelitian
- Tempat
- Waktu Penelitian
Cara Pengumpulan Data
Etika Penelitian
Pelaksanaan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian agar diperoleh hasil yang bermanfaat bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan pada tingkat populasi. Jika intervensi penelitian berpotensi menyebabkan cedera atau stres tambahan, subjek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah cedera, penyakit, stres, atau kematian subjek.
Instrumen Penelitian
Validasi dan Reabilitasi
- Uji Validitas
- Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan pengukuran atau hasil pengamatan ketika fakta atau kenyataan hidup telah diukur atau diamati berkali-kali pada waktu yang berbeda. Alat dan cara mengukur atau mengamati keduanya memegang peranan penting, sekaligus perlu dicatat bahwa reliabel belum tentu akurat, Nursalam (2014). Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut baik.
Alat yang andal yang andal juga akan memberikan data yang andal (Arikunto, 2010).
Prosedur Pengumpulan Data
Setelah proposal yang diajukan disetujui oleh Koordinator dan Supervisor Guru Prodi Keperawatan Binawan, dilakukan dengan membawa surat lamaran dari instansi yang mengajukan kepada Direktur SMP Corpatarin Utama, Jakarta Timur. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah untuk melakukan uji instrumen terhadap remaja di SMP Corpatari Utama, Jakarta Timur. Setelah peneliti mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang ditemukan, peneliti memberikan informed consent kepada calon responden tersebut.
Pengumpulan data keinginan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner demografi, tingkat pengetahuan tentang pubertas dan sikap remaja terhadap citra diri. Setelah responden menandatangani formulir persetujuan, responden diberikan penjelasan tentang cara mengisi kuesioner dan responden dipersilakan untuk bertanya jika ada pertanyaan atau pernyataan yang kurang jelas.
Pengolahan Data
Analisa Data
- Analisa Univariat
- Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil tabel di atas, terdapat 16 responden (18,4%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan gambaran diri remaja pubertas baik, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan cukup dengan gambaran diri pubertas baik. adalah remaja 7 (8%), dan responden pada tingkat pengetahuan kurang baik dengan harga diri remaja remaja sebanyak 1 (27,6%). Berdasarkan hasil uji Spearmen Rho diperoleh nilai signifikan atau p-value sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan harga diri remaja pubertas di Corratarin Utama Tengah Sekolah, Jakarta Timur. Hasil analisis menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,000 dengan nilai (r) 0,624** karena P-value < 0,05 artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja dengan citra diri.
Berdasarkan hasil temuan data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan pubertas yang rendah dapat mempengaruhi citra diri pubertas. Hasil analisis menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,000 dengan nilai (r) 0,573**, karena P-value < 0,05 berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan pubertas dengan citra diri.
HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat
- Tingkat Pengetahuan Responden
- Sikap
- Gambaran Diri
Analisis univariat dalam penelitian ini akan menggambarkan distribusi frekuensi dari ketiga variabel yang terdiri dari tingkat pengetahuan, sikap dan harga diri. Berdasarkan hasil diatas diperoleh hasil responden berdasarkan tingkat pengetahuan baik sebanyak 20 orang (23%) responden, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (42,5%) responden dan yang kurang sebanyak 30 orang (34,5%) responden . Berdasarkan hasil di atas diperoleh hasil distribusi responden berdasarkan sikap baik sebanyak 47 orang (54%) responden, sikap cukup sebanyak 33 orang (37,9%) responden dan kurang sebanyak 7 orang (8%) responden.
Berdasarkan data di atas, diperoleh hasil distribusi responden atas dasar harga diri baik sebanyak 24 orang (27,6) responden, harga diri cukup sebanyak 15 orang (17,2%) responden dan kurang sebanyak 48 orang (55,2%). ) responden.
Analisa Bivariat
- Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Pubertas Terhadap
- Hubungan Sikap Remaja Pubertas Terhadapa Gambaran Diri
- Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
- Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
- Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Diri
Berdasarkan hasil tabel di atas, terdapat 17 responden (19,5%) yang memiliki sikap baik dengan harga diri remaja pubertas yang baik, sedangkan 7 responden (8,0%) memiliki sikap cukup dengan harga diri yang baik sebesar remaja pubertas, dan responden tentang sikap kurang terhadap citra diri remaja pubertas. Pada tabel 5.1 dapat dilihat dari hasil analisis yang dilakukan di SMP Cortararin Utama Jakarta Timur mengenai tingkat pengetahuan remaja, ditemukan 20 orang (23%) responden dengan tingkat pengetahuan baik, 37 orang (42,5). %) memiliki pengetahuan cukup dan kurang dari 30 orang (34,5%) responden. Hasil distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja pubertas memiliki hasil yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liberty (2013) menunjukkan hasil yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan yaitu mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik. yaitu sebanyak 5 orang (15,2%) responden, sedangkan responden dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 orang (60,6%) responden, dan pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (24,2%) responden.
Persamaan dalam penelitian ini adalah jumlah skor tingkat pengetahuan mayoritas berada pada kategori sedang atau cukup baik. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa citra diri yang sebagian besar dikategorikan buruk dapat merupakan akibat dari ketidakpuasan terhadap tubuh yang menjadi salah satu penyebab terbentuknya citra diri yang kurang baik.
Pembahasan Analisa Bivariat
- Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Pubertas Terhadap
Dapat diartikan bahwa baik citra diri positif maupun citra diri negatif dibentuk oleh komponen pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik yang terjadi maka citra dirinya akan semakin baik, namun jika tingkat pengetahuan tentang citra dirinya rendah maka citra diri remaja tersebut rendah. Berdasarkan hasil penelitian ternyata mayoritas 33,3% memiliki sikap baik dengan citra diri pubertas yang baik, 19,5%, sedangkan mayoritas 37,9% memiliki sikap cukup dengan gambaran tersebut.
Dari hasil temuan data di atas dapat disimpulkan bahwa sikap remaja dapat mempengaruhi konsep diri. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap terhadap harga diri remaja antara lain pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, budaya, media massa, serta lembaga pendidikan dan keagamaan. Mardiyah, S. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik pada masa pubertas dengan citra diri remaja SMP Negeri 6 Yogyakarta. (on line). (http://scholar.google.com, diakses 10 Juni 2018 ) Marga, PS (2007) Hubungan harga diri dengan tingkat kecemasan ibu.
Yang bertanda tangan di bawah ini telah mendapatkan penjelasan penelitian dari peneliti Angela Leopina Manuat dan saya memahami tujuan dari penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Pubertas Terhadap Citra Diri Di SMP Coratarin Utama Jakarta Timur”.